kolom pencarian

KTI D3 Kebidanan[1] | KTI D3 Kebidanan[2] | cara pemesanan KTI Kebidanan | Testimoni | Perkakas
PERHATIAN : jika file belum ter-download, Sabar sampai Loading halaman selesai lalu klik DOWNLOAD lagi

10 July 2010

Menyusui


Menyusui

Artikel ini adalah mengenai proses menyusui air susu ibu untuk bayi manusia. Untuk hewan menyusui, lihat Mamalia

Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu.

Bukti eksperimental menyimpulkan bahwa air susu ibu adalah gizi terbaik untuk bayi[1]. Para pakar masih memperdebatkan seberapa lama periode menyusui yg paling baik [2] dan seberapa jauh risiko penggunaan susu formula [3][4]

Seorang bayi dapat disusui oleh ibunya sendiri atau oleh wanita lain. ASI juga dapat diperah dan diberikan melalui alat menyusui lain seperti botol susu, cangkir, sendok, atau pipet. Susu formula juga tersedia untuk para ibu yang tidak bisa atau memilih untuk tidak menyusui, namun para ahli sepakat bahwa kualitas susu formula tidaklah sebaik ASI [5]. Di banyak negara, pemberian susu formula terkait dengan tingkat kematian bayi akibat diare [6], tetapi apabila pembuatannya dilakukan dengan hati-hati menggunakan air bersih, pemberian susu formula cukup aman.[3]

Pemerintah dan organisasi internasional sepakat untuk mempromosikan menyusui sebagai metode terbaik untuk pemberian gizi bayi setidaknya tahun pertama dan bahkan lebih lama lagi, antara lain WHO[7], Akademi Dokter Anak Amerika (American Academy of Pediatrics}[8], dan Departemen Kesehatan.


Laktasi

Ketika bayi menghisap payudara, hormon yang bernama oksitosin  membuat ASI mengalir dari dalam alveoli, melalui saluran susu  (ducts/milk canals) menuju reservoir susu {sacs} yang berlokasi di  belakang areola, lalu ke dalam mulut bayi
Ketika bayi menghisap payudara, hormon yang bernama oksitosin membuat ASI mengalir dari dalam alveoli, melalui saluran susu (ducts/milk canals) menuju reservoir susu {sacs} yang berlokasi di belakang areola, lalu ke dalam mulut bayi

Proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI dinamakan laktasi.

Pengaruh Hormonal

Mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara:

  • Progesteron: mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. H al ini menstimulasi produksi secara besar-besaran[9]
  • Estrogen: menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui[9]. Karena itu, sebaiknya ibu menyusui menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat mengurangi jumlah produksi ASI.
  • Follicle stimulating hormone (FSH)
BACA SELENGKAPNYA - Menyusui

Diafragma

Diafragma

Pengertian

Diafragma adalah kap berbentuk bulat, cembung, terbuat dari lateks (karet) yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutupi serviks.


Diafragma dan spermisida

Diafragma dan spermisida


Jenis

Jenis diafragma antara lain:



  1. Flat spring (flat metal band).

  2. Coil spring (coiled wire).

  3. Arching spring (kombinasi metal spring).




Flat spring (Diafragma pegas datar)

Jenis ini cocok untuk vagina normal dan disarankan untuk pemakaian pertama kali. Memiliki pegas jam yang kuat dan mudah dipasang.


Coil spring (Diafragma pegas kumparan)

Jenis ini cocok untuk wanita yang vaginanya kencang dan peka terhadap tekanan. Jenis ini memiliki pegas kumparan spiral dan jauh lebih lunak dari pegas datar.


Arching spring

Jenis ini bermanfaat pada dinding vagina yang tampak kendur atau panjang dan posisi serviks menyebabkan pemasangan sulit. Tipe ini merupakan kombinasi dari flat spring dan coil spring, dan menimbulkan tekanan kuat pada dinding vagina.


Cara Kerja

Alat kontrasepsi metode barier yang berupa diafragma ini mempunyai cara kerja sebagai berikut:



  1. Mencegah masuknya sperma melalui kanalis servikalis ke uterus dan saluran telur (tuba falopi).

  2. Sebagai alat untuk menempatkan spermisida.


Manfaat

Alat kontrasepsi diafragma memberikan dua manfaat secara kontrasepsi dan non kontrasepsi.


Manfaat kontrasepsi



  1. Efektif bila digunakan dengan benar.

  2. Tidak mengganggu produksi ASI.

  3. Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah dipersiapkan sebelumnya.

  4. Tidak mengganggu kesehatan klien.

  5. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.


Manfaat non kontrasepsi



  1. Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.

  2. Dapat menampung darah menstruasi, bila digunakan saat haid.


Keterbatasan

Meskipun alat kontrasepsi diafragma ini mempunyai manfaat secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi, tetapi alat ini juga mempunyai keterbatasan. Adapun keterbatasan diafragma, antara lain:



  1. Efektifitas tidak terlalu tinggi (angka kegagalan 6-16 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama, bila digunakan dengan spermisida).

  2. Keberhasilan kontrasepsi ini tergantung pada cara penggunaan yang benar.

  3. Memerlukan motivasi dari pengguna agar selalu berkesinambungan dalam penggunaan alat kontrasepsi ini.

  4. Pemeriksaan pelvik diperlukan untuk memastikan ketepatan pemasangan.

  5. Dapat menyebabkan infeksi saluran uretra.

  6. Harus masih terpasang selama 6 jam pasca senggama.


Penilaian Klien

Sebelum alat kontrasepsi diafragma digunakan oleh klien, sebaiknya petugas kesehatan mengkaji klien terlebih dahulu. Sehingga alat kontrasepsi ini sesuai atau tidak digunakan oleh wanita tersebut.





































Diafragma



Sesuai untuk klien yang:



Tidak sesuai untuk



klien yang:


Tidak mau atau tidak boleh menggunakan metode kontrasepsi hormonal (perokok, wanita di atas 35 tahun)Mempunyai umur dan paritas serta masalah kesehatan yang menyebabkan kehamilan resiko tinggi
Tidak menyukai metode yang diberikan oleh petugas kesehatan (AKDR)Terinfeksi saluran uretra
Menyusui dan memerlukan kontrasepsi pendukungTidak suka menyentuh alat kelaminnya (vulva dan vagina)
Jarang melakukan hubungan seksual dengan pasangannyaMempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan
Ingin melindungi dari penyakit menular seksualIngin metode KB efektif
Memerlukan metode sederhana sebelum memilih metode lain

Penanganan Efek Samping

Di bawah ini merupakan penanganan efek samping dari pemakaian alat kontrasepsi diafragma.






























Efek Samping Atau Masalah



Penanganan


Infeksi saluran uretraPemberian antibiotik, sarankan mengosongkan kandung kemih pasca senggama atau gunakan metode kontrasepsi lain
Alergi diafragma atau spermisidaBerikan spermisida bila ada gejala iritasi vagina pasca senggama dan tidak mengidap PMS atau bantu memilih metode lain
Rasa nyeri pada tekanan terhadap kandung kemih/rektumNilai kesesuaian ukuran forniks dan diafragma. Bila terlalu besar, coba ukuran yang lebih kecil. Follow up masalah yang telah ditangani
Timbul cairan vagina dan berbauPeriksa adanya PMS atau benda asing dalam vagina. Sarankan lepas segera diafragma pasca senggama. Apabila kemungkinan ada PMS, lakukan pemrosesan alat sesuai dengan pencegahan infeksi
Luka dinding vagina akibat tekanan pegas diafragmaHentikan penggunaan diafragma untuk sementara dan gunakan metode lain. Bila sudah sembuh, periksa kesesuaian ukuran forniks dan diafragma

Hal yang Perlu Diperhatikan

Jika ada kemungkinan terjadi sindrom syok keracunan, rujuk segera pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap. Apabila terjadi panas lebih dari 38 derajat Celcius maka berikan rehidrasi per oral dan analgesik.


Referensi

plannedparenthood.org/health-topics/birth-control/diaphragm-4244.htm diunduh 2 Maret 2010, 07:45 PM.

