kolom pencarian

KTI D3 Kebidanan[1] | KTI D3 Kebidanan[2] | cara pemesanan KTI Kebidanan | Testimoni | Perkakas
PERHATIAN : jika file belum ter-download, Sabar sampai Loading halaman selesai lalu klik DOWNLOAD lagi

25 December 2010

PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Terdapat beberapa pertanyaan kunci bahwa perawat harus mempertimbangkan saat mengkaji kebutuhan akan sentuhan pasien dan keluarga

T Jumlah total sentuhan saat ini dari keluarga dan anggota tim kesehatan

Pasien membutuhkan sedikit perawatan fisik, mungkin diisolasi, atau mungkin menggunakan tempat tidur kinetik. Sering kali pasien ini mempunyai atau tidak sama sekali mempunyai pengunjung, atau anggota keluarga sangat ragu-ragu menyentuh pasien. Ketika dengan pasien mereka tetap jauh dari tempat tidur dan munculnya ketakutan atau rasa tidak nyaman dengan menyentuh atau menunjukkan pengaruhnya dan perawatan.

O Pasien lansia sering meningkat akan kebutuhan sentuhan yang berarti selama periode krisis. Agging process yang juga membuat mereka lebih cenderung terjadi penurunan sensori, kekacauan mental, dan kesulitan komunikasi yang dapat dikurangi dengan sentuhan yang berarti dalam memberikan perawatan. Mmepunyai pengunjung dan interaksi verbal sedikit dapat memperbesar kebutuhan memreka akan sentuhan.

U Ancaman yang tidak biasa terhadap gambaran diri dan jarak kedekatan pribadi terjadi pada saat pasien mengalami ketidaknyamanan dan bingung tentang bagian tubuhnya dan menyatukan bagian-bagian tubuhnya ke dalam satu tubuh yang utuh.

C Tingkat kesadaran pasien memberi isyarat akan kebutuhan sentuhan. Mungkin terjadi kurang jika mereka stabil dan dapat berpartisipasi pada perawatan mereka.

Krisis dapat memicu peningkatan akan kebutuhan dukungan, kedekatan dengan orang lain, komunikasi yang jelas. Sering terjadi sedikit kesempatan bagi perawat memberikan dukungan verbal yang lama selama situasi krisis, walaupun kebutuhan dukungan dan perawatan semakin meningkat.

H Teknologi canggih sangat menunjang perawatan intensif. Ketidakberdayaan dan keputusasaan merupakan perasaan yang dialami pasien jika mereka mengetahui bahwa mereka tidak meningkatkan situasi mereka pada tingkat yang dapat diterima. Perasaan ini memungkinkan mereka dalam kehancuran dan depressi. Mereka akan menampakkan perasaan ini dengan tampak apatis terhadap kondisi mereka atau perawatan, withdrawal, atau menghindari komunikasi, atau menangis dan terluka. Merasa kesepian dalam krisis mereka hanya membuat mereka makin putus asa. Pasien ini mungkin sangat terbuka terhadap dukungan dan pemberian perhatian sentuhan perawat sebagai tanda bahwa seseorang memperhatikan dan bersamanya.

I Psikosis ICU, kekacauan mental dan tak berdaya merupakan kemungkinan efek samping dari lingkungan perawatan kritis pada kombinasi tingkat stress pasien. Kurang istirahat, perubahan status nutrisi dan penggunaan obat juga mendukung terjadinya ketidakseimbangan yang dialami pasien. Sentuhan yang hati-hati dan direncanakan dapat membantu pasien melalui episode ini. Keinginan menyentuh bagi pasien mungkin merupakan isyarat kebutuhannya untuk mengadakan kontak rasa dengan orang lain. Pasien yang meraih perawat atau memegang lengan atau tangan perawat mungkin menandakan kebutuhan mereka untuk kedekatan dan kontak dengan orang lain.

N Menggunakan lima indra secara normal dan input sensoris yang normal dan jumlah serta kualitasnya meningkatkan kemampuan pasien untuk mengatasi ansietas, lingkungan asing dan situasi krisis. Sayangnya semua itu sering mengubah input sensoris dan penggunaannya. Memberikan perhatian yang sensitif pada perilaku pasien merupakan langkah pertama dalam mencapai keseimbangan proses sensoris. Langkah kedua termasuk menggunakan sentuhan yang bermakna dalam mencoba mengkomunikasikan keperawatan dan menghubungkan pasien dengan realita, martabat dan harga diri. Langkah ketiga membutuhakan perawat untuk melihat respons pasien untuk menilai intervensi pada tingkat individu.

G Memberikan isyarat perilaku terhadap kebutuhan sentuhan merupakan fenomena yang tidak disadari pasien. Expresi wajah, kontak mata, ungkapan verbal, ingin menyentuh dan sering memanggil perawat mungkin menandakan kebutuhan pasien akan seseorang disampingnya

Sama pentingnya menyadari isyarat pasien untuk menghindari sentuhan. Ingatlah pasien sebagai individu, perubahan suasana hati, pengaruh budaya dan perubahan fisiologis mungkin menyebabkan fluktuasi pada kebutuhan pasien atau kesiapan fisik untuk kontak. Keterbuakaan untuk menyentuh pada satu waktu tidak meyakinkan bahwa pasien akan merasa nyaman dengan sentuhan dibawah kondisi lain. Penting untuk memahami bahwa kebutuhan pasien dan berespons menyentuh berubah dari waktu ke waktu atau dari hari ke hari.*)

*) Hudak & Gallo Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik Ed VI Vol I 1997
BACA SELENGKAPNYA - PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

CKD ( CHRONIC KIDNEY DISEASE )

CKD ( CHRONIC KIDNEY DISEASE )

A. PENGERTIAN
Gagal ginjal kronik (GGK) biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara bertahap (Doenges, 1999; 626)
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2001; 1448)
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun. (Price, 1992; 812)
Sesuai dengan topik yang saya tulis didepan cronic kidney disease ( CKD ),pada dasarnya pengelolaan tidak jauh beda dengan cronoic renal failure ( CRF ), namun pada terminologi akhir CKD lebih baik dalam rangka untuk membatasi kelainan klien pada kasus secara dini, kerena dengan CKD dibagi 5 grade, dengan harapan klien datang/merasa masih dalam stage – stage awal yaitu 1 dan 2. secara konsep CKD, untuk menentukan derajat ( stage ) menggunakan terminology CCT ( clearance creatinin test ) dengan rumus stage 1 sampai stage 5. sedangkan CRF ( cronic renal failure ) hanya 3 stage. Secara umum ditentukan klien datang dengan derajat 2 dan 3 atau datang dengan terminal stage bila menggunakan istilah CRF.

B. ETIOLOGI
• Infeksi misalnya pielonefritis kronik, glomerulonefritis
• Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis
• Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik, poliarteritis nodosa,sklerosis sistemik progresif
• Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik,asidosis tubulus ginjal
• Penyakit metabolik misalnya DM,gout,hiperparatiroidisme,amiloidosis
• Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbal
• Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli neoplasma, fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah: hipertropi prostat, striktur uretra, anomali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.
• Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasis

C. PATOFISIOLOGI
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari nefron–nefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu. ( Barbara C Long, 1996, 368)
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448).
Klasifikasi
Gagal ginjal kronik dibagi 3 stadium :
- Stadium 1 : penurunan cadangan ginjal, pada stadium kadar kreatinin serum normal dan penderita asimptomatik.
- Stadium 2 : insufisiensi ginjal, dimana lebihb dari 75 % jaringan telah rusak, Blood Urea Nitrogen ( BUN ) meningkat, dan kreatinin serum meningkat.
- Stadium 3 : gagal ginjal stadium akhir atau uremia.
K/DOQI merekomendasikan pembagian CKD berdasarkan stadium dari tingkat penurunan LFG :
- Stadium 1 : kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminaria persisten dan LFG yang masih normal ( > 90 ml / menit / 1,73 m2
- Stadium 2 : Kelainan ginjal dengan albuminaria persisten dan LFG antara 60-89 mL/menit/1,73 m2
- Stadium 3 : kelainan ginjal dengan LFG antara 30-59 mL/menit/1,73m2
- Stadium 4 : kelainan ginjal dengan LFG antara 15-29mL/menit/1,73m2
- Stadium5 : kelainan ginjal dengan LFG < 15mL/menit/1,73m2 atau gagal ginjal terminal.
Untuk menilai GFR ( Glomelular Filtration Rate ) / CCT ( Clearance Creatinin Test ) dapat digunakan dengan rumus :
Clearance creatinin ( ml/ menit ) = ( 140-umur ) x berat badan ( kg )
72 x creatini serum
Pada wanita hasil tersebut dikalikan dengan 0,85




MANIFESTASI KLINIS
1. Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996 : 369):
a. Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan berkurang, mudah tersinggung, depresi
b. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal atau sesak nafas baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah.
2. Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain : hipertensi, (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem renin - angiotensin – aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem pulmoner (akibat cairan berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi pada lapisan perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi).
3. Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut:
a. Gangguan kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi perikardiac dan gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan irama jantung dan edema.
b. Gannguan Pulmoner
Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara krekels.
c. Gangguan gastrointestinal
Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan metabolisme protein dalam usus, perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi dan perdarahan mulut, nafas bau ammonia.
d. Gangguan muskuloskeletal
Resiles leg sindrom ( pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan ), burning feet syndrom ( rasa kesemutan dan terbakar, terutama ditelapak kaki ), tremor, miopati ( kelemahan dan hipertropi otot – otot ekstremitas.
e. Gangguan Integumen
kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning – kuningan akibat penimbunan urokrom, gatal – gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh.
f. Gangguan endokrim
Gangguan seksual : libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan menstruasi dan aminore. Gangguan metabolic glukosa, gangguan metabolic lemak dan vitamin D.
g. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa
biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan natrium dan dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipomagnesemia, hipokalsemia.
h. System hematologi
anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi eritopoetin, sehingga rangsangan eritopoesis pada sum – sum tulang berkurang, hemolisis akibat berkurangnya masa hidup eritrosit dalam suasana uremia toksik, dapat juga terjadi gangguan fungsi trombosis dan trombositopeni.

