kolom pencarian

KTI D3 Kebidanan[1] | KTI D3 Kebidanan[2] | cara pemesanan KTI Kebidanan | Testimoni | Perkakas
PERHATIAN : jika file belum ter-download, Sabar sampai Loading halaman selesai lalu klik DOWNLOAD lagi

11 September 2010

GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN: POST CRANIOTOMY DEKOMPRESI ATAS INDIKASI MODERAT HEAD INJURY DISERTAI SUBDURAL HEMATOMA FRONTO TEMPORO PARIETAL DEXTRA


ABSTRAK



vii, IV bab, 118 halaman, 1 tabel, 1 gambar, 3 lampiran

Penulisan karya tulis ini dilatar belakangi oleh kompleknya masalah dan dampak yang dapat terjadi pada klien dengan trauma kepala disamping tingginya angka kejadian trauma kepala (81,79%). Tujuan karya tulis ini adalah Penulis mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan pendekatan proses keperawatan pada klien gangguan persyarafan akibat trauma kepala dengan menggunakan teknik penulisan metode deskriptif berbentuk studi kasus, yang terdiri dari 4 BAB, yaitu: pendahuluan, tinjauan teoritis, tinjauan kasus dan pembahasan, kesimpulan dan rekomendasi.Trauma kepala adalah deformitas jaringan di kepala yang diakibatkan oleh suatu kekuatan mekanis. Pada kasus Tn.D berdasarkan hasil analisa data didapatkan masalah keperawatan yang muncul yaitu pola nafas tidak efektif, Resiko terjadinya peningkatan intrakranial, gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, gangguan pemenuhan ADL, perubahan pola eliminasi: BAK, resiko terjadinya infeksi, resiko terjadinya injuri dan gangguan rasa nyaman: pusing. Fokus tindakan dilakukan untuk mencegah peningkatan intrakranial, pemenuhan kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya injuri. Hampir semua masalah yang muncul pada klien dapat teratasi kecuali masalah gangguan rasa nyaman: pusing, gangguan pemenuhan ADL dan resiko terjadinya infeksi hanya teratasi sebagian. Kesimpulan dari pelaksanaan asuhan keperawatan ini yaitu diperlukan keterlibatan dan kerjasama dengan keluarga klien dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami penurunan kesadaran yang disertai gelisah, untuk itu penulis merekomendasikan agar perawat dan keluarga klien dapat bekerjasama terutama dalam mencegah injuri serta ditunjang oleh sarana yang memadai, antara lain tersedianya bed plang.

Daftar Pustaka 17 buah (1995 – 2003)

http://askep-askeb-kita.blogspot.com/

lihat semua DAFAR KTI LENGKAP dalam DOKUMEN WORD (.doc)
KLIK DISINI
BACA SELENGKAPNYA - GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN: POST CRANIOTOMY DEKOMPRESI ATAS INDIKASI MODERAT HEAD INJURY DISERTAI SUBDURAL HEMATOMA FRONTO TEMPORO PARIETAL DEXTRA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA By Ny. W ( 29 Hari )BBLR dengan SEPSIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA By Ny. W ( 29 Hari )BBLR dengan SEPSIS

ABSTRAK

Viii, 4 bab, 87 hal, 1 tabel, 3 lampiran.
Karya tulis ini dilatar belakangi oleh angka kejadian kasus BBLR dengan Sepsis di Ruang A1 Perjan Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin Bandung pada 6 bulan terakhir periode februari s.d 12 agustus 2005 yang berjumlah 1 (2,38%). Hal ini merupakan jumlah yang sedikit tetapi menyebabkan dampak yang besar sehingga membutuhkan penanganan yang serius agar tidak menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan bayi tersebut di masa yang akan datang. Adapun tujuan pembuatan Karya Tulis ini adalah mampu melakukan Asuhan Keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan (pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi). Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis yaitu metode untuk menggambarkan dan menganalisa kasus. BBLR adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Sedangkan Sepsis yaitu infeksi sistemik berat pada masa neonatal dengan tanda-tanda klinis minimal 4 gejala dan kultur/perbenihan darah didapatkan kuman (+). Menurut teori Diagnosa Keperawatan yang muncul secara konsep adalah : pola nafas tidak efektif, termoregulasi tidak efektif, Resiko tinggi infeksi, perubahan nutrisi, Resiko kekurangan atau kelebuhan cairan, Resiko tinggi gangguan integritas kulit, resiko tinggi cedera, Nyeri, Pertumbuhan dan perkembangan, perubahan proses keluarga, Antisipasi berduka. Intervensi yang telah dilakukan adalah : merawat bayi dalam inkubator, memberikan minum bayi sesuai kebutuhan, memberikan terapi antibiotik sesuai order medis, pemberian penkes. Kesimpulan yang dapat diambil dalam tahap pengkajian penulis dapat melakukan pengumpulan data secara akurat dan menyeluruh, dalam tahap perencanaan penulis harus melihat literatur yang sesuai dengan kasus. Dalam pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan, semua dapat dilakukansesuai dengan masalah keperawatan yang disesuaikan dengan kondisi klien. Pada tahap evaluasi masalah keperawatan dapat teratasi sebagian selama penulis merawat klien selama 5 hari, Selanjutnya klien memerlukan penanganan secara terus menerus dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah yang belum teratasi dan melanjutkan follow up. Saran yang dapat penulis sampaikan : Perlu adanya penambahan buku sumber mengenai keperawatan anak.

Daftar Pustaka 20 buku ( 1991 – 2003 )


http://askep-askeb-kita.blogspot.com/
BACA SELENGKAPNYA - ASUHAN KEPERAWATAN PADA By Ny. W ( 29 Hari )BBLR dengan SEPSIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. U DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : BPH DAN EPIDIDIMITIS DI RUANG C LANTAI II BEDAH UMUM PERJAN RUMAH SAKIT CC

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. U DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : BPH DAN EPIDIDIMITIS DI RUANG C LANTAI II BEDAH UMUM PERJAN RUMAH SAKIT CC:

ABSTRAK



V Bab, viii, 87 Halaman, 1 Tabel, 4 Gambar, 1 Skema, 3 Lampiran

Karya tulis ini dilatarbelakangi oleh angka kejadian benigna prostat hiperplasia yaitu sebesar 25 % yang merupakan persentase paling tinggi dari seluruh kasus sistem perkemihan di Ruang C Lantai II Bedah Umum Perjan Rumah Sakit CC. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan penanganan yang komprehensif untuk mencegah terjadinya tahap penyakit yang lebih lanjut bahkan untuk mencegah kematian. Tujuan pembuatan karya tulis ini adalah mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem perkemihan : benigna prostat hiperplasia dan epididimitis dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Metode penulisan yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Benigna prostat hiperplasia adalah suatu kondisi dimana kelenjar prostat mengalami pembesaran, memanjang keatas kedalam kandung kemih yang mengakibatkan tersumbatnya aliran urine dengan tertutupnya orifisium urethra dan biasa terjadi pada pria dengan usia diatas 50 tahun. Masalah keperawatan yang muncul berdasarkan teori adalah perubahan pola eliminasi BAK, gangguan rasa nyaman : nyeri, resiko kekurangan volume cairan, resiko infeksi, gangguan pemenuhan istirahat tidur, gangguan rasa aman : cemas dan kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan. Sedangkan masalah yang ditemukan pada Tn. U adalah gangguan rasa nyaman : nyeri, resiko tinggi terjadinya infeksi, gangguan pemenuhan kebutuhan ADL : personal hygiene, gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur, perubahan pola eliminasi BAK dan gangguan rasa aman : cemas. Tidak semua masalah keperawatan secara teoritikal ditemukan pada kasus sehingga perlu dilakukan asuhan keperawatan yang lebih komprehensif dan tidak hanya disesuaikan dengan kerangka teori yang ada. Pada pelaksanaan, tidak semua tindakan dapat diaplikasikan. Hal tersebut diantaranya yaitu penggantian alat tenun setiap hari dan observasi keluaran urine dalam 24 jam. Masalah yang ditemukan pada klien Tn. U dapat teratasi seluruhnya dalam waktu lima hari sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Kesimpulan yang dapat diambil adalah dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan benigna prostat hiperplasia dan epididimitis observasi pengeluaran urine sangat diperlukan, sehingga penulis merekomendasikan agar dibuatnya dokumentasi pengeluaran urine setiap shif pada klien dengan benigna prostat hiperplasia.

Daftar pustaka : 20 buah (1983-2003).


http://askep-askeb-kita.blogspot.com/ "
BACA SELENGKAPNYA - ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. U DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : BPH DAN EPIDIDIMITIS DI RUANG C LANTAI II BEDAH UMUM PERJAN RUMAH SAKIT CC

Asuhan Keperawatan pada klien An. S (5 ½ tahun) dengan MORBILI diruang Kemuning RSUD CC”

“Asuhan Keperawatan pada klien An. S (5 ½ tahun) dengan MORBILI diruang Kemuning RSUD CC”:

ABSTRAK



IV Bab, vii, 78 Halaman, 2 Tabel, 2 Gambar, 8 Lampiran

Asuhan keperawatan pada klien morbili dilatarbelakangi dengan jumlah anak yang menderita. Penyakit morbili yang berjumlah 27 orang (30,9 %) sehingga angka kejadian pada penyakit morbili diruang Kemuning RSUD Bayu Asih begitu tinggi dan terjadi hanya di Indonesia saja serta dapat menimbulkan komplikasi. Tujuan pembuatan karya tulis ini untuk memperoleh pengalaman belajar yang nyata dalam membuat asuhan keperawatan pada klien usia prasekolah dengan morbili secara komprehensif dengan pendekatan proses keperawatan, pengkajian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Morbili adalah suatu penyakit yang menular melalui droplet infection atau kontak langsung yang bersifat akut dan disebabkan oleh virus, ditandai dengan 3 stadium yaitu : stadium kataralis, stadium erupsi dan stadium konvalensi, tanda dan gejala sesuai dengan terjadinya stadium diantaranya : badan panas, timbul bintik-bintik merah mulai dari muka, lengan atas, dada, punggung dan perut, terakhir pada tungkai bawah. Masalah-masalah yang ditemukan pada klien dengan morbili yaitu gangguan keseimbangan suhu tubuh, pemenuhan nutrisi tidak adekuat, gangguan istirahat tidur, gangguan integritas kulit, gangguan rasa aman cemas pada anak, gangguan rasa aman cemas pada keluarga, resiko tinggi terjadinya komplikasi bronchopneumoni dapat diatasi dengan proses keperawatan yang komprehensif. Dirumah sakit umum klien dirawat selama 3 hari lalu pulang dengan izin dokter sehingga dilanjutkan dengan kunjungan rumah. Kondisi klien saat terakhir suhu 36,4oC, batuk hilang, bintik-bintik sudah hilang dan konjungtiva tidak hyperemis. Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien An. S usia 5 ½ tahun dengan morbili di ruang kemuning rumah sakit Bayu Asih Purwakarta, penulis dapat memberikan saran kepada perawat ruangan agar dapat bekerjasama dengan pihak farmasi untuk penyediaan obat-obatan diruangan dan agar dapat mengatur keberadaan penunggu klien dengan tertib, sedangkan untuk lembaga pendidikan agar melengkapi literatur yang telah ada dengan buku-buku sumber maupun jurnal keluaran tahun terbaru mengenai keperawatan anak.


Daftar pustaka : 12 buah (1994-2002)



http://askep-askeb-kita.blogspot.com/
BACA SELENGKAPNYA - Asuhan Keperawatan pada klien An. S (5 ½ tahun) dengan MORBILI diruang Kemuning RSUD CC”

Askep pada klien Ny. M dengan Gangguan system Endokrin akibat Diabetes Mellitus Type2 dan Ulkus Diabeticum di Ruang Anyelir RSUD CC

Askep pada klien Ny. M dengan Gangguan system Endokrin akibat Diabetes Mellitus Type2 dan Ulkus Diabeticum di Ruang Anyelir RSUD CC: "ABSTRACT




vii, IV Bab, 87 Halaman, 1 Tabel, 4 Gambar, 5 Lampiran

Kasus diabetes mellitus di Ruang Anyelir RSUD Bayu Asih Purwakarta merupakan peringkat ke-7, hal ini perlu mendapatkan perhatian besar karena bisa menyebabkan komplikasi seperti serangan jantung, payah ginjal, stroke dan gangren apabila penanganannya tidak tepat. Ini merupakan alasan utama yang melatarbelakangi pengambilan judul dalam karya tulis ilmiah ini. Tujuan karya tulis ini agar penulis mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien diabetes mellitus meliputi pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Metoda yang digunakan adalah deskriptif berbentuk studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan. Diabetes mellitus adalah gangguan kronis yang ditandai dengan karbohidrat dan lemak yang ditandai dengan kekurangan insulin. Masalah keperawatan yang ditemukan pada Ny. M yaitu : Gangguan metabolisme karbohidrat, gangguan integritas jaringan, gangguan pemenuhan ADL (personal hygiene), ketidakmampuan, resiko tinggi injuri. Perencanaan ditujukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut seperti pemberian insulin, perawatan luka, pemenuhan ADL (personal hygiene), penyuluhan. Pelaksanaan yang dilakukan berupa membina hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga serta membantu mengatasi masalah yang ditemukan dan menindaklanjuti dari perencanaan keperawatan.

Evaluasi masalah keperawatan yang belum teratasi : gangguan integritas jaringan dan gangguan metabolisme karbohidrat, karena masih perlu memerlukan perawatan lebih lama serta penulis menyerahterimakan tugas kepada perawat ruangan. Kesimpulan askep yang dilakukan pada Ny. M mencakup perawatan luka, meningkatkan pengetahuan klien, pencegahan terjadi injuri, mengontrol gula darah. Tidak semua masalah keperawatan secara teoritis akan dapat ditemukan pada setiap klien, hal ini tergantung dari berat atau tidaknya kondisi klien tersebut. Rekomendasi untuk ruang Anyelir agar meningkatkan kerjasama dengan bagian farmasi dalam penyediaan obat-obatan sehingga dapat optimal dalam memberikan pelayanan.

Daftar Pustaka : 16 buah (1979-2001)



http://askep-askeb-kita.blogspot.com/
BACA SELENGKAPNYA - Askep pada klien Ny. M dengan Gangguan system Endokrin akibat Diabetes Mellitus Type2 dan Ulkus Diabeticum di Ruang Anyelir RSUD CC

10 September 2010

Materi Kesehatan: Diet Energi Tinggi Protein Tinggi

Diet Energi Tinggi Protein Tinggi

APAKAH DIET ENERGI TINGGI PROTEIN TINGGI ITU ?
Diet Energi Tinggi Protein Tinggi adalah Diet yang mengandung energi dan protein di atas kebutuhan normal. Diet di berikan dalam bentuk makanan biasa di tambah bahan makanan sumber potein tinggi seperti susu, telur, dan daging atau dalam bentuk minuman enteral energi tinggi protein tinggi.


TUJUAN DIET
  1. Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan
    mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
  2. Menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal.

APAKAH PERBEDAAN DIIT ETPT DENGAN MAKANAN BIASA ?

  • Energi tinggi
  • Protein tinggi
  • Lemak dan karbohidrat cukup
  • Vitamin dan mineral cukup
  • Makanan di berikan dalam bentuk mudah cerna.
BAGAIMANA ATURAN DIIT INI ?
Untuk mempermudah penggunaan diit ini, makanan yang diperlukan untuk menambah konsumsi kalori dan protein yaitu di tambahkan pada makanan biasa berupa lauk sepert daging, ikan telur dan susu sesuai kebutuhan.

BAHAN MAKANAN APAKAH YANG DI ANJURKAN ?
  • Sumber hidrat arang : Nasi, roti, mie, macaroni dan hasil olah tepung-tepungan lain, seperti cake, pudding dan pastry dll, karbohidrat sederhana seperti gula pasir.
  • Sumber protein hewani : daging sapi, ayam, ikan, telur, susu dan hasil olahannya seperti keju, es krim dan toghurd.
  • Sumber protein nabati : semua jenis kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tempe, tahu dan pindakas.
  • Sayuran : semua jenis sayuran, teutama jenis B, seperti bayam, buncis daun singkong, kacang panjang, wortel direbus, dikukus dan ditumis.
  • Buah-buahan : semua jenis buah segar, buah kaleng, buah kering dan jus buah.
  • Minuman : soft drink, madu, sirup, teh dan kopi encer.
  • Lemak dan minyak : minyak goring, mentega, margarine santan encer, salad dressing.
  • Bumbu : bawang merah, bawang putih laos salam dan kecap.

BAHAN MAKANAN APAKAH YANG TIDAK DI ANJURKAN ?
  • Makanan yang terlalu manis dan terlalu gurih yang dapat mengurangi nafsu makan. Seperti : dodol, tarcis, lauk atau sayuran yang di masak dengan banyak minyak atau kelapa / santan kental.
  • Minuman rendah energi.
  • Bumbu yang tajam, seperti cabe dan merica.

UNTUK PENDERITA ANEMIA
Anemia adalah suatu keadaan di mana ada penurunan hemoglobin (pemberi warna merah dan pengangkut oksigen darah) per unit volume darah di bawah kadar yang sudah di tentukan untuk usia dan jenis kelamin tertentu.


Bagaimana mengelola diit ?
Makanlah makanan yang berprotein tinggi dengan penekanan pada zat-zat makanan lainnya yang membantu pembentukan sel-sel darah merah termasuk zat besi, vitamin C dan vitamin B-kompleks.
Ada dua jenis zat besi dalam makanan yang kita makan : heme dan non heme. Zat besi non heme tidak di serap oleh tubuh dengan baik sebagaimana zat besi heme. Akan tetapi, penyerapan zat besi non heme akan sangat di tingkatkan jika makanan yang kaya akan vitamin C termasuk dalam makanan.
Untuk mengelola diit selanjutnya sama seperti Diet Energi Tinggi Protein Tinggi.
BACA SELENGKAPNYA - Materi Kesehatan: Diet Energi Tinggi Protein Tinggi

Materi Kesehatan: Diet Penyakit Jantung

PETUNJUK DIET JANTUNG


Apakah Diet Jantung Itu ?
Diet Jantung adalah makanan / diet yang diberikan kepada penderita penyakit jantung.

Tujuan Diet Jantung :
Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan pekerjaan jantung untuk menjaga berat badan agar normal dan mencegah penimbunan garam / air.

Apakah Perbedaan Diet Jantung dengan Makanan Biasa ?
  • Kalori disesuaikan dengan berat badan.
  • Protein dan lemak sedang.
  • Vitamin dan mineral cukup.
  • Mudah dicerna, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas.
  • Porsi kecil dan diberikan sering.
Makanan Apakah yang Diperbolehkan ?
  • Nasi atau penukar (Sumber Karbohidrat)
    Beras, kentang, makaroni, mie, bihun, tepung-tepungan.
  • Daging atau penukar (Protein Hewani)
    Daging sapi tidak berlemak, ayam tanpa kulit, ikan segar, telur, susu skim, dalam jumlah terbatas.
  • Kacang-kacangan dan hasil olahannya (Protein Nabati)
    Tahu, tempe, oncom, kacang-kacangan maksimal 25 gram perhari.
  • Lemak
    Santan encer, minyak (tidak untuk menggoreng)
    Margarin, mentega
  • Sayuran
    Sayuran muda yang tidak menimbulkan gas, seperti bayam, tauge, oyong, buncis, kangkung, kacang panjang, kacang polong, labu kuning, labu siam, tomat, terong, slada air, wortel.
  • Buah-buahan
    semangka, apel, jeruk, pisang, pear, melon, nanas, sawo, duku, rambutan, bengkoang, dll.
  • Minuman
    Sirop, susu skim dalam jumlah terbatas.
  • Bumbu-bumbu
    Pala, kayu manis, gula, bumbu segar, garam dibatasi.
Makanan Apa yang Tidak Diperbolehkan ?
  • Kue yang terlalu manis dan gurih, seperti : cake, tart, dodol, singkong, talas, ubi jalar, roti, biskuit, ketan.
  • Daging berlemak, ham, sosis, telur asin, abon, dendeng, ikan asin, sarden, rambak, bandeng, tongkol yang diawetkan, cornrt, ikan pindang.
  • Kacang-kacangan yang diawetkan.
  • Santan, kental, makanan yang banyak lemak, goreng-gorengan.
  • Sayuran mentah, kol, kembang kol, sawi, nangka, kangkung, daun singkong, daun kacang dan sayuran yang menimbulkan gas lainnya.
  • Buah-buahan : nangka, durian, alpukat.
  • Bumbu : lombok, lada, asam, cuka, jahe, terasi.
  • Minuman : teh, coklat, kopi, dan minuman yang mengandung soda dan alkohol.
CONTOH MENU SEHARI Pagi : Nasi Tempe bacem Tumis kangkung Air putih Jam 10.00 : Pisang rebus Sirop Siang : Nasi Ayam ungkep Tahu bb Kuning Sop kentang Buah semangka Jam 16.00 : Pisang rebus Sore : Nasi / Nasi tim Ayam bacem Oseng tempe Sop oyong + wortel Pisang ambon
BACA SELENGKAPNYA - Materi Kesehatan: Diet Penyakit Jantung

09 September 2010

Materi Kesehatan: Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan

Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan / Tumbang

Menurut Joyce Engel (1999), yang dikatakan anak usia pra sekolah adalah anak-anak yang berusia berkisar 3-6 tahun.

Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk mengukur tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu :

1. Aspek fisik
2. Aspek motorik
3. Aspek bahasa
4. Aspek kognitif
5. Aspek sosialisasi


Pola pertumbuhan dan perkembangan pada anak menunjukkan variasi normal yang luas, sehingga perlu cara dan istilah statistik untuk menilainya. Terdapat 3 macam cara untuk menunjukkan suatu variasi normal yang pada umumnya disusun dalam bentuk tabel atau dalam kartu pertumbuhan (growth card), yaitu :

1. Menggunakan mean dan standar deviasi (SD)
Mean adalah nilai rata-rata ukuran anak yang dianggap normal, dengan cara ini seorang anak dapat ditentukan posisinya, yaitu :

a. Mean ± 1 SD, mencakup 66,6 %
b. Mean ± 2 SD, mencakup 95 %
c. Mean ± 3 SD, mencakup 97,7 %


2. Menggunakan persentil

Besarnya persentil menunjukkan posisi suatu hasil pengukuran dalam urutan yang khas, yaitu dari yang terkecil sampai yang terbesar, dari 100 hasil pengukuran (100%). Persentil ke-10 berarti bahwa anak tersebut berada pada posisi anak ke-10 dari bawah, dimana 9 anak lebih kecil darinya dan 90 anak lebih besar darinya. Sedangkan persentil ke-50 berarti bahwa anak tersebut berada pada urutan ke-50 sehingga jumlah yang sama berada di bawah dan di atasnya.


3. Menggunakan persentase
Besarnya variasi normal berada di antara persentasi tertentu terhadap suatu nilai patokan yang dianggap 100 %.
Misalnya, pada Lokakarya Antopometri Gizi Depkes 1975 bahwa :

a. Nilai 100 % untuk berat atau nilai persentil ke-50 dari Baku Harvard
b. Variasi normal berada antara 80 – 110 %.

Dalam pengkajian yang dilakukan pada anak usia pra sekolah digunakan parameter penilaian pertumbuhan dan perkembangan :

1. Parameter penilaian pertumbuhan fisik
a. Berat badan
Untuk memperkirakan berat badan anak dapat menggunakan rumus yang dikutip dari Behrman (1992). Karena anak usia pra sekolah termasuk termasuk ke dalam usia 1 – 6 tahun, maka untuk memperkirakan berat badannya digunakan rumus : umur (tahun) x 2 + 8

Klasifikasi berat badan terhadap umur :
1). Gomez

1. Baku Boston
2. Cara : % dari median
3. Klasifikasi :

a). > 90 % : normal
b). 75 – 90 % : malnutrisi ringan (grade 1)
c). 61 – 75 % : malnutrisi sedang (grade 2)
d). ≤ 60 % : malnutrisi berat (grade 3)


2). Jellifre
1. Baku Boston
2. Cara : % dari median
3. Klasifikasi :

a). 90 – 110 % : normal
b). 81 – 90 % : malnutrisi ringan (grade 1)
c). 61 – 80 % : malnutrisi sedang (grade 2 dan 3)
d). ≤ 60 % : malnutrisi berat (grade 4)


3). Klasifikasi menurut WHO
1. Baku NCHS
2. Cara : persentil

3. Klasifikasi :
a). Persentil ke 3 – 50 : normal
b). Persentil ≤ 3 : malnutrisi


4). Klasifikasi di Indonesia
1. Baku Boston
2. Cara : % dari median dan kenaikan berat badan
3. Klasifikasi :

Menggunakan modifikasi Gomez pada KMS, kemudian kenaikan berat badan dicatat pada KMS. Bila terdapat kenaikan tiap bulan : normal, bila tidak terdapat kenaikan : resiko tinggi terjadinya gangguan pertumbuhan.

b. Tinggi badan
Masih menurut Behrman (1992), perkiraan tinggi badan anak usia pra sekolah dapat menggunakan rumus : umur (tahun) x 6 + 77.
Rata-rata kenaikan tinggi badan anak pra sekolah antara 6 – 8 cm.

Klasifikasi tinggi badan terhadap umur :
1). Kanawati dan Mc Laren
a). ≥ 95 % : normal
b). 80 – 95 % : malnutrisi ringan
c). 85 – 90 % : malnutrisi sedang
d). 85 % : malnutrisi berat


2). CDC/ WHO
a). ≥ 90 % : normal
b). <> 85% atau > 14 cm : normal
2). < 76% atau < 12,5 cm : malnutrisi berat
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/

2. Parameter penilaian perkembangan

a. Aspek motorik

Dimulai pada aspek motorik, anak usia pra sekolah telah dapat berjalan naik tangga dengan kaki secara berganti-ganti tetapi turun dengan 2 kaki pada satu anak tangga, seringkali meompat pada anak tangga terakhir. Selain itu, anak usia ini mampu mengendarai sepeda roda tiga dan dapat berjalan sambil berjingkat. Anak ini dapat membangun sebuah menara kecil dengan menggunakan 9-10 kubus. Ia dapat berjalan, membuka pakaian sendiri dan mulai dapat mengaitkan kancing. Manipulasi dengan pensil berlanjut terus dan ia mampu untuk menjiplak suatu lingkaran.

Ketika menginjak usia 3-4 tahun, anak mulai mampu naik dan turun menggunakan satu kaki per anak tangga. Ia mampu melompat dengan satu kaki untuk waktu yang pendek. Kemudian anak ini juga dapat memperlihatkan ketangkasan yang besar pada tangan dan jari-jari.

Dalam hal menggambar, anak usia pra sekolah dapat mengggambar orang dalam beberapa bagian. Dari kesemua kemampuan tersebut di atas, pada usia 6 tahun, anak mulai dapat menggunakan gunting dan pensil dengan baik, serta menjahit dengan kasar.

b. Aspek Bahasa

Dengan aspek bahasa, anak umur 3 tahun mampu untuk berbicara dengan normal bahkan bisa dikatakan terlalu banyak bicara, tetapi kadang-kadang terdapat substitusi fonetik yang infantil. Kosakata yang telah dikuasai kira-kira 900 kata. Anak dapat menggunakan bentuk jamak dan kata ganti serta bahasa berlanjut dari fase holoprastik menjadi fase pembentukan kalimat yang kompleks, secara spesifik kalimat tersebut terdiri dari 6 kata. Anak dapat pula melakukan percakapan dengan berbagai derajat yang kompleks dan menanyakan banyakmpertanyaan-pertanyaan. Dalam hal ini anak senang sekali mendengarkan cerita-cerita dan seringkali mampu mengadakan improvisasi.

Ketika usia beranjak 4 tahun, anak menguasai 1500 kosakata, karena pencapaian bahasa telah mencapai suatu tingkat yang tinggi. Anak dapat menghubungkan cerita dari peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman yang baru terjadi. Anak juga mampu untuk bermain dengan kata-kata, mengetahui artinya dan secara kontinu mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Lagu-lagu sederhana dapat dikuasai dan memahami analogi sederhana.
Berbeda ketika anak berusia 5 tahun, pembicaraannya sudah mulai lancar dan perbendaharaan katanya sangat luas. Anak seringkali menanyakan arti dari suatu kata yang didengarnya. Anak senang mendengarkan cerita dan menceritakannya kembali.

Anak dengan usia 6 tahun, perkembangan bahasanya ditunjukkan dengan menguraikan objek-objek lewat gambar.


c. Aspek kognitif

Perkembangan kognitif anak usia pra sekolah mulai tampak dengan digunakannya simbol-simbol untuk menuangkan apa yang dipikirkannya, bersikap egosentrik dan berpikiran representatif. Permainan yang digemari oleh anak seusia ini berkaitan dengan fantasi atau khayalan. Konsep waktu mulai dimengerti oleh anak secara bertahap.

Di usia 4 tahun, konsep waktu yang telah diketahui sebelumnya dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, senang belajar berhitung, meskipun belum paham dengan angka-angka yang dihitung, sikap egosentrik berangsur menurun dan mampu menyebutkan satu atau lebih uang logam.
Pada usia 5 tahun, anak mulai bisa memahami kata-kata yang keluar dari mulutnya, dapat menyebutkan 4 warna dasar, mulai tertarik menghubungkan kenyataan yang ada dengan lingkungan sekitarnya dan mampu menyebutkan nama hari.
Usia 6 tahun, anak menunjukkan perkembangan kognitifnya melalui kemampuan membedakan antara kanan dan kiri, mengenali banyak bentuk dan mematuhi 3 perintah berturut-turut.


d. Aspek sosialisasi

Di usia 3 tahun, perilaku anak usia pra sekalah mengarah pada negativisme, yaitu perlawanan aktif terhadap permintaan dan perintah-perintah. Sikap ramah dimunculkan kepada lingkungan, terdapat pemahaman terhadap perubahan, anak juga sudah mampu membedakan jenis kelamin, peraturan-peraturan yang sifatnnya sederhana mulai dipelajari, meskipun diinterpretasikan oleh dirinya sendiri, untuk anak laki-laki cenderung lebih dekat dengan ayahnya. Dalam hal berpakaian, anak usia 3 tahun mampu melakukannya sendiri dengan bantuan seminimal mungkin.

Saat usia beranjak 4 tahun, anak mampu makan sendiri (tidak disuapi), bisa menggunakan garpu, walaupun dengan telapak tangan, dapat mengunyah seperti halnya orang dewasa, ada ketakutan tersendiri terhadap gelap dan binatang. Sikap yang seringkali diperlihatkan pada anak seusia ini adalah suka mengadu, merasa mandiri dan agresif.

Usia 5 tahun dalam perkembangan sosialisasi ditandai dengan melakukan agresi kepada anggota keluarga, suasana hati dapat berubah-ubah, anak memasuki kelompok bermain yang kooperatif, menikmati hiburan yang ada serta mengidentifikasi orang tuanya dari jenis kelamin yang berbeda.
Usia 6 tahun, anak ini mulai dapat dipercaya, rasa takut berkurang, suka menggoda orang lain, kadang melakukan sikap menentang dan tidak sopan, kecemburuannya terhadap adik tampak nyata, serta berlaku curang untuk menang.


IMPLIKASI KEPERAWATAN
Dipandang dari segi kelompok usia, ternyata anak-anak memiliki karakteristik yang khas dengan segala kompleksitasnya. Dengan demikian diperlukan pendekatan yang khusus pula, bilamana kita sebagai seorang perawat mendapati pasien anak dengan berbagai tingkat usia, dalam hal ini secara khusus akan dibahas proses pendekatan terhadap anak kelompok usia pra sekolah (3-6 tahun) yang sedang sakit.
Pertama-tama kita harus tahu betul faktor-faktor yang sangat berpengaruh dan patut dipertimbangkan saat berkomunikasi dengan anak-anak. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

A. Lingkungan
Menciptakan suasana lingkungan yang ramah seperti rumah, memfasilitasi tempat bermain dan mainannya, anak-anak mengenakan pakaian bebas, meminimalkan tingkat kebisingan di lingkungan sekitar, tempat perawatan dianjurkan dekat dengan orang tua serta adanya kemudahan dalam aktivitas makan, minum, bermain dan istirahat.
Keamanan juga harus dijaga dengan cara, pegangan pintu dibuat dalam posisi yang tinggi, baik jendela maupun perlengkapan lain harus dirancang khusus demi keamanan anak.

B. Komunikasi verbal dan non verbal
1. Bicara pada anak sejajar dengan mata anak.
2. Gunakan bahasa yang dikenal dan mudah dipahami oleh anak.
3. Gunakan kalimat yang singkat.
4. Gunakan bahasa yang positif, misalnya “ayo ikut ibu, dan kita akan.....” bukannya “apakah kamu ingin....” Anak kecil jangan dibiarkan dalam posisi memilih, karena ia akan menjawab “tidak”.
5. Jangan marah atau membentak anak.
6. Biarkan anak menjalin hubungan dengan orang lain.
7. Gunakanlah sentuhan sebagai alat komunikasi.
8. Berkomunikasi melalui mainan anak.
9. Perhatikan komunikasi non verbal anda.
10. Bersikaplah jujur.


Untuk proses pengkajian tidak boleh dilupakan bahwa anak-anak pra sekolah dapat menjawab pertanyaan tentang diri mereka sendiri dan pertanyaan-pertanyaan seharusnya diarahkan terutama pada anak sehingga mereka dapat berusaha untuk menjawabnya.

Perlu juga diingat, bahwa anak-anak tidak menyukai hal-hal yangt “diambil” dari mereka, jadi lebih baik mengatakan “saya ini akan melihat seberapa panas kamu” daripada “saya akan mengambil suhu kamu”.
Penjelasan akan segala macam tindakan yang akan dilakukan pada anak-anak harus sesuai dengan tahap perkembangan dan pengertian mereka. Pada anak-anak usia pra sekolah, jauh sebelum dilakukan tindakan dapat dipersiapkan terlebih dahulu, baik dari segi tempat, orang maupun waktunya.

http://askep-askeb-kita.blogspot.com/








DAFTAR PUSTAKA


Engel, Joyce. Pengkajian Pediatrik. Edisi 2. Alih bahasa : Teresa. Jakarta : EGC, 1998

Lewer, Helen. Belajar Merawat di Bangsal Anak. Alih bahasa : Ernie Noviestari. Jakarta : EGC, 1996

Majalah Ayah Bunda : Dari A sampai Z tentang Perkembangan Anak. Jakarta : Gaya Favorit Press, 2002.

Sacharin, Rosa M. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Edisi 2. Alih bahasa : RF Maulany, Jakarta : EGC, 1994.

Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Cetakan II. Jakarta : EGC, 1998.


BACA SELENGKAPNYA - Materi Kesehatan: Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan

Materi Kesehatan: Penyakit Kekurangan Energi dan Protein (KEP) pada Usia 4 dan 5 Tahun

Kekurangan Energi dan Protein (KEP)
A. Abstrak
Penyakit KEP atau Protein Energy Malnutrition merupakan salah satu penyakit gangguan gizi yang penting bagi Indonesia maupun banyak negara yang sedang berkembang di Asia, Afrika, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Prevalensi yang tinggi terdapat pada anak-anak di bawah umur 5 tahun (balita).Pada penyakit KEP ditemukan berbagai macam keadaan patologis disebabkan oleh kekurangan energi maupun protein dalam proporsi yang macam-macam. Akibat kekurangan tersebut timbul keadaan KEP pada derajat yang ringan sampai berat. Pada keadaan riangan tidak banyak ditemukan kelainan dan hanya terdapat pertumbuhan yang kurang. Pada keadaan yang berat ditemuakan 2 tipe yaitu tipe kwarsiorkor dan tipe marasmus.


B.Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengenali dan menyebutkan bergagai tanda dan macam-macam klasifikasi dalam KEP.
2. Mahasiswa dapat membuat tindakan dalam mengatasi atau memecahkan masalah KEP.



C. Dasar Pembuatan Paket Pembelajaran.
Pada negara berkembang sering terjadi kekurangan energi dan protein terutama pada anak-anak usia kurang dari 5 tahun (balita)


D. Alasan Pemilihan Paket Pembelajaran
Pada orang tua dengan anak dibawah umur 5 tahun biasanya mengalami kesulitan dalam memberikan makan pada anak, sehingga anak mengalami kekurangan zat makanan seperti kekurangan energi dan protein. Oleh karena itu kita sebagai peerawat harus memberikan pemecahan masalah untuk mengatasi kekurangan energi dan protein.


E. Sasaran Audience
1. Anak-anak usia 4 dan 5 tahun.
2. Orang tua dengan usia 4 dan 5 tahun.


F. Teori
1. Prevalensi KEP

Penyakit KEP merupakan bentuk malnutrisi terutama pada anak-anak dibawah umur 5 tahun dan kebanyakan dinegara yang sedang berkembang. Bentuk KEP berat memberikan gambaran klinis yang khas, misalnya bentuk kwarsiorkor, marasmus atau bentuk campuran kwarsiorkor marasmik. Pada kenyataanya gejala penyakit KEP ringan ini tidak jelas hanya terlihat bahwa berat badan anak lebih rendah jika dibandingkan dengan anak sehat seumurnya. Berdasarkan hasil penelitian di 254 desa diseluruh Indonesia, Tarwotjo dkk (1978) ditemukan 30% atau 9 juta anak –anak balita menderita gizi kurang, sedangkan 3% atau 0,9 juta anak-anak balita menderita gizi buruk.

2. Faktor-faktor Penyebab KEP
Penyakit KEP merupakan penyakit lingkungan. Oleh karena itu ada beberapa factor yang menjadi penyebab timbulnya penyakit tersebut, antara lain: faktro diet, factor social, kepadatan penduduk, infeksi dan kemiskinan.

a. Peranan Diet
Diet yang mengandung cukup energi tetapi kurang protein menyebabkan anak menderita kwarsiorkor, sedngkan diet kurang energi walaupun zat-zat gizinya asansial seimbang akan menyebabkan anak menjadi penderita marasmus. Tetapi dalam penelitian yang dilakukan oleh Gopalan dan Narasya (1971) terlihat bahwa diet yang kurang lebih sama, pada beberapa anak timbul gejala-gejala kwarsiorkor, sedangkan pada beberapa anak yang lain timbul gejala-gejala marasmus. Mereka membuat kesimpulan bahwa diet bukan merupakan factor yang penting, tetapi masih ada factor lain yang harus dicari.

b. Peranan Faktor Sosial
Pantangan untuk menggunakan bahan makanan tertentu yang sudah turun-temurun dapat mempengruhi terjadinya penyakit KEP. Adakalanya pantangan tersebut didasarkan pada pada keagamaan, tetapi ada pula merupakan tradisi yang turun-temurun. Jika pantangan itu berdasarkan pada keagamaan, maka akan sulit untuk diubah. Tetapi jika pantangan tersebut karena kebiasaan maka dengan pendidikan gizi yang baik dan dilakukan terus-menerus hal tersebut masih bisa diatasi.

c. Peranan kepadatan Penduduk
Dalam World Food Conference di Roma pada tahun 1974 dikemukakan bahwa meningkatnya jumlah penduduk yang cepat tanpa diimbangi dengan bertambahnya persediaan makanan setempat yang memadai merupakan sebab utama krisis pangan. Sedangkan kemiskinan penduduk merupakan akibat lanjutnya.
McLaren (1982) memperkirakan bahwa marasmus terdapat pada suatu daerah yang terlalu padat penduduknya dengan keadaan hygiene yang buruk.

d. Peranan Infeksi
Infeksi akan memperburuk keadaan gizi. Malnutrisi walaupun masih ringan mempunyai pengaruh negatif pada daya tahan tubuh terhadap infeksi.

e. Peranan Kemiskinan
Dengan penghasilan yang rendah, ditambah timbulnya banyak penyakit infeksi karena kepadatan tempat tinggal akan lebih mempercepat timbulnya KEP.




3. Gejala Klinis KEP (marasmus dan kwarsiorkor)
a) Gejala klinis Kwarsiorkor
Penampilan

Penampilannya seperti anak gemuk bilamana dietnya mengandung cukup energi disamping kekurangan protein, walaupun di bagian tubuh lainnya seperti pada pantat akan terlihat atrofi.

Gangguan pertumbuhan

Pertumbuhan terganggu, berat badan di bawah 80% dari buku Harvard persentil 50 walaupun terdapat edema, juga pada pertumbuhan tinggi badannya jika KEP sudah berlangsung lama.

Perubahan mental
Pada stadium lanjut akan terjadi apatis.

Edema
Edema baik yang ringan maupun berat ditemukan pda sebagian besar penderita kwarsiorkor.

Atrofi otot
Atrofi otot selalu ada hingga penderita tampak lemah dan berbaring terus-menerus.

Sistem Gastro-intestinal
Pada anoreksia yang berat penderita akan menolak segala macam makanan, hingga adakalanya makanan hanya dapat diberikan melalui sonde


Perubahan rambut
Rambut mudah dicabut, terlihat kusam, kering, halus, jarang dan adanya perubahan warna

Perubahan kulit
Ditemukannya bintik-bintik merah, berpadu menjadi bercak yang kemudianmenghitam.


Pembesaran hati
Hati membesar, kadang-kadang batas hati terdapat setinggi pusar. Hati membesar mudah diraba dan terasa kenyal dengan permukaan yang licin dan pinggir yang tajam.

Anemia
Anemia ringan sering dijumpai. Dan bilamana kwarsiorkor disertai dengan penyakit lain, terutama ankylostomiasis dapat dijumpai anemia berat.

b) Gejala klinis marasmuk
Penampilan
Wajah menyerupai orang tua, anak terlihat sangat kurus karena hilangnya sebagian lemak dan otot-ototnya.

Perubahan mental
Anak menangis, juga setelah mendapat makanan oleh sebab masih merasa lapar. Keadaran menurun (apati) terdapat pada pendeerita marasmus yang berat.

Kelainan pada kulit tubuh
Kulit biasanya kering, dingin, dan mengendor disebabkan kehilangan banyak lemak dibawah kulit dan otot-ototnya.

Kelainan pada rambut kepala
Rambut tampak kering, tipis dan mudah rontok.

Lemak dibawah kulit
Lemak sukutan mengurang hingga turgor kulit mengurang.

Otot-otot
Otot-otot atrofi, sehingga tulang-tulang terlihat lebih jelas.

Saluran pencernaan
Sering menderita diare atau konstipasi.

Jantung
Jarang terdapat bradikardi.

Tekanan darah
Pada umumnya tekanan dartah penderita lebih redah jika dibandingkan dengan anak sehat seumur.

Saluran nafas
Terdapat pula frekuensi pernafasan yang mengurang.

Sistem darah
Pada umunya ditemukan kadar hemoglobin yang agak rendah.




4. Dampak KEP
Mortalitas KEP berat dimana-mana dilaporkan tinggi. Hasil penyelidikan yang dilakukan pada tahun 1955/1956 (Poey, 1957) menunjukkan angka kematian sebanyak 55%, 35% diantara mereka meninggal pada perawatan minggu pertama, dan 20% sesudahnya. Mortalitas yang tinggi didapati pila pada penderita KEP pada negara-negara lain. Pada umunya penderita KEP berat menderita pula penyakit infeksi seperti tuberkulosa paru, radang paru, disentri, dan sebagainya. Pada penderita KEP berat juga sering ditemukan tanda-tanda penyakit kekurangan gizi lain, misalnya xeroftalmia, stomatitis angularis.



5. Pencegahan KEP
Ada berbagai macam cara intervensi gizi, masing-masing untuk mengatasi satu atau lebih dari satu factor dasar penyebab KEP (Austin, 1981), yaitu:

a) Meningkatkan hasil produksi pertanian, supaya persediaan bahan makanan menjadi lebih banyak, yang sekaligus merupakan tambahan penghasilan rakyat.

b) Penyediaan makanan formula yang mengandung tinggi protein dan energi untuk anak-anak yang disapih. Makanan demikian pada umumnya tidak terdapat dalam diet tradisi, tetapi sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan meningkat pada anak-anak berumur 6 bulan keatas.


c) Memperbaiki infra struktur pemasaran. Infrastuktur pemasaran yang tidak baik akan berpengaruh negatif terhadap harga maupun kualitas bahan makanan.

d) Subsidi bahan makanan.
e) Pemberian makanan suplementer.
f) Pendidikan gizi.
g) Pendidikan pada pemeliharaan kesehatan.


G. Referensi

1. Silihin pudjiadi, Ilmu Gizi Klinis Pada Anak, edisi keempat,FKUI, Jakarta, 2003
2. Irianton Aritonang, Pemantaun Pertumbuhan Balita Petujuk Praktis Menilai Status Gizi & Kesehatan, Kanisius, Yogyakarta, 1996.
3. Konseling Bagi Ibu (Manajemen Terpadu Balita Sakit), Departemen Kesehatan RI, 1999.

4. http://askep-askeb-kita.blogspot.com/

BACA SELENGKAPNYA - Materi Kesehatan: Penyakit Kekurangan Energi dan Protein (KEP) pada Usia 4 dan 5 Tahun

Materi Kesehatan: Diet Rendah Protein

Diet Rendah Protein

Apakah maksud diit Rendah Protein ?
Adalah pengaturan mekanan dengan cara pengaturan konsumsi protein disesuaikan dengan kemampuan ginjal menyaring sisa metabolisme protein,agar sisa tersebut tidak menumpuk dalam darah, karena dapat besifat racun.

Apakah perbedaan diit Rendah Protein dengan makanan biasa ?

  • Konsumsi protein dikurangi dari kebutuhan normal. Diutamakan menggunakan protein yang berasal dari hewan seperti : susu, daging, ikan dan sebagainya.


  • Membatasi garam bila ada oedema dan tekanan darah tinggi.


  • Konsumsi cairan disesuaikan dengan jumlah air seni satu hari, ditambah 500 ml (yaitu air yang keluar melalui keringat dan pernafasan).


  • Kalori harus cukup agar perotein tidak di pecah di jadikan paling kurang 35 kalori per kilogram berat badan perhari.


  • Makanan apakah yang mengandung Tinggi Protein ?
    Makanan sumber protein umumnya berupa lauk-pauk :
  • Makanan sumber protein hewani seperti : daging, ayam, ikan, hati, telur, susu, keju, dan sebagainya mempunyai mutu protein yang lebih baik. Pilihlah sebagai sumber protein, makanan golongan ini dalam jumlah yang telah di tentukan kue-kue atau makanan-makanan yang benyak menggunakan bahan makanan tersebut hendaknya di batasi penggunaannya.


  • Makanan sumber protein nabati seperti : tahu, tempe, kacang tanah, kacang merah, kacang tolo, kacang hijau, kacang kedelai dan sebagainya. Mempunyai mutu protrin hewan. Oleh karena itu sebaiknya di hindarkan.


  • Bagaimana mengatur diit Rendah Protein ?
    1. Porsi makanan kecil tetapi padat kalori dan di berikan sering misalnya 6 x sehari.
    2. Makanan tinggi kalori, rendah protein seperti sirop, madu, permen,baik sebagai penambah kalori, tetapi hendaknya tidak diberikan dekat waktu makan, karena dapat mengurangi nafsu makan.
    3. Pilihlah makanan sumber protein hewani dalam jumlah yang di tentukan.
    4. Bila ada oedema (bengkak di kaki atau bagian tubuh lain) dan atau tekanan darah tinggi, perlu mengurangi garam dan makanan-makanan yang diberi Natrium dalam pengolahannya.
    5. Bila jumlah air seni sehari berkurang dari normal, maka perlu di batasi minum.
    6. Hidangkanlah makanan yang sebaik-baiknya dan menarik sehingga menimbulkan selera makan.
    Bagaimana sebaiknya cara memasak ?
    1. Masakan lebih baik dibuat dalam bentuk kering, seperti : di tumis, di panggang, di bobor, di kukus.
    2. Cairan lebih baik di buat dalam bentuk minuman segar atau sup.
    3. Bila anda harus membatasi garam gunakanlah lebih banyak bumbu-bumbu,seperti gula, asam, dan bumbu dapur lainnya untuk menembah rasa.
    Contoh menu sehari :
    • Pagi
      • Bubur Maizena + saos gula merah
      • Susu 1/2 gelas
    • Pukul 10.00
      • Kue talam manis
      • Air keruk
    • Siang
      • Nasi lembek
      • Semur telur
      • Ca sayur
      • Pepaya
      • Teh manis
    • Pukul 16.00
      • Agar-agar buah
      • Sirop
    • Sore
      • Nasi lembek
      • Terik daging
      • Sup sayuran
      • Jeruk
      • Teh manis
    • Pukul 21.00
      • Roti bakar
      • Sirop / madu
    BACA SELENGKAPNYA - Materi Kesehatan: Diet Rendah Protein

    Materi Kesehatan: Rendah Kolesterol dan Lemak Terbatas

    Rendah Kolesterol dan Lemak Terbatas

    Apakah Kolesterol itu ?
    Kolesterol adalah suatu bentuk lemak yang di gunakan oleh tubuh untuk membangun sel-sel dan memproduksi hormon-hormon.

    Darimana Kolesterol berasal ?
    Hampir seluruh kolesterol yang dibutuhkan di bentuk oleh tubuh di hati. Sisanya di dapatkan dari makanan tertentu yang kaya kolesterol, misalnya : daging, telur, susu dan jeroan (hati, ginjal, otak).
    Mengapa Kolesterol berbahaya ?
    Bila terlalu banyak kolesterol yang di bawa ke dalam peredaran daraharteri, maka mengakibatkan pembuluh darah makin menyempit. Apabila terjadi pada pembuluh arteri jantung, maka darah tidak dapat membawa cukup oksigen ke jantung. Hal ini disebut penyakit jantung koroner dan dapat mengakibatkan serangan-serangan jantung.
    Apa maksud diit Rendah Kolesterol ? - Menurunkan kadar kolesterol darah - Menurunkan berat badan bila terlalu gemuk Apa perbedAan diit Rendah Kolesterol dengan makanan biasa ?
    1. Penggunaan lemak sedikit dibatasi.
    2. Sebagian besar lemak yang digunakan berjenis tak jenuh.
    3. Penggunaan makanan yang mengandung banyak Kolesterol di batasi.
    4. Bila terlalu gemuk, jumlah kalori di batasi.
    Bagaimana cara memilih bahan makanannya ?
    • Bahan makanan yang di hindari (Kolesterol tinggi) :
      Daging berlemak, jeroan, keju, telur, susu, yoghurt, kream, telur, kerang, kepiting, udang, cumi-cumi, cokelat, mentega, minyak kelapa, margarin, alpokat.
    • Bahan makanan yang di batasi :
      Es krim, kue-kue / tert, kolak, makanan dan minuman yang manis-manis.
    • Bahan makanan yang di anjurkan :
      Buah segar, sayur mayur, susu skim, susu soya, ikan segar, kacang, minyak nabati, minyak zaitun, minyak jagung.

    Bagaimana cara mengatur diit ini ?
    1. Hindari penggunaan kelapa, minyak kelapa, margarin dan mentega. Sebagai pengganti gunakanlah minyak kacang, atau minyak jagung.
    2. Batasi penggunaan daging hingga 3x seminggu saja paling banyak 100 gr tiap kali : makanlah ikan atau ayam sebagai pengganti.
    3. Gunakanlah susu skim sebagai pengganti susu perah.
    4. Batasi penggunaan kuning telur hingga 3 butir seminggu.
    5. Gunakanlah sesering mungkin kacang-kacangan, tempe, tahu dan hasil oleh kacang-kacangan lain.
    6. Batasilah penggunaan gula, sirop, coca-cola, dodol, cokelat, tarcis, es krim dsb. Untuk mencegah kenaikkan berat badan.
    7. Makanlah banyak sayuran dan buah-buahan.
    Bagaimana sebaiknya cara memasak ?
    • Bila memasak daging, pilihlah daging yang kurus, keluarkan bagian-bagian berlemak.
    • Cara memasak yang baik adalah di kukus, di tumis, di rebus, di ungkep, di panggang atau di bakar. Hindarkanlah menggoreng sebanyak mungkin.
    • Sebagian sayur sebaiknya di makan mentah atau sebagai lalapan.
    Contoh menu sehari :
    • Pagi
      • Nasi
      • Tempe bacem
      • Tumis kacang panjang
      • Teh manis
    • Pukul 10.00
      • pepaya
    • Siang
      • Nasi
      • Ikan bakar + saos kecap
      • Tumis kacang merah
      • Cahsawi + wortel
      • Lalap tomat
      • Pisang
    • Malam
      • Nasi
      • Ayam panggang
      • Cah tahu + oyong
      • Tumis kangkung
      • Pepaya
    Kiat mencapai kadar Normal
    1. Batasi asupan garam dan hindari makanan yang asin.
    2. Turunkan berat badan agar mencapai berat badan ideal dengan cara mengurangi asupan energi (bagi yang mempunyai kelebihan berat badan).
    3. Berhenti merokok dan minum-minuman beralkohol.
    4. Usahakan untuk sedikit lebih santai dan dengan cara berekresi dan usahakan untuk berolah raga.
    BACA SELENGKAPNYA - Materi Kesehatan: Rendah Kolesterol dan Lemak Terbatas

    Konsep Nutrisi

    Konsep Nutrisi: "


    KONSEP NUTRISI


    1. PENGERTIAN


    Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh manusia yang bertujuan menghasilkan energi yang nantinya akan digunakan untuk aktivitas tubuh serta mengeluarkan zat sisanya (hasil metabolisme). Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.



    2. STATUS NUTRISI


    Pemecahan makanan, pencernaan, absorpsi, dan asupan makanan merupakan factor penting dalam menentukan status nutrisi.


    1. Keseimbangan Energi


    Energi adalah kekuatan untuk kerja. Manusia membutuhkan energi untuk terus-menerus berhubungan dengan lingkungannya.


    Keseimbangan Energi = Pemasukan Energi + Pengeluaran atau


    Pemasukan Energi = Total Pengeluaran Energi ( Panas + kerja


    + energi simpanan)


    a) Pemasukan Energi


    Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi makanan. Makanan merupakan sumber utama energi manusia. Dari makanan yang dimakan kemudian dipecah secara kimiawi menjadi protein, lemak, dan karbohidrat. Besarnya energi yang dihasilkan dengan satuan kalori. Satu kalori juga disebut satu kalori besar (K) atau Kkal adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikan suhu 1 kg air sebesar 1 derajat celcius. Satu kkal = 1 K atau sama dengan 1.000 kalori.


    Ketika makanan tidak tersedia maka akan terjadi pemecahan glikogen yang merupakan cadangan karbohidrat yang disimpan dalam hati dan jaringan otot.


    b) Pengeluaran Energi


    Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk men-support jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk senyawa fosfat seperti adenosin triphosfat (ATP).


    Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh Basal Metabolisme Rate (BMR) dan aktifitas fisik. Kebutuhan energi tiap hari ditentukan dengan rumus = (BMR + 24) + (0.1 X Konsumsi kkal setiap hari + energi untuk aktivitas ).


    Energi untuk aktivitas misalnya : Istirahat = 30 kal/jam , duduk = 40 kal/jam, Berdiri = 60 kal/jam, Menjahit = 70 kal/jam, Mencuci piring = 130 s/d 176 kal/jam, Melukis 400 kal/jam.


    Jika nilai pemasukan energi lebih kecil dari pengeluaran energi maka akan terjadi keseimbangan negative (-) sehingga cadangan makanan dikeluarkan, hal ini akan berakibat pada penurunan berat badan. Sebaliknya, jiak pemasukan lebih banyak dari pengeluaran energi maka akan terjadi keseimbangan positif (+), kelebihan energi akan disimpan dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan berat badan.


    c) Basal Metabolisme Rate


    Bsal Metabolisme Rate adalah energi yang digunakan tubuh pada saat istirahat yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung, pernapasan, peristaltic usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh. Kebutuhan kalori basal dipengaruhi oleh :


    1. Usia


    2. Jenis Kelamin


    3. Tinggi dan Berat Badan


    4. Kalainan endokrin


    5. Suhu Lingkungan


    6. Keadaan Sakit


    2. Karakteristik Status Nutrisi


    Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI) dan Ideal Body Weight (IBW).


    a) Body Mass Index (BMI)


    Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.


    Rumus BMI diperhitungkan :


    BB (kg) atau BB (pon) X 704,5


    TB (m) TB (inci)2


    b) Ideal Body Weight (IBW)


    Merupakan perhitungan barat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari jumlah itu.



    Kegiatan yang membutuhkan energi, antara lain :


    1. Vital kehidupan, pernafasan, sirkulasi darah, suhu tubuh dan lain-lain


    2. Kegiatan mekanik oleh otot


    3. Aktivitas otot dan syaraf


    4. Energi kimia untuk membangun jaringan, enzim, dan hormone


    5. Sekresi cairan pencernaan


    6. Absorpsi zat-zat gizi di saluran pencernaan


    7. Pengeluaran hasil sisa metabolisme



    Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi :


    1. Peningkatan Basal Metabolisme Rate


    2. Aktivitas tubuh


    3. Faktor usia


    4. Suhu Lingkungan


    5. Penyakit atau status kesehatan



    3. SISTEM PENCERNAAAN


    Sistem pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan, penelanan, pencampuran) dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut sampai anus. Sistem pencernaan makanan terdiri atas : Saluran Pencernaan dan Organ-organ Asesoris (tambahan).


    Sistem pencernaan



    4. NUTRIEN (ZAT-ZAT GIZI)


    Elemen Nutrien / Zat Gizi



    1. Karbohidrat

    2. Protein

    3. Lemak

    4. Vitamin

    5. Mineral

    6. Air


    Karbohidrat, lemak dan protein disebut energi nutrein karena merupakan sumber energi dari makanan , sedangakn vitamin, mineral dan air merupakan substansi penting untuk membangun, mempertahankan dan mengatur metabolisme jaringan.


    Fungsi zat gizi yaitu :



    1. Sebagai penghasil energi bagi fungsi organ, garakan dan kerja fisik

    2. Sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan

    3. Sebagai pelindung dan pengatur



    KARBOHIDRAT


    Karbohidrat merupakan sumber energi utama.. Hampir 80% energi dihasilkan dari karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kkal. Karbohidrat yang disimpan dalam hati dan otot berbentuk glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit. Glikogen adalah sintesis dari glukosa, pemecahan energi selama masa istirahat/puasa. Kelebihan energi karbohidrat berbentuk asam lemak.


    1. Jenis Karbohidrat


    Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu : Monosakarida, disakarida, dan polisakarida.



    1. Monosakarida


    Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang paling sederhana dan merupakan molekul yang paling kecil. Dalam bentuk ini molekul dapat langsung diserap oleh pembuluh darah. Jenis dari Monosakarida adalah glukosa dektrosa yang banyak terdapat pada buah-buahan dan sayuran, fruktosa banyak terdapat pada buah, sayuran, madu, dan glukosa yang berasal dari pecahan disakarida.



    1. Disakarida


    Jenis disakarida adalah sukrora, maltosa, dan laktosa. Sukrosa dan maltosa banyak pada makanan nabati, sedangkan laktosa merupakan jenis gula dalam air susu baik susu ibu maupun susuhewan.



    1. Polisakarida


    Merupakan gabungan dari beberapa molekul monosakarida. Jenis polisakarida adalah zat pati, glikogen dan selulosa.



    2. Fungsi Karbohidrat


    a. Sumber energi yang murah


    b. Sumber energi utama bagi otak dan syaraf


    c. Membuat cadangan tenga tubuh


    d. Pengaturan metabolisme tubuh


    e. Untuk efesiensi penggunaan protein


    f. Memberikan rasa kenyang



    3. Sumber Karbohidrat


    Sumber karbohidrat umunya adalah makanan pokok, umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung, kacang, sagu, singkong, dan lain-lain. Sedangkan pada karbohidrat hewani berbentuk glikogen.



    4. Metabolisme Karbohidrat


    Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh melalui pencernaan, absorpsi, dan metabolisme.


    Metabolisme Karbohidrat berbentuk monosakarida dan disakarida diserap melalui mukusa usus. Setelah proses penyerapan (dalam pembuluh darah) semua berbentuk monosakarida. Monosakarida (Fruktosa, Galaktosa, Glukosa) yang masuk bersama-sama darah dibawa ke hati. Di dalam hati Monosakarida diubah menjadi glukosa dan dialirkan melaui pembuluh darah ke otot. Di dalam otot glukosa dibakar membentuk glikogen melalui Proses Glikoneogenesis.



    PROTEIN


    Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti jaringan tubuh. Setiap 1 gram protein menghasilkan 4 kkal. Bentuk sederhana dari protein adalah asam amino. Asam amino disimpan didalam jaringan dalam bentuk hormon dan enzim. Asam amino esensial tidak dapat disintesis didalam tubuh tetapi harus didapatkan dari makanan. Jenis asam amino esensial diantaranya lisin, triptofan, fenilanin, leusin.


    Berdasarkan susunan kimianya, protein dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu :


    1. Protein sederhana


    Jenis ini tidak berikatan dengan zat lain, misalnya abumin,dan globulin.



    2. Protein bersenyawa


    Protein ini dapat membentuk ikatan dengan zat seperti dengan glikogen membentuk glikoprotein, dengan hemoglobin membentuk kromoprotein.


    3. Turunan atau devirat dari protein


    Termasuk dalam turunan protein adalah albuminosa, pepton, dan gelatin.



    Fungsi Protein


    1. Untuk keseimbangan cairan yaitu dengan meningkatkan tekanan osmotic koloid,


    keseimbangan asam.


    2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan


    3. Pengaturan metabolisme


    4. Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak


    5. Dalam bentuk kromosom, proein berperan sebagai tempat menyimpan dan meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk genes.



    Sumber protein


    1. Protein hawani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu, daging, telur, hati, udang, ikan, kerang, ayam dan sebagainya.


    2. Protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti jagung, kedelai, kacang hijau, terigu, dan sebagainya.



    Metabolisme Protein


    Jika makanan yang sudah berada dalam lambung, maka akan dikeluarkan enzim protease yaitu pepsin. Pepsin mengubah protein menjadi albuminosa dan pepton. Albuminosa dan pepton di dalam usus halus diubah menjadi asam-asam amino dengan bantuan enzim tripsin dari pancreas dan selanjutnya diserap atau berdifusi ke aliran darah yang menuju ke hati.Asam-asam amino disebar oleh hati ke jaringan tubuh untuk menganti sel-sel yang rusak dan sebagian digunakan untuk membuat protein darah. Karean protein dapat larut dalam air sehingga umumnya dapat dicerna secara sempurna dan hampir tidak tersisa protein makanan dalam feses.



    Asam amino yang tidak dapat digunakan ditranspor kembali ke hati kemudian dilepaskan ikatan nitrogennya sehingga terpecah menjadi dua macam zat yaitu asam organic dan amoniak. Amoniak dibuang melalui ginjal, sedangkan asam organic dimanfaatkan sebagai sumber energi.



    LEMAK


    Lamak atau lipid merupakan sumber energi paling besar. Berdasarkan ikatan kimianya lemak dibedakan menjadi :


    1. Lemak murni yaitu lemak yang terdiri atas asam lemak dan gliserol


    2. Zat-zat yang mengandung lemak misalnya fosfolipid, yaitu ikatan lemak dengan garam fosfor, glikolipid yaitu ikatan lemak dengan glikogen.



    Fungsi Lemak


    1. Memberikan kalori, dimana setiap 1 gram lemak dalam peristiwa oksidasi akan memberikan kalori sebanyak 9 kkal.


    2. Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh dinding usus.


    3. Memberikan asam-asam esensial



    Sumber Lemak


    Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani. Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti terdapat pada kacang-kacangan, kelapa dan lain-lainnya. Sedangkan Lemak hewani banyak mengandung asam lemak jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging sapi, kambing dan lainnya.



    Metabolisme Lemak


    Lemak diserap melalui proses secara pasif dalam bentuk gliserol asam lemak karena


    giserol larut dalam air. Gliserol asam lemak masuk dalam pembuluh darah dan dibawa ke hati. Kemudian didalam hati dengan proses kimiawi Gliserol diubah menjadi Glikogen. Bersama metabolisme Hidarat Arang gliserol akan menghasilkan tenaga. Lemak yang dibakar mempunyai hasil sampingan yang disebut Colesterol.


    MINERAL


    Mineral adalah elemen anorganik untuk tubuh karena perannya sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dapat diklasifikasikan menjadi makromineral yaitu jika kebutuhan tubuh 100 mg atau lebih dan mikromineral jika kebutuhan tubuh kurang dari 100 mg. Termasuk dalam makromineral adalah kalsium, magnesium fosfat sedangkan yang temasuk dalam mikromineral adalah klorida, yodium, iron,zinc. Secara umum fungsi dari mineral adalah :


    1. Membangun jarigan tulang


    2. Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh


    3. Memberikan elektemb elektrolit untuk keperluan otot-otot dan saraf


    4. Membuat berbagai enzim



    VITAMIN


    Vitamin adalah substansi organik, keberadaannya sangat sedikit pada makanan dan tidak dapat dibuat di dalam tubuh. Vitamin sangat berperan dalam proses metabolisme karena fungsinya sebagai katalisator. Vitamin dapat diklasifikasikan menjadi :


    1. Vitamin yang larut air : Vitamin B kompleks, B1, B2, B3, B12, folic acid, serta vitamin c.


    2. Vitamin yang larut dalam lemak : A , D , E , K



    Fungsi utama vitamin adalah untuk pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan kesehatan.



    AIR


    Air merupakan zat makanan paling dasar yang dibutuhkan oleh manusia. Tubuh manusia terdiri atas 50-70% air. Bayi memiliki proporsi air yang lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa. Semakin tua umur seseorang, maka proporsi air dalam tubuh akan semakin berkurang. Pada oang dewasa asupan air antara 120-1500 cc per hari, namun dianjurkan 1900 cc untuk optimal. Selain itu, air yang masuk ke dalam tutbuh melalui makanan 500-900 cc per hari.


    Kebutuhan air akan meningkat jika terjadi pengeluran air, misalnya


    - Melalui keringat berlebih


    - Muntah


    - Diare


    - Gejala Dehidrasi



    5. MASALAH-MASALAH KEBUTUHAN NUTRISI


    Secara umum, gangguan nutrisi terdiri dari :



    1. Kekurangan Nutrisi

    2. Kelebihan Nutrisi

    3. Obesitas

    4. Malnutrisi

    5. Diabetes Melitus

    6. Hipertensi

    7. Jantung Koroner

    8. Anoreksia



    6. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN NUTRISI


    1. Pengetahuan


    2. Prasangka


    3. Kebiasaan


    4. Kesukaan


    5. Ekonomi


    http://askep-askeb-kita.blogspot.com/
    BACA SELENGKAPNYA - Konsep Nutrisi

    07 September 2010

    Gambaran Kasus Kehamilan Ektopik Terganggu di RSUD "JJJ" Periode 1 Januari 2003-31 Desember 2005

    Gambaran Kasus Kehamilan Ektopik Terganggu di RSUD "JJJ" Periode 1 Januari 2003-31 Desember 2005:
    "ABSTRAK

    Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau ruptur pada dinding tuba dan peristiwa ini disebut sebagai kehamilan ektopik terganggu.


    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kasus kehamilan ektopik terganggu di RSUD JJJ periode 1 Januari 2003-31 Desember 2005. Jenis penelitian ini adalah deskriptif retrospektif. Data dikumpulkan dengan melihat kembali semua catatan medik kasus kehamilan ektopik terganggu yang tercatat di bagian Rekam Medik RSUD JJJ. Data dikumpulkan dan diolah secara manual, kemudian disajikan dalam bentuk diagram dan tabel distribusi frekuensi.
    Dari hasil penelitian diperoleh 7498 jumlah kebidanan termasuk 133 diantaranya adalah kehamilan ektopik terganggu (1,77%), Penderita kehamilan ektopik terganggu yang terbanyak terdapat pada umur 30-34 tahun (40,60%) dengan paritas penderita 1 sebanyak (35,34%). Lokasi kehamilan ektopik terganggu terbanyak adalah pada daerah ampula tuba (82,70%) dimana jumlah ibu yang meninggal (1,5%).

    http://askep-askeb-kita.blogspot.com/

    lihat semua DAFAR KTI LENGKAP dalam DOKUMEN WORD (.doc)
    KLIK DISINI
    BACA SELENGKAPNYA - Gambaran Kasus Kehamilan Ektopik Terganggu di RSUD "JJJ" Periode 1 Januari 2003-31 Desember 2005

    ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM MATURUS DENGAN SECSIO SESARIA


    ABSTRAK


    ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M P2A1 POST PARTUM MATURUS DENGAN SEKSIO SESAREA ATAS INDIKASI CEFALO PELVIK DISPROPORTION HARI KE DUA S.D HARI KE TUJUH DI RUANG DEBORA
    RUMAH SAKIT LLL

    viii, 4 bab, 101 halaman, 4 lampiran

    Karya tulis ini dilatarbelakangi oleh cukup banyaknya jumlah ibu post partum dengan seksio sesarea atas indikasi CPD dirumah sakit immanuel, yaitu 17,5% dan kompleksnya masalah yang ditimbulkan oleh tindakan seksio sesarea terhadap ibu maupun janin. Tujuan penulisan karya tulis ini untuk memperoleh pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien post partum maturus dengan seksio sesarea atas indikasi CPD secara komprehensif. Metode yang digunakan dalam menyusun karya tulis ini adalah deskriptif berbentuk studi kasus. Saat pengkajian klien tidak kooperatif, namun penulis tidak bosan melakukan pendekatan yang akhirnya klien percaya dan ditemukan beberapa masalah, diantaranya: gangguan rasa nyaman: nyeri, resiko tinggi infeksi, resiko tinggi gangguan laktasi, gangguan pemenuhan ADL, dan ketidakmampuan klien memilih jenis kontrasepsi. Tindakan yang telah dilakukan: memberi penyuluhan, mengganti balutan, memberi motivasi, dan mendemonstrasikan cara perawatan payudara. Hasil yang sudah tercapai dalam memberikan asuhan keperawatan yaitu meningkatnya pengetahuan klien, keterampilan dalam perawatan payudara, dan perawatan luka, yang belum tercapai yaitu resiko infeksi, penulis memotivasi klien untuk tetap melakukan perawatan luka sampai sembuh dan mengidentifikasi adanya tanda-tanda infeksi. Kesimpulan dari studi kasus ini adalah tidak semua diagnosa keperawatan yang ada dalam teori muncul pada kasus dilapangan, karena manusia adalah mahluk yang unik, sehingga respon yang timbul pada satu individu akan berbeda dengan individu yang lain. Saran bagi adik kelas, jangan bosan melakukan pendekatan dengan komunikasi terapeutik pada klien tidak kooperatif, untuk institusi, agar memperbanyak buku-buku literatur untuk bahan referensi sebagai acuan mahasiswa dalam proses belajar dan penyusunan karya tulis, serta bagi perawat agar selalu melengkapi pendokumentasian asuhan keperawatan ke dalam status klien sehingga data mudah didapat.

    Kepustakaan 18 sumber (1986-2005)


    http://askep-askeb-kita.blogspot.com/

    lihat semua DAFAR KTI LENGKAP dalam DOKUMEN WORD (.doc)
    KLIK DISINI
    BACA SELENGKAPNYA - ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM MATURUS DENGAN SECSIO SESARIA

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK C DENGAN POST DEBRIDEMENT

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK C DENGAN POST DEBRIDEMENT:

    ABSTRAK

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK C. (11TAHUN) DENGAN POST DEBRIDEMENT ATAS INDIKASI SKIN DEGLONING + CLOSE FRAKTUR METATARSAL I DAN III PEDIS DEXTRA DI RUANG CEMPAKA RUMAH SAKIT PERJAN HASAN SADIKIN BANDUNG

    ix, 4 BAB, 91 Halaman, 3 Gambar, 1 Lampiran

    Latar belakang dari penulisan karya tulis ini adalah adalah berdasarkan pada angka kejadian anak yang mengalami Fraktur dan Skin Degloving di ruang Cempaka RS Perjan Hasan Sadikin Bandung yang mengakibatkan kecacatan sehingga memerlukan perawatan khusus. Tujuan dari karya tulis ini adalah agar penulis mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien usia sekolah (11 tahun) dengan Post Debridement atas indikasi Skin Degloving dan Close Fraktur Metatarsal I dan III Pedis Dextra secara komprehensif meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Teknik yang digunakan adalah wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Sistematika penulisan terdiri dari 4 Bab.
    Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan Skin Degloving adalah kehilangan jaringan kulit yang luas, dimana salah satu tindakan untuk mencegah terjadinya infeksi pada kasus tersebut, yaitu dengan Debridement.


    Masalah yang mungkin muncul pada kasus ini adalah, Gangguan rasa nyaman nyeri, Gangguan personal hygiene, Keterbatasan mobilisasi fisik, Gangguan pemenuhan personal hygiene, Resiko tinggi infeksi, Resiko tinggi kerusakan integritas kulit. Masalah keperawatan yang muncul pada kasus: gangguan rasa nyaman nyeri, gangguan pemenuhan personal hygiene, resiko infeksi, Gangguan asupan makanan, resiko kontraktur .Setelah dilakukan intervensi dari masalah yang ada 3 masalah belum teratasi yaitu masalah gangguan rasa nyaman nyeri, resiko infeksi, dan gangguan asupan nutrisi. Kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dalam penanganan kasus ini adalah perlunya melibatkan keluarga secara aktif karena kasus ini memerlukan waktu yang lama untuk sembuh sehingga perlu perawatan yang lama. Saran ditujukan untuk keluarga, perawat dan pihak akademik


    Daftar Pustaka : 23 buah (1983-2003)




    http://askep-askeb-kita.blogspot.com/
    BACA SELENGKAPNYA - ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK C DENGAN POST DEBRIDEMENT

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn.W DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN : AKIBAT MILD HEAD INJURY DISERTAI OPEN LINEAR FRAKTUR FRONTAL DEXTRA


    ABSTRAK



    vii, IV bab, 99 halaman, 1 tabel, 1 gambar, 3 lampiran

    Penulisan karya tulis ini dilatar belakangi oleh kompleknya masalah dan dampak yang dapat terjadi pada klien dengan trauma kepala disamping tingginya angka kejadian trauma kepala yang dirawat di rumah sakit Hasan Sadikin Bandung (89,94%). Tujuan karya tulis ini adalah Penulis mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan pendekatan proses keperawatan pada klien gangguan persarafan akibat trauma kepala dengan menggunakan tekhnik penulisan metode deskriptif berbentuk studi kasus, yang terdiri dari 4 BAB, yaitu: pendahuluan, tinjauan teoritis, tinjauan kasus, pembahasan, kesimpulan dan rekomendasi.

    Trauma kepala adalah deformitas jaringan di kepala yang diakibatkan oleh suatu kekuatan mekanis. Pada kasus Tn.W berdasarkan hasil analisa data didapatkan masalah keperawatan yang muncul yaitu ganggaun rasa nyaman nyeri, gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, gangguan pemenuhan ADL, kebutuhan pengetahuan mengenai cara perawatan luka dan kecemasan keluarga. Fokus tindakan dilakukan untuk menanggulangi rasa nyaman nyeri, memenuhi kebutuhan nutrisi dan pemenuhan kebutuhan ADL. Semua masalah yang muncul pada klien dapat teratasi. Kesimpulan dari pelaksanaan asuhan keperawatan ini yaitu diperlukan keterlibatan dan kerjasama dengan keluarga klien dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, untuk itu penulis merekomendasikan agar perawat dan keluarga klien dapat bekerjasama terutama dalam membantu mengatasi masalah yang muncul pada klien yang ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai.

    Daftar Pustaka 14 buah (1994 – 2002)

    http://askep-askeb-kita.blogspot.com/

    lihat semua DAFAR KTI LENGKAP dalam DOKUMEN WORD (.doc)
    KLIK DISINI
    BACA SELENGKAPNYA - ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn.W DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN : AKIBAT MILD HEAD INJURY DISERTAI OPEN LINEAR FRAKTUR FRONTAL DEXTRA
    INGIN BOCORAN ARTIKEL TERBARU GRATIS, KETIK EMAIL ANDA DISINI:
    setelah mendaftar segera buka emailnya untuk verifikasi pendaftaran. Petunjuknya DILIHAT DISINI