Ridha, W. 2008. Metode Barier Intravaginal. one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/ilmu-kesehatan/metode-barier-intravaginal diunduh 2 Maret 2010, 07:48 PM.

Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 21- MK 24).

Stacey, D. 2008. Diaphragm.. contraception.about.com/od/prescriptionoptions/a/Diaphragm.htm diunduh 2 Maret 2010, 10:18

http://askep-askeb.cz.cc/

BACA SELENGKAPNYA - Diafragma

Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Tanda-Tanda Vital

Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Tanda-Tanda Vital

Pada masa nifas, tanda-tanda vital yang harus dikaji antara lain:


  1. Suhu badan.

  2. Nadi.

  3. Tekanan darah.

  4. Pernafasan.

Suhu badan.


Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat Celcius. Pasca melahirkan, suhu tubuh dapat naik kurang lebih 0,5 derajat Celcius dari keadaan normal. Kenaikan suhu badan ini akibat dari kerja keras sewaktu melahirkan, kehilangan cairan maupun kelelahan. Kurang lebih pada hari ke-4 post partum, suhu badan akan naik lagi. Hal ini diakibatkan ada pembentukan ASI, kemungkinan payudara membengkak, maupun kemungkinan infeksi pada endometrium, mastitis, traktus genetalis ataupun sistem lain. Apabila kenaikan suhu di atas 38 derajat celcius, waspada terhadap infeksi post partum.

Nadi.

Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Pasca melahirkan, denyut nadi dapat menjadi bradikardi maupun lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit, harus waspada kemungkinan infeksi atau perdarahan post partum.

Tekanan darah.

Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah normal manusia adalah sistolik antara 90-120 mmHg dan diastolik 60-80 mmHg. Pasca melahirkan pada kasus normal, tekanan darah biasanya tidak berubah. Perubahan tekanan darah menjadi lebih rendah pasca melahirkan dapat diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan tekanan darah tinggi pada post partum merupakan tanda terjadinya pre eklamsia post partum. Namun demikian, hal tersebut sangat jarang terjadi.

Pernafasan.

Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 16-24 kali per menit. Pada ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau normal. Hal ini dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat. Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan pada masa post partum menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.

Referensi

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 84-85).
Anam. 2009. Pemeriksaan Frekwensi Pernafasan. anam56.blogspot.com/2009/01/d.html diunduh 28 Feb. 2010, 3:20 PM.
Kuliahbidan. 2008. Perubahan dalam Masa Nifas. kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/19/perubahan-dalam-masa-nifas/ diunduh 6 Feb. 2010, 02:25 PM.
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 61).
shvoong.com/medicine-and-health/m-genetics/1895771-jurus-mengatasi-darah-tinggi-hipertensi/ diunduh 28 Feb. 2010, 11.05 AM.
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 83-84)."

BACA SELENGKAPNYA - Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Tanda-Tanda Vital

Materi Kesehatan: Tinjauan Tentang Minat Belajar Anak

Tinjauan Tentang Minat Belajar Anak
1. Pengertian Minat
Dalam hal ini penulis mengemukakan beberapa pendapat tentang minat :
a. Minat adalah perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan.
b. Minat adalah merupakan suatu sikap batin dalam diri seseorang.
Dari pendapat tersebut diatas dapat penulis simpulkan bahwa minat adalah gejala phisikis yang timbul dari perpaduan keinginan dan kemauan yang ada pada diri seseorang, yang direalisasikan atau di ekspresikan dengan adanya perasaan senang yang menyebabkan adanya perhatian terbesar terhadap suatu obyek, sehingga orang tersebut mempunyai kecenderungan hati untuk berbuat sesuatu terhadap obyek tersebut.
Dari pengertian tersebut dapat dimengerti bahwa ; terjadinya minat itu karena dorongan dari perasaan senang dan adanya perhatian terhadap sesuatu. Dengan kata lain, minat itu merupakan proses terjadinya yang didahului oleh perasaan senang dan perhatian terhadap suatu obyek, sehingga terjadi kecenderungan untuk berbuat sesuatu atas obyek tersebut.
Sebagai indikator bahwa orang itu sedang mengalami rasa senang dan ada perhatian terhadap suatu obyek, maka kita bisa beranalogi pada persyaratan Imam Al-Ghazali ra. yang menerangkan tentang tanda-tanda orang yang cinta kepada Allah SWT adalah sebagai berikut :
1. Orang yang cinta kepada Allah orang itu ingin mendekatkan dirinya kepada-Nya. Pernyataan ini jika dianalogkan dengan pembahasan ini, bahwa seseorang akan berusaha untuk melibatkan diri dalam lembaga pendidikan yang dia senangi, misalnya dengan cara menyekolahkan anak-anaknya ke lembaga pendidikan tersebut.
2. Orang yang cinta kepada Allah dia akan suka rela berkurban untuk Allah. Dalam hubungannya dengan pembahasan ini pengertian tersebut dapat diartikan bahwa apabila seseorang tertarik pada suatu pendidikan, maka dia akan rela memberikan sumbangan baik moril maupun spritual demi kelancaran pelaksanaan pendidikan tersebut.
3. Orang yang cinta kepada Allah dia akan cinta pula kepada orang-orang yang berbakti kepadanya, sehubungan dengan permbahasan ini, bahwa orang yang cinta terhadap suatu lembaga pendidikan tertentu maka dia akan menyenangi dan menghormati para pendidik tersebut menjadi contoh dan suri tauladan bagi para peserta didik dan wali murid.
Adapun pengaruh minat terhadap perkembangan seseorang sebagai berikut :
1) Minat mempengaruhi bentuk dan intensitas cita-cita.
2) Minat dapat berfungsi sebagai tenaga pendorong yang kuat.
3) Minat yang mempengaruhi terhadap prestasi belajar.
4) Minat dapat menimbulkan kepuasan dalam suatu pekerjaan.
2. Pengertian Belajar
Dalam pengertian luas belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Selanjutnya ada pula yang mendefinisikan bahwa belajar adalah “berubah”. dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi dengan belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga terbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri.
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya.
Untuk melengkapi pengertian mengenai makna belajar, perlu kiranya dikemukakan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan belajar siswa. dalam hal ini ada beberapa prinsip yang penting untuk diketahui, antara lain :
a. Belajar pada hakekatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakuannya.
b. Belajar memerlukan proses dan pemantapan serta kematangan diri siswa.
c. Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi, terutama motivasi dari dalam atas dasar kebutuhan atau kesadaran (instrinsic motivation), lain halnya belajar dengan karena rasa takut atau dibarengi dengan rasa tertekan dan menderita.
d. Dalam banyak hal belajar itu merupakan proses percobaan (dengan kemungkinan berbuat keliru) dan conditioning atau pembiasan.
e. Kemambuan belajar seseorang siswa harus diperhitungkan dalam rangka menentukan isi pelajaran.
f. Belajar dapat melakukan tiga cara :
1) Diajar secara langsung.
2) Kontrol, kontak, penghayatan, pengalaman langsung (seperti anak belajar bicara, sopan santun, dan lain-lain)
3) Pengenalan dan/atau peniruan.
g. Belajar melalui praktek atau mengalami secara langsung aakn lebih efektif mampu membina sikap, keterampilan, cara berfikir kritis dan lain-lain, bila dibandingkan dengan belajar hafalan saja.
h. Perkembangan pengalaman anak didik akan banyak mempengaruhi kemampuan belajar yang bersangkutan.
i. Bahan pelajaran yang bermakna atau berarti, lebih mudah dan menarik untuk dipelajari, daripada bahan yang kurang bermakna.
j. Informasi tentang kelakuan baik, pengetahun, kesalahan serta keberhasilan siswa, banyak membantu kelancaran dan gairah belajar.
k. Belajar sedapat mungkin diubah ke dalam bentuk aneka ragam tugas, sehingga anak-anak melakukan dialog dalam dirinya atau mengalaminya sendiri.
Adapun faktor-faktor yang menentukan belajar anak, diantaranya :
a. Faktor luar atau eksternal, faktor yang berasal dari luar individu (siswa yang meliputi)
1) Faktor Lingkungan
Faktor luar dapat berasal dari lingkungan alami maupun dari lingkungan sosial. Lingkungan alami (berasal dari alam) dapat berupa keadaan suhu, kelembaban udara, cuaca dan sebagainya.
Sedangkan lingkungan sosial adalah lingkungan yang terjadi dikeluarga, sekolah, maupun masyarakat.
a) Lingkungan Keluarga merupakan lingkungan yang paling utama dalam menentukan keberhasilan belajar seorang anak.
b) Lingkungan Sekolah yang dimaksud dalam pembahasan skripsi adalah segenap unsur yang ada dalam suatu lembaga pendidikan yang dapat mempengaruhi timbulnya belajar seseorang terhadap penyelenggaraan pendidikan pada lembaga tersebut, umumnya seseorang sebelum memilih jenis lembaga pendidikan yang akan digunakan sebagai tempat untuk mendapatkan suatu ilmu pengetahuan, ia cenderung ingin mengetahui terlebih dahulu unsur-unsur yang ada pada lembaga pendidikan tersebut, sehingga unsur-unsur itulah yang menentukan tertarik tidaknya seseorang terhadap pendidikan yang dikelolahnya.
c) Lingkungan Masyarakat dimana dalam lingkungan masyarakat ini adanya interaksi individu antara satu dengan yang lainnya, keadaan masyarakat mempunyai pengaruh tertentu terhadap perkembangan anak, seseorang yang hidupnya dalam masyarakat Desa akan mempunyai perbedaan dalam segi pola pikir, cita-cita maupun pandangannya dengan seseorang yang hidup dikota, dengan adanya perbedaan tersebut akan memiliki kecenderungan yang berbeda pula dalam membina, mengarahkan anggota keluarganya, termasuk juga dalam memilih jenis pendidikan untuk anak-anak.
2) Faktor Instrumental
Faktor instrumental adalah faktor yang sengaja dirancang sesuai dengan hasil yang diharapkan, dan berfungsi sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Faktor ini sangat besar pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi belajar siswa, sebab faktor instrumental merupakan sarana pokok untuk menunjang proses belajar mengajar di sekolah. yang termasuk faktor instrumental antara lain : Kurikulum, program, sarana dan fasilitas sekolah, tata tertib, pedoman-pedoman belajar, dan lain-lain.
b. Faktor Dalam atau Internal
1) Kondisi Fisiologis
Kondisi Fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan keadaan fisik atau kesehatan badan siswa, termasuk keadaan panca indera, yakni penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan perasa.
Alat-alat panca indera tersebut menghubungkan manusia dengan dunia luar melalui urat-urat syaraf yang tersusun sangat komplek dan bekerja dengan kecermatan sangat tinggi. Rangsangan-rangsangan yang datang akibatnya adanya proses belajar diterima oleh alat-alat indera tersebut dan akan diolah menjadi konsep sebagai hasil belajar.
Kondisi Psikologis
a) Perhatian
Perhatian merupakan pemusatan energi psikis yang tertuju kepada suatu objek pelajaran atau dapat dikatakan sebagai banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar.
b) Pengamatan
Suatu cara mengenal dunia riil, baik dirinya sendiri maupun lingkungan dengan segenap panca indera. Jadi dalam belajar itu unsur keseluruhan jiwa dengan segala panca inderanya harus bekerja untuk mengenal pelajaran tersebut.
c) Tanggapan
Tanggapan yaitu gambaran atau bekas yang tinggal dalam ingatan setelah orang melakukan pengamatan. Tanggapan itu akan memiliki pengaruh terhadap perilaku belajar siswa setiap siswa.
d) Fantasi
Yang dimaksud dengan fantasi adalah sebagai kemampuan untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru berdasarkan atas tanggapan yang ada, atau dapat dikatakan sebagai suatu fungsi yang memungkinkan individu untuk berorientasi dalam alam imajiner, menerobos dunia realitas. Dengan fantasi ini maka dalam belajar maka akan memiliki wawasan yang lebih longgar karena didik untuk memahami diri atau pihak lain.
e) Ingatan
Secara teoritis ingatan akan berfungsi ; (1) mencamkan atau menerima kesan-kesan dari luar, (2) menyimpan kesan, (3) memproduksi kesan. Oleh karena itu ingatan akan merupakan kecakapan untuk menerima, menyimpan dan memproduksi kesan-kesan di dalam belajar. Hal ini sekaligus untuk menghindari kelupaan, lupa sebagai gejala psikologis yang selalu ada.
f) Berfikir
Berfikir merupakan aktivitas mental untuk dapat merumuskan pengertian, mensintesis dan menarik kesimpulan.
g) Minat
Minat adalah atau interest adalah banyak sedikitnya kesadaran dan perhatian yang menyertai suatu aktivitas yang sedang dilakukan. Pengaruh minat terhadap prestasi belajar sangat besar, semakin tinggi minat seseorang terhadap suatu pelajaran, semakin tinggi minat seseorang terhadap suatu pelajaran, semakin tinggi pula keaktifan untuk belajar dan meningkatkan prestasi belajarnya. Sebaliknya semakin rendah minat seseorang terhadap sesuatu pelajaran, maka secara otomatis prestasinya menurun
Kecerdasan
Hasil pengukuran kecerdasan biasanya dinyatakan dengan angka yang menunjukkan perbandingan kecerdasan, yang terkenal dengan IQ (Inteleqensi Quoetient). Berbagai penelitian telah menunjukkan hubungan yang erat antara IQ dengan belajar siswa. Oleh sebab itu, Informasi mengenai taraf kecerdasan siswa merupakan hal yang sangat berharga untuk memperkirakan kemampuan belajar siswa yang bersangkutan.
h) Bakat
Disamping Inteleqensi Quoetient, bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Faktor bakat mencakup faktor-faktor yang sudah ada sejak lahir, yang mempunyai kecenderungan untuk mengembangkan diri dalam suatu kecakapan-kecakapan tertentu.
Telah terjadi kenyataan bahwa siswa yang belajar dalam bidang yang sesuai dengan bakatnya, mempunyai kemungkinan yang besar dalam upaya mencapai prestasi belajar yang baik. Seorang anak yang berbakat mempunyai kualifikasi potensial yang tinggi dalam bidangnya, maka ia mampu mencapai belajarnya pula.
i) Motivasi
Peranan motivasi sangat penting dalam proses belajar. Bahkan dapat dikatan motivasi merupakan faktor penentu keberhasilan belajar atau belajar siswa.
Secara umum motivasi dibagi menjadi dua, yaitu : motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik merupakan motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang tanpa adanya rangsangan atau bantuan orang lain. Sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang timbul akibat adanya bantuan dari luar diri siswa. Ada beberapa hal yang mendorong siswa untuk belajar, yakni :
(1) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.
(2) Adanya sifat kreatif pada orang yang belajar dan adanya keingin untuk selalu maju.
(3) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-temannya.
(4) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperatif maupun dengan kompetisi
(5) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran
(6) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar.
j) Kemampuan Kognitif
Kemampuan kognitif pertama adalah persepsi, ingatan dan berfikir. Persepsi adalah bayangan yang tinggal didalam ingatan setelah siswa melakukan pengamatan. Dan ingatan dapat didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan dan memproduksi kesan-kesan. Sedangkan berfikir adalah proses dinamis yang dapat dilukiskan menurut prosesnya, meliputi pembentukan pengertian, pendapatan, dan kesimpulan.
3. Hal-hal yang memungkinkan memperkembangkan minat belajar pada anak.
Minat tidak hanya mempunyai arti penting sebagai landasan konsentrasi melainkan lebih daripada itu juga, akan memperjelas kaitan antar butir-butir soal dalam pikiran seseorang dan memperkokoh ingatannya. Adapun mengenai cara atau hal-hal yang dapat mengembangkan minat antara lain :
a. Seseorang hendaknya memikirkan bagaimana dan mengapa mata pelajaran itu penting bagi pendidikan umumnya. Misalkan Computer mungkin tidak menarik bagi seseorang tetapi kalau ia ingin mengetahui informasi didunia maka sedikit banyak computer akan menolongnya, contoh lain kimia mungkin tidak menarik bagi seseorang mahasiswa ilmu sosial, tetapi kalau ia ingin tahu tentang obat-obatan maka sedikit kimia akan berguna. Jadi lingkungan keanekaan minat seseorang membantunya memahami dunia modern.
b. Seseorang hendaknya memikirkan bagaimana mata pelajaran lainnya atau dengan waktu, tempat, masalah dan tujuan yang lain. Suatu contoh sejarah kuno mempunyai hubungan dengan peristiwa–peristiwa dewasa ini, Ilmu Filsafat mempunyai hubungan erat dalam banyak hal, Ilmu Matematika, berguna dalam ilmu ekonomi sedangkan psikologi dan sosiologi tercermin dalam kesusastraan, sesuatu pelajaran yang tampaknya tidak menarik kalau berdiri sendiri ternyata dapat sangat menarik dalam hubungannya dengan mata pelajaran lainnya.
c. Minat bergantung pada pemahaman oleh karena itu untuk memelihara minat dan kosentrasi seseorang hendaknya melakukan studi secara teratur dan tidak takut untuk menanyakan persoalan-persoalan atau mencari bantuan mengenai soal apa saja yang tidak dipahami.
4. Ajaran Islam Tentang Orang Tua dan Pendidikan Anak.
Islam memerintahkan kaum muslimin agar menuntut ilmu dan memperoleh pendidikan. Mengejar pendidikan merupakan kewajiban bagi setiap pemeluk Islam baik laki-laki maupun wanita. Ada beberapa tempat penyelenggaraan pendidikan agama, salah satunya dalam lingkungan keluarga (di rumah) yang dilaksanakan oleh orang tua.
Banyak alasan mengapa pendidikan agama di rumah tangga adalah paling penting. Alasan yang pertama, pendidikan di tiga tempat lainnya yaitu masyarakat, rumah ibadah dan sekolah frekuensinya rendah. pendidikan agama di masyarakat hanya berlangsung beberapa jam saja setiap minggu, di rumah ibadah seperti masjid, juga waktunya tidak lama (sebentar), sedangkan di sekolahan hanya dua jam pelajaran setiap minggu.
Alasan yang kedua, dan ini paling penting, inti pendidikan agama ialah penanaman iman. Penanaman iman itu hanya mungkin dilaksanakan secara maksimal dalam kehidupan sehari-hari dan itu hanya mungkin dilakukan di rumah.
Dilihat dari ajaran Islam, anak adalah amanat Allah. amanat adalah sesuatu yang wajib dipertanggung jawabkan. Jelas, tanggung jawab orang tua terhadap anaknya tidaklah kecil. Bahkan para orang tua umumnya merasa bertanggung jawab atas segalanya dari kelangsungan hidup anak-anak mereka, karenanya tidaklah diragukan bahwa tanggung jawab pendidikan itu diakuinya secara sadar atau tidak, diterima dengan sepenuh hatinya atau tidak, hal itu adalah merupakan fitrah yang telah dikodratkan Allah SWT. kepada setiap orang tua. Mereka tidak bisa mengelakkan tanggung jawab itu karena telah merupakan amanah Allah yang dibebankan kepada mereka.
Di samping itu pangkal ketentraman Secara umum tanggung jawab itu ialah berusaha mendewasakan anak. Dalam mendewasakan anak yang terpenting adalah menanamkam nilai-nilai dasar yang akan mewarnai bentuk kehidupan anak itu pada kehidupan selanjutnya. Secara umum tentang ini di dalam Al - Qur’an diperjelas sebagaimana firman Allah :
﴾٦:ﻢﻴﺭﺤﺘﻟﺍ﴿ ﺓﺭ ﺎﺠﺣﻠﺍﻮ ﺲﺎﻧﻠ ﺍ ﺎﻫﺩﻭﻘﻮ ﺍﺭﺎﻧ ﻡﻜﻴﻠﻫﺍﻮ ﻢﻜﺴﻓﻧﺍ ﺍﻮﻗ ﺍﻮﻧﻣﺍ ﻦﻳﺬﻠﺍ ﺎﻬﻴﺍﺎﻳ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…”
Ayat diatas mengajarkan kepada orang-orang yang beriman agar menjaga diri mereka dan keluarganya dari siksaan api neraka, yaitu siksaan Tuhan yang akan ditimpakan di neraka kepada orang-orang yang berbuat dosa di dunia. Yang dimaksudkan dengan menjaga dalam ayat diatas adalah dengan selalu mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dengan cara melaksanakan perintah-perintah Tuhan serta tidak mengerjakan perbuatan-perbuatan yang dilarang-Nya.
Sebagaimana telah dijelaskan diatas, bahwa taggung jawab anak berada pada orang tua baik terhadap diri sendiri maupun terhadap masyarakat sekitar lebih-lebih terhadap Tuhan. Oleh karena itu, memelihara dan memenuhi serta melaksanakan amanat Allah adalah suatu kewajiban. Sebagai konsekwensinya, hendaknya bersedia berkorban baik tenaga, fikiran maupun harta demi terlaksananya amanat Allah.
Anak merupakan amanat Allah yang harus kita perhatikan, baik kebutuhan jasmani maupun rohaninya. Kebutuhan jasmani adalah merupakan usaha mempertahankan hidup dan hubungan dengan sesamanya, misalnya makanan, pakaian dan lain-lain. Sedangkan kebutuhan rohani yaitu usaha membentuk manusia-manusia berpribadi, luhur budi pekerti, berguna bagi nusa dan bangsa, misalnya memberikan pendidikan baik tentang agama maupun umum. Disinilah nampak kepentingan manusia terhadap agama dan pendidikan. Dengan demikian kewajiban orang tua ialah memberikan pengertian agama dan mendidik anak-anaknya, terutama dalam menanamkan nilai-nilai akhlak baik terhadap anak, diantaranya :
a. Nilai akhlak baik sebelum anak lahir (masa pranatal)
Nilai akhlak baik sebelum bayi lahir yang dimaksud, ketika si Ibu hamil, tetap dianjurkan supaya kondisinya tetap terpelihara, baik phisiknya maupun jiwanya karena ibu dengan janinnya ada hubungan kesatuan kondisi yang disebutkan dalam Ilmu Jiwa perkembangan sebagai hubungan unitas. Subtansi pisik dan psikis ibu selalu mengalir pula kepada janinnya. Begitu juga gangguan pisik dan psikis Ibu, misalnya gangguan kesehatan atau gangguan emosional yang serius akan mengganggu pula kondisi janinnya, dengan sendirinya nilai-nilai tindakan ibu ketika hamil, tertanam pada janinnya yang selanjutnya akan berkembangan setelah ia lahir.
Hal yang paling baik dilakukan oleh orang tua ketika anak masih dalam kandungan ialah selalu berbuat baik karena nilai kebaikan itu selalu mengalir ke dalam tubuh janin.
b. Nilai akhlak baik pada bayi (masa vital) dan masa kanak-kanak
Memang bayi yang berumur kurang dari 2 tahun belum bisa dibimibing berbuat, baik, tetapi sebenarnya sudah ditanamkan padanya nilai-nilai akhlak mulai dengan cara memperdengarkan dan memperlihatkannya kesan yang baik. Potensi kepekaan bayi menerima rangsangan memudahkan dapatnya diberi bimbingan secara tidak langsung. Kepekaan bayi dapat ditandai dengan sikapnya gampang terkejut dan tertarik melihat kejadian-kejadian yang ada disekelilingnya.
Ketika anak berumur antara 4 – 5 tahun, masa ini juga termasuk periode sekolah taman kanak-kanak (TK) yang tidak terlalu jauh berbeda dengan pelaksanaan pendidikan dirumah tangga ; yaitu hanya menitik beratkan pembiasaan anak, belum mengarah kepada pembentukan sikap intelektual anak seperti di Sekolah Dasar (SD).
Cara membina akhlak anak pada masa trotzalter (masa transisi), antara lain :
1) Selalu mengikut-sertakan anak dalam acara-acara keagamaan dan hiburan-hiburan yang bersifat konstruktif.
2) Membiasakan anak mengucapkan perkataan yang baik dan membiasakan pula berlaku jujur dan bertanggung jawab
3) Memperlihatkan sikap senang kepadanya bila perbuatannya baik dan memperlihatkan sikap tidak setuju bila perbuatannya salah.
4) Tidak boleh bertengkar di mana anak itu berada, baik antara suami-isteri maupun antara orang lain. Karena cara seperti itu akan dicontoh oleh anak secara imitatif (secara taklid).
5) Tidak boleh memerintahkan anak berbuat sesuatu yang tidak disanggupinya. Dan kalau memerintahkan sesuatu padanya, diusahakannya supaya ia bisa mengerjakannya dengan baik, bukan cara sembrono.
6) Tidak boleh membohongi anak karena cara seperti itu menambah kebingunan anak. Kalaupun dibohongi karena situasi terpaksa, diusahakan agar cara seperti itu tidak akan diketahuinya. Karena bila ia tahu, akan menaruh ketidak-percayaan terhadap orang tuanya.
c. Nilai Akhlak Baik pada anak periode intelektual
Masa intelektual menurut ahli jiwa anak, yaitu umur 6 – 12 tahu.
Dapat dikemukakan sebagian cara-cara yang harus dilakukan orang tua dalam membimbing akhlak anaknya pada masa intelektual yaitu :
1) Membiasakan anak selalu beribadah dan mengikut-sertakan dalam cara-cara keagamaan.
2) Selalu mengingatkan anak ketika hendak berangkat ke sekolah dan ketika ia pulang agar selalu berbuat baik.
3) Tetap mengawasi pergaulan anak ketika bermain dengan temannya dan dilarang bersama-sama dengan anak yang nakal ke sekolah dan ketika ia pulang agar selalu berbuat baik.
4) Menitipkan kepada gurunya agar menegur anak tersebut bila kurang baik tingkah tingkah lakunya dan melaporkan kepada orang tuanya bila guru tidak bisa mengatasinya.
5) Selalu mengontrol buku-buku bacaan anak karena kadang-kadang ia menemukan dari teman-temannya buku-buku yang bisa merusak akhlaknya. Dan membiasakannya senang membaca buku-buku agama, sejarah pahlawan bangsa, ilmu-ilmuwan yang terkemuka dan melihat gambar-gambar yang bisa merangsang dirinya berbuat luhur dan sebagainya.
d. Memberikan bimbingan akhlak baik pada anak remaja
Pada masa ini pula diawali oleh masa pancaroba atau masa remaja dimulai dengan kematangan fungsi jasmani (Kematangan biologis) berupa kematangan kelenjar kelamin yang didahuli oleh keadaan anak yang tidak menentu yang kadang-kadang terlalu ego, tidak sopan, kasar, bandel, malas, dan canggung. Kemudian berubah lagi keadaannya menjadi stabil; yaitu mereka sudah bisa membandingkan masa yang lalu dengan yang sekarang disertai dengan minat yang terarah pada hal-hal yang kongrit. Karena itu, anak remaja disebut sebagai fragmatis karena minatnya terarah kepada kegunaan-kegunaan tehnis, tidak tertarik kepada teori-teori yang bersifat abstrak.
e. Memberikan bimbingan akhlak baik pada anak yang sudah dewasa
Sebenarnya membimbing akhlak anak yang sudah dewasa tidak sulit asalkan sudah tertanam padanya nilai-nilai agama dan akhlak sejak kecil. Dan yang sulit bila tidak pernah tersentuh oleh bimbingan dari orang dewasa hingga ia mencapai umur kedewasaan. Anak yang seperti itu merasa mempunyai prinsip tersendiri yang kadang-kadang berlainan dengan prinsip orang lain dan merasa dirinya sudah sanggup mencari sesuatu yang dipandangnya baik, padahal, sama sekali bertentangan dengan norma-norma agama agama dan kemasyarakatan. Karena itu, cara yang harus digunakan oleh orang tua membimbing akhlak anak yang sudah dewasa, sebagai berikut :
1) Orang tua selalu memberikan keterangan tentang akhlak pada anak dengan memakai pendekatan argumentatif karena menghadapi anak yang sudah kritis.
2) Jangan lupa menunjukan buku-buku agama dan bacaan-bacaan yang memuat masalah akhlak dan mengarahkan agar selalu mengamalkan tuntunan yang telah didapatkannya dalam buku-buku bacaan itu.
3) Agar orang tua selalu mengontrol segala tingkah lakunya dan menasehati bila ternyata perbuatannya menyimpang dari kebenaran.
BACA SELENGKAPNYA - Materi Kesehatan: Tinjauan Tentang Minat Belajar Anak

09 July 2010

Askep Meningitis

Meningitis


A. Pengertian

Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur(Smeltzer, 2001).

Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).

Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita, 2001).


B. Etiologi
  1. Bakteri : Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.
  2. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.
  3. Faktor predisposisi : jenis kelamin lakilaki lebih sering dibandingkan dengan wanita.
  4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan.
  5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.
  6. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan dengan sistem persarafan.

C. Klasifikasi

Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak, yaitu :
  1. Meningitis serosa
    Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.

  2. Meningitis purulenta
    Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.

D. Patofisiologi

Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.

Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini penghubung yang menyokong perkembangan bakteri.

Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan TIK.

Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.


E. Manifestasi klinis

Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :
  1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)
  2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan koma.
  3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb :
    • Rigiditas nukal (kaku leher). Upaya untuk fleksi kepala mengalami kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher.
    • Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.
    • Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan.
  4. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
  5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik tanda-tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat kesadaran.
  6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.
  7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler diseminata.

F. Pemeriksaan Diagnostik
  1. Analisis CSS dari fungsi lumbal :
    • Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel darah putih dan protein meningkat glukosa meningkat, kultur positip terhadap beberapa jenis bakteri.
    • Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah putih meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif, kultur virus biasanya dengan prosedur khusus.
  2. Glukosa serum : meningkat (meningitis)
  3. LDH serum : meningkat (meningitis bakteri)
  4. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil (infeksi bakteri)
  5. Elektrolit darah : Abnormal.
  6. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi.
  7. MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor.
  8. Rontgen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial.

G. Komplikasi
  1. Hidrosefalus obstruktif
  2. MeningococcL Septicemia (mengingocemia)
  3. Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral)
  4. SIADH (Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone)
  5. Efusi subdural
  6. Kejang
  7. Edema dan herniasi serebral
  8. Cerebral palsy
  9. Gangguan mental
  10. Gangguan belajar
  11. Attention deficit disorder.


Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Meningitis

A. Pengkajian
  1. Biodata klien.

  2. Riwayat kesehatan yang lalu
    • Apakah pernah menderita penyait ISPA dan TBC ?
    • Apakah pernah jatuh atau trauma kepala ?
    • Pernahkah operasi daerah kepala ?

  3. Riwayat kesehatan sekarang
    • Aktivitas
      Gejala : Perasaan tidak enak (malaise). Tanda : ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter.
    • Sirkulasi
      Gejala : Adanya riwayat kardiopatologi : endokarditis dan PJK. Tanda : tekanan darah meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi berat, taikardi, disritmia.
    • Eliminasi
      Tanda : Inkontinensi dan atau retensi.
    • Makanan/cairan
      Gejala : Kehilangan nafsu makan, sulit menelan. Tanda : anoreksia, muntah, turgor kulit jelek dan membran mukosa kering.
    • Higiene
      Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri.
    • Neurosensori
      Gejala : Sakit kepala, parestesia, terasa kaku pada persarafan yang terkena, kehilangan sensasi, hiperalgesia, kejang, diplopia, fotofobia, ketulian dan halusinasi penciuman. Tanda : letargi sampai kebingungan berat hingga koma, delusi dan halusinasi, kehilangan memori, afasia,anisokor, nistagmus,ptosis, kejang umum/lokal, hemiparese, tanda brudzinki positif dan atau kernig positif, rigiditas nukal, babinski positif,reflek abdominal menurun dan reflek kremastetik hilang pada laki-laki.
    • Nyeri/keamanan
      Gejala : sakit kepala(berdenyut hebat, frontal). Tanda : gelisah, menangis.
    • Pernafasan
      Gejala : riwayat infeksi sinus atau paru. Tanda : peningkatan kerja pernafasan.

B. Diagnosa Keperawatan
  1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan diseminata hematogen dari patogen.

  2. Risiko tinggi terhadap perubahan serebral dan perfusi jaringan sehubungan dengan edema serebral, hipovolemia.

  3. Risisko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/fokal, kelemahan umum, vertigo.

  4. Nyeri (akut) sehubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi.

  5. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan

  6. Anxietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.

C. Intervensi
  1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan diseminata hematogen dari patogen.
    Mandiri :
    • Beri tindakan isolasi sebagai pencegahan
    • Pertahan kan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yang tepat.
    • Pantau suhu secara teratur
    • Kaji keluhan nyeri dada, nadi yang tidak teratur demam yang terus menerus
    • Auskultasi suara nafas ubah posisi pasien secara teratur, dianjurkan nafas dalam
    • Cacat karakteristik urine (warna, kejernihan dan bau)

    Kolaborasi :
    • Berikan terapi antibiotik iv: penisilin G, ampisilin, klorampenikol, gentamisin.

  2. Resiko tinggi terhadap perubahan cerebral dan perfusi jaringan sehubungan dengan edema serebral, hipovolemia.
    Mandiri :
    • Tirah baring dengan posisi kepala datar.
    • Pantau status neurologis.
    • Kaji regiditas nukal, peka rangsang dan kejang.
    • Pantau tanda vital dan frekuensi jantung, penafasan, suhu, masukan dan haluaran.
    • Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah mengejan.

    Kolaborasi :
    • Tinggikan kepala tempat tidur 15-45 derajat.
    • Berikan cairan iv (larutan hipertonik, elektrolit).
    • Pantau BGA.
    • erikan obat : steoid, clorpomasin, asetaminofen.

  3. Resiko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/vokal, kelemahan umum vertigo.
    Mandiri :
    • Pantau adanya kejang
    • Pertahankan penghalang tempat tidur tetap terpasang dan pasang jalan nafas buatan.
    • Tirah baring selama fase akut kolaborasi berikan obat : venitoin, diaepam, venobarbital.

  4. Nyeri (akut ) sehubungan dengan proses infeksi, toksin dalam sirkulasi.
    Mandiri :
    • Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata, berikan posisi yang nyaman kepala agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif atau pasif dan masage otot leher.
    • Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman(kepala agak tingi)
    • Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif.
    • Gunakan pelembab hangat pada nyeri leher atau pinggul.

    Kolaborasi :
    • Berikan anal getik, asetaminofen, codein

  5. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuromuskuler.
    • Kaji derajat imobilisasi pasien.
    • Bantu latihan rentang gerak.
    • Berikan perawatan kulit, masase dengan pelembab.
    • Periksa daerah yang mengalami nyeri tekan, berikan matras udsra atau air perhatikan kesejajaran tubuh secara fumgsional.
    • Berikan program latihan dan penggunaan alat mobiluisasi.

  6. Perubahan persepsi sensori sehubungan dengan defisit neurologis
    • Pantau perubahan orientasi, kemamapuan berbicara,alam perasaaan, sensorik dan proses pikir.
    • Kaji kesadara sensorik : sentuhan, panas, dingin.
    • Observasi respons perilaku.
    • Hilangkan suara bising yang berlebihan.
    • Validasi persepsi pasien dan berikan umpan balik.
    • Beri kessempatan untuk berkomunikasi dan beraktivitas.
    • Kolaborasi ahli fisioterapi, terapi okupasi,wicara dan kognitif.

  7. Ansietas sehubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.
    • Kaji status mental dan tingkat ansietasnya.
    • Berikan penjelasan tentang penyakitnya dan sebelum tindakan prosedur.
    • Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan.
    • Libatkan keluarga/pasien dalam perawatan dan beri dukungan serta petunjuk sumber penyokong.

H. Evaluasi

Hasil yang diharapkan :
  1. Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran infeksi endogen atau keterlibatan orang lain.
  2. Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi motorik/sensorik, mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil.
  3. Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain.
  4. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat.
  5. Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan kekuatan.
  6. Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi.
  7. Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasi.


DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn E, dkk.(1999).Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih Bahasa, I Made Kariasa, N Made Sumarwati. Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester, Yasmin asih. Ed.3. Jakarta : EGC.

Harsono.(1996).Buku Ajar Neurologi Klinis.Ed.I.Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Smeltzer, Suzanne C & Bare,Brenda G.(2001).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.Alih bahasa, Agung Waluyo,dkk.Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester.Ed.8.Jakarta : EGC.

Tucker, Susan Martin et al. Patient care Standards : Nursing Process, diagnosis, And Outcome. Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC; 1998.

Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC; 1994.

Long, Barbara C. perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Bandung : yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan; 1996.



Hasil Pencarian Untuk Asuhan Keperawatan Askep Meningitis
Tag: search result for asuhan keperawatan askep Meningitis
Tag: search result for asuhan keperawatan askep Meningitis
Tag: search result for asuhan keperawatan askep Meningitis
Tag: search result for asuhan keperawatan askep
Tag: search result for asuhan keperawatan askep Meningitis
BACA SELENGKAPNYA - Askep Meningitis

Askep Anak dengan Morbili

Morbili

Definisi :

Penyakit infeksi virus akut menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu :

a. Stadium Kataral

b. Stadium Erupsi, dan

c. Stadium Konvalesensi



Etiologi :

Penyebabnya adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring dan darah sealma masa prodormal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Virus ini berupa virus RNA yang termasuk famili Paramiksoviridae, genus Morbilivirus.

Cara penularan dengan droplet infeksi.



Epidemiologi :

Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan mendapat kekebalan secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur tersebut kekebalan akan mengurang sehingga si bayi dapat menderita morbili. Bila seseorang wanita menderita morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50% kemungkinan akan mengalami abortus, bila ia menderita morbili pada trimester I, II, atau III maka ia akan mungkin melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan atau seorang anak dengan BBLR, atau lahir mati atau anak yang kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun.



Patofisiologi :

Droplet Infection (virus masuk)



Berkembang biak dalam RES



Keluar dari RES keluar sirkulasi











Pirogen :

- pengaruhi termostat dalam hipotalamus

Titik setel termostat meningkat



Suhu tubuh meningkat

- pengaruhi nervus vagus ® pusat

muntah di medula oblongata.

- muntah

- anorexia

- malaise





Mengendap pada organ-organ yang

secara embriologis berasal dari ektoderm seperti pada :



- Mukosa mulut

infiltrasi sel-sel radang mononuklear pada kelenjar sub mukosa mulut



Koplik`s spot

- Kulit

Ploriferasi sel-sel endotel kalpiler di dalam korium

Terjadi eksudasi serum dan kadang-kadang eritrsit dalam epidermis

Rash/ ruam kulit

Konjunctiva

terjadi reaksi peradangan umum



Konjuctivitis



Fotofobia

- mukosa nasofaring dan broncus



infiltrasi sel-sel sub epitel dan sel raksasa berinti banyak





Reaksi peradangan secara umum



Pembentukan eksudat serosa disertai proliferasi sel monokuler dan sejumlah kecil pori morfonuklear



Coriza/ pilek, cough/ batuk



Sal. Cerna



Hiperplasi jaringan limfoid terutama pada usus buntu ® mukosa usus teriritasi ® kecepatan sekresi bertambah ® pergerakan usus meningkat ® diare



Manifestasi klinis

Masa tunas/inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih dari 10-20 hari dan kemidian timbul gejala-gejala yang dibagi dalam 3 stadium

1. Stadium kataral (prodormal)

Stadium prodormal berlangsung selama 4-5 hari ditandai oleh demam ringa hingga sedang, batuk kering ringan, coryza, fotofobia dan konjungtivitis. Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema, timbul bercak koplik yang patognomonik bagi morbili, tetapi sangat jarang dijumpai. Bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh eritema. Lokalisasinya dimukosa bukalis berhadapandengan molar dibawah, tetapi dapat menyebar tidak teratur mengenai seluruh permukaan pipi. Meski jarang, mereka dapat pula ditemukan pada bagian tengah bibir bawah, langit-langit dan karankula lakrimalis. Bercak tersebut muncul dan menghilang dengan cepat dalam waktu 12-18 jam. Kadang-kadang stadium prodormal bersifat berat karena diiringi demam tinggi mendadak disertai kejang-kejang dan pneumoni. Gambaran darah tepi ialah limfositosis dan leukopenia.

2. Stadium erupsi

Coryza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema / titik merah dipalatum durum dan palatum mole. Terjadinya eritema yang berbentuk makula papula disertai dengan menaiknya suhu tubuh. Eritema timbul dibelakang telinga dibagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan primer pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening disudut mandibula dan didaerah leher belakang. Juga terdapat sedikit splenomegali, tidak jarang disertai diare dan muntah. Variasi dari morbili yang biasa ini adalah “Black Measles” yaitu morbili yang disertai perdarahan pada kulit, mulut, hidung dan traktus digestivus.

3. Stadium konvalesensi

Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang bisa hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering ditemukan pula kulit yang bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbili. Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema atau eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi



Diagnosa banding

Ruam kulit pada campak harus dibedakan dari :

- Eksantema subitum - toxoplasmosis

- Rubela - meningokoksemia

- Infeksi virus ekho - demam skarlatina

- Virus koksaki - penyakit riketsia

- Virus adeno - penyakit serum

- Mononukleosus infeksiosa - alergi obat







Komplikasi

- Otitis media akut

- Pneumonia / bronkopneumoni

- Encefalitis



Pencegahan

1. Imunusasi aktif

Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan vaksin campak hidup yang telah dilemahkan. Vaksin hidup yang pertama kali digunakan adalah Strain Edmonston B. Pelemahan berikutnya dari Strain Edmonston B. Tersbut membawa perkembangan dan pemakaian Strain Schwartz dan Moraten secara luas. Vaksin tersebut diberikan secara subkutan dan menyebabkan imunitas yang berlangsung lama.

Pada penyelidikan serulogis ternyata bahwa imunitas tersebut mulai mengurang 8-10 tahun setelah vaksinasi. Dianjurkan agar vaksinasi campak rutin tidak dapat dilakukan sebelum bayi berusia 15 bulan karena sebelum umur 15 bulan diperkirakan anak tidak dapat membentuk antibodi secara baik karena masih ada antibodi dari ibu. Pada suatu komunitas dimana campak terdapat secara endemis, imunisasi dapat diberikan ketika bayi berusia 12 bulan.

2. Imunusasi pasif

Imunusasi pasif dengan serum oarng dewasa yang dikumpulkan, serum stadium penyembuhan yang dikumpulkan, globulin placenta (gama globulin plasma) yang dikumpulkan dapat memberikan hasil yang efektif untuk pencegahan atau melemahkan campak. Campak dapat dicegah dengan serum imunoglobulin dengan dosis 0,25 ml/kg BB secara IM dan diberikan selama 5 hari setelah pemaparan atau sesegera mungkin.



Pengobatan

Terdapat indikasi pemberian obat sedatif, antipiretik untuk mengatasi demam tinggi. Istirahat ditempat tidur dan pemasukan cairan yang adekuat. Mungkin diperlukan humidikasi ruangan bagi penderita laringitis atau batuk mengganggu dan lebih baik mempertahanakan suhu ruangan yang hangat.



Referensi

1. Ilmu kesehatan anak, Nelson.

2. Kapita selekta kedokteran, edisi 3, jilid II, Media Aesculapius FKUI.


3. http://askep-askeb-kita.blogspot.com/



BACA SELENGKAPNYA - Askep Anak dengan Morbili

Askep Anak dengan Meningitis

Meningitis



Definisi

Meningitis adalah radang dari selaput otak (arachnoid dan piamater). Bakteri dan virus merupakan penyebab utama dari meningitis.





Patofisiologi

Otak dilapisi oleh tiga lapisan, yaitu : duramater, arachnoid, dan piamater. Cairan otak dihasilkan di dalam pleksus choroid ventrikel bergerak / mengalir melalui sub arachnoid dalam sistem ventrikuler dan seluruh otak dan sumsum tulang belakang, direabsorbsi melalui villi arachnoid yang berstruktur seperti jari-jari di dalam lapisan subarachnoid.

Organisme (virus / bakteri) yang dapat menyebabkan meningitis, memasuki cairan otak melaui aliran darah di dalam pembuluh darah otak. Cairan hidung (sekret hidung) atau sekret telinga yang disebabkan oleh fraktur tulang tengkorak dapat menyebabkan meningitis karena hubungan langsung antara cairan otak dengan lingkungan (dunia luar), mikroorganisme yang masuk dapat berjalan ke cairan otak melalui ruangan subarachnoid. Adanya mikroorganisme yang patologis merupakan penyebab peradangan pada piamater, arachnoid, cairan otak dan ventrikel. Eksudat yang dibentuk akan menyebar, baik ke kranial maupun ke saraf spinal yang dapat menyebabkan kemunduran neurologis selanjutnya, dan eksudat ini dapat menyebabkan sumbatan aliran normal cairan otak dan dapat menyebabkan hydrocephalus.





Etiologi

Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme, tetapi kebanyakan pasien dengan meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti fraktur tulang tengkorak, infeksi, operasi otak atau sum-sum tulang belakang. Seperti disebutkan diatas bahwa meningitis itu disebabkan oleh virus dan bakteri, maka meningitis dibagi menjadi dua bagian besar yaitu : meningitis purulenta dan meningitis serosa.





Meningitis Bakteri

Bakteri yang paling sering menyebabkan meningitis adalah haemofilus influenza, Nersseria,Diplokokus pnemonia, Sterptokokus group A, Stapilokokus Aurens, Eschericia colli, Klebsiela dan Pseudomonas. Tubuh akan berespon terhadap bakteri sebagai benda asing dan berespon dengan terjadinya peradangan dengan adanya neutrofil, monosit dan limfosit. Cairan eksudat yang terdiri dari bakteri, fibrin dan lekosit terbentuk di ruangan subarahcnoid ini akan terkumpul di dalam cairan otak sehingga dapat menyebabkan lapisan yang tadinya tipis menjadi tebal. Dan pengumpulan cairan ini akan menyebabkan peningkatan intrakranial. Hal ini akan menyebabkan jaringan otak akan mengalami infark.





Meningitis Virus

Tipe dari meningitis ini sering disebut aseptik meningitis. Ini biasanya disebabkan oleh berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti; gondok, herpez simplek dan herpez zoster. Eksudat yang biasanya terjadi pada meningitis bakteri tidak terjadi pada meningitis virus dan tidak ditemukan organisme pada kultur cairan otak. Peradangan terjadi pada seluruh koteks cerebri dan lapisan otak. Mekanisme atau respon dari jaringan otak terhadap virus bervariasi tergantung pada jenis sel yang terlibat.









Pencegahan

Meningitis dapat dicegah dengan cara mengenali dan mengerti dengan baik faktor presdis posisi seperti otitis media atau infeksi saluran napas (seperti TBC) dimana dapat menyebabkan meningitis serosa. Dalam hal ini yang paling penting adalah pengobatan tuntas (antibiotik) walaupun gejala-gejala infeksi tersebut telah hilang.

Setelah terjadinya meningitis penanganan yang sesuai harus cepat diatasi. Untuk mengidentifikasi faktor atau janis organisme penyebab dan dengan cepat memberikan terapi sesuai dengan organisme penyebab untuk melindungi komplikasi yang serius.





Pengkajian Pasien dengan meningitis

Riwayat penyakit dan pengobatan

Faktor riwayat penyakit sangat penting diketahui karena untuk mengetahui jenis kuman penyebab. Disini harus ditanya dengan jelas tentang gejala yang timbul seperti kapan mulai serangan, sembuh atau bertambah buruk. Setelah itu yang perlu diketahui adalah status kesehatan masa lalu untuk mengetahui adanya faktor presdiposisi seperti infeksi saluran napas, atau fraktur tulang tengkorak, dll.





Manifestasi Klinik

1. Pada awal penyakit, kelelahan, perubahan daya mengingat, perubahan tingkah laku.

2. Sesuai dengan cepatnya perjalanan penyakit pasien menjadi stupor.

3. Sakit kepala

4. Sakit-sakit pada otot-otot

5. Reaksi pupil terhadap cahaya. Photofobia apabila cahaya diarahkan pada mata pasien

6. Adanya disfungsi pada saraf III, IV, dan VI

7. Pergerakan motorik pada masa awal penyakit biasanya normal dan pada tahap lanjutan bisa terjadi hemiparese, hemiplegia, dan penurunan tonus otot.

8. Refleks Brudzinski dan refleks Kernig (+) pada bakterial meningitis dan tidak terdapat pada virus meningitis.

9. Nausea

10. Vomiting

11. Demam

12. Takikardia

13. Kejang yang bisa disebabkan oleh iritasi dari korteks cerebri atau hiponatremia

14. Pasien merasa takut dan cemas.





Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang khas pada meningitis adalah analisa cairan otak. Lumbal punksi tidak bisa dikerjakan pada pasien dengan peningkatan tekanan tintra kranial. Analisa cairan otak diperiksa untuk jumlah sel, protein, dan konsentrasi glukosa.

Pemeriksaan darah ini terutama jumlah sel darah merah yang biasanya meningkat diatas nilai normal.

Serum elektrolit dan serum glukosa dinilai untuk mengidentifikasi adanya ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremi.

Kadar glukosa darah dibandingkan dengan kadar glukosa cairan otak. Normalnya kadar glukosa cairan otak adalah 2/3 dari nilai serum glukosa dan pada pasien meningitis kadar glukosa cairan otaknya menurun dari nilai normal.





Pemeriksaan Radiografi

CT-Scan dilakukan untuk menentukan adanya edema cerebral atau penyakit saraf lainnya. Hasilnya biasanya normal, kecuali pada penyakit yang sudah sangat parah.





Pengobatan

Pengobatab biasanya diberikan antibiotik yang paling sesuai.



Untuk setiap mikroorganisme penyebab meningitis :















Antibiotik

Organisme









Penicilin G









Gentamicyn







Chlorampenikol

Pneumoccocci

Meningoccocci

Streptoccocci





Klebsiella

Pseudomonas

Proleus



Haemofilus Influenza

Terapi TBC

· Streptomicyn

· INH

· PAS

Micobacterium Tuber culosis





Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul adalah :



Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial

Tujuan

• Pasien kembali pada,keadaan status neurologis sebelum sakit

• Meningkatnya kesadaran pasien dan fungsi sensoris



Kriteria hasil

• Tanda-tanda vital dalam batas normal

• Rasa sakit kepala berkurang

• Kesadaran meningkat

• Adanya peningkatan kognitif dan tidak ada atau hilangnya tanda-tanda tekanan intrakranial yang meningkat.



Rencana Tindakan























INTERVENSI

RASIONALISASI

Pasien bed rest total dengan posisi tidur terlentang tanpa bantal

Perubahan pada tekanan intakranial akan dapat meyebabkan resiko untuk terjadinya herniasi otak

Monitor tanda-tanda status neurologis dengan GCS.

Dapat mengurangi kerusakan otak lebih lanjt

Monitor tanda-tanda vital seperti TD, Nadi, Suhu, Resoirasi dan hati-hati pada hipertensi sistolik

Pada keadaan normal autoregulasi mempertahankan keadaan tekanan darah sistemik berubah secara fluktuasi. Kegagalan autoreguler akan menyebabkan kerusakan vaskuler cerebral yang dapat dimanifestasikan dengan peningkatan sistolik dan diiukuti oleh penurunan tekanan diastolik. Sedangkan peningkatan suhu dapat menggambarkan perjalanan infeksi.

Monitor intake dan output

hipertermi dapat menyebabkan peningkatan IWL dan meningkatkan resiko dehidrasi terutama pada pasien yang tidak sadra, nausea yang menurunkan intake per oral

Bantu pasien untuk membatasi muntah, batuk. Anjurkan pasien untuk mengeluarkan napas apabila bergerak atau berbalik di tempat tidur.

Aktifitas ini dapat meningkatkan tekanan intrakranial dan intraabdomen. Mengeluarkan napas sewaktu bergerak atau merubah posisi dapat melindungi diri dari efek valsava

Kolaborasi

Berikan cairan perinfus dengan perhatian ketat.



Meminimalkan fluktuasi pada beban vaskuler dan tekanan intrakranial, vetriksi cairan dan cairan dapat menurunkan edema cerebral

Monitor AGD bila diperlukan pemberian oksigen

Adanya kemungkinan asidosis disertai dengan pelepasan oksigen pada tingkat sel dapat menyebabkan terjadinya iskhemik serebral

Berikan terapi sesuai advis dokter seperti: Steroid, Aminofel, Antibiotika.



Terapi yang diberikan dapat menurunkan permeabilitas kapiler.

Menurunkan edema serebri

Menurunka metabolik sel / konsumsi dan kejang.





Sakit kepala sehubungan dengan adanya iritasi lapisan otak

Tujuan

Pasien terlihat rasa sakitnya berkurang / rasa sakit terkontrol



Kriteria evaluasi

• Pasien dapat tidur dengan tenang

• Memverbalisasikan penurunan rasa sakit.







Rencana Tindakan

















INTERVENSI

RASIONALISASI

Independent

Usahakan membuat lingkungan yang aman dan tenang



Menurukan reaksi terhadap rangsangan ekternal atau kesensitifan terhadap cahaya dan menganjurkan pasien untuk beristirahat

Kompres dingin (es) pada kepala dan kain dingin pada mata

Dapat menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah otak

Lakukan latihan gerak aktif atau pasif sesuai kondisi dengan lembut dan hati-hati

Dapat membantu relaksasi otot-otot yang tegang dan dapat menurunkan rasa sakit / disconfort

Kolaborasi

Berikan obat analgesik



Mungkin diperlukan untuk menurunkan rasa sakit. Catatan : Narkotika merupakan kontraindikasi karena berdampak pada status neurologis sehingga sukar untuk dikaji.





Potensial terjadinya injuri sehubungan dengan adanya kejang, perubahan status mental dan penurunan tingkat kesadaran

Tujuan:

Pasien bebas dari injuri yang disebabkan oleh kejang dan penurunan kesadaran



Rencana Tindakan

















INTERVENSI

RASIONALISASI

Independent

monitor kejang pada tangan, kaki, mulut dan otot-otot muka lainnya



Gambaran tribalitas sistem saraf pusat memerlukan evaluasi yang sesuai dengan intervensi yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi.

Persiapkan lingkungan yang aman seperti batasan ranjang, papan pengaman, dan alat suction selalu berada dekat pasien.

Melindungi pasien bila kejang terjadi

Pertahankan bedrest total selama fae akut

Mengurangi resiko jatuh / terluka jika vertigo, sincope, dan ataksia terjadi

Kolaborasi

Berikan terapi sesuai advis dokter seperti; diazepam, phenobarbital, dll.



Untuk mencegah atau mengurangi kejang.

Catatan : Phenobarbital dapat menyebabkan respiratorius depresi dan sedasi.







DAFTAR KEPUSTAKAAN



• Donnad, Medical Surgical Nursing, WB Saunders, 1991

• Kapita Selekta Kedokteran FKUI, Media Aesculapius, 1982

• Brunner / Suddarth, Medical Surgical Nursing, JB Lippincot Company, Philadelphia, 1984


• http://askep-askeb-kita.blogspot.com/



BACA SELENGKAPNYA - Askep Anak dengan Meningitis
INGIN BOCORAN ARTIKEL TERBARU GRATIS, KETIK EMAIL ANDA DISINI:
setelah mendaftar segera buka emailnya untuk verifikasi pendaftaran. Petunjuknya DILIHAT DISINI