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Didalam memberikan pelayanan keperawatan terutama intervensi maka perlu pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan baik secara medis ataupun kolaborasi antara lain :
1.Pemeriksaan lab.darah
- hematologi
Hb, Ht, Eritrosit, Lekosit, Trombosit
- RFT ( renal fungsi test )
ureum dan kreatinin
- LFT (liver fungsi test )
- Elektrolit
Klorida, kalium, kalsium
- koagulasi studi
PTT, PTTK
- BGA
2. Urine
- urine rutin
- urin khusus : benda keton, analisa kristal batu
3. pemeriksaan kardiovaskuler
- ECG
- ECO
4. Radidiagnostik
- USG abdominal
- CT scan abdominal
- BNO/IVP, FPA
- Renogram
- RPG ( retio pielografi )

E. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu :
a) Konservatif
- Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
- Observasi balance cairan
- Observasi adanya odema
- Batasi cairan yang masuk
b) Dialysis
- peritoneal dialysis
biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency.
Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut adalah CAPD ( Continues Ambulatori Peritonial Dialysis )
- Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan melalui daerah femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan :
- AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
- Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi ke jantung )
c) Operasi
- Pengambilan batu
- transplantasi ginjal




















I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut Doenges (1999) dan Lynda Juall (2000), diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien CKD adalah:
1. Penurunan curah jantung
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
3. Perubahan nutrisi
4. Perubahan pola nafas
5. Gangguan perfusi jaringan
6. Intoleransi aktivitas
7. kurang pengetahuan tentang tindakan medis
8. resti terjadinya infeksi

J. INTERVENSI
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang meningkat
Tujuan:
Penurunan curah jantung tidak terjadi dengan kriteria hasil :
mempertahankan curah jantung dengan bukti tekanan darah dan frekuensi jantung dalam batas normal, nadi perifer kuat dan sama dengan waktu pengisian kapiler
Intervensi:
a. Auskultasi bunyi jantung dan paru
R: Adanya takikardia frekuensi jantung tidak teratur
b. Kaji adanya hipertensi
R: Hipertensi dapat terjadi karena gangguan pada sistem aldosteron-renin-angiotensin (disebabkan oleh disfungsi ginjal)
c. Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikanlokasi, rediasi, beratnya (skala 0-10)
R: HT dan GGK dapat menyebabkan nyeri
d. Kaji tingkat aktivitas, respon terhadap aktivitas
R: Kelelahan dapat menyertai GGK juga anemia
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan edema sekunder : volume cairan tidak seimbang oleh karena retensi Na dan H2O)
Tujuan: Mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan dengan kriteria hasil: tidak ada edema, keseimbangan antara input dan output
Intervensi:
a. Kaji status cairan dengan menimbang BB perhari, keseimbangan masukan dan haluaran, turgor kulit tanda-tanda vital
b. Batasi masukan cairan
R: Pembatasan cairan akn menentukan BB ideal, haluaran urin, dan respon terhadap terapi
c. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan cairan
R: Pemahaman meningkatkan kerjasama pasien dan keluarga dalam pembatasan cairan
d. Anjurkan pasien / ajari pasien untuk mencatat penggunaan cairan terutama pemasukan dan haluaran
R: Untuk mengetahui keseimbangan input dan output

3. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah
Tujuan: Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat dengan kriteria hasil: menunjukan BB stabil
Intervensi:
a. Awasi konsumsi makanan / cairan
R: Mengidentifikasi kekurangan nutrisi
b. Perhatikan adanya mual dan muntah
R: Gejala yang menyertai akumulasi toksin endogen yang dapat mengubah atau menurunkan pemasukan dan memerlukan intervensi
c. Beikan makanan sedikit tapi sering
R: Porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan makanan
d. Tingkatkan kunjungan oleh orang terdekat selama makan
R: Memberikan pengalihan dan meningkatkan aspek sosial
e. Berikan perawatan mulut sering
R: Menurunkan ketidaknyamanan stomatitis oral dan rasa tak disukai dalam mulut yang dapat mempengaruhi masukan makanan

4. Perubahan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi sekunder: kompensasi melalui alkalosis respiratorik
Tujuan: Pola nafas kembali normal / stabil
Intervensi:
a. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya crakles
R: Menyatakan adanya pengumpulan sekret
b. Ajarkan pasien batuk efektif dan nafas dalam
R: Membersihkan jalan nafas dan memudahkan aliran O2
c. Atur posisi senyaman mungkin
R: Mencegah terjadinya sesak nafas
d. Batasi untuk beraktivitas
R: Mengurangi beban kerja dan mencegah terjadinya sesak atau hipoksia

5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritis
Tujuan: Integritas kulit dapat terjaga dengan kriteria hasil :
- Mempertahankan kulit utuh
- Menunjukan perilaku / teknik untuk mencegah kerusakan kulit
Intervensi:
a. Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vaskuler, perhatikan kadanya kemerahan
R: Menandakan area sirkulasi buruk atau kerusakan yang dapat menimbulkan pembentukan dekubitus / infeksi.
b. Pantau masukan cairan dan hidrasi kulit dan membran mukosa
R: Mendeteksi adanya dehidrasi atau hidrasi berlebihan yang mempengaruhi sirkulasi dan integritas jaringan
c. Inspeksi area tergantung terhadap udem
R: Jaringan udem lebih cenderung rusak / robek
d. Ubah posisi sesering mungkin
R: Menurunkan tekanan pada udem , jaringan dengan perfusi buruk untuk menurunkan iskemia
e. Berikan perawatan kulit
R: Mengurangi pengeringan , robekan kulit
f. Pertahankan linen kering
R: Menurunkan iritasi dermal dan risiko kerusakan kulit
g. Anjurkan pasien menggunakan kompres lembab dan dingin untuk memberikan tekanan pada area pruritis
R: Menghilangkan ketidaknyamanan dan menurunkan risiko cedera
h. Anjurkan memakai pakaian katun longgar
R: Mencegah iritasi dermal langsung dan meningkatkan evaporasi lembab pada kulit

6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan oksigenasi jaringan yang tidak adekuat, keletihan
Tujuan: Pasien dapat meningkatkan aktivitas yang dapat ditoleransi
Intervensi:
a. Pantau pasien untuk melakukan aktivitas
b. Kaji fektor yang menyebabkan keletihan
c. Anjurkan aktivitas alternatif sambil istirahat
d. Pertahankan status nutrisi yang adekuat

7. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan tindakan medis (hemodialisa) b.d salah interpretasi informasi.
a. Kaji ulang penyakit/prognosis dan kemungkinan yang akan dialami.
b. Beri pendidikan kesehatan mengenai pengertian, penyebab, tanda dan gejala CKD serta penatalaksanaannya (tindakan hemodialisa ).
c. Libatkan keluarga dalam memberikan tindakan.
d. Anjurkan keluarga untuk memberikan support system.
e. Evaluasi pasien dan keluarga setelah diberikan penkes.
























DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC

Doenges E, Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC

Long, B C. (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan) Jilid 3. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan

Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Kllinis Proses-proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC

Suyono, Slamet. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I II. Jakarta.: Balai Penerbit FKUI

download askep diatas klik disini
BACA SELENGKAPNYA - CKD ( CHRONIC KIDNEY DISEASE )

Konsep Perilaku

Konsep Perilaku

Perilaku adalah tindakan/aksi yang mengubah hubungan antara organisme dan lingkungannya.

Perilaku dapat terjadi sebagai akibat stimulus dari luar. Reseptor diperlukan untuk mendeteksi stimulus, saraf diperlukan untuk mengkoordinasikan respon dan efektor untuk melaksanakan aksi.

Perilaku dapat pula terjadi sebagai stimulus dari dalam. Stimulus dari dalam, misalnya rasa lapar, memberikan motivasi akan aksi yang akan diambil bila makanan benar-benar terlihat atau tercium.

Umumnya perilaku suatu organisme merupakan akibat gabungan stimulus dari dalam dan dari luar.

Bentuk Perilaku:

  • Perilaku bawaan, dan
  • Perilaku terajar.

Perilaku bawaan

Taksis: Bereaksi terhadap stimulus dengan bergerak secara otomatis langsung mendekati atau menjauh dari atau pada sudut tertentu terhadapnya. Macam-macam taksis: kemotaksis, fototaksis, magnetotaksis.

Refleks: Respon bawaan paling sederhana yang dijumpai pada hewan yang mempunyai system saraf. Refleks adalah respon otomatis dari sebagian tubuh terhadap suatu stimulus. Respon terbawa sejak lahir, artinya sifatnya ditentukan oleh pola reseptor, saraf, dan efektor yang diwariskan.

Contoh: refleks rentangan

Mesin refleks rentang memberikan mekanisme pengendalian yang teratur dengan baik, yang:

  1. mengarahkan kontraksi refleks otot
  2. menghambat kontraksi otot-otot antagonis
  3. terus-menerus memonitor keberhasilan yang dengannya perintah-perintah dari otak diteruskan, dan dengan cepat dan secara otomatis membuat setiap penyesuaian sebagai pengganti yang perlu.

Naluri: Pola perilaku kompleks yang, sebagaimana refleks, merupakan bawaan, agak tidak fleksibel, dan mempunyai nilai bagi hewan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Naluri lebih rumit dibandingkan dengan refleks dan dapat melibatkan serangkai aksi.

Pelepas Perilaku Naluriah: sekali tubuh siap di bagian dalam untuk tipe perilaku naluriah tertentu, maka diperlukan stimulus luar untuk mengawali respon. Isyarat yang memicu aksi naluriah disebut pelepas (release). Begitu respon tertentu dilepaskan, biasanya langsung selesai walaupun stimulus efektif segera ditiadakan.

Isyarat kimia, yaitu feromon, berfungsi sebagai pelepas penting pada serangga sosial.

Perilaku Ritme dan Jam Biologis: perilaku berulang-ulang pada interval tertentu yang dinyatakan sebagai ritme atau periode. Daur perilaku ritme dapat selama dua jam atau setahun.

Perilaku Terajar

Perilaku terajar adalah perilaku yang lebih kurang diperoleh atau dimodifikasi secara permanen sebagai akibat pengalaman individu.

Kebiasaan: hampir semua hewan mampu belajar untuk tidak bereaksi terhadap stimulus berulang yang telah dibuktikan tidak merugikan. Fenomena ini dikenal sebagai kebiasaan (habituasi) dan merupakan suatu contoh belajar sejati.

Keterpatrian/Tanggap Tiru Imprinting: Merupakan salah satu contoh belajar yang khusus dan nyata. Contoh: jika seekor anak angsa yang baru menetas dihadapkan pada sebuah benda yang dapat bergerak dan mengeluarkan bunyi yang dapat terdengar, hewan itu akan mengikutinya sebagaimana mereka mengikuti induknya, Waktu penghadapan cukup kritis, karena jika dilakukan beberapa hari setelah menetas, keterpatrian tidak terjadi. Keterpatrian ini dikenal berkat penelitian Konrad Lorenz.

Respon yang Diperlazimkan: merupakan perilaku terajar yang paling sederhana, yang pada dasarnya adalah respon sebagai hasil pengalaman, disebabkan oleh suatu stimulus yang berbeda dengan yang semula memicunya. Ivan Pavlov, fisiologiawan Rusia, dalam penelitiannya dengan anjing menemukan bahwa jika anjing diberi makanan pada mulutnya, ia akan mengeluarkan air liur yang mungkin merupakan refleks bawaan yang melibatkan kuncup rasa, neuron sensori, jaring-jaring neuron di otak, dan neuron motor yang menuju kelenjar ludah. Pavlov kemudian menemukan jika pada saat meletakkan makanan di mulut anjing ia membunyikan bel, anjing selanjutnya akan berliur setiap kali anjing tersebut mendengar bel. Hal ini merupakan respon yang diperlazimkan. Anjing telah belajar bereaksi terhadap stimulus pengganti, yaitu stimulus yang diperlazimkan.

Percobaan mengenai pelaziman telah banyak memberi keterangan tentang proses belajar pada manusia. Pelaziman terjadi paling cepat bila (1) stimulus yang bukan diperlazimkan dan stimulus yang diperlazimkan sering diberikan bersama-sama, (2) tidak ada pengalihan perhatian, dan (3) diberikan semacam hadiah/imbalan untuk penampilan/prestasi yang berhasil terhadap respon bersyarat tadi.

Pelaziman Instrumental: Prinsip pelaziman dapat dipakai untuk melatih hewan melakukan tugas yang bukan pembawaan lahir. Dalam hal ini, hewan ditempatkan pada suatu keadaan sehingga dapat bergerak bebas dan melakukan sejumlah kegiatan perilaku yang berlain-lainan. Peneliti dapat memilih untuk memberi imbalan hanya pada perilaku tertentu. Latihan ini dikenal sebagai pelaziman instrumental atau pelaziman operan (istilah kedua diberikan oleh psikolog B.F. Skinner yang terkenal karena dapat melatih merpati untuk bermain pingpong dan bermain piano mainan).

Motivasi: Diantara kebanyakan hewan, motivasi (terkadang disebut juga dorongan) dihubungkan dengan kebutuhan fisiknya. Seekor hewan yang haus akan mencari air dan yang merasa lapar akan mencari makanan. Kepuasan terhadap dorongan merupakan kekuatan motivasi dibalik perilaku hewan tersebut. Sebagian besar perilaku spontan hewan-hewan ini merupakan akibat usaha memelihara homeostasis. Banyak diantara dorongan ini bersumber dalam hipotalamus. Dalam semua kasus, hipotalamus mengawali respon yang berakibat penurunan dorongan tersebut, dan dapat pula menghambat beberapa di antara respon tadi bila titik kepuasan tercapai.

Pada manusia, sebagian besar perilaku terhadap keinginan memuaskan kebutuhan fisik, tidak selalu dapat diterangkan seperti keterangan di atas. Banyak kegiatan yang dilakukan kendatipun tidak ada imbalan atau hukuman luar yang didapatkan. Melakukan proses (kegiatan) itu sendiri sudah merupakan imbalan. Simpanse dan manusia juga kadang mau bekerja untuk tujuan yang belum tampak.

Konsep: Kebanyakan hewan memecahkan masalah dengan mencoba-coba. Selama ada motivasi yang memadai hewan akan mencoba setiap alternatif dan secara bertahap, melalui kegagalan dan keberhasilan yang berulang, belajar memecahkan masalahnya. Manusia umumnya tidak sekedar belajar dengan cara mencoba-coba. Bila dihadapkan pada suatu masalah, manusia mungkin melakukan satu atau dua usaha sembarang sebelum “berhasil” memecahkannya. Respon ini disebut wawasan.

Wawasan mencakup menanamkan hal-hal yang telah dikenal dengan cara-cara baru. Jadi merupakan tindakan kreatif sejati. Wawasan juga bergantung pada perkembangan konsep atau prinsip.

Pemecahan masalah dengan menggunakan konsep melibatkan suatu bentuk penalaran. Ada dua proses pemikiran berlainan namun berkaitan yang terlibat, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif berarti mempelajari prinsip umum dari pengalaman dengan situasi khusus dan jelas. Penalaran deduktif, menerapkan prinsip umum pada situasi khusus yang baru.

Bahasa: Semua manusia, bahkan dalam masyarakat yang paling primitif pun, memiliki bahasa yang sangat maju. Hal ini merupakan abstraksi yang kedua (konsep merupakan abstraksi juga).

Memori: Belajar bergantung kepada memori (ingatan). Jika organisme bermaksud memodifikasi perilakunya dari pengalaman, maka ia harus mampu mengingat-ingat apa pengalamannya itu. Sekali sesuatu dipelajari, maka memori diperlukan agar yang dipelajarinya itu tetap ada.

Ada dua teori dasar tentang memori. Yang pertama menyatakan bahwa memori merupakan proses dinamik. Menurut teori ini, sensasi menimbulkan impuls saraf, yang kemudian beredar untuk jangka waktu tak terbatas melalui jaring-jaring neuron dalam sistem saraf pusat. Hal ini memungkinkan karena jaring-jaring interneuron yang amat luas dalam serebrum manusia. Teori dinamik ini ditunjang oleh fakta yang menakjubkan bahwa belum pernah ditemukan daerah khusus dalam otak manusia untuk penyimpanan memori yang lama. Teori yang kedua mengatakan bahwa setiap sensasi yang diingat kembali mengakibatkan sedikit perubahan fisik yang permanen di dalam otak. Beberapa biologiwan mengemukakan bahwa memori mungkin disimpan dalam kode kimiawi di dalam otak. Beberapa memperhatikan RNA, beberapa memperhatikan protein, sebagai substansi yang menyandikan memori. Masih terlalu dini untuk menyatakan apa sifat memori itu. Bisa jadi proses dinamik maupun perubahan fisika-kimia terlibat didalamnya.

Perolehan memori terjadi paling sedikit dalam dua langkah yang berbeda. Pada manusia, kerusakan pada lobus temporal dapat mengakibatkan hilangnya kemampuan mengingat pengetahuan baru selama kira-kira satu jam lebih. Kerusakan seperti itu tidak berpengaruh pada memori yang diperoleh dalam tahun-tahun sebelum kerusakan terjadi. Penderita sakit jiwa yang menjalani pengobatan kejutan listrik tidak mengingat-ingat kejadian yang berlangsung sejenak sebelum perlakuan tersebut, tetapi memori tentang peristiwa sebelumnya tidak terhalang.

Arti Penting Perilaku Adaptif: Berbagai macam perilaku bergantung pada mesin perilaku: reseptor indera, sirkit dalam sistem saraf, dan organisasi otot.

Hewan dihadapkan pada empat bentuk perintah yang menopang hidupnya, yaitu: (1) makan, (2) mencegah jangan sampai dimakan, (3) mampu bertahan hidup dalam kondisi fisik lingkungannya, dan (4) meneruskan gen-gennya kepada generasi berikutnya.

1) Perilaku Makan: Hewan beragam dalam keluasan cita rasanya. Dari yang sangat khusus hingga ke pemakan umum yang dapat memilih di antara sekumpulan spesies yang dapat dimakan. Tujuan makanan ialah energi, tetapi energi diperlukan untuk mencari makanan. Jadi hewan berperilaku sedemikian rupa untuk memaksimumkan perbandingan kerugian/keuntungan dari pencarian makanan itu. Kerugian energi dari mencari makanan diusahakan seminimum mungkin melalui perkembangan “citra mencari” untuk macam makanan yang, untuk sementara, menghasilkan keuntungan yang besar. Untuk beberapa species, citra mencari itu mungkin bukan perwujudan makannya saja, melainkan tempatnya yang khusus. Banyak pula hewan yang menggunakan energinya untuk membangun perangkap, daya tarik dan sejenisnya untuk menarik mangsanya agar berada dalam jangkauannya. Sebagian besar kehidupan hewan sosial berkisar pada makan bersama.

2) Perilaku Mempertahankan diri: Perilaku berkisar dari melarikan diri dari pemangsa potensial sampai dengan menggunakan senjata bertahan dan penggunaan kamuflase dan mimikri (meniru).

3) Bertahan Hidup dalam Lingkungan Fisik: Kebanyakan hewan hanya dapat bertahan hidup dalam kisaran suhu, salinitas, kelembaban tertentu, dan sebagainya. Kisaran ini relatif luas bagi hewan, seperti mamalia dan burung, yang banyak mempunyai mekanisme yang efisien untuk mempertahankan kendali homeostatis terhadap lingkungannya.

4) Perilaku Reproduktif:

BACA SELENGKAPNYA - Konsep Perilaku

Tinjauan Teoritis Primipara


  • Pimpinan adalah wanita yang telah melahirkan bayi aterm sebanyak satu kali (Manuaba, 1998)
  • Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kolinya (Mochtar, 1998)
  • Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup besar untuk hidup di dunia luar matur atau prematur (Bagian obstetri dan ginekologi fakultas kedokteran Universitas Pajajaran)
Perbedaan Primigravida dan Multigravida

Primigravida :
* buah dada tegang
* puting susu runcing
* perut tegang dan menonjol kedepan
* striae lividae
* perineum utuh
* vulva tertutup
* hymen perforatusvagina sempit dan teraba rugae
* portio runcing, ost. ext. tertutup

Multigravida :
* lembek, menggantung
* puting susu tumpul
* perut lembek dan tergantug
* striae lividae dan striae albicans
* perineum berparut
* vulva mengangah
* carunculae myrtiformis
* vagina longgar, selaput lendir licin
* portio timpul dan terbagi dalam bibir depan dan bibir belakang.
BACA SELENGKAPNYA - Tinjauan Teoritis Primipara

10 Wanita Inspiratif

10 Wanita Inspiratif
Sebuah penghargaan layak diberikan kepada para wanita Indonesia yang memiliki karya luar biasa. Apalagi, jika karya mereka tidak hanya terkenal di Indonesia tetapi juga mancanegara.

Melalui acara 'Glamorous Indonesia' yang digelar di Museum Nasional, 27 Januari 2010, sebanyak 10 wanita berprestasi, yang memiliki karya besar mendapatkan penghargaan sebagai 'Inspiring Woman 2010'. Mereka dianggap berhasil dan gigih berjuang dalam bidangnya masing-masing.

Penghargaan itu diberikan oleh Majalah Clara dalam rangkaian perayaan ulang tahunnya yang ke-2 dengan misi memajukan Indonesia. Kesepuluh wanita tersebut yaitu,

1. Binu D. Sukaman (Soprano)
2. Delia Von Rueti (Perancang perhiasan)
3. Dian H.P (Musisi)
4. Dr. Fenny M. Dwivany (Peneliti)
5. Dr. Ines Atmosukarto (Peneliti biologi molekuler)
6. Linda Hoemar (Pendiri yayasan Kelola)
7. Ines Indreswari S. (Perupa)
8. Nancy Go (Pendiri label Bagteria)
9. Vivi Yip (Pemilik galeri dan kurator seni)
10. Rina Dewi P. (Atlet panahan peraih medali emas di Sea Games 2009)

'Tidak menyangka dapat penghargaan 'Inspiring Women 2010'. Tapi rasanya senang banget, semoga juga menjadi inspirasi bagi banyak wanita Indonesia dan membuat saya semakin meningkatkan prestasi,' kata Rina Dewi.

Acara penghargaan juga dimeriahkan dengan peragaan busana yang menampilkan karya tiga perancang berbakat Indoensia, yaitu Barli Asmara, Hutama Adhi dan Deden Siswanto. Mereka mengolah kain tenun khas Sumatera Selatan menjadi gaun-gaun cantik dan modern. Bahkan, Deden mengubah kain songket menjadi jaket yang cukup stylist.
BACA SELENGKAPNYA - 10 Wanita Inspiratif

Tips Kecantikan Wajah Murah dan Alami

Tips Kecantikan Wajah Murah dan Alami
Nah, buat cewek-cewek yang mau wajahnya cantik terawat tapi ga mau banyak keluar doku cobain aja tips-tips dibawah ini! Gampang koq!

1. Tomat

http://tbn2.google.com/images?q=tbn:x132aSoAf9hl7M:https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwwXRU5Yq_Wo1paHglOUnqjuAj69PPSJqTTTFdY-TfjFAv-4-Y0YABol3gk6RpLQbATQInviS8nBpKh4xLvFmbECC5zgcOUM8y00VNrsY_wj1H7ilsAVrtSNee5ySVHT7zmwcLaXAIqNQ/s320/tomat.jpg

Masker tomat dipercaya dapat memulihkan kulit yang terbakar oleh sinar matahari.

Caranya : ambil ½ buah tomat yang masak dan masih segar, lumatkan dengan blender atau bisa juga ditumbuk. Tambahkan sedikit madu. Usapkan keseluruh wajah dan diamkan selama 15 menit. Setelah itu bersihkan wajah dengan air hangat menggunakan anduk kecil yang lembut/waslap/spons. Kemudian basuh dengan air dingin. Gampang kan?

2. Putih Telur + Nipis



Masker putih telur sangat cocok buat kamu-kamu yang bermasalah dengan minyak di wajah karena masker ini dapat mengurangi kadar minyak di wajah serta mengecilkan pori-pori. So, jerawat jadi berkurang deh. Penggunaannya cukup 2 kali dalam seminggu.

Mau coba? Gini neh caranya :

Kocok putih telur secukupnya aja, lalu tambahkan air jeruk nipis secukupnya juga. Usapkan masker ke seluruh wajah. Biarkan selama 15 menit. Setelah itu bersihkan dengan air hangat menggunakan lembut/waslap/spons. Setelah itu kompres wajah denga es batu.

3. Alpukat



Kulit kering atau normal, coba masker ini deh. Karena alpukat mengandung lemak, jadi buat yang kulitnya berminyak, disarankan untuk jangan mencoba.

Caranya : Lumatkan ¼ bagian alpukat yang sudah masak. Beri sedikit madu. Oleskan masker ke wajah. Diamkan 15 menit, lalu basuh wajah dengan air hangat, kemudian dengan air dingin.

Sama seperti masker telur+jeruk nipis, penggunaannya cukup 2 kali dalam seminggu.

4. Mentimun



Dari jaman dulu, orang orang percaya bahwa cucumber atau mentimun dapat menghaluskan kulit, menyegarkan wajah dan meringkaskan pori. Mentimun juga dapat digunakan oleh segala jenis kulit.

Caranya sangat gampang, yaitu : potong mentimun tipis-tipis, lalu tempelkan pada wajah. Lakukan sambil berbaring ya, supa mentimunnya pada nggak jatuh, heee…

And klo mau merasakan sensani dinginnya, sebaiknya timunnya disimpan di kulkas, dijamin kamu pasti akan merasa lebih segar.

Masker mentimun juga bisa digunakan untuk penyegar wajah setelah menggunakan masker dari bahan lain.

Gimana teman-teman? Gampang kan? Murah lagi! So, sekarang tak perlu perawatan mahal bukan untuk mendapat wajah segar berseri.

mudah-mudahan tipsnya bermanfaat yaah..


Sumber: cwienn.wordpress.com
BACA SELENGKAPNYA - Tips Kecantikan Wajah Murah dan Alami

Terlihat Ramping dengan Belt

Terlihat Ramping dengan Belt: "
Bergaya dengan belt (splendicity.com)
Belt atau sabuk adalah 'senjata' paling pas untuk menonjolkan lekukan tubuh. Tidak hanya membuat tubuh terlihat lebih ramping, pilihan belt yang tepat juga akan membuat busana sederhana menjadi lebih elegan.

Ketahui trik memakai belt yang tepat agar penampilan Anda menjadi lebih istimewa.

1. Merapikan atasan ukuran lebar
Belt dapat membuat atasan dengan desain lebar terlihat lebih rapi. Pilih belt sederhana berukuran lebar untuk mengubah tampilan kemeja dan blazer Anda. Gunakan belt tepat di bagian pinggang, agar lekukan tubuh terlihat menonjol.

2. Padu-padan busana
Anda bisa menggunakan belt pada berbagai suasana, mulai dari resmi hingga santai. Belt bisa digunakan sebagai aksesori blus atau sweater besar. Untuk pakaian bermotif, gunakan belt polos dan simpel. Sedangkan untuk pakaian polos, bisa menggunakan belt yang memiliki model rumit atau berwarna cerah. Jangan sampai penampilan Anda 'ramai' karena memilih belt yang salah.

3. Kenakan di tempat yang tepat
Kenakan belt di bagian pinggang, tepat di atas garis celana. Menggunakan belt di bagian yang tepat akan menciptakan siluet jam pasir sehingga membuat penampilan terlihat lebih seksi.

4. Jadikan pengganti perhiasan
Belt yang berwarna silver atau keemasan bisa membuat penampilan Anda terlihat mewah tanpa menggunakan perhiasan. Jadi, koleksilah beberapa belt bernuansa emas dan perak, sebagai investasi penampilan 'mewah' Anda.
BACA SELENGKAPNYA - Terlihat Ramping dengan Belt

24 December 2010

Gambaran Umum Kanker Serviks / leher rahim


Gambaran Umum Kanker Serviks
1. Pengertian
Kanker serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada serviks,
sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat melaksanak an fungsi sebagaimana
mestinya. Keadaan tersebut biasanya disertai dengan adanya perdarahan dan
pengeluaran cairan vagina yang abnormal, penyakit ini dapat terjadi berulang -
ulang (Prayetni, 1997).
2. Etiologi
Penyebab kanker serviks tidak diketahui secara pa sti. Faktor-faktor yang
terkait dengan proses timbulnya kanker serviks adalah aktivitas seksual dini,
hubungan seksual tidak stabil, pasangan seksual dua atau lebih / berganti -ganti,
usia pertama kali melahirkan dini, infeksi virus, genetalia buruk, dan pe nggunaan
estrogen lebih dari tiga tahun (Prayetni, 1997).
Beberapa faktor predisposisi kanker serviks menurut Baird (1991) terdiri
dari tiga faktor yaitu :
a. Faktor individu : terdiri dari infeksi HPV dan herpes simpleks 2, merokok,
pasangan seksual lebih dari satu.
b. Faktor resiko : penggunaan oral kontrasepsi, minum -minuman, Kebersihan
post koitus kurang, koitus saat menstruasi, terlalu sering membersihkan
vagina, status ekonomi rendah.
c. Faktor pasangan laki-laki : merokok, pasangan seksual lebih dari satu, koitus
dengan pekerja prostitusi, lingkungan yang terpajan dengan zat karsinogen.
3. Patofisiologi
Karsinoma serviks adalah penyakit yang progresif, mulai dengan
intraepitel, perubahan neoplastik, berkembang menjadi kanker serviks setelah
10 tahun atau lebih. Secara histopatologi lesi pre invasif biasanya berkembang
melalui beberapa stadium displasia (ringan, sedang dan berat) menjadi
karsinoma insitu dan akhirnya invasif. Meskipun kanker invasif berkembang
melalui perubahan intraepitel, tidak semua perubaha n ini progres menjadi
invasif. Lesi preinvasif akan mengalami regresi secara spontan sebanyak 3 -
35%. Bentuk ringan (displasia ringan dan sedang) mempunyai angka regresi
yang tinggi. Waktu yang diperlukan dari displasia menjadi karsinoma insitu (KIS)
berkisar antara 1 – 7 tahun, sedangkan waktu yang diperlukan dari karsinoma
insitu menjadi invasif 3 – 20 tahun (TIM FKUI, 1992).
Proses perkembangan kanker serviks berlangsung lambat, diawali
adanya perubahan displasia yang perlahan -lahan menjadi progresif. Displasia ini
dapat muncul bila ada aktivitas regenerasi epitel yang meningkat misalnya akibat
trauma mekanik atau kimiawi, infeksi virus atau bakteri dan gangguan
keseimbangan hormon. Dalam jangka waktu 7 – 10 tahun perkembangan
tersebut menjadi bentuk preinvasif berkembang menjadi invasif pada stroma
serviks dengan adanya proses keganasan. Perluasan lesi di serviks dapat
menimbulkan luka, pertumbuhan yang eksofitik atau dapat berinfiltrasi ke kanalis
serviks. Lesi dapat meluas ke forniks, jaringan pada ser viks, parametria dan
akhirnya dapat menginvasi ke rektum dan atau vesika urinaria. Karsinoma
serviks dapat meluas ke arah segmen bawah uterus dan kavum uterus.
Penyebaran kanker ditentukan oleh stadium dan ukuran tumor, jenis histologik
dan ada tidaknya invasi ke pembuluh darah, anemis hipertensi dan adanya
demam.
Penyebaran dapat pula melalui metastase limpatik dan hematogen. Bila
pembuluh limfe terkena invasi, kanker dapat menyebar ke pembuluh getah
bening pada servikal dan parametria, kelenjar getah beni ng obtupator, iliaka
eksterna dan kelenjar getah bening hipogastrika. Dari sini tumor menyebar ke
kelenjar getah bening iliaka komunis dan pada aorta. Secara hematogen, tempat
penyebaran terutama adalah paru -paru, kelenjar getah bening mediastinum dan
supravesikuler, tulang, hepar, empedu, pankreas dan otak (Prayetni, 1997).
4. Manifestasi Klinis
Fluor albus (keputihan) merupakan gejala yang sering ditemukan getah
yang keluar dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan
nekrosis jaringan. Dalam hal demikian, pertumbuhan tumor menjadi ulseratif.
Perdarahan yang dialami segera setelah bersenggama (disebut sebagai
perdarahan kontak) merupakan gejala karsinoma serviks (75 -80%)
(Wiknjosastro, 1997).
Pada tahap awal, terjadinya kanker serviks ti dak ada gejala-gejala
khusus. Biasanya timbul gejala berupa ketidakteraturannya siklus haid,
amenorhea, hipermenorhea,dan penyaluran sekret vagina yang sering atau
perdarahan intermenstrual, post koitus serta latihan berat. Perdarahan yang
khas terjadi pada penyakit ini yaitu darah yang keluar berbentuk mukoid.
Nyeri dirasakan dapat menjalar ke ekstermitas bagian bawah dari daerah
lumbal. Pada tahap lanjut, gejala yang mungkin dan biasa timbul lebih bervariasi,
sekret dari vagina berwarna kuning, berbau d an terjadinya iritasi vagina serta
mukosa vulva. Perdarahan pervagina akan makin sering terjadi dan nyeri makin
progresif.
Menurut Baird (1991) tidak ada tanda -tanda khusus yang terjadi pada
klien kanker serviks. Perdarahan setelah koitus atau pemeriksa an dalam
(vaginal toussea) merupakan gejala yang sering terjadi. Karakteristik darah yang
keluar berwarna merah terang dapat bervariasi dari yang cair sampai
menggumpal. Gejala lebih lanjut meliputi nyeri yang menjalar sampai kaki,
hematuria dan gagal ginjal dapat terjadi karena obstruksi ureter. Perdarahan
rektum dapat terjadi karena penyebaran sel kanker yang juga merupakan gejala
penyakit lanjut.
5. Tahapan Klinis
Penentuan tahapan klinis penting dalam memperkirakan penyebaran
penyakit, membantu prognosi s rencana tindakan, dan memberikan arti
perbandingan dari metode terapi. Tahapan stadium klinis yang dipakai sekarang
ialah pembagian yang ditentukan oleh The International Federation Of
Gynecologi And Obstetric (FIGO) tahun 1976. Pembagian ini didasarkan atas
pemeriksaan klinik, radiologi, suktase endoserviks dan biopsi Tahapan -tahapan
tersebut yaitu :
a. Karsinoma pre invasif
b. Karsinoma in-situ, karsinoma intraepitel
c. Kasinoma invasif
Tingkat 0 : Karsinoma insitu atau karsinoma intraepitel
Tingkat I : Proses terbatas pada serviks (perluasan ke korpus uteri tidak
dinilai)
Ia :Karsinoma serviks preklinis, hanya dapat didiagnosis secara
mikroskopik, lesi tidak lebih dari 3 mm, atau secara
mikroskopik kedalamannya
> 3 – 5 mm dari epitel basah dan memanjang tidak lebih dari 7
mm
Ib : Lesi invasif > 5 mm, bagian atas lesi <> 4 cm.
Tingkat II : Proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar ke 2/3
bagian atas vagina dan atau ke parametrium tetapi tidak sampai
dinding panggul.
IIa : Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari
infiltrat tumor
IIb : Penyebaran hanya ke parametrium, uni atau bilateral, tetapi
belum sampai dinding.
Tingkat III : Penyebaran sampai 1/3 distal vagina atau ke parametrium
sampai dinding panggul.
IIIa : Penyebaran sampai 1/3 distal vagina atau ke parametrium
sampai dinding panggul
IIIb : Penyebaran sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah
bebas infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul atau proses
pada tingkat I atau II, tetapi sudah ada gangguan faal ginjal /
hidronefrosis.
Tingkat Iv : Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan
mukosa rektum dan atau vesika urinaria (dibuktikan secara
histologi) atau telah bermetastasis keluar panggul atau ke
tempat yang jauh.
IVa : Telah bermetastasis ke organ sekitar
IV b : Telah bermetastasis jauh.
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada pasien kanker s erviks yaitu :
a. Papanicalow smear
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi sel kanker lebih awal pada
pasien yang tidak memberikan keluhan. Sel kanker dapat diketahui pada
sekret yang diambil dari porsi serviks (Prayetni,1999). Pemeriksaan ini harus
mulai dilakukan pada wanita usia 18 tahun atau ketika telah melakukan
aktivitas seksual sebelum itu. Setelah tiga kali hasil pemeriksaan pap smear
setiap tiga tahun sekali sampai usia 65 tahun (Gale & Charette, 1999).
b. Biopsi
Biopsi ini dilakukan untuk melengka pi hasil pap smear. Teknik yang
biasa dilakukan adalah punch biopsy yang tidak memerlukan anestesi dan
teknik cone biopsy yang menggunakan anestesi. Biopsi dilakukan untuk
mengetahui kelainan yang ada pada serviks. Jaringan yang diambil dari
daerah bawah kanal servikal. Hasil biopsi akan memperjelas apakah yang
terjadi itu kanker invasif atau hanya tumor saja (Prayetni, 1997).
c. Kolposkopi
Kolposkopi dilakukan untuk melihat daerah yang terkena proses
metaplasia. Pemeriksaan ini kurang efisien dibandingkan den gan papsmear,
karena kolposkopi memerlukan keterampilan dan kemampuan kolposkopis
dalam mengetes darah yang abnormal (Prayetni, 1997).
d. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengetahui aktivitas
pryvalekinase. Pada pasien konservatif dapat diketahui peningkatan aktivitas
enzim ini terutama pada daerah epitelium serviks. (Prayetni, 1997)
e. Radiologi
1) Pelvik limphangiografi, yang dapat menunjukkan adanya gangguan pada
saluran pelvik atau peroartik limfe.
2) Pemeriksaan intravena urografi, yang dila kukan pada kanker serviks
tahap lanjut, yang dapat menunjukkan adanya obstruksi pada ureter
terminal (Prayetni, 1997).
Pemeriksaan radiologi direkomendasikan untuk mengevaluasi kandung
kemih dan rektum yang meliputi sitoskopi, pielogram intravena (IVP), en ema
barium, dan sigmoidoskopi. Magnetic Resonance Imaging (MRI) atau scan
CT abdomen / pelvis digunakan untuk menilai penyebaran lokal dari tumor
dan / atau terkenanya nodus limpa regional (Gale & charette, 1999).
f. Tes schiller
Tes ini menggunakan iodine solution yang diusapkan pada permukaan
serviks. Pada serviks normal akan membentuk bayangan yang terjadi pada
sel epitel serviks karena adanya glikogen. Sedangkan pada sel epitel serviks
yang mengandung kanker akan menunjukkan warna yang tidak berubah
karena tidak ada glikogen ( Prayetni, 1997).
7. Penatalaksanaan
Terapi karsinoma serviks dilakukan bilamana diagnosis telah dipastikan
secara histologik dan sesudah dikerjakan perencanaan yang matang oleh tim
yang sanggup melakukan rehabilitasi dan pengamatan la njutan (tim kanker / tim
onkologi) (Wiknjosastro, 1997). Penatalaksanaan yang dilakukan pada klien
kanker serviks, tergantung pada stadiumnya. penatalaksanaan medis terbagi
menjadi tiga cara yaitu: histerektomi, radiasi dan kemoterapi.
a. Histerektomi
Histerektomi adalah suatu tindakan pembedahan yang bertujuan untuk
mengangkat uterus dan serviks (total) ataupun salah satunya (subtotal).
Biasanya dilakukan pada stadium klinik IA sampai IIA (klasifikasi FIGO).
Umur pasien sebaiknya sebelum menopause, atau bil a keadaan umum baik,
dapat juga pada pasien yang berumur kurang dari 65 tahun. Pasien juga
harus bebas dari penyakit umum (resiko tinggi) seperti: penyakit jantung,
ginjal dan hepar.
b. Radiasi
Terapi radiasi bertujuan untuk merusak sel tumor pada serviks se rta
mematikan parametrial dan nodus limpa pada pelvik. Kanker serviks stadium
II B, III, IV diobati dengan radiasi. Metoda radioterapi disesuaikan dengan
tujuannya yaitu tujuan pengobatan kuratif atau paliatif. Pengobatan kuratif
ialah mematikan sel kanker serta sel yang telah menjalar ke sekitarnya dan
atau bermetastasis ke kelenjar getah bening panggul, dengan tetap
mempertahankan sebanyak mungkin kebutuhan jaringan sehat di sekitar
seperti rektum, vesika urinaria, usus halus, ureter. Radioterapi dengan dosis
kuratif hanya akan diberikan pada stadium I sampai III B. Bila sel kanker
sudah keluar rongga panggul, maka radioterapi hanya bersifat paliatif yang
diberikan secara selektif pada stadium IV A.
c. Kemoterapi
Kemoterapi adalah penatalaksanaan kanker dengan pemberian obat
melalui infus, tablet, atau intramuskuler. (Prayetni, 1997). Obat kemoterapi
digunakan utamanya untuk membunuh sel kanker dan menghambat
perkembangannya. Tujuan pengobatan kemoterapi tegantung pada jenis
kanker dan fasenya saat didiag nosis. Beberapa kanker mempunyai
penyembuhan yang dapat diperkirakan atau dapat sembuh dengan
pengobatan kemoterapi. Dalam hal lain, pengobatan mungkin hanya
diberikan untuk mencegah kanker yang kambuh, ini disebut pengobatan
adjuvant. Dalam beberapa kasus, kemoterapi diberikan untuk mengontrol
penyakit dalam periode waktu yang lama walaupun tidak mungkin sembuh.
Jika kanker menyebar luas dan dalam fase akhir, kemoterapi digunakan
sebagai paliatif untuk memberikan kualitas hidup yang lebih baik. Kemoterapi
kombinasi telah digunakan untuk penyakit metastase karena terapi dengan
agen-agen dosis tunggal belum memberikan keuntungan yang memuaskan.
(Gale & Charette, 2000). Contoh obat yang digunakan pada kasus kanker
serviks antara lain CAP (Cyclophopamide Adrem ycin Platamin), PVB
(Platamin Veble Bleomycin) dan lain -lain (Prayetni, 1997).
8. Komplikasi
Pada tahap yang lebih lanjut dapat terjadi komplikasi fistula vesika
vagina, gejala lain yang dapat terjadi adalah nausea, muntah, demam dan anemi
(Prayetni, 1997).
9. Pencegahan
Upaya pencegahan yang paling utama adalah menghindarkan diri dari
faktor resiko seperti :
a. Menghindarkan diri dari hubungan seksual pada usi a muda, pernikahan pada
usia muda dan berganti-ganti pasangan seks.
b. Merencanakan jumlah anak ideal bersama suami, dan memperhatikan
asupan nutrisi selama kehamilan.
c. Menghentikan kebiasaan merokok dan berperilaku hidup sehat

http://askep-askeb.cz.cc/
BACA SELENGKAPNYA - Gambaran Umum Kanker Serviks / leher rahim

Tips Agar Kulit Sehat

Tips Agar Kulit Sehat


  • Bersihkan kulit dengan lembut
    Angin semilir menerpa wajah, membuat kita merasa nyaman, tapi menyebabkan debu dan kotoran menyumbat pori-pori kulit, menambah tebal tumpukan sel-sel kulit mati dan kotoran di kulit. Sebab itu, perawatan kulit yang paling utama adalah bersihkan kulit. Jika kulit di cuci tidak bersih, tumpukan sel-sel kulit mati akan bertambah tebal, muncul komedo, dan jerawat. Hal ini tentu mengganggu penyerapan vitamin dan nutrisi bagi kulit. Karena itu menjaga kebersihan kulit adalah hal yang paling utama.
  • Menjaga kelembapan kulit
    Indonesia termasuk wilayah beriklim tropis. Suhu udaranya rata-rata termasuk tinggi. Sinar matahari yang menyengat dapat merangsang kelenjar minyak bekerja lebih aktif, tapi kulit sering mengalami dehidrasi. Sebab itu sebaiknya pilihlah produk perawatan kulit yang memiliki kandungan air yang tinggi untuk menjaga kelembapan kulit, mencegah dehidrasi kulit, dan mencegah penuaan dini. Salah satu produk terbaik itu adalah Intensive Wringkle Reducer dari Murad.
  • Gunakan lulur secara teratur
    Kotoran dan sel-sel kulit mati yang menyumbat pori-pori kulit menyebabkan kulit tampak kusam dan tidak dapat bernapas lega serta mengurangi kemampuan kulit untuk menyerap nutrisi. Untuk menghindari hal tersebut, gunakan scrub atau lulur secara teratur. Lulur berfungsi mengangkat kotoran dan sel-sel kulit mati dengan sempurna, membuat kulit dapat bernapas lega, dan mampu menyerap nutrisi dengan optimal.
  • Hindari sinar matahari secara langsung
    Untuk menjaga kesehatan kulit, sebaiknya hindari sengatan sinar matahari secara langsung, gunakan produk perawatan kulit yang tepat dan bisa ditambahkan dengan sun block agar kulit tidak dehidrasi ketika lama terkena matahari.
  • Perawatan dari dalam
    Untuk mendapatkan kulit yang sehat dan cantik, bukan hanya mengandalkan perawatan dari luar saja, tapi perlu diperhatikan juga perawatan dari dalam. Kulit juga memerlukan nutrisi, makanan yang banyak mengandung vitamin A, C, dan E sangat bagi kulit. Selain itu istirahat cukup dan olahraga juga akan membantu pertumbuhan kulit dan berpengaruh pada kondisi kulit.
BACA SELENGKAPNYA - Tips Agar Kulit Sehat

Trik Baru Perut Langsing

Trik Baru Perut Langsing
Program pembentukan perut yang diberikan Bobby ini terdiri dari tiga set latihan yang harus dilakukan secara keseluruhan. Bobby menegaskan, Hanya latihan yang dilakukan secara konsisten setiap hari yang akan membuahkan hasil, bukan seberapa banyak Anda melakukannya.

CRUNCHES
Mulailah dengan posisi tubuh telentang di atas lantai. Tekuk lutut Anda dengan telapak kaki sejajar lantai, dan tangan di bawah kepala. Angkat bahu Anda sekitar 10 inci sambil menghembuskan napas. Tahan punggung dan leher pada posisi lurus. Anda akan merasakan ketegangan pada perut Anda. Jangan gunakan tangan untuk menyangga kepala.

LEG LIFTS
Posisi tubuh tetap telentang di atas lantai, lengan pada sisi kiri kanan, lutut merapat dan angkat tungkai 90 derajat dengan telapak kaki mengarah ke lantai. Angkat bokong Anda dan lantai setinggi beberapa inchi, tahan tungkai Anda lurus dan pastikan punggung bagian bawah tidak ikut terangkat dan lantai. Anda harus merasakan tekanan pada bagian bawah perut Anda. Tahan pada posisi tersebut untuk satu-dua detik, kemudian perlahan letakkan kembali bokong Anda pada Iantai.

SIDE CRUNCHES
Ambil posisi awal yang sama dengan gerakan crunches. Biarkan tungkai Anda terbuka ke arah luar, hingga bagian luar lutut menyentuh Iantai. Angkat bahu dari lantai kurang lebih setinggi satu kaki. Tahan leher dan punggung tetap lurus. Gerakkan tungkai ke sisi yang berlawanan dan ulangi lagi.

Sumber : Harper's Bazaar
BACA SELENGKAPNYA - Trik Baru Perut Langsing

3 Cara Mudah Tampil Muda

3 Cara Mudah Tampil Muda
Hanya dengan tata rias yang sesuai, anda bisa tampak lebih muda. Caranya?? Ikuti 3 cara berikut ini :

  • Pemerah pipi. Anda akan tampak lebih tua bila mengoles pemerah pipi terlalu kebawah. Temukan tulang pipi Anda dan oleskan pemerah pipi diatasnya.
  • Lipstik. Warna-warna muda dan pastel membuat anda tampak lebih muda. Hindari warna cokelat, warna-warna tua, dan warna ketinggalan zaman
  • Alis mata. Hindari pemakaian alis mata yang tebal.
BACA SELENGKAPNYA - 3 Cara Mudah Tampil Muda

23 December 2010

Trik Make up Untuk Kulit Dewasa

Seiring pertambahan usia, kulit akan mengalami perubahan, begitu pula dengan rias wajah. Seorang pakar kecantikan memiliki beberapa tip mudah untuk mempertahankan kecantikan Anda di segala usia dengan make up:
Untuk Kulit
Kulit akan kehilangan elastisitasnya dari waktu ke waktu dan mulai kering saat memasuki masa menopause. Karena itu, sangat penting untuk selalu menggunakan moisturizer atau produk moisturizing. Pilih moisturizer yang diformulasikan sesuai dengan jenis kulit Anda.
Untuk Mata
Riasan mata gelap dan berat seperti smokey eye, dapat menonjolkan garis dan kerutan serta membuat kelopak mata menurun dan terlihat sayup. Cobalah memilih warna-warna ringan dan terang sesuai warna favorit Anda dan gunakan pensil eye liner untuk melembutkan penampilan.
Untuk Alis dan bulu mata
Bulu alis dan bulu mata akan menipis termakan usia. Menggunakan maskara warna coklat tua sebagai pengganti warna hitam akan mempertegas bulu mata Anda tanpa berlebihan.
Untuk Bibir
Lipstik bernuansa pink dan cokelat akan tampak lebih bagus pada bibir Anda dibandingkan dengan warna maroon. Sementara lipstik jenis matte cenderung bekerja lebih baik pada bibir sebagai hasil akhir daripada jenis glossy.
Make up yang tepat dapat membuat penampilan Anda terlihat lebih muda beberapa tahun, karena itu bereksperimenlah dengan beberapa hal. Menemukan apa yang terbaik bagi Anda, bisa menjadi hal yang sangat menyenangkan.

BACA SELENGKAPNYA - Trik Make up Untuk Kulit Dewasa

Melihat Kadar Kesehatan dari Warna Kulit

Menentukan seseorang sehat atau tidak ternyata bisa dilihat dari warna kulitnya. Gaya hidup sehat dengan diet yang benar merupakan cara mendapatkan kulit sehat yang lebih baik.
Peneliti dari Universities of Bristol and St. Andrews di Inggris, melakukan penelitian untuk menentukan seberapa sehat seseorang berdasarkan warna kulitnya. Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam Springer's International Journal of Primatology.
"Sebagian besar penelitian sebelumnya hanya terfokuskan pada bentuk wajah dan tekstur kulit, tapi salah satu variabel yang paling karakteristik dari wajah adalah warna kulitnya," ujar Dr Ian Stephen dari University of Bristol, seperti dikutip dari Medicalnewstoday.

Dari hasil penelitian terhadap ras kaukasia (orang berkulit putih) didapatkan bahwa:
  1. Kulit yang berwarna sedikit merah berarti tubuh penuh darah dan oksigen yang mengisyaratkan jantung dan paru-paru yang sehat. Ini mendukung penelitian sebelumnya yang menunjukkan warna kulit sedikit memerah berarti sehat.
  2. Warna kulit kurang cerah kemungkinan bermasalah dengan diabetes atau jantung akibat adanya penyumbatan pembuluh darah dalam kulit.
  3. Warna kulit kuning sehat menunjukkan orang tersebut sering mengonsumsi buah-buahan dan sayur karena warnanya dihasilkan oleh pigmen karotenoid. Pigmen ini adalah antioksidan kuat untuk menyerap senyawa berbahaya yang dihasilkan tubuh ketika memerangi suatu penyakit. Dan ini juga penting untuk kekebalan tubuh serta bisa mencegah kanker.
Sumber : Detik.com
BACA SELENGKAPNYA - Melihat Kadar Kesehatan dari Warna Kulit

Pap Smear

Pap Smear


PENGERTIAN


Pap smear merupakan suatu cara pemeriksaan untuk mendeteksi adanya perubahan-perubahan yang bersifat prekanker pada daerah leher rahim.


PENTINGYNA PAP SMEAR


Gambaran paling akhir yang ada untuk kanker leher rahim memperlihatkan bahwa sebanyak 4467 kasus yang dicatat pada tahun 1988 sekitar 1800 kasus berakhir fatal. Dari keseluruhan kasus, 85 % dari wanita yang menderita kanker leher rahim tersebut tidak pernah melakukan pemeriksaan Pap Smear.


SEMENTARA ITU, APABILA KELAINAN PADA LEHER RAHIM TERSEBUT DITERAPI, KANKER TIDAK AKAN BERKEMBANG.


Jenis karsinoma


Menurut jenis karsinoma ( kanker ) terdapat karsinoma in situ dan karsinoma in vasif.


◊Karsinoma in situ berarti bahwa perubahan yang ditemukan cukup ekstensif tetapi belum ”menyerbu” dan oleh karena itu belum bersifat kanker. Pada stadium ini, anda dapat diterapi dengan mudah, tetapi keadaan tersebut harus mendapat terapi pada saat itu juga untuk menghindari masalah yang lebih serius. Karsinoma insitu berarti bahwa sel-sel yang abnormal masih secara aman terkurung pada permukaan kulit dari leher rahim.


Karsinoma invasif berarti bahwa sel-sel abnormal telah menyebar melebihi permukaan leher rahim dan perawatan yang diterima akan jauh lebih sulit dibandingkan pada saat stadium yang masih bersifat prakanker


Adalah benar bahwa pemeriksaan pap smear tidak menyembuhkan penyakit karena leher rahim, akan tetapi dengan deteksi lebih awal kanker dapat lebih dikendalikan dan menjadi lebih aman daripada dibiarkan sampai pada stadium invasif sehingga penanggulanganya menjadi terlambat


MENCEGAH DAN MENDETEKSI DINI LEBIH BAIK DARIPADA MENUNGGU SUDAH PARAH


Bagaimana Pap Smear Dilakukan


Pap Smear dilakukan dengan mengusap spatula atau semacam kuas celak berbulu lembut untuk mengambil sel-sel dinding leher rahim yang nantinya akan dilakukan pemeriksaan dengan mikroskop untuk melihat kondisi sel-sel dinding leher rahim. Proses tindakan tidak menyakitkan dan tidak rumit, namun membuat sedikit tidak nyaman bagi wanita.


Siapa saja yang perlu dilakukan Pap Smear ?


Semua wanita mulai usia 18 tahun dan < 18 tahun apabila sudah melakukan aktivitas seksual secara aktif seperti sudah menikah


Waktu pemeriksaan


3 tahun sekali apabila hasil test normal atau tidak melakukan aktivitas seksual secara aktif.


2 tahun sekali bagi wanita dengan usia 65 tahun keatas dan setiap tahun apabila didapatkan hasil pap smear yang abnormal.


1 tahun sekali bagi wanita yang sudah diangkat rahimnya dengan hasil pap smear abnormal atau terdapat kanker saluran genital bawah lainya.


Apabila terdapat hasil yang abnormal, dilakukan pemeriksaan ulang dalam 4 bulan.


Manfaat Pap Smear


Dapat mendeteksi secara dini adanya kondisi tidak normal dari sel-sel dinding leher rahim ( prekanker ) yang dapat berkembang menjadi sel kanker sehingga dapat dilakukan terapi secepatnya dan diharapkan dapat mengurangi angka kematian akibat kanker leher rahim ( ca cervic )


Sumber


Evennett, Kanker.2003. Pap Smear. Apa yang perlu anda ketahui ? Jakarta : Arcan.


PAP SMEAR BUKAN UNTUK MENGOBATI KANKER LEHER RAHIM TETAPI MENDETEKSI SECARA DINI MUNCULNYA GEJALA SEHINGGA DAPAT DITANGGULANGI SECARA DINI

BACA SELENGKAPNYA - Pap Smear

3 Cara Jitu Rawat Rambut Berjilbab

3 Cara Jitu Rawat Rambut Berjilbab
WANITA berjilbab sering bermasalah dengan kulit kepala. Apalagi, bagi mereka yang memiliki kulit sensitif. Permasalahan yang paling sering muncul adalah kulit kepala berminyak, rambut kering, bercabang, dan rontok.

Masalah itu biasanya terjadi karena proses penguapan tubuh melalui kulit yang terganggu akibat pemakaian jilbab maupun kerudung selama sehari penuh.

Jika Anda satu dari sekian banyak wanita berjilbab yang mengalami hal sama, maka kini Anda tak perlu khawatir lagi. Sebab, ada beberapa cara yang bisa Anda tempuh untuk mencegah rambut rusak. Di antaranya:

Perhatikan jenis bahan jilbab

Agar kulit kepala serta rambut senantiasa sehat, sebaiknya Anda perhatikan jenis bahan jilbab yang akan dikenakan. Bila sering bepergian, gunakan bahan jilbab dengan material ringan serta menyerap keringat.

Bagi wanita pekerja, Anda dapat menggunakan bahan yang lebih tebal untuk melindungi kulit kepala dari hembusan AC yang cenderung membuat rambut kering.

Jangan gunakan kerudung dengan banyak lapisan

Pada siang hari, Anda cukup mengenakan dua lapis saja. Yakni lapisan tipis sebagai dalaman, serta jilbab atau kerudung. Jilbab sebagai luaran, harus disesuaikan dengan busana yang dikenakan.

Pantang mengikat rambut terlalu keras

Bila rambut Anda panjang terurai, pilih karet rambut yang tidak terlalu keras. Pasalnya, setiap helai rambut bisa cepat rapuh dan berpotensi mengalami kerontokan. Jepit rambut lebih disarankan karena tidak terlalu kuat menarik rambut.

Perawatan intensif terhadap kulit kepala

Bersihkan rambut secara teratur dan selalu gunakan conditioner sehabis keramas. Jangan kenakan jilbab saat rambut Anda masih dalam kondisi basah atau lembap. Sebab, bisa memicu timbulnya ketombe. Sebelum memakai jilbab, biarkan rambut Anda benar-benar kering dulu.

Lakukan perawatan rutin dengan masker dan serum rambut setelah keramas. Ini bermanfaat untuk memberi nutrisi pada rambut. Jika Anda rutin melakukannya, berarti Anda berupaya mengembalikan kesehatan rambut yang rusak, kering, dan bercabang. Hasilnya, memiliki rambut indah, sehat, dan berkilau bukan sekadar impian!
Adhini Amaliafitri - Okezone
"
BACA SELENGKAPNYA - 3 Cara Jitu Rawat Rambut Berjilbab

22 December 2010

ENDOMETRIOSIS SUATU PENYAKIT WANITA KARIER : BAGAIMANA MENGENAL DAN MENGATASINYA

Endometriosis merupakan penyakit yang berhubungan dengan alat kandungan wanita, yang dipengaruhi oleh hormon seks, khususnya hormon estrogen. Penyakit ini dapat menyerang setiap wanita pada usia reproduksi baik yang sudah maupun yang belum menikah, kekerapannya diperkirakan sekitar 1-10%. Sebagian dari mereka menjalani penyakitnya tanpa gejala, sedangkan sebagian lagi menderita rasa nyeri hebat ketika haid (dismenorea), gangguan perdarahan dari rahim dan gangguan kesuburan (subfertilitas dan infertilitas).
Endometriosis juga dianggap sebagai penyakit wanita karier. Terutama dengan adanya kecenderungan masa kini, banyak wanita yang mendahulukan karier dan menunda masa pernikahan dan kehamilannya. Pendapat tersebut berdasarkan teori bahwa sistem hormon wanita dipersiapkan untuk proses melahirkan anak pada masa reproduksi, sehingga wanita yang menunda kehamilan sampai diujung masa reproduksinya (umur 30-an) menampilkan risiko lebih besar untuk mengalami ketidakseimbangan hormon terutama estrogen. Atas fakta ini, sebagian dokter menganggap kehamilan sebagai salah satu pilihan pengobatan bagi endometriosis. Ini terlihat bahwa 50% dari penderita endometriosis yang mencapai kehamilan ini gejala-gejala endometriosisnya hilang, tetapi pada 50% lagi mengalami kekambuhan setelah melahirkan.
Apa yang dimaksud dengan endometriosis ?
Endometriosis adalah jaringan mirip selaput bagian dalam dinding rahim (endometrium) yang tumbuh di luar rahim, di tempat tertentu dan tubuh wanita. Jaringan ini tumbuh dan menempel atau disebut susukan (implant) pada tempat-tempat seperti di indung telur (ovarium), saluran telur (tuba Falloppii), dinding rahim bagian luar, usus besar, kandungan kemih dan daerah sekitarnya. Atau bahkan di tempat yang lebih jauh dari perut seperti mata dan paru, meski hal ini jarang sekali terjadi.
ENDOMETRIOSIS - Bunda Labibahs
Pertumbuhan dan reaksi jaringan endometriosis ini mirip sekali dengan pertumbuhan jaringan pada selaput bagian dalam rahim (endometrium). Setiap bulan indung telur mengeluarkan hormon estrogen yang merangsang pertumbuhan endometrium memper-siapkan lapisan permukaan dalam dinding rahim (endometrium) menebal dan mereng-gang (sekresi) untuk bersiap sebagai tempat telur yang telah dibuahi berkembang menjadi embrio. Apabila sel telur tidak dibuahi, lapisan endometrium ini akan melepas-kan diri dan luruh pada saat haid.
Begitu juga yang terjadi pada endometriosis, mulanya menebal bersamaan dengan meningkatnya kadar estrogen, dan ketika kadarnya menurun, selaput itu luruh sehingga berdarah. Perdarahan ini menyebabkan pembengkakan dan iritasi pada daerah sekitar-nya, sehingga akan membentuk jaringan parut atau perlekatan. Perlekatan yang luas akan berakibat pada penempelan organ tubuh satu sama lain misalnya indung telur dengan usus kecil (intestinum), yang menyebabkan nyeri yang hebat.
Bilamana kadar estrogen menurun, misalnya karena pengobatan atau karena alami seperti menopause, keluhan pada endometriosis akan mereda atau bahkan menghilang. Semasa kehamilan, gejala dan keluhan juga dapat berkurang, karena pertumbuhan endometrium dan haid berhenti. Namun demikian, gejala itu hanya sementara saja reda, karena beberapa bulan setelah melahirkan atau persalinan, paling sedikit 50% dari gejala itu akan muncul kembali.
ENDOMETRIOSIS - Bunda Labibahs
Apakah penyebab endometriosis?
Hingga kini penyebab endometriosis secara pasti belum diketahui. Beberapa pendapat telah dikemukakan, salah satu diantaranya menyatakan bahwa ketika haid serpihan endometrium, ada yang membalik masuk ke dalam saluran telur dan terus masuk ke dalam rongga panggul, kemudian menjadi penyerang (agresor) bagi selaput lendir perut (peritoneum) untuk berubah perangai dan bentuk menjadi tetumbuhan (seperti benalu) yang dapat menyusuk (implant) pada indung telur dan daerah sekitarnya. Proses ini dapat terus tumbuh berkembang. Pendapat lainnya adalah bahwa jaringan endometrium itu berpindah melalui pembuluh darah menuju ke berbagai tempat atau organ tubuh dan kemudian melekat dan bertumbuh. Selain itu diduga pula ada faktor bawaan (herediter) atau keturunan dalam keluarga untuk berbakat mempunyai komponen sel yang menjadi endometriosis tetapi ini tidak ada hubungannya dengan kanker (tumor ganas).
Apa saja gejala endometriosis?
Kadangkala endometriosis sama sekali tidak bergejala. Namun lebih sering memberikan gejala nyeri yang sangat beragam pada masa haid (dismenorea), karena ketika pelepa-san endometriosis, terjadi perdarahan dan peradangan pada daerah sekitarya. Gejala tambahan seringkali berupa kejang-otot (kram) rahim pada masa haid yang makin be-rat. Selain itu dapat pula timbul nyeri berkemih (disuria), nyeri sanggama (dispareunia), nyeri buang air besar (diskezia), nyeri pertengahan siklus haid (Mittelschmerz), dan nyeri selama ovulasi (pelepasan sel telur).
Dampak lain yang sering ditemukan pada pengidap endometriosis adalah gangguan kesuburan sehingga sukar hamil (infertil). Ini dialami oleh sekitar 30-40% wanita atau dua kali kejadian pada populasi umum. Pada kelompok wanita infertil yang memeriksakan diri ke spesialis ternyata hampir 93% mengidap endometriosis.
Bagaimana menentukan adanya endometriosis?
Diagnosis endometriosis tidak selalu mudah. Penentuan yang paling tepat adalah dengan melakukan pemeriksaan endodkopi rongga perut, yang lebih dikenal sebagai laparoskopi, yaitu suatu pemeriksaan dengan menggunakan alat teleskop (teropong) yang dimasukkan ke dalam rongga perut dan rongga panggul (pelvis) melalui suatu pembedahan kecil di daerah pusar (umbilikus).
ENDOMETRIOSIS - Bunda Labibahs
Apa pilihan pengobatannya?
Sementara ini belum ada pilihan pengobatan yang pasti untuk menyembuhkan endometriosis. Sejumlah obat yang tersedia dewasa ini baru mampu mengendalikan gejala endometriosis, menekannya serendah mungkin dan memberikan kesembuhan sementara.
Pilihan pengobatan yang tepat akan tergantung pada umur, derajat dan luasnya penyakit, serta faktor keinginan mempunyai anak.
BACA SELENGKAPNYA - ENDOMETRIOSIS SUATU PENYAKIT WANITA KARIER : BAGAIMANA MENGENAL DAN MENGATASINYA

Apa itu Hormon?

Hormon adalah zat kimiawi yang dihasilkan tubuh secara alami. Begitu dikeluakan, hormon akan dialirkan oleh dara menuju berbagai jaringan sel dan menimbulkan efek tertentu sesuai dengan fungsinya masing-masing. Contoh efek hormon pada tubuh manusia:

1. Perubahan Fisik yang ditandai dengan tumbuhnya rambut di daerah tertentu dan bentuk tubuh yang khas pada pria dan wanita (payudara membesar, lekuk tubuh feminin pada wanita dan bentuk tubuh maskulin pada pria).

2. Perubahan Psikologis: Perilaku feminin dan maskulin, sensivitas, mood/suasana hati.

3. Perubahan Sistem Reproduksi: Pematangan organ reproduksi, produksi organ seksual (estrogen oleh ovarium dan testosteron oleh testis).

Di balik fungsinya yang mengagumkan, hormon kadang jadi biang keladi berbagai masalah. Misalnya siklus haid yang tidak teratur atau jerawat yang tumbuh membabi buta di wajah. Hormon pula yang kadang membuat kita senang atau malah sedih tanpa sebab. Semua orang pasti pernah mengalami hal ini, terutama saat pubertas.Yang pasti, setiap hormon memiliki fungsi yang sangat spesifik pada masing-masing sel sasarannya. Tak heran, satu macam hormon bisa memiliki aksi yang berbeda-beda sesuai sel yang menerimanya saat dialirkan oleh darah.

Pada dasarnya hormon bisa dibagi menurut komposisi kandungannya yang berbeda-beda sebagai berikut:

· Hormon yang mengandung asam amino (epinefrin, norepinefrin, tiroksin dan triodtironin).

· Hormon yang mengandung lipid (testosteron, progesteron, estrogen, aldosteron, dan kortisol).

· Hormon yang mengandung protein (insulin, prolaktin, vasopresin, oksitosin, hormon pertumbuhan (growth hormone), FSH, LH, TSH).

Hormon-hormon ini bisa dibuat secara sintetis. Di antaranya adalah hormon wanita yaitu estrogen dan progesteron yang dibuat dalam bentuk pil. Pil ini merupakan bentuk utama kontrasepsi yang digunakan wanita seluruh dunia untuk memudahkan mereka menentukan saat yang tepat: kapan harus mempunyai anak dan jarak usia tiap anak.

HORMON WANITA

Hormon wanita terutama dibentuk di ovarium (hormon pria dibentuk di testis). Baik pria maupun wanita, pada dasarnya memiliki jenis hormon yang relatif sama. Hanya kadarnya yang berbeda. Hormon seksual wanita antara lain progesteron dan estrogen. Hormon seksual pria antara lain androstenidion dan testosteron (androgen). Pada wanita, hormon seksual kewanitaannya lebih banyak ketimbang pria. Begitu pula sebaliknya.

ESTROGEN

Estrogen merupakan bentukan dari androstenidion (hormon seksual pria yang utama) yang dihasilkan ovarium. Selain androstenidion, ovarium juga mengeluarkan testosteron dan dehidroepiandrosteron, tapi dalam jumlah yang sedikit.

HORMON PROGESTERON.
Hormon ini merupakan bentukan dari pregnenolon yang dihasilkan oleh kelenjar dan berasal dari kolesterol darah.

TESTOSTERON dan DEHIDROEPIANDROSTERON.
Hormon ini yang juga diproduksi oleh ovarium tetapi dalam jumlah yang sangat sedikit. Hormon ini dibutuhkan oleh wanita karena berhubungan dengan daya tahan tubuh dan libido (gairah seksual).
BACA SELENGKAPNYA - Apa itu Hormon?

Kanker Alat Reproduksi Wanita

nKanker pada alat reproduksi masih menduduki peringkat pertama kanker pada wanita. Dua per tiga kasus kanker di dunia terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Kanker bisa disembuhkan jika dideteksi sejak dini. Karenanya, setiap wanita perlu mengenali gejala dan memeriksakan diri.

Menurut dr Amru Sofian SpOG dari Subbagian Onkologi Ginekologi Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI/RSCM), pertumbuhan sel tak normal/tak terkendali sehingga menyebabkan perubahan bentuk dan pembesaran bagian tubuh disebut tumor. Tumor ada yang jinak dan ganas (kanker). Penyebabnya adalah virus, zat kimia (bahan pengawet tertentu, rokok, bedak/talk, zat pewarna) atau radiasi (sinar matahari, zat radio aktif).

Yang disebut alat reproduksi wanita adalah rahim yang terdiri dari mulut/leher rahim dan badan rahim, indung telur (ovarium), saluran telur, dan liang kemaluan (vagina). Pada kanker mulut rahim yang berperan human papilloma virus (HPV).

Catatan RSCM tahun 1998 menunjukkan, kanker leher rahim ada 79 persen, sedang kanker indung telur 10 persen.

Leher rahim, demikian Mayor Ckm dr Toto Imam Soeparmono SpOG dari Subbagian Onkologi Ginekologi Departemen Obstetri dan Ginekologi RSPAD Gatot Soebroto, merupakan bagian terendah dari rahim, berbentuk kanal/saluran, panjangnya sepertiga panjang rahim.

Faktor risiko kanker leher rahim adalah hubungan seksual/menikah muda (kurang dari 20 tahun), banyak pasangan seksual, kurang merawat kebersihan alat kelamin, merokok.

Kanker leher rahim berkembang bertahap. Pra-kanker meliputi displasia ringan (lima tahun), displasia sedang (tiga tahun), displasia berat (satu tahun) sampai menjadi kanker stadium 0. Tahap prakanker sering tidak menimbulkan gejala (92 persen). Selanjutnya masuk tahap kanker invasif berupa kanker stadium I sampai IV. Saat ini biasanya sudah ada gejala seperti perdarahan pasca-sanggama, keputihan, nyeri pinggul, gangguan buang air besar dan kecil, berat badan turun, lemah atau kurang darah akibat perdarahan. Perjalanan penyakit tergantung keganasan virus, kondisi tubuh, dan status gizi.

“Tapi tak perlu panik, karena tidak semua perdarahan dan keputihan berarti gejala kanker. Wanita yang telah menikah atau melakukan hubungan seksual perlu melakukan Pap smear setahun sekali sampai usia 65 tahun,” ujar Toto.

Menurut Amru, upaya pencegahan yang bisa dilakukan adalah berpola hidup sehat, gizi seimbang, banyak sayuran dan buah, tidak merokok dan minum alkohol, berperilaku seksual aman, melakukan pemeriksaan rutin (Pap smear) serta segera memeriksakan diri jika merasakan kelainan atau benjolan pada tubuh.

Meski kanker ovarium hanya menempati urutan kedua kanker ginekologik, angka kematiannya cukup tinggi. Menurut dr Imam Rasjidi SpOG dari FKUI/RSCM, ini karena perjalanan kanker ovarium berlangsung diam-diam.
BACA SELENGKAPNYA - Kanker Alat Reproduksi Wanita

21 December 2010

SADARI (Periksa Payudara Sendiri)


SADARI (Periksa Payudara Sendiri)
Jumlah penderita kanker payudara di Indonesia menempati urutan kedua setelah kanker leher rahim. Penderitanya pun ada yang baru berusia 18 tahun. Padahal di negara-negara lain, Eropa atau Amerika misalnya, jumlah penderita kanker payudara tidak begitu banyak dibanding dengan jumlah penderita kanker jenis lain. Mengapa demikian?

Hal ini disebabkan di negara-negara tersebut kesadaran untuk melakukan deteksi dini sudah berkembang baik. Kebanyakan kanker payudara ditemukan pada stadium awal, sehingga segera dapat diobati dan disembuhkan. Sedang di negara kita, kebanyakan kasus kanker ditemukan pada stadium lanjut, ketika penyembuhan sudah sulit dilakukan.

Padahal, mendeteksi kanker payudara stadium dini sangat mudah, dan bisa dilakukan sendiri di rumah. Cukup beberapa menit, sebulan sekali, dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari/Sarari).

Memang, tidak ada wanita yang ingin melakukan Sadari/Sarari. Karena bisa jadi muncul bayangan menakutkan: “bagaimana kalau saya benar-benar menemukan benjolan?”. Atau mungkin menemukan “sesuatu” yang tidak dimengerti apa maknanya.

Tetapi, semakin sering Anda memeriksa payudara Anda, Anda akan semakin mengenalnya, dan semakin mudah menemukan sesuatu yang tidak beres –jika ada. Bagaimanapun Sadari/Sarari adalah bagian penting dari perawatan kesehatan, yang dapat melindungi Anda dari resiko kanker payudara.

Pemeriksaan payudara sendiri
Pemeriksaan payudara sendiri
Payudara memiliki bagian-bagian (lingkungan) yang kalau diraba terasa berbeda-beda. Sisi atas agak ke samping (dekat ketiak) cenderung terasa bergumpal-gumpal besar. Payudara bagian bawah terasa seperti hamparan pasir atau kerikil. Sedang bagian di bawah puting susu terasa seperti sekumpulan biji-bijian yang besar. Kadang ada juga gumpalan yang menyerupai sebuah mangkuk. Kondisi ini bisa berbeda pada tiap wanita.

Pada tahap awal, akan cukup membantu jika Anda membuat “peta lingkungan payudara”, untuk dibandingkan pada pemeriksaan dari bulan ke bulan.

Yang terpenting adalah rasakan bagaimana kondisi payudara Anda sendiri. Adakah sesuatu yang terasa berbeda dibanding lingkungan sekitarnya? Misal, di area “gumpalan besar” terasa ada benjolan kecil sebesar kacang hijau? Atau di area “hamparan pasir” terasa ada “kerikil” yang agak besar? Atau adakah perubahan kondisi payudara dibanding pemeriksaan sebelumnya? Itu semua bisa dideteksi dengan memeriksa payudara sendiri.

Sulitkah melakukan Sadari/Sarari itu? Sama sekali tidak. Sebaiknya dilakukan seminggu sesudah menstruasi, ketika kondisi payudara lunak dan longgar, sehingga memudahkan perabaan. Untuk wanita yang sudah mengalami menopause boleh dilakukan kapan saja, asal rutin setiap bulan.

Akan lebih baik jika disiapkan buku catatan khusus untuk mencatat hasil pemeriksaan Anda, juga kondisi dan perubahan payudara Anda dari waktu ke waktu. Bila perlu lengkapi dengan gambar ilustrasi untuk memperjelas lokasi kelainan yang ditemukan.

Pemeriksaan lengkap payudara sendiri dibagi atas beberapa tahap:
1. Melihat

Tanggalkan seluruh pakaian bagian atas. Berdirilah di depan cermin dengan kedua lengan tergantung lepas, di dalam ruangan yang terang. Perhatikan payudara Anda:

* Apakah bentuk dan ukurannya kanan dan kiri simetris?
* Apakah bentuknya membesar/mengeras?
* Apakah arah putingnya lurus ke depan? Atau berubah arah?
* Apakah putingnya tertarik ke dalam?
* Apakah puting/kulitnya ada yang lecet?
* Apakah kulitnya tampak kemerahan? Kebiruan? Kehitaman?
* Apakah kulitnya tampak menebal dengan pori-pori melebar (seperti kulit jeruk)?
* Apakah permukaan kulitnya mulus, tidak tampak adanya kerutan/cekungan?

Ulangi semua pengamatan di atas dengan posisi kedua tangan lurus ke atas. Setelah selesai, ulangi lagi pengamatan dengan kedua tangan di pinggang, dada dibusungkan, kedua siku ditarik ke belakang. Semua pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui adanya tumor yang terletak dekat dengan kulit.
2. Memijat

Dengan kedua belah tangan, secara lembut pijat payudara dari tepi hingga ke puting, untuk untuk mengetahui ada-tidaknya cairan yang keluar dari puting susu (seharusnya tidak ada, kecuali Anda sedang menyusui).
3. Meraba

Sekarang berbaringlah di atas tempat tidur untuk memeriksa payudara satu demi satu. Untuk memeriksa payudara kiri, letakkan sebuah bantal tipis di bawah bahu kiri, sedang lengan kiri direntangkan ke atas di samping kepala atau diletakkan di bawah kepala.

Gunakan keempat jari tangan kanan yang saling dirapatkan untuk meraba payudara. Rabaan dilakukan dengan gerakan memutar (seperti membuat lingkaran kecil-kecil), mulai dari tepi payudara hingga ke puting susu. Sesudah itu geser posisi jari sedikit ke sebelahnya, dan lakukan lagi gerakan memutar dari tepi payudara sampai puting susu. Lakukan terus secara berurutan sampai seluruh bagian payudara diperiksa. Untuk memudahkan gerakan, Anda boleh menggunakan lotion atau sabun sebagai pelicin.

Gerakan memutar boleh juga dilakukan mulai dari puting susu, melingkar semakin lebar ke arah tepi payudara; atau secara vertikal ke atas dan kebawah mulai dari tepi paling kiri hingga ke tepi paling kanan. Yang penting, seluruh area payudara harus tuntas teraba, tak ada yang terlewatkan.

Perlu diperhatikan bahwa masing-masing gerakan memutar harus dilakukan dengan kekuatan tekanan yang berbeda-beda, setidaknya dengan tiga macam tekanan. Pertama-tama dilakukan dengan tekanan ringan untuk meraba adanya benjolan di dekat permukaan kulit, yang kedua dengan tekanan sedang untuk meraba adanya benjolan di tengah-tengah jaringan payudara, yang ketiga dengan tekanan cukup kuat untuk merasakan adanya benjolan di dasar payudara, dekat dengan tulang dada/iga.

Setelah selesai dengan payudara kiri, pindah posisi bantal dan lengan, lakukan pemeriksaan pada payudara kanan dengan menggunakan keempat jari tangan kiri.

Kemudian ulangi perabaan seperti poin 3, tetapi dalam posisi berdiri. Untuk memudahkan, bisa dilakukan sambil mandi, saat membalur tubuh dengan sabun.
4. Meraba Ketiak

Setelah itu raba ketiak dan area di sekitar payudara untuk mengetahui adanya benjolan yang diduga suatu anak sebar kanker.

Sadari (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

1. Berdiri di depan cermin sambil kedua tangan diletakkan di sisi tubuh.
Angkat kedua lengan dan amati dengan seksama kulit di payudara apakah ada kerutan, lekukan, perubahan ukuran atau bentuk.
Lihat apakah ada perubahan bentuk simetri pada kedua payudara.
Amati juga apakah puting susu masuk ke dalam atau ada cairan aneh yang keluar dari puting.
Sekarang letakkan kedua tangan di samping pingul lalu amati payudara Anda. Setelah itu letakkan kedua tangan di belakang kepala dan lakukan hal serupa.

2. Periksa kedua payudara sambil berdiri di bawah shower ketika mandi. Lakukan hal yang serupa pada saat berbaring.
Taruh satu tangan di belakang kepala, sementara tangan yang satu melakukan gerak pijatan memutar searah jarum jam di daerah jaringan payudara, puting, dan jaringan di bawah ketiak.
Ulangi cara ini pada payudara yang sebelah. Bila Anda melakukannya saat mandi, sabun dan air membuat kulit licin hingga mampermudah pemeriksaan.

3. Periksa apakah ada benjolan yang tidak lenyap atau tidak berubah. Benjolan yang abnormal bisa muncul tiba-tiba dan menetap.
Benjolan ini berbeda-beda bentuk dan kekerasannya dan kadang terasa keras dengan tepi yang tidak teratur.
Kadang benjolan itu berupa penebalan jaringan tanpa garis batas yang jelas. Ingat, benjolan kanker biasanya tidak terasa sakit.

4. Setiap bulan lakukan pemeriksaan sendiri terhadap payudara agar bila ada benjolan baru bisa segera diketahui.
Bila Anda sudah menopause lakukan pemeriksaan payudara pada tanggal yang sama setiap bulan.
Bila Anda belum menopause, waktu terbaik untuk untuk memeriksa payudara 7-10 hari setelah terakhir haid. Benjolan kanker payudara biasannya tidak sakit.
Amati dan raba payudara Anda apakah ada benjolan atau pembengkakan. Bila ada yang tidak beres, segera ke dokter.

American Cancer Society menganjurkan perempuan menjalani pemeriksaan klinis payudara sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin, setiap tiga tahun sekali untuk perempuan berusia 20-39 tahun dan setiap tahun untuk perempuan di atas 40 tahun.

Source: wikipedia, google dan rumahkanker.com


BACA SELENGKAPNYA - SADARI (Periksa Payudara Sendiri)
INGIN BOCORAN ARTIKEL TERBARU GRATIS, KETIK EMAIL ANDA DISINI:
setelah mendaftar segera buka emailnya untuk verifikasi pendaftaran. Petunjuknya DILIHAT DISINI