kolom pencarian

KTI D3 Kebidanan[1] | KTI D3 Kebidanan[2] | cara pemesanan KTI Kebidanan | Testimoni | Perkakas
PERHATIAN : jika file belum ter-download, Sabar sampai Loading halaman selesai lalu klik DOWNLOAD lagi

04 September 2010

HUBUNGAN PENGETAHUAN, KOMUNIKASI INTERPERSONAL, DAN KETERAMPILAN TEKNIK DENGAN PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RSUD 1212

CONTOH KTI-SKRIPSI
HUBUNGAN PENGETAHUAN, KOMUNIKASI INTERPERSONAL, DAN KETERAMPILAN TEKNIK DENGAN PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN
DI RSUD 1212

ABSTRAK

Keperawatan sebagai suatu profesi mengharuskan pelayanan keperawatan diberikan secara profesional berdasarkan pelaksanaan proses keperawatan dengan menggunakan pengetahuan, komunikasi interpersonal, dan keterampilan teknik yang baik. RSUD Kota Yogyakarta mempunyai perawat dengan berbagai perbedaan pengetahuan, keterampilan komunikasi interpersonal, dan keterampilan teknik yang tentunya akan berpengaruh terhadap pelaksanaan proses keperawatan.


Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan penerapan proses keperawatan di RSUD Kota Yogyakarta, hubungan antara komunikasi interpersonal dengan penerapan proses keperawatan di RSUD Kota Yogyakarta, hubungan antara keterampilan teknik yang dimiliki perawat dengan penerapan proses keperawatan di RSUD Kota Yogyakarta.



Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode


Hasil penghitungan hubungan antara pengetahuan dengan penerapan proses keperawatan didapatkan rho = 0,186 dan p = 0,197; penghitungan hubungan komunikasi interpersonal dengan penerapan proses keperawatan didapatkan rho = 0,384 dan p = 0,006; penghitungan hubungan keterampilan teknik dengan penerapan proses rho = 0,343 dan p = 0,015.


Penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan penerapan proses keperawatan; ada hubungan positif dan bermakna antara komunikasi interpersonal dengan penerapan proses keperawatan; ada hubungan positif dan bermakna antara keterampilan teknik dengan penerapan proses keperawatan.


cross-sectional. Data pengetahuan responden dikumpulkan dengan kuesioner, data tentang komunikasi interpersonal, keterampilan teknik, dan penerapan proses keperawatan dikumpulkan dengan observasi. Subyek penelitian berjumlah 50 orang yaitu semua perawat pelaksana yang melakukan asuhan keperawatan yang bertugas di ruang rawat inap dan instalansi rawat darurat dengan kriteria : pendidikan minimal SPK, telah bekerja di rumah sakit tersebut minimal 1 tahun, tidak sedang cuti dan mendapat tugas belajar, bersedia menjadi responden. Uji hipotesis menggunakan analisis korelasi Rank Spearman dengan tingkat kepercayaan 95% atau ά= 0,05.

Kata kunci:



Penerapan proses keperawatan, keterampilan teknik, komunikasi interpersonal, pengetahuan




ABSTRACT



Nursing, as a profession, required a nursing service given professionally based on accomplishment of nursing process by means of good knowledge, interpersonal communication, and technical skill. RSUD Kota Yogyakarta employed nurses of various knowledge, interpersonal communications, and technical skills, which eventually brought influences in completing the nursing process.


This study was aimed to identify the correlation of knowledge to the application of nursing process at RSUD Kota Yogyakarta, the correlation of interpersonal communication to the application of nursing process at RSUD Kota Yogyakarta, and the correlation of technical skill to the application of nursing process at RSUD Kota Yogyakarta.



This study was descriptive by means of quantitative framework employing a cross-sectional method. Data of respondents’ knowledge was gathered through questionnaires, while data of nurses’ interpersonal communication, technical skill, and the application of nursing process were obtained from observations. The number of research subjects involved in this study was all 50 nurse practitioners who had been giving upbringing treatment and assigned in hospitalizing and emergency installations, who met the criteria of: having minimum education of SPK, had been employed in the hospital at a minimum of a year, not on leave nor assigned for higher education, available becoming respondent. Hypothesis test was using Spearman Rank correlation at a significance level of 95% or



The calculation resulted in the correlation of knowledge to the application of nursing process at rho = 0.186 and p = 0.197; the correlation of interpersonal communication to the application of nursing process at rho = 0.384 and p = 0.006; and the correlation of technical skill to the application of nursing process at rho = 0.343 and p = 0.015.


This study showed that there was no significant correlation of knowledge to the application of nursing process; there was a positive and significant correlation of interpersonal communication to the application of nursing process; and there was a positive and significant correlation of technical skill to the application of nursing process.




Key words:





51 halaman, 8 tabel, 1 diagram gambar, 27 daftar pustaka, 3 lampiran kuesioner


Application of nursing process, technical skill, interpersonal communication, knowledge
α = 0.05.
BACA SELENGKAPNYA - HUBUNGAN PENGETAHUAN, KOMUNIKASI INTERPERSONAL, DAN KETERAMPILAN TEKNIK DENGAN PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RSUD 1212

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.A DENGAN TB PARU PADA TN.A DI RT.07 RW 08 KELURAHAN AAA KECAMATAN BBB WILAYAH KERJA PUSKESMAS CCC KOTA DDD

CONTOH KTI-SKRIPSI

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.A DENGAN TB PARU PADA TN.A DI RT.07 RW 08 KELURAHAN AAA KECAMATAN BBB WILAYAH KERJA PUSKESMAS CCC KOTA DDD

ABSTRAK







vii dan 114 halaman, 4 bab, 4 lampiran



Karya tulis ini dilatarbelakangi oleh masih cukup tingginya kejadian TB paru di Jawa Barat. Tahun 2003, tercatat 33.451 orang yang dinyatakan penderita baru TB paru, dan 269 orang yang harus menjalani pengobatan ulang. Di wilayah kerja Puskesmas CCC kejadian TB paru masih tinggi ditandai masih adanya yang terdeteksi TB paru setiap bulannya. Periode bulan Februari sampai Juli 2005 terdapat 27 pasien baru BTA (+). Tujuan karya tulis ini adalah untuk memperoleh pengalaman dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan TB paru secara komperehensif. Metode yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ini adalah deskriftif berbentuk studi kasus. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Dari hasil pengkajian ditemukan masalah keperawatan pada Tn.A yaitu gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan dan resiko penularan penyakit TB paru pada anggota keluarga lain. Tindakan yang telah dilakukan adalah penyuluhan kesehatan pada keluarga tentang gangguan nutrisi dan menu seimbang TKTP, penularan TB paru dan cara pencegahan penularan pada orang lain, demonstrasi pembuatan sputum pot, dan memberikan motivasi pada keluarga untuk menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada. Hasil yang telah dicapai adalah meningkatnya pengetahuan, kemauan dan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah yang dihadapi keluarga. Secara umum pelaksanaan asuhan keperawatan pada keluarga Tn.A sesuai dengan perencanaan. Tetapi ada tindakan yang belum mencapai hasil maksimal, adapun yang belum tercapai adalah penggunaan sarana pelayanan kesehatan oleh keluarga. Karenanya penulis menyarankan untuk melakukan kerjasama dengan pihak Puskesmas untuk tindak lanjut perawatan dan pengobatan.





Daftar Pustaka, 13 buah ( 1995-2004 )

BACA SELENGKAPNYA - ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.A DENGAN TB PARU PADA TN.A DI RT.07 RW 08 KELURAHAN AAA KECAMATAN BBB WILAYAH KERJA PUSKESMAS CCC KOTA DDD

HUBUNGAN PENGETAHUAN, KOMUNIKASI INTERPERSONAL, DAN KETERAMPILAN TEKNIK DENGAN PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RSUD 1212

CONTOH KTI-SKRIPSI
HUBUNGAN PENGETAHUAN, KOMUNIKASI INTERPERSONAL, DAN KETERAMPILAN TEKNIK DENGAN PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN
DI RSUD 1212

ABSTRAK

Keperawatan sebagai suatu profesi mengharuskan pelayanan keperawatan diberikan secara profesional berdasarkan pelaksanaan proses keperawatan dengan menggunakan pengetahuan, komunikasi interpersonal, dan keterampilan teknik yang baik. RSUD Kota Yogyakarta mempunyai perawat dengan berbagai perbedaan pengetahuan, keterampilan komunikasi interpersonal, dan keterampilan teknik yang tentunya akan berpengaruh terhadap pelaksanaan proses keperawatan.


Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan penerapan proses keperawatan di RSUD Kota Yogyakarta, hubungan antara komunikasi interpersonal dengan penerapan proses keperawatan di RSUD Kota Yogyakarta, hubungan antara keterampilan teknik yang dimiliki perawat dengan penerapan proses keperawatan di RSUD Kota Yogyakarta.



Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode


Hasil penghitungan hubungan antara pengetahuan dengan penerapan proses keperawatan didapatkan rho = 0,186 dan p = 0,197; penghitungan hubungan komunikasi interpersonal dengan penerapan proses keperawatan didapatkan rho = 0,384 dan p = 0,006; penghitungan hubungan keterampilan teknik dengan penerapan proses rho = 0,343 dan p = 0,015.


Penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan penerapan proses keperawatan; ada hubungan positif dan bermakna antara komunikasi interpersonal dengan penerapan proses keperawatan; ada hubungan positif dan bermakna antara keterampilan teknik dengan penerapan proses keperawatan.


cross-sectional. Data pengetahuan responden dikumpulkan dengan kuesioner, data tentang komunikasi interpersonal, keterampilan teknik, dan penerapan proses keperawatan dikumpulkan dengan observasi. Subyek penelitian berjumlah 50 orang yaitu semua perawat pelaksana yang melakukan asuhan keperawatan yang bertugas di ruang rawat inap dan instalansi rawat darurat dengan kriteria : pendidikan minimal SPK, telah bekerja di rumah sakit tersebut minimal 1 tahun, tidak sedang cuti dan mendapat tugas belajar, bersedia menjadi responden. Uji hipotesis menggunakan analisis korelasi Rank Spearman dengan tingkat kepercayaan 95% atau ά= 0,05.

Kata kunci:



Penerapan proses keperawatan, keterampilan teknik, komunikasi interpersonal, pengetahuan




ABSTRACT



Nursing, as a profession, required a nursing service given professionally based on accomplishment of nursing process by means of good knowledge, interpersonal communication, and technical skill. RSUD Kota Yogyakarta employed nurses of various knowledge, interpersonal communications, and technical skills, which eventually brought influences in completing the nursing process.


This study was aimed to identify the correlation of knowledge to the application of nursing process at RSUD Kota Yogyakarta, the correlation of interpersonal communication to the application of nursing process at RSUD Kota Yogyakarta, and the correlation of technical skill to the application of nursing process at RSUD Kota Yogyakarta.



This study was descriptive by means of quantitative framework employing a cross-sectional method. Data of respondents’ knowledge was gathered through questionnaires, while data of nurses’ interpersonal communication, technical skill, and the application of nursing process were obtained from observations. The number of research subjects involved in this study was all 50 nurse practitioners who had been giving upbringing treatment and assigned in hospitalizing and emergency installations, who met the criteria of: having minimum education of SPK, had been employed in the hospital at a minimum of a year, not on leave nor assigned for higher education, available becoming respondent. Hypothesis test was using Spearman Rank correlation at a significance level of 95% or



The calculation resulted in the correlation of knowledge to the application of nursing process at rho = 0.186 and p = 0.197; the correlation of interpersonal communication to the application of nursing process at rho = 0.384 and p = 0.006; and the correlation of technical skill to the application of nursing process at rho = 0.343 and p = 0.015.


This study showed that there was no significant correlation of knowledge to the application of nursing process; there was a positive and significant correlation of interpersonal communication to the application of nursing process; and there was a positive and significant correlation of technical skill to the application of nursing process.




Key words:





51 halaman, 8 tabel, 1 diagram gambar, 27 daftar pustaka, 3 lampiran kuesioner


Application of nursing process, technical skill, interpersonal communication, knowledge
α = 0.05.
BACA SELENGKAPNYA - HUBUNGAN PENGETAHUAN, KOMUNIKASI INTERPERSONAL, DAN KETERAMPILAN TEKNIK DENGAN PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RSUD 1212

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ASUHAN KEHAMILAN DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM ASUHAN KEHAMILAM

KTI KEBIDANAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ASUHAN KEHAMILAN DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM ASUHAN KEHAMILAM


XV + 77 halaman + 7 table + 2 gambar + 8 lampiran



ABSTRAK



Partisipasi suami dalam asuhan kehamilan akan mendukung kehamilan dan persalinan yang aman. Namun pada umumnya keterlibatan suami dalam hal asuhan kehamilan dan kelahiran bayi masih rendah. Hal ini dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, tingkat pendidikan, budaya, pendapatan, dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan suami dalam asuhan kehamilan di BPS 888


Metode penelitian dilakukan secara analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penetian adalah semua suami ibu hamil yng mememeriksakan diri di BPS 888 , Temanggung pada bulan Juni 2008 dengan jumlah 33 orang. Dalam penelitian ini pengambilan sample dilakukan dengan tehnik total sampling. Alat pengumpul data adalah kuesioner berbentuk pernyataan tertutup. Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis Kendall Tau (?).


Hasil penelitian ini didapatkan adanya hubungan tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan dengan partisipasi suami dalam asuhan kemilan di BPS 888 pada bulan Juni 2008 (p = 0,029). Oleh karena itu perlu direkomendasikan untuk dipertahankan dan meningkatkan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan melalui tenaga kesehatan dengan KIE tentang asuhan kehamilan pada pihak suami secara berkesinambungan mendukung upaya MPS serta melaksanakan eviden based practice dalam asuhan kehamilan.


Kata kunci : Pengetahuan , Partisipasi suami dalam asuhan kehamilan


Kepustakan : 17 (tahun 1998-2008)


lihat semua DAFAR KTI LENGKAP dalam DOKUMEN WORD (.doc)
KLIK DISINI
BACA SELENGKAPNYA - HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ASUHAN KEHAMILAN DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM ASUHAN KEHAMILAM

Pemahaman Ibu Tentang Pemakaian KB Susuk Di Puskesmas 999

KTI KEBIDANAN


Pemahaman Ibu Tentang Pemakaian KB Susuk Di Puskesmas 999


Untuk mencapai masa depan yang lebih baik melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dan peningkatn kemampuan untuk bersaing dalam era globalisasi, maka pencernaan jumlah dan susunan anggota kelurga harus dilaksanakan sehingga tercapai suatu norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS). Masalah kemiskinan keterbelakangan dan sebagaian disebabkan karena tidak terencananya kelahiran (Manuaba, 1, 1987; 330).


Berbagai metode yang dilakukan dalam rangka menjarangkan kehamilan, ditemukannya berbagai alat kontrasepsi merupakan solusi yang tepat dan moderen, sehingga laju kepadatan penduduk dapat diatasi melalui program keluarga berencana.


Pembatasan kelahiran dalam rangka panjang dapat menurunkan angka kematian ibu. Seperti diketahui, sebab utama dari kematian ibu adalah pendarahan waktu melahirkan dan calon pendarahan utama adalah ibu - ibu yang telah mempunyai 4 anak keatas. Pembatasan kelahiran akan menurunkan insiden keganasan serviks oleh karena salah satu faktor timbulnya keganasan serviks yang merupakan tumor ganas yang terbanyak di Indonesia, adalah melahirkan anak yang terlalu banyak (Hatrono, H, 2004 ;11).


Alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) atau KB susuk sejak tahun 1981 telah mulai diteliti dan dikembangkan di indonesia. KB susuk telah diuji coba klinik secara baik, kemudian dipakai sebagai alat kontrasepsi sejak tahun 1972 diberbagai negara di indonesia. Sejak tahun 1981 cara ini telah dipakai oleh ± 10.000 wanita dan mulai dapat diterima oleh masyarakat (Mochtar, R, 1987; 278).


Sesuai sumber BKKBN, di Indonesia diperkirakan setiap tahunnya terjadi pertambahan jumlah penduduk yang cepat, pada tahun 1994 penduduk berjumlah 192.498.346 jiwa pada tahun 1995 195.658.172 jiwa jadi diperkirakan setiap tahunnya bertambah 3.159.826 jiwa, setiap hari bertambah 8.657 jiwa, setiap satu jam 361 jiwa dan setiap satu menit bertambah 6 jiwa. Akhir pelita lima berjumlah 189,1 juta, sehingga terjadi laju pertumbuhan penduduk (LPP) (Hartanto, H, 2004; 16).


Dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 3 Nopember 2008 di Dulalowo Kecamatan Kota Tengah didapatkan bahwa sikap ibu msih kurang memahami terhadap alat kontrasepsi bawah kulit. Karena pada umumnya ibu-ibu belum mengetahui tentang pemakaian KB susuk, ada ibu yang datang hanya sekedar ikut-ikutan memasang KB susuk dan tidak mengetahui keuntungan dari pemakaian KB susuk selain itu berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang ibu yang memakai KB susuk mengatakan bahwa dia belum terlalu mengerti tentang keuntungan dari pemakaian KB susuk.


Menurut data dari BKKBN Kota Gorontalo tahun 2007 tentang jumlah pemakaian alat kontrasepsi dengan jumlah pemakai KB susuk sekitar 489 orang, IUD 641 orang, MOP 74 orang, suntik 1668 orang, pil 283 orang, kondom 38 orang. Menurut data dari BKKBN tahun 2007 tentang pemakaian alat kontrasepsi KB susuk berjumlah 108 orang, IUD 1377 orang, Mop 76 orang, suntik 489 orang, pil 805 orang, kondom 6 orang. Berdasarkan dari Puskesmas Dulalowo Kecamatan Kota Tengah jumlah pemakaian KB susuk 98 orang, IUD 28 orang, MOP 1 orang, suntik 879 orang, pil 838 orang, kondom 6 orang.


Berdasarkan laporan Puskesmas Dulalowo Kota Gorontalo pada tahun 2008 penggunaan alat kontrasepsi KB susuk mencapai 60 akseptor, dari jumlah tersebut pada umumnya Ibu-ibu tidak mengetahui cara penggunaan sehingga Af implant yang seharusnya dikeluarkan setelah 3 tahun namun kenyataanya banyak diantara ibu-ibu telah mengeluarkan Af inplant tersebut sebelum waktunya, sehingga dapat mengakibatkan efek samping terhadap akseptor.


15 daftar pustaka (1999-2006)

lihat semua DAFAR KTI LENGKAP dalam DOKUMEN WORD (.doc)
KLIK DISINI
BACA SELENGKAPNYA - Pemahaman Ibu Tentang Pemakaian KB Susuk Di Puskesmas 999

Manfaat Pemberian ASI Untuk Bayi

ASI adalah makanan yang terbaik untuk bayi. ASI tidak hanya memberikan manfaat untuk bayi saja, melainkan untuk ibu, keluarga dan negara.

Manfaat ASI untuk Bayi



  1. Nutrien (zat gizi) dalam ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.

  2. ASI mengandung zat protektif.

  3. Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan bagi ibu dan bayi.

  4. Menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi baik.

  5. Mengurangi kejadian karies dentis.

  6. Mengurangi kejadian maloklusi.


Nutrien (zat gizi) dalam ASI sesuai dengan kebutuhan bayi


Zat gizi yang terdapat dalam ASI antara lain: lemak, karbohidrat, protein, garam dan mineral, serta vitamin. ASI memberikan seluruh kebutuhan nutrisi dan energi selama 1 bulan pertama, separuh atau lebih nutrisi selama 6 bulan kedua dalam tahun pertama, dan 1/3 nutrisi atau lebih selama tahun kedua.


Gambar1. Manfaat ASI sebagai nutrient lengkap

Gambar 1. Manfaat ASI sebagai nutrient lengkap

http://askep-askeb.cz.cc/

ASI mengandung zat protektif

Dengan adanya zat protektif yang terdapat dalam ASI, maka bayi jarang mengalami sakit. Zat-zat protektif tersebut antara lain:



  1. Laktobasilus bifidus (mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam asetat, yang membantu memberikan keasaman pada pencernaan sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme).

  2. Laktoferin, mengikat zat besi sehingga membantu menghambat pertumbuhan kuman.

  3. Lisozim, merupakan enzim yang memecah dinding bakteri dan anti inflamatori bekerjasama dengan peroksida dan askorbat untuk menyerang E-Coli dan Salmonela.

  4. Komplemen C3 dan C4.

  5. Faktor anti streptokokus, melindungi bayi dari kuman streptokokus.

  6. Antibodi.

  7. Imunitas seluler, ASI mengandung sel-sel yang berfungsi membunuh dan memfagositosis mikroorganisme, membentuk C3 dan C4, lisozim dan laktoferin.

  8. Tidak menimbulkan alergi.


Gambar2. Manfaat ASI sebagai zat protektifGambar 2. Manfaat ASI sebagai zat protektif


Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan bagi ibu dan bayi.

Pada saat bayi kontak kulit dengan ibunya, maka akan timbul rasa aman dan nyaman bagi bayi. Perasaan ini sangat penting untuk menimbulkan rasa percaya (basic sense of trust).


Gambar3. Manfaat ASI sebagai efek psikologisGambar 3. Manfaat ASI sebagai efek psikologis


Menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi baik.

Bayi yang mendapatkan ASI akan memiliki tumbuh kembang yang baik. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan berat badan bayi dan kecerdasan otak baik.



Gambar4. Manfaat ASI meningkatkan kecerdasan Gambar 4. Manfaat ASI meningkatkan kecerdasan


Mengurangi kejadian karies dentis.

Insidensi karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI. Kebiasaan menyusu dengan botol atau dot akan menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan susu formula sehingga gigi menjadi lebih asam.


Mengurangi kejadian maloklusi.

Penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusui dengan botol dan dot.


Referensi

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 17-24)

http://parekita.wordpress.com/2008/10/17/managemen-menyusui/ Ardiyanto, T. 2008. Manajemen Menyusui. Diunduh 23 September 2009, 07:52 WIB.

http://www.geocities.com/bpniludhiana/bfeeding.htm Diunduh 23 September 2009, 08:02 WIB.

http://www.gizi.net/asi/download/KEUNGGULAN%20ASI%20DAN%20MANFAAT%20MENYUSUI.doc Diunduh 23 September 2009, 08:07 WIB.

http://www.indianwomenshealth.com/Healthy-Breast-Feeding-93.aspx Diunduh 23 September 2009, 07:58 WIB.

http://www.klikdokter.com/illness/detail/133 Masa Menyusui. Diunduh 23 September 2009, 07:05 WIB.

Program Manajemen Laktasi, 2004. Buku Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta. (bab 3, hlm : 3-10)

Pusdiknakes, 2003. Buku 4: Asuhan Kebidanan Post Partum. (hlm: 25)

Roesli, U. 2008. Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta: Pustaka Bunda. (hlm: 40-49)

Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. (hlm: 31-34)

http://askep-askeb.cz.cc/
BACA SELENGKAPNYA - Manfaat Pemberian ASI Untuk Bayi

Komposisi Gizi dalam ASI

ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Air susu ibu khusus dibuat untuk bayi manusia. Kandungan gizi dari ASI sangat khusus dan sempurna serta sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi.

ASI dibedakan dalam tiga stadium yaitu:



  1. Kolustrum,

  2. Air susu transisi/ peralihan,

  3. Air susu matur.


Kolustrum

Kolustrum adalah air susu yang pertama kali keluar. Kolustrum ini disekresi oleh kelenjar payudara pada hari pertama sampai hari ke empat pasca persalinan. Kolustrum merupakan cairan dengan viskositas kental , lengket dan berwarna kekuningan. Kolustrum mengandung tinggi protein, mineral, garam, vitamin A, nitrogen, sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI matur. Selain itu, kolustrum masih mengandung rendah lemak dan laktosa. Protein utama pada kolustrum adalah imunoglobulin (IgG, IgA dan IgM), yang digunakan sebagai zat antibodi untuk mencegah dan menetralisir bakteri, virus, jamur dan parasit.


Meskipun kolostrum yang keluar sedikit menurut ukuran kita, tetapi volume kolostrum yang ada dalam payudara mendekati kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2 hari. Volume kolostrum antara 150-300 ml/24 jam.


Kolostrum juga merupakan pencahar ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bagi bayi makanan yang akan datang.


ASI Transisi/ Peralihan

ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum ASI matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai hari ke-10. Selama dua minggu, volume air susu bertambah banyak dan berubah warna serta komposisinya. Kadar imunoglobulin dan protein menurun, sedangkan lemak dan laktosa meningkat.


ASI Matur

ASI matur disekresi pada hari ke sepuluh dan seterusnya. ASI matur tampak berwarna putih. Kandungan ASI matur relatif konstan, tidak menggumpal bila dipanaskan.

Air susu yang mengalir pertama kali atau saat lima menit pertama disebut foremilk. Foremilk lebih encer. Foremilk mempunyai kandungan rendah lemak dan tinggi laktosa, gula, protein, mineral dan air.

Selanjutnya, air susu berubah menjadi hindmilk. Hindmilk kaya akan lemak dan nutrisi. Hindmilk membuat bayi akan lebih cepat kenyang. Dengan demikian, bayi akan membutuhkan keduanya, baik foremilk maupun hindmilk.

Dibawah ini bisa kita lihat perbedaan komposisi antara kolustrum, ASI transisi dan ASI matur.


Gambar. Perbedaan kolustrum, ASI transisi dan ASI maturGambar. Perbedaan kolustrum, ASI transisi dan ASI matur


Tabel. Kandungan kolustrum, ASI transisi dan ASI matur

















































































KandunganKolustrumTransisiASI matur
Energi (kgkal)57,063,065,0
Laktosa (gr/100 ml)6,56,77,0
Lemak (gr/100 ml)2,93,63,8
Protein (gr/100 ml)1,1950,9651,324
Mineral (gr/100 ml)0,30,30,2
Immunoglubin :


Ig A (mg/100 ml)335,9-119,6
Ig G (mg/100 ml)5,9-2,9
Ig M (mg/100 ml)17,1-2,9
Lisosin (mg/100 ml)14,2-16,4-24,3-27,5
Laktoferin420-520-250-270

Referensi

http://ayurai.wordpress.com/2009/06/17/asi-menurut-stadium-laktasi/ Ayurai, 2009. ASI Menurut Stadium Laktasi. Diunduh 23 September 2009, pukul 12:55 WIB.

http://babies.sutterhealth.org/breastfeeding/bf_production.html Breast Milk Production Diunduh 23 September 2009, pukul 12:44 WIB.

http://www.everything.com/article.aspx?requested_url=breastmilk-composition Breastmilk Composition. Diunduh 23 September 2009, pukul 12:53 WIB.

http://www.medela.com/ISBD/breastfeeding/knowhow/composition.php Breastmilk Composition. Diunduh 23 September 2009, pukul 12:40 WIB.

Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. (hlm: 18-21).

Roesli, U. 2008. Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta: Pustaka Bunda. (hlm: 43).

Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 26-33).

www.lusa.web.id Lusa, 2009. Gizi Seimbang Bagi Bayi. Diunduh 24 September 2009, pukul 10:55 WIB.

http://askep-askeb.cz.cc/
BACA SELENGKAPNYA - Komposisi Gizi dalam ASI

Upaya Memperbanyak ASI

Air susu ibu (ASI) adalah cairan kehidupan terbaik yang sangat dibutuhkan oleh bayi. ASI mengandung berbagai zat yang penting untuk tumbuh kembang bayi dan sesuai dengan kebutuhannya.

Meski demikian, tidak semua ibu mau menyusui bayinya karena berbagai alasan. Misalnya takut gemuk, sibuk, payudara kendor dan sebagainya. Di lain pihak, ada juga ibu yang ingin menyusui bayinya tetapi mengalami kendala. Biasanya ASI tidak mau keluar atau produksinya kurang lancar.


Banyak hal yang dapat mempengaruhi produksi ASI. Produksi dan pengeluaran ASI dipengaruhi oleh dua hormon, yaitu prolaktin dan oksitosin. Prolaktin mempengaruhi jumlah produksi ASI, sedangkan oksitosin mempengaruhi proses pengeluaran ASI. Prolaktin berkaitan dengan nutrisi ibu, semakin asupan nutrisinya baik maka produksi yang dihasilkan juga banyak.


Namun demikian, untuk mengeluarkan ASI diperlukan hormon oksitosin yang kerjanya dipengaruhi oleh proses hisapan bayi. Semakin sering puting susu dihisap oleh bayi maka semakin banyak pula pengeluaran ASI. Hormon oksitosin sering disebut sebagai hormon kasih sayang. Sebab, kadarnya sangat dipengaruhi oleh suasana hati, rasa bahagia, rasa dicintai, rasa aman, ketenangan, relaks.

http://askep-askeb.cz.cc/

Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI:



  1. Makanan.

  2. Ketenangan jiwa dan pikiran.

  3. Penggunaan alat kontrasepsi.

  4. Perawatan payudara.

  5. Anatomis payudara.

  6. Faktor fisiologi.

  7. Pola istirahat.

  8. Faktor isapan anak atau frekuensi penyusuan.

  9. Faktor obat-obatan.

  10. Berat lahir bayi.

  11. Umur kehamilan saat melahirkan.

  12. Konsumsi rokok dan alkohol.


Makanan

Makanan yang dikonsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh terhadap produksi ASI. Apabila makanan yang ibu makan cukup akan gizi dan pola makan yang teratur, maka produksi ASI akan berjalan dengan lancar.


Ketenangan jiwa dan pikiran

Untuk memproduksi ASI yang baik, maka kondisi kejiwaan dan pikiran harus tenang. Keadaan psikologis ibu yang tertekan, sedih dan tegang akan menurunkan volume ASI.


Penggunaan alat kontrasepsi

Penggunaan alat kontrasepsi pada ibu menyusui, perlu diperhatikan agar tidak mengurangi produksi ASI. Contoh alat kontrasepsi yang bisa digunakan adalah kondom, IUD, pil khusus menyusui ataupun suntik hormonal 3 bulanan.


Perawatan payudara

Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara mempengaruhi hipofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin.


Anatomis payudara

Jumlah lobus dalam payudara juga mempengaruhi produksi ASI. Selain itu, perlu diperhatikan juga bentuk anatomis papila atau puting susu ibu.


Faktor fisiologi

ASI terbentuk oleh karena pengaruh dari hormon prolaktin yang menentukan produksi dan mempertahankan sekresi air susu.


Pola istirahat

Faktor istirahat mempengaruhi produksi dan pengeluaran ASI. Apabila kondisi ibu terlalu capek, kurang istirahat maka ASI juga berkurang.


Faktor isapan anak atau frekuensi penyusuan

Semakin sering bayi menyusu pada payudara ibu, maka produksi dan pengeluaran ASI akan semakin banyak. Akan tetapi, frekuensi penyusuan pada bayi prematur dan cukup bulan berbeda. Studi mengatakan bahwa pada produksi ASI bayi prematur akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali per hari selama bulan pertama setelah melahirkan. Pemompaan dilakukan karena bayi prematur belum dapat menyusu. Sedangkan pada bayi cukup bulan frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali perhari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan berhubungan dengan produksi ASI yang cukup. Sehingga direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah melahirkan. Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.


Berat lahir bayi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan menghisap ASI yang lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500 gr). Kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI.


Umur kehamilan saat melahirkan

Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi poduksi ASI. Hal ini disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu menghisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir cukup bulan. Lemahnya kemampuan menghisap pada bayi prematur dapat disebabkan berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organ.


Konsumsi rokok dan alkohol

Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin.


Meskipun minuman alkohol dosis rendah disatu sisi dapat membuat ibu merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI namun disisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin.


Referensi

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 27-29)

http://futabashou534.multiply.com/journal/item/34/Memperlancar_ASI. 2007

Memperlancar ASI. Diunduh 26 September 2009 – 07:20 PM

http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-arifin.pdf Siregar, A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI oleh Ibu. FKM USU. Diunduh 31 Oktober 2009. 06:11 PM.

http://www.damandiri.or.id/file/evawanyaritonangipbbab2.pdf Peran ASI bagi Bayi

Produksi ASI dan Faktor yang Mempengaruhinya. Diunduh 2 November 2009 – 08:09 PM

http://askep-askeb.cz.cc/
BACA SELENGKAPNYA - Upaya Memperbanyak ASI

ASI Eksklusif

Menurut Utami (2005), ASI eksklusif dikatakan sebagai pemberian ASI secara eksklusif saja, tanpa tambahan cairan seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim.

ASI eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun.


Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dianjurkan oleh pedoman internasional yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi bayi, ibu, keluarga maupun negara.


Menurut penelitian yang dilakukan di Dhaka pada 1667 bayi selama 12 bulan (Pediatric, 2001. Arifeen, S) mengatakan bahwa : ASI eksklusif dapat menurunkan resiko kematian akibat infeksi saluran nafas akut dan diare.


WHO dan UNICEF merekomendasikan kepada para ibu, bila memungkinkan memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan dengan menerapkan:



  1. Inisiasi menyusu dini selama 1 jam setelah kelahiran bayi.

  2. ASI eksklusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan atau minuman.

  3. ASI diberikan secara on demand atau sesuai kebutuhan bayi, setiap hari setiap malam.

  4. ASI diberikan tidak menggunakan botol, cangkir maupun dot.


Bagi ibu yang bekerja, menyusui tidak perlu dihentikan. Ibu bekerja harus tetap memberikan ASInya dan jika memungkinkan bayi dapat dibawa di tempat kerja. Apabila tidak memungkinkan, ASI dapat diperah kemudian disimpan.


Cara penyimpanan ASI:



  1. ASI dapat disimpan dalam botol gelas/ plastik, termasuk plastik klip, ± 80-100 cc.

  2. ASI yang disimpan dalam frezzer dan sudah dikeluarkan sebaiknya tidak digunakan lagi setelah 2 hari.

  3. ASI beku perlu dicairkan dahulu dalam lemari es 4 derajat Celcius.

  4. ASI beku tidak boleh dimasak/ dipanaskan, hanya dihangatkan dengan merendam dalam air hangat.

  5. Petunjuk umum untuk penyimpanan ASI di rumah :



  • Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

  • Setelah diperas, ASI dapat disimpan dalam lemari es/ frezzer.

  • Tulis jam, hari dan tanggal saat diperas.













































ASISuhu RuangLemari esFreezer
Setelah di peras6-8 jam (kurang lebih 26 derajat C)3-5 hari (kurang lebih 4o C)2 mg freezer jadi 1 dg refrigerator, 3 bl dg pintu sendiri, 6-12 bln.(kurang lebih -18o C)
Dari frezeer, di simpan di lemari es (tdk di hangatkan)4 jam atau kurang (minum berikutnya)24 jamJangan dibekukan ulang
ASISuhu RuangLemari esFreezer
Dikeluarkan dari lemari es (di hangatkan)Langsung diberikan4 jam/ minum berikutnyaJangan dibekukan ulang
Sisa minum bayiMinum berikutnyaBuangBuang

Referensi

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 30-35).

http://www.linkagesproject.org/media/publications/ENA-References/Indonesia/Ref4.7%20.pdf Pemberian ASI Eksklusif atau ASI saja :Satu-Satunya Sumber Cairan Yang Dibutuhkan Bayi Usia Dini. Diunduh 13 November 2009 – 18:20 WIB.

http://www.who.int/nutrition/topics/exclusive_breastfeeding/en/ Diunduh 13 November 2009 – 19:00 WIB.

Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 38-40).

www.lusa.web.id Lusa. 2008. Gizi Seimbang Bagi Bayi. Diunduh 13 November 2009 – 21: 00 WIB.

http://askep-askeb.cz.cc/

BACA SELENGKAPNYA - ASI Eksklusif

03 September 2010

VITAMIN DAN MINERAL

VITAMIN DAN MINERAL: "
VITAMIN DAN MINERAL


iPENDAHULUAN
PENGGUNAAN VITAMIN DAN MINERAL HARUS HATI-HATI
BILA BERLEBIHAN AKAN MENIMBULKAN TOKSISITAS
V I T A M I N
SENYAWA ORGANIK UNTUK METABOLISME, PERTUMBUHAN, DAN PENYEMBUHAN JARINGAN
JUMLAH YG DIBUTUHKAN SEDIKIT
KEBUTUHAN BERTAMBAH SAAT PERTUMBUHAN,IBU HAMIL / MENYUSUI,SAKIT BERAT,DIET TAK MEMADAI
VITAMIN YG LARUT DALAM LEMAK
VIT A,D,E,K
LAMBAT DIMETABOLISMA,DAPAT DISIMPAN DALAM, LEMAK, HATI, OTOT
VIT A,D TOKSIK JIKA BERLEBIHAN DAN LAMA
VIT E,K KURANG TOKSIK
VIT A: BUAH,IKAN,SUSU,SAYUR WARNA KUNING DAN HIJAU
VIT D: SUSU,MARGARIN
VIT E: MINYAK,MARGARIN,SUSU,BIJI-BIJIAN,DAGING
VIT K: SAYUR BERDAUN HIJAU,DAGING,TELUR,KEJU,SUSU
VITAMIN A
PEMELIHARAAN EPITEL, KULIT, MATA,PERTUMBUHAN TULANG
KELEBIHAN PADA KEHAMILAN BERDAMPAK TERATOGENIK
FARMAKOKINETIK
DEFISIENSI VIT A, ABSORBSI LEBIH CEPAT
HIPERVITAMINOSIS: RAMBUT RONTOK, KULIT MENGELUPAS
DAPAT DISIMPAN DI HATI (2TH), GINJAL,LEMAK,LAMA DIEKSKRESI
MINYAK MINERAL,KOLESTIRAMIN, ALKOHOL,ANTILIPEMIK DAPAT MENURUNKAN ABSORBSI
EKSKRESI:GINJAL,FESES
FARMAKODINAMIK
UNTUK PROSES BIOKIMIAWI
PEMBENTUKAN PIGMEN PENGLIHATAN,PERTUMBUHAN /PERKEMBANGAN TULANG, INTEGRITAS EPITEL KULIT&MUKOSA
EFEK 1-2 JAM,PUNCAK 4-5 JAM


VITAMIN D
MENGATUR METABOLISME KALSIUM,UNTUK ABSORBSI KALSIUM DI USUS
HIPERVITAMINOSIS D MENYEBABKAN HIPERKALSEMIA (ANOREKSI,MUAL,MUNTAH)
VITAMIN YG LARUT DALAM AIR


VIT B,C
BIASANYA TAK TOKSIK, KECUALI BILA SANGAT BERLEBIHAN
TAK DISIMPAN DLM TUBUH, MUDAH DIEKSKRESI
PENGIKATAN OLEH PROTEIN MINMAL
VIT B: BIJI2AN, ROTI, DAGING
VIT C: JERUK, SAYUR HIJAU


VITAMIN C
TAK DISIMPAN TUBUH
MUDAH DIEKSKRESI OLEH GINJAL BILA JUMLAH BERLEBIHAN
FARMAKOKINETIK
MUDAH DIABSORBSI SALURAN CERNA &DIDISTRIBUSIKAN KE SELURUH CAIRAN TUBUH
DIEKSKRESI GINJAL SELURUHNYA
FARMAKODINAMIK
DIPERLUKAN UNTUK METABOLISME KARBOHIDRAT, PROTEIN, SINTESIS LEMAK & SINTESIS KOLAGEN
DOSIS BESAR MENURUNKAN EFEK ANTIKOAGULAN ORAL
KONTRASEPSI ORAL & MEROKOK MENURUNKAN KADAR VIT C
TERAPI MEGA DOSIS DIPERTANYAKAN è EFEK PLASEBO


VITAMIN B KOMPLEK
VIT B1(TIAMIN), B2(RIBOFLAVIN), B3(NIASIN), B6(PIRIDOKSIN)
FUNGSI :
B1: NEURITIS PERIFER
B2: PENGOBATAN PENYAKIT KULIT
B3: HIPERLIPIDEMI (DOSIS BESAR)
B6: NEURITIS PADA TERAPI DG INH (TBC)


PROSES KEPERAWATAN: VITAMIN
PENGKAJIAN
KAJI KLIEN DEFISIENSI VITAMIN: MASUKAN GIZI, PENYAKIT BERAT, GANGGUAN CERNA
PERENCANAAN
KONSUMSI DIET YG BAIK & SEIMBANG
DEFISIENSI VITAMIN AKAN MENERIMA PENGGANTIAN VITAMIN
INTERVENSI KEPERAWATAN
PENYULUHAN PADA KLIEN
DIET YG BAIK & SEIMBANG
TAK MEMAKAI MEGAVITAMIN YG LAMA
KURANG VITAMIN 1 ATAU 2 HARI TAK PERLU DIKUATIRKAN
PERIKSA TGL KADALUARSA KEMASAN VITAMIN
VIT C MEGADOSIS TAK BISA SEMBUHKAN FLU
VIT C + ASPIRIN ATAU SULFONAMID DAPAT TERBENTUK KRISTAL DI GINJAL
MINYAK MINERAL MENGGANGGU ABSORBSI VIT A
ALKOHOL MENYEBABKAN DEFISIENSI VIT B KOMPLEK
EVALUASI
EFEKTIVITAS JUMLAH & JENIS MAKANAN
MALNUTRISI MENERIMA TERAPI VITAMIN YG TEPAT


M I N E R A L
BESI, CUPRUM, ZINC
BESI (FERO SULFAT, FERO GLUKONAT, FUMARAT) UNTUK REGENERASI HEMOGLOBIN


DIET NORMAL 5-20 MG/HARI
HATI, DAGING, KUNING TELUR, KACANG2AN, SAYUR BERDAUN HIJAU, BUAH2AN
DOSIS BERLEBIH MENYEBABKAN TERATOGENIK (TRIMESTER I)
FARMAKOKINETIK
DIABSORBSI USUS HALUS,MASUK PLASMA SEBAGAI HEME,DISIMPAN SEBAGAI FERRITIN
MAKANAN,TETRASIKLIN,ANTASID MENURUNKAN ABSORBSI
VIT C MENINGKATKAN ABSORBSI
FARMAKODINAMIK
DIBERIKAN PENGGANTIAN UNTUK ANEMIA DEFISIENSI BESI (SDM HIPOKROM, MIKROSITER)
KLINIS: LETIH,LEMAS,SESAK NAPAS, PUCAT
TOKSISITAS PADA ANAK DAPAT FATAL(BENTUK SEPERTI PERMEN) è PERDARAHAN SALURAN CERNA


PROSES KEPERAWATAN: MINERAL
PENGKAJIAN
ANEMIA ATAU RIWAYAT KESEHATAN YG MENYEBABKAN ANEMIA
KENALI KLINIS ANEMIA: LETIH, LESU, PUCAT, SESAK NAPAS, TAKIKARDI, ARITMIA JANTUNG
PERIKSA SDM, HB, HT
PERENCANAAN
KONSUMSI MAKANAN KAYA BESI & MINERAL
ANEMIA DEFISIENSI BESI DAPAT PENGGANTIAN BESI
INTERVENSI KEPERAWATAN
DORONG UNTUK MENGKONSUMSI DIET BERGIZI
SUPLEMEN TAK PERLU,KECUALI HAMIL ATAU MALNUTRISI
INJEKSI BESI IM DG METODE Z TRACK
PENYULUHAN PADA KLIEN
JANGAN TINGGALKAN TABLET BESI SEMBARANGAN, BAHAYA BAGI ANAK2
EVALUASI
KLINIS MEMBAIK, HB NORMAL?

S E K I A N
‘POST TEST’ KULIAH VITAMIN & MINERAL
JELASKAN FARMAKOKINETIK & FARMAKO DINAMIK VITAMIN A!
SEBUTKAN VITAMIN-VITAMIN YG LARUT DALAM LEMAK & SUMBER-SUMBERNYA!
SEBUTKAN VITAMIN-VITAMIN YG LARUT DALAM AIR & SUMBER-SUMBERNYA!
JELASKAN KLINIS DARI ANEMIA DEFISIENSI BESI!
SEBUTKAN KOMPONEN VIT B KOMPLEK & FUNGSINYA!

http://askep-askeb-kita.blogspot.com/
BACA SELENGKAPNYA - VITAMIN DAN MINERAL

PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III TENTANG TANDA-TANDA PERSALINAN DI BPS XXXX

KTI KEBIDANAN
PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III TENTANG TANDA-TANDA PERSALINAN DI BPS...

Persalinan merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup ke dunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. Proses persalinan bisa jadi momok menakutkan bagi ibu hamil, sehingga jangan sampai proses tersebut diperburuk oleh kurangnya pemahaman mengenai tanda awal persalinan. Setiap trisemester pada masa kehamilan, memiliki proses tersendiri.

Mengetahui tanda-tanda persalinan merupakan hal yang penting yang perlu dimiliki oleh setiap ibu hamil. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi adanya komplikasi yang akan terjadi pada saat persalinan nantinya, misalnya KPD, pre eklampsi, persalinan macet dan lain-lain, sehingga akan tercipta persalinan yang normal, aman bagi ibu dan bayinya.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapat pengetahuan ibu primigravida trimester III tentang tanda-tanda persalinan di BPS CH. Sudilah di Ganjar Agung tahun 2009. Subjek dalam penelitian ini adalah ibu primigravida trimester III. Sedangkan objek penelitian adalah pengetahuan mengenai tanda-tanda persalinan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan sampel keseluruhan ibu primigravida trimester III di BPS CH Sudilah Ganjar Agung Kota Metro pada Juni 2009 berjumlah 21 orang. Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode angket dan alat ukur berupa kuisioner yang langsung diberikan pada responden.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil bahwa pengetahuan ibu primigravida trimester III tentang tanda-tanda persalinan di BPS CH. Sudilah Ganjar Agung tahun 2009 adalah dari 21 orang ibu primigravida TM III, 2 orang ibu memiliki pengetahuan yang baik (9,52%), 5 orang ibu dengan pengetahuan yang cukup (28,82%), da 14 orang dengan pengetahuan kurang (66,67%).

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu primigravida trimester III tentang tanda-tanda persalinan di BPS CH. Sudilah di Ganjar Agung tahun 2009 secara umum adalah kurang.

Kata Kunci : Pengetahuan, ibu, primigravida, TM III, tanda-tanda persalinan

lihat semua DAFAR KTI LENGKAP dalam DOKUMEN WORD (.doc)
KLIK DISINI
BACA SELENGKAPNYA - PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III TENTANG TANDA-TANDA PERSALINAN DI BPS XXXX

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KANKER PAYUDARA DI XXXXXXX

KTI KEBIDANAN
PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KANKER PAYUDARA DI.....

Kanker payudara merupakan jenis kanker yang bermula ketika sel pada payudara mulai membelah dan tumbuh dalam cara yang tidak terkontrol dan abnormal. Sebagaimana kanker yang lain, penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti.

Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Hal ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250,000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih 175,000 di Amerika Serikat. Masih menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700,000 meninggal karenanya.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan remaja putri tentang kanker payudara di Madrasah Aliyah Negeri 2 Metro Tahun 2009. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja putri di Madrasah Aliyah Negeri 2 Metro sedangkan objek penelitian adalah pengetahuan tentang kanker payudara.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 255 orang siswi melalui tehnik pengambilan sampel menggunakan tehnik quota sampling. Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode angket dengan alat ukur berupa lembar kuisioner yang diberikan langsung kepada responden.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja putri tentang kanker payudara dari 255 responden yang diambil dari seluruh siswa putri di MAN 2 Metro, adalah baik sebanyak 24 orang (9,41%), cukup baik sebanyak 54 orang (21,18%), kurang baik sebanyak 159 orang (62,35%) dan tidak baik sebanyak 18 orang (7,06%).

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah Pengetahuan remaja putri tentang kanker payudara di Madrasah Aliyah Negeri 2 Metro Tahun 2009 secara umum kurang baik.

lihat semua DAFAR KTI LENGKAP dalam DOKUMEN WORD (.doc)
KLIK DISINI
BACA SELENGKAPNYA - PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KANKER PAYUDARA DI XXXXXXX

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL PADA SMU N XXXXX

KTI KEBIDANAN
GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENYAKIT
MENULAR SEKSUAL PADA SMU N.....

Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dengan dewasa dan relatif belum mencapai tahap kematangan mental dan sosial sehingga mereka harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan. Banyak sekali life events yang akan terjadi yang tidak saja akan menentukan kehidupan masa dewasa tetapi juga kualitas hidup generasi berikutnya sehingga menempatkan masa ini sebagai masa kritis.

Pengaruh informasi global (paparan media audio-visual) yang semakin mudah diakses justru memancing anak dan remaja untuk mengadaptasi kebiasaan-kebiaasaan tidak sehat seperti merokok, minum-minuman berakohol, penyalahgunaan obat dan suntikan terlarang, perkelahian antar-remaja atau tawuran (Iskandar, 1997).

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja terhadap penyakit menular seksual pada kelas SMU N I Sukadana tahun 2009.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pengambilan sampel yang digunakan adalah quota sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 150 orang siswa di SMU N I Sukadana. Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode angket dengan alat ukur berupa lembar kuisioner yang diberikan langsung kepada responden.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil bahwa tingkat pengetahuan remaja tentang Penyakit Menular Seksual di SMU N I Sukadana secara umum adalah dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 18 orang (12%), dengan pengetahuan cukup baik sebanyak 34 orang (22,67%), dengan pengetahuan kurang baik sebanyak 98 orang (65,33%), dan tidak ada siswa dengan berpengetahuan tidak baik.

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah Pengetahuan remaja tentang Penyakit Menular Seksual di SMUN 1 Sukadana secara umum adalah kurang baik.

Kata Kunci : Pengetahuan, Remaja, Penyakit Menular Seksual

lihat semua DAFAR KTI LENGKAP dalam DOKUMEN WORD (.doc)
KLIK DISINI
BACA SELENGKAPNYA - GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL PADA SMU N XXXXX

Gambaran Pelaksanaan 5T pada Ibu Hamil

KTI KEBIDANAN
Gambaran Pelaksanaan 5T pada Ibu Hamil

Sebagai tolok ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator terpenting untuk menilai kualitas pelayanan obstetri dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Balita (AKB) di wilayah tersebut. Di Indonesia, berdasarkan perhitungan oleh BPS diperoleh AKI tahun 2007 sebesar 248/100.000 KH. Puskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal yang telah ditetapkan oleh pemerintah sejak tahun 1999. Standar minimal ibu hamil “5T” di Puskesmas tersebut yaitu Timbang berat badan, ukur Tekanan darah, ukur Tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, dan pemberian Tablet Fe, dalam rangka persiapan rujukan (Walujani M,.2005). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pelaksanaan 5 T pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Terbanggi Subing Kabupaten Lampung Tengah dengan subjek penelitian adalah ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Terbanggi Subing, dan objek penelitian yaitu pelaksanaan pelayanan 5T di Puskesmas Terbanggi Subing.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Terbanggi Subing dan sampel dalam diambil secara accidental dari ibu yang memeriksakan kehamilannya dan diperoleh sejumlah 18 orang ibu. Pengambilan data dengan observasi menggunakan lembar checklist, dan analisa data menggunakan persentase dan skala ukur menggunakan skala angket.

Hasil penelitian ini menujukkan bahwa bahwa dari 18 sampel yang menjadi responden dalam penelitian ini 13 responden (72,77%) mendapatkan pelayanan dalam ketegori baik, 4 responden (22,22%) mendapatkan pelayanan dalam ketegori cukup, tidak ada responden yang mendapatkan pelayanan dalam ketegori kurang baik, dan 1 responden (5,56%) mendapatkan pelayanan dalam ketegori tidak baik.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa gambaran pelaksanaan 5T di Puskesmas Terbanggi Subing secara umum dalam kategori baik.

lihat semua DAFAR KTI LENGKAP dalam DOKUMEN WORD (.doc)
KLIK DISINI
BACA SELENGKAPNYA - Gambaran Pelaksanaan 5T pada Ibu Hamil

02 September 2010

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M P2A1 POST PARTUM MATURUS DENGAN SEKSIO SESAREA ATAS INDIKASI CEFALO PELVIK DISPROPORTION HARI KE DUA S.D HARI KE TUJUH DI RUANG AA RUMAH SAKIT 1313

CONTOH KTI-SKRIPSI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M P2A1 POST PARTUM MATURUS DENGAN SEKSIO SESAREA ATAS INDIKASI CEFALO PELVIK DISPROPORTION HARI KE DUA S.D HARI KE TUJUH DI RUANG AA RUMAH SAKIT 1313

ABSTRAK






viii, 4 bab, 101 halaman, 4 lampiran



Karya tulis ini dilatarbelakangi oleh cukup banyaknya jumlah ibu post partum dengan seksio sesarea atas indikasi CPD dirumah sakit immanuel, yaitu 17,5% dan kompleksnya masalah yang ditimbulkan oleh tindakan seksio sesarea terhadap ibu maupun janin. Tujuan penulisan karya tulis ini untuk memperoleh pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien post partum maturus dengan seksio sesarea atas indikasi CPD secara komprehensif. Metode yang digunakan dalam menyusun karya tulis ini adalah deskriptif berbentuk studi kasus. Saat pengkajian klien tidak kooperatif, namun penulis tidak bosan melakukan pendekatan yang akhirnya klien percaya dan ditemukan beberapa masalah, diantaranya: gangguan rasa nyaman: nyeri, resiko tinggi infeksi, resiko tinggi gangguan laktasi, gangguan pemenuhan ADL, dan ketidakmampuan klien memilih jenis kontrasepsi. Tindakan yang telah dilakukan: memberi penyuluhan, mengganti balutan, memberi motivasi, dan mendemonstrasikan cara perawatan payudara. Hasil yang sudah tercapai dalam memberikan asuhan keperawatan yaitu meningkatnya pengetahuan klien, keterampilan dalam perawatan payudara, dan perawatan luka, yang belum tercapai yaitu resiko infeksi, penulis memotivasi klien untuk tetap melakukan perawatan luka sampai sembuh dan mengidentifikasi adanya tanda-tanda infeksi. Kesimpulan dari studi kasus ini adalah tidak semua diagnosa keperawatan yang ada dalam teori muncul pada kasus dilapangan, karena manusia adalah mahluk yang unik, sehingga respon yang timbul pada satu individu akan berbeda dengan individu yang lain. Saran bagi adik kelas, jangan bosan melakukan pendekatan dengan komunikasi terapeutik pada klien tidak kooperatif, untuk institusi, agar memperbanyak buku-buku literatur untuk bahan referensi sebagai acuan mahasiswa dalam proses belajar dan penyusunan karya tulis, serta bagi perawat agar selalu melengkapi pendokumentasian asuhan keperawatan ke dalam status klien sehingga data mudah didapat.



Kepustakaan 18 sumber (1986-2005)

BACA SELENGKAPNYA - ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M P2A1 POST PARTUM MATURUS DENGAN SEKSIO SESAREA ATAS INDIKASI CEFALO PELVIK DISPROPORTION HARI KE DUA S.D HARI KE TUJUH DI RUANG AA RUMAH SAKIT 1313

PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP DAMPAK MENGKONSUMSI KOPI BAGI KEHAMILAN DI BPS XXX

KTI KEBIDANAN
PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP DAMPAK MENGKONSUMSI
KOPI BAGI KEHAMILAN DI BPS.....

Kopi merupakan minuman yang cukup dikenal oleh umat manusia. Tak seorang pun tidak mengenal kopi minuman ini sudah dikenal sejak ratusan tahun lalu. (Anonim, 2008). Di dalam kopi terdapat zat yang bernama kafein. Masalah dapat timbul dari mengkonsumsi kafein selama hamil. Kafein dapat mengubah detak jantung bayi, kafein juga mengurangi kalsium dan air di dalam tubuh. Selain itu kafein meningkatkan hormone stress yang menyebabkan pembuluh darah menyempit. Hal ini akan mengurangi oksigen dan nutrisi yang masuk bagi bayi yang dikandung. Untuk mengurangi masalah ini cobalah mambatasi jumlah minuman berkafein menjadi 1-2 cangkir sehari (Whalley,dkk, 2008).

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapatkan bagaimana pengetahuan ibu hamil terhadap dampak mengkonsumsi kopi bagi kehamilan di BPS CH. Sudilah Ganjar Agung Kota Metro 2009.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan sampel dalam penelitian ini adalah sampel jenuh atau disebut juga dengan penelitian populasi yaitu seluruh populasi yang berjumlah 60 orang ibu hamil (Penelitian Populasi). Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode angket dan alat ukur berupa kuisioner yang langsung diberikan pada responden.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil bahwa pengetahuan ibu hamil terhadap dampak mengkonsumsi kopi bagi kehamilan di BPS CH. Sudilah Ganjar Agung Kota Metro 2009 adalah sebanyak 14 orang ibu dengan pengetahuan baik (23,33%), 37 orang ibu dengan pengetahuan cukup (61,67%), 7 orang ibu dengan pengetahuan kurang (11,67%), dan 2 orang ibu dengan pengetahuan sangat kurang (3,33%)

Kesimpulan yang diperoleh adalah secara umum dari 60 ibu hamil yang diteliti dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu hamil terhadap dampak mengkonsumsi kopi bagi kehamilan di BPS CH. Sudilah Ganjar Agung Kota Metro memiliki pengetahuan yang cukup.

Kata Kunci : Pengetahuan, ibu hamil, dampak mengkonsumsi kopi

lihat semua DAFAR KTI LENGKAP dalam DOKUMEN WORD (.doc)
KLIK DISINI
BACA SELENGKAPNYA - PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP DAMPAK MENGKONSUMSI KOPI BAGI KEHAMILAN DI BPS XXX

GAMBARAN KUNJUNGAN LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS XXXX

KTI KEBIDANAN
GAMBARAN KUNJUNGAN LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS.....

Pertambahan jumlah lanjut usia di Indonesia diprediksikan akan sama dengan balita, yakni kira-kira 19 juta jiwa atau 8,5% jumlah penduduk Indonesia dan akan diperkirakan akan mencapai 11% pada tahun 2020. Keadaan ini akan mempunyai dampak yang luas terhadap struktur sosial, ekonomi dan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia (Nurkusuma, 2003)
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Kunjungan Lansia di wilayah kerja Puskesmas Sumber Sari Bantul Tahun 2008. Subjek dalam penelitian ini adalah Lansia yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Bantul sedangkan objeknya adalah Kunjungan Lansia ke Puskesmas Sumbersari Bantulpad athun 2008.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan populasi berdasarkan rekam medik Puskesmas Sumbersari Bantul tahun 2008 sebanyak 876 lansia dan sample yang diambil secara acak (random sampling) sejumlah 175 responden. Untuk pengumpulan data, penulis menggunakan metode checklist dengan alat ukur berupa rekam medik Puskesmas tahun 2008.

Berdasarkan hasil penelitan diperoleh hasil bahwa tujuan kunjungan dari 403 kali kunjungan yang dilakukan oleh 175 lansia di Puskesmas Sumbersari pada tahun 2008 sebagian besar dilakukan dengan tujuan upaya kuratif (pengobatan penyakit) yaitu sebanyak 278 orang (68,98 %), frekuensi kunjungan lansia di wilayah kerja Puskesmas Sumber sari seluruhnya adalah dalam kategori yang tidak rutin (100%), penyakit yang paling banyak diderita oleh lansia Hipertensi (16%), lansia yang paling banyak melakukan kunjungan adalah pra lansia (Usia 45 - 59 tahun) sebanyak 85 orang (48.57%), dan berdasarkan jenis kelamin yang melakukan kunjungan lansia terbanyak adalah lansia yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 109 orang (62,3%).

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini bahwa gambaran kunjungan lansia di Puskesmas Sumbersari Bantul sebagian besar adalah dilakukan dengan tujuan upaya kuratif/pengobatan penyakit, dilakukan dengan tidak rutin, jenis penyakit yang diderita oleh lansia sebagian besar adalah Hipertensi, sebagian besar adalah lansia dengan kategori pra lansia, serta kebanyakan berjenis kelamin wanita.

Kata Kunci : Kunjungan dan Lansia

lihat semua DAFAR KTI LENGKAP dalam DOKUMEN WORD (.doc)
KLIK DISINI

BACA SELENGKAPNYA - GAMBARAN KUNJUNGAN LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS XXXX

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS DENGAN KUNJUNGAN MASA NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS XXXX

KTI KEBIDANAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS DENGAN KUNJUNGAN MASA NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS....



Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya diperkirakan bahwa 60% kematian akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama (Prawirohardjo, 2005).



Kontak ibu nifas dengan tenaga kesehatan minimal 3 kali untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan ibu nifas. Baik di dalam maupun di luar gedung puskesmas (bidan di desa / Polindes dna kunjungan rumah) (Depkes, 2007).



Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah ibu-ibu nifas dan yang menjadi objeknya adalah pengetahuan ibu dan kunjungan masa nifas. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu nifas dengan kunjungan ibu nifas di wilayah kerja Kota Metro Tahun.



Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik dimana yang menjadi sampel adalah ibu nifas yang berada di wilayah Kota Metro dengan penentuan sampel menggunakan quota sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 86 ibu nifas. Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode angket dan alat ukur berupa kuisioner yang langsung diberikan pada responden.



Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa karakteritik ibu nifas terbanyak adalah berumur 20-35 tahun sebanyak 57 orang (66,27%), paritas yang terbanyak yaitu multi sebanyak 64 orang (74,42%), tingkat pendidikan sedang (SMA) sebanyak 47 orang (54,65%), dan pekerjaan yaitu Ibu rumah tangga sebanyak 46 orang (54,49%). Untuk pelayanan yang didapatkan pemberian vitamin A 2 kapsul tidak sesuai standar sebanyak 44 orang (51,16%), dan tablet Fe 40 tablet diperoleh tidak sesuai standar sebanyak 47 orang (54,65%), untuk tingkat kunjungan terbesar adalah tidak lengkap sebanyak 61 orang (70,93%), dan tingkat pengetahuan baik sebanyak 50 orang (58,14%). Berdasarkan hasil analisis, diperoleh hasil bahwa nilai x2 hitung = 1,19 < href="http://askep-askeb.cz.cc/">Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah ternyata tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu nifas yang baik dengan tingkat kunjungan masa nifas oleh ibu di wilayah kerja Kota Metro pada tahun 2009.



Kata Kunci : Hubungan, Pengetahuan Ibu, Kunjungan Masa Nifas



lihat semua DAFAR KTI LENGKAP dalam DOKUMEN WORD (.doc)

KLIK DISINI

BACA SELENGKAPNYA - HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS DENGAN KUNJUNGAN MASA NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS XXXX

KARAKTERISTIK IBU PRIMIPARA YANG MEMILIKI BAYI 0-1 TAHUN DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG RUAM POPOK DI PUSKESMAS XXX

KTI KEBIDANAN
KARAKTERISTIK IBU PRIMIPARA YANG MEMILIKI BAYI 0-1 TAHUN DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG RUAM POPOK DI PUSKESMAS....


Ruam popok adalah ruam pada bokong bayi yang tertutup popok. Salah satu penyebabnya adalah popok yang telah terkotori oleh air kemih atau tinja bayi. Selain itu ruam popok dapat pula diakibatkan oleh jamur. Tanda-tanda ruam dapat dilihat dengan munculnya daerah memerah di bagian kulit yang tertutup popok. Daerah merah ini bisa dibarengi dengan bintil-bintil merah, bisa juga tidak (Anonim, 2008).

Setelah diajukan pertanyaan presurvey secara lisan kepada 15 orang ibu-ibu primipara diperoleh hasil bahwa dari 15 orang ibu primipara tersebut, 10 orang ibu (67%) mengatakan anaknya pernah mengalami gangguan seperti ruam popok, dimana hasil ini dapat menunjukkan bahwa ibu yang bayinya pernah mengalami ruam popok lebih banyak dari yang belum pernah mengalaminya.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteritik ibu primipara yang memiliki bayi 0-1 tahun dan pengetahuan ibu tentang ruam popok pada di Puskesmas Tirta Kencana Tulang Bawang tahuan 2009.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif diambil keseluruhan ibu primipara yang mempunyai bayi 0-1 tahun yang melakukan imunisasi di Puskesmas Tirta Kencana Tulang Bawang berjumlah 66 orang. Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode angket dan alat ukur berupa kuisioner yang langsung diberikan pada responden.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Pembantu Tirta Kencana, maka didapat hasil yang menunjukan karakteristik Ibu Primipara yang memiliki bayi tentang Ruam popok dilihat berdasarkan umur yaitu sebagian besar berumur 20-35 tahun 84,84%, ibu dengan pengetahuan yang cukup (62,12%), lulus pendidikan menengah (63,64%), dan sosial ekonomi sedang (87,88%).

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini bahwa karakteristik Ibu Primipara yang memiliki bayi tentang Ruam popok di Pembantu Tirta Kencana adalah sebagian besar berumur 20-35 tahun, dengan pengetahuan yang cukup, dengan tingkat pendidikan menengah dan tingkat sosial ekonomi sedang.

Kata Kunci : Karakteristik, Ibu, Primipara, Pengetahuan, RuamPopok

lihat semua DAFAR KTI LENGKAP dalam DOKUMEN WORD (.doc)
KLIK DISINI
BACA SELENGKAPNYA - KARAKTERISTIK IBU PRIMIPARA YANG MEMILIKI BAYI 0-1 TAHUN DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG RUAM POPOK DI PUSKESMAS XXX

Karakteristik ibu menyusui yang tidak memberikan asi eksklusif di desa XXXX

KTI KEBIDANAN
Karakteristik ibu menyusui yang tidak memberikan asi eksklusif di desa XXXX

Rendahnya pemberian ASI Eksklusif di keluarga menjadi salah satu pemicu rendahnya status gizi bayi dan balita. Prevalensi gizi kurang pada balita juga mengalami penurunan dari 37,5% pada tahun 1989 menjadi 24,6% pada tahun 2000 dan meningkat kembali menjadi 31% pada tahun 2001. saat ini kasus gizi buruk (busung lapar) sedikit merebah, karena lemahnya sistem kewaspadaan pangan dan gizi, serta menurunnya perhatian pemerintah terhadap kesehatan masyarakat. (Depkes RI, 2005).

Berdasarkan hasil prasurvey yang dilakukan di desa siraman pada ibu-ibu yang memiliki bayi 0-2 tahun dan masih menyusui didapat data sebagai berikut, yaitu pada posyandu 1 terdapat 8 orang, posyandu 2 terdapat 8 orang, posyandu 3 terdapat 6 orang, posyandu 4 terdapat 5 orang Ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif dari 126 Ibu menyusui yang memberikan ASI eksklusif.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih mendalam tentang karakteristik ibu menyusui yang tidak memberikan ASI eksklusif di Desa Siraman Kec. Pekalongan pada tahun 2009.

Penelitian ini bersifat deskriptif, subjek penelitian yaitu karakteristik Ibu Menyusui Yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif. Sedangkan objek penelitiannya adalah Ibu Menyusui di Desa Siraman. Total populasi pada penelitian ini yaitu seluruh ibu yang tidak memberikan ASI Eklusif di Desa Siraman Kecamatan Pekalongan yang berjumlah 27 orang. Sedangkan sampel yang diambil adalah seluruh jumlah populasi yang ada yaitu 27 orang. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu format pengumpulan data.

Hasil penelitian serta kesimpulan dari penelitian ini yaitu karakteristik ibu menyusui yang tidak memberikan ASI eksklusif pada umur paling banyak ditemukan pada usia 20-35 yaitu 59,25%, paritas 2-4 yaitu 48,14%, pendidikan SMP yaitu 51,85%, berdasarkan pekerjaan ditemukan paling banyak pada ibu rumah tangga (33,33%).

Kata Kunci : Karakteristik, Ibu, ASI Eksklusif.

lihat semua DAFAR KTI LENGKAP dalam DOKUMEN WORD (.doc)
KLIK DISINI
BACA SELENGKAPNYA - Karakteristik ibu menyusui yang tidak memberikan asi eksklusif di desa XXXX
INGIN BOCORAN ARTIKEL TERBARU GRATIS, KETIK EMAIL ANDA DISINI:
setelah mendaftar segera buka emailnya untuk verifikasi pendaftaran. Petunjuknya DILIHAT DISINI