kolom pencarian

KTI D3 Kebidanan[1] | KTI D3 Kebidanan[2] | cara pemesanan KTI Kebidanan | Testimoni | Perkakas
PERHATIAN : jika file belum ter-download, Sabar sampai Loading halaman selesai lalu klik DOWNLOAD lagi

04 December 2010

Apakah Bayi Sudah Cukup Mendapatkan ASI

Suatu hal yang sering dijumpai yang berhubungan dengan ibu yang menyusui (terutama bayi yang menyusu langsung pada ibu) adalah ketidakyakinan dan kekhawatiran bahwa ASI yang diberikan cukup atau tidak.

Berikut ini beberapa dasar untuk mengetahui apakah ASI yang diberikan cukup/tidak:

1. Frekuensi bayi menyusu

Bayi menyusu sekurang-kurangnya setiap 2-3 jam atau 8-12 kali per hari. Bayi sekitar usia 2 atau 3 bulan bisa mempunyai rentang waktu menyusu yang lebih lama (tidak lagi setiap 2-3 jam). Pada fase growth spruts, seringnya terjadi pada 10-14 hari setelah persalinan,sebagaimana pada usia 3 minggu, 6 minggu, 3 bulan dan 6 bulan, bayi akan menyusu lebih banyak dan lebih sering Hendaknya ibu akan kemampuannya karena semakin sering bayi menyusu , produksi ASI juga akan meningkat.

2. Peningkatan berat badan bayi.

Adalah sesuatu hal yang normal pada bayi jikaƂ bayi mengalami penurunan berat badan segera setelah persalinan dalam kurun waktu 2 minggu (penurunan sekitar 5-7 % atau sekitar 10 % )

3. Mendengar suara bayi saat menelan ASI.

Jika diperhatikan dengan hati-hati, kemungkinan ibu akan mendengar suara bayi saat menelan ASI, termasuk kekuatan, kestabilan, dan irama gerakan pipi bayi . Saat itu bayi akan berhenti sejenak ketika bayi menelan. Sebagian kecil ASI terkadang sedikit keluar dari dalam mulut.

4. Perubahan konsistensi pada payudara ibu

Jika bayi menyusu dengan baik, payudara ibu yang semula terasa penuh (sebelum bayi menyusu) akan terasa kosong (biasanya payudara terasa lembut )

5. Diaper/popok bayi.

Pada beberapa minggu pertama, diharapkan bayi buang air kecil 6-8 kali per hari. Diaper yang basah diasumsikan sama dengan diaper sekali pakai yang kering dibasahi dengan 2-4 sendok makan air. Selain itu bayi hendaknya juga buang air besar minimal 3 kali tiap hari. Feces akan tampak berwarna gelap dan lengket pada beberapa hari pertama , kemudian berangsur angsur tampak berbiji-biji, lembek dan kuning keemasan.

6. Bayi tampak sehat.

Kapankah ibu perlu berkonsultasi atau mengunjungi ke dokter?

Ibu sebaiknya berkonsultasi jika bayi :

  • Tidak ada penambahan berat badan.
  • Tidak buang air kecil 6-8 kali perhari atau tidak buang air besar secara teratur.
  • Bayi rewel terus menerus setelah menyusu.
  • Tampak lesu/selalu mengantuk sepanjang hari.
  • Tidak tertarik/tidak ingin menyusu.
  • Muntah dengan kuat setiap kali habis menyusu.

Setiap bayi mempunyai keistimewaan sendiri. Sepanjang bayi tumbuh dan berkembang dengan normal, maka yakinlah bahwa bayi Anda telah cukup dengan nutrisi yang Anda berikan.

sumber:

mayoclinic.com

http://rumahkusorgaku.wordpress.com

BACA SELENGKAPNYA - Apakah Bayi Sudah Cukup Mendapatkan ASI

Ingin Anak Pintar Beri ASI Eksklusif

Siapa yang tidak ingin memiliki anak yang cerdas dan sehat. Kita sering melihat di televisi bayi-bayi yang lucu dan sehat serta `menggemaskan`. Kurangnya informasi dan berkembangnya informasi yang kurang tepat berakibat pada kurangnya pengetahuan masyarakat bahwa ASI Eksklusif adalah langkah awal agar bayi kita cerdas dan sehat dengan budi pekerti yang baik. Pemberian ASI Eksklusif dilakukan dari menit pertama bayi lahir, diletakan di dada ibunya sehingga bayi dapat menyusu sendiri, sampai pada umur bayi 6 bulan, tanpa diberi apapun selain ASI. Tidak susu formula, air putih, air gula apalagi makanan padat. kecuali sedikit vitamin dan obat.

Pada tahun 1997-2002 American Academy of Pediatric merekomendasikan bahwa ASI sumber makanan tunggal untuk bayi sampai 6 bulan pertama kehidupannya. Dilanjutkan dengan makanan pendamping ASI pada umur bayi 6 bulan sampai bayi berumur 2 tahun(AAP 1997, 2002)

Diantara keuntungan ASI Eksklusif adalah meningkatkan kecerdasan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan antara lain:

a. Faktor Genetika,

ini merupakan modal dasar yang tidak dapat dimanipulasi oleh siapapun, karena langsung diturunkan oleh kedua orang tuanya.

b. Faktor Lingkungan

Manusia adalah mahluk sempurna, dan kesempurnaan itu melalui tahapan-tahapan tersendiri, faktor genetis tidak serta merta dapat mampu membentuk karakter manusia, atau kecerdasan tinggi, tetapi dibutuhkan faktor lingkungan sebagai stimulator kecerdasan alaminya. Diantaranya : adanya pertumbuhan fisik biomedis otak lebih kita kenal dengan ASUH

ASUH atau fisik-biomedis yaitu kepandaian yang berhubungan dengan OTAK, dimana faktor pendukung pertumbuhan ini adalah Nutrisi, dan ASI Eksklusif nutrisi terbaik baik dari sisi kualitas atau kuantitas, untuk masa pertumbuhan Otak yaitu umur 0 – 6 bulan. Selain itu hanya ASI yang mengandung zat pertumbuhan otak ( DHA, AA, Taurin,Lactosa ) yang hanya sedikit sekali terkandung pada susu sapi atau bahkan tidak ada sama sekali. Maka, apabila si bayi kekurangan gizi berat pada masa percepatan pertumbuhan otak ini (0-6 bulan) akan terjadi pengurangan jumlah sel otak 15-20%.

Untuk dapat kecerdasan yang baik manusia membutuhkan juga stimulasi rangsangan dan pendidikan atau dengan kata lain ASAH. agar hardware yang ada semakin matang.

ASAH atau stimulan ini terjadi pertama kali saat inisiasi menyusui dini, dan pemberian ASI eksklusif adalah starting point dimana sang bayi mendapat rangsangan dari ibunya, belaian, ungkapan sayang, pandangan dan kata-kata yang terlontar oleh ibu adalah mediator pembelajaran yang menjadi stimulasi otak untuk mengenal alam semesta. Follow up Studi di New Zealand,mengatakan bahwa bayi-bayi yang disusui menunjukan perkembangan bahasa dan IQ lebih tinggi pada usia 3,5 dan 7 tahun.lalu pada tahun 1998 penelitian terhadap 1000 anak selama 18 tahun di New Zealand juga menyebutkan, Anak ASI mempunyai IQ dan mencapai tingkatan akademik lebih tinggi. Kemudian diperkuat oleh penelitian di Jama tahun 2002 yang dilakukan pada 3253 orang di Denmark, hasilnya ada korelasi kongkrit antara lamanya pemberian ASI dan peningkatan IQ, orang yang disusui kurang dari 1 bulan mempunyai IQ 5 point lebih rendah dari yang disusui setidaknya 7-9 bulan.

Akan tetapi ASUH dan ASAH belum cukup tanpa adanya ASIH. pada prinsipnya kelahiran adalah trauma bagi bayi, bagaimana tidak? Dalam rahim bayi merasa nyaman dan tenang, dipeluk hangat oleh dinding rahim, adanya skin to skin contact, lalu didendangkan dengan detak jantung ibu, dibelai lembut air ketuban yang mengalir, dan diayun-ayun oleh gerak nafas bunda. Makanya kelahiran trauma bagi bayi. Karena tidak ada lagi kenyamanan itu setelah dia dilahhirkan. Maka, dengan disusui eksklusif bayi akan lebih sering didekap oleh bunda, dibelai dan bayi akan merasa aman dan terlindungi dia juga akan merasa bahwa orang-orang sangat mencintainya.

Maka, bonding yang baik adalah dasar terbentuknya suasana secure attachment, sehingga dia tumbuh dalam suasana penuh dengan cinta kasih dan mencintai sesamanya, juga spiritual yang baik. Karena dengan menyusui dini, bayi diajarkan bagaimana bersosialisasi dini, melatih kestabilan emosional sehingga EQ-nya meningkat.

Andaikan keindahan itu tidak cepat berlalu, kurangnya informasi dan gencarnya iklan susu formula, memaksa ibu-ibu untuk menyerah dan tidak percaya diri, bahwa pemberian Tuhan tidak akan pernah terkalahkan oleh ciptaan manusia.

Sumber : Sentra Laktasi Indonesia



BACA SELENGKAPNYA - Ingin Anak Pintar Beri ASI Eksklusif

Perbandingan Berat Badan Bayi ASI dan Bayi Susu Formula

Perbandingan Berat Badan Bayi ASI dan Bayi Susu Formula
Bayi yang mendapatkan air susu ibu (ASI) eksklusif dengan bayi yang mendapatkan nutrisi dari susu formula memiliki berat badan yang berbeda. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif cenderung lebih ramping dan sehat dalam jangka waktu yang panjang. Dr. Katherine Dewey dari University of California pada tahun 1992 membandingkan pola pertumbuhan normal antara bayi yang diberi ASI dengan susu formula.

Hasil yang didapatkan pada beberapa bulan pertama didapatkan:
  1. Bayi ASI dan susu formula memiliki pola pertumbuhan yang sama pada beberapa bulan pertama.
  2. Usia 4-6 bulan, bayi yang diberi susu formula mengalami kenaikan berat badan yang cenderung cepat dibanding ASI.
  3. Setelah 6 bulan pertama, bayi yang mendapatkan ASI cenderung lebih ramping dibandingkan dengan susu formula.
'Kelebihan berat badan pada bayi yang mendapatkan susu formula diperkirakan karena kelebihan retensi air dan komposisi lemak tubuh yang berbeda dibandingkan ASI,' kata Dr. Katherine seperti dilansir dari Mayo Clinic, Kamis (1/4/2010).

Berbagai penelitian menunjukkan bayi yang mengonsumsi ASI dapat mengatur asupan kalori sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Kemampuan ini yang diperkirakan menjadi alasan bayi yang mengonsumsi ASI cenderung kurang memiliki masalah obesitas di kemudian hari.

Ada beberapa pedoman untuk mengetahui apakah berat badan bayinya sudah naik dengan normal atau tidak jika mengonsumsi ASI, yaitu:
  1. Bayi yang baru lahir hingga usia 6 bulan, biasanya mengalami pertumbuhan sebesar 1,5-2,5 cm per bulan dan kenaikan berat badannya sebesar 0,5-1 kilogram setiap bulan. Diharapkan bayi memiliki berat yang dua kali lipat dengan berat badan saat diusia 6 bulan.
  2. Bayi berusia 6 bulan hingga 1 tahun, biasanya mengalami pertumbuhan sebesar 1 cm dan kenaikan berat badan sebanyak 0,5 kilogram setiap bulannya. Diharapkan berat badan bayi sudah 3 kali lipat dari berat badan bayi saat lahir diusia 1 tahun.
Selain faktor makanan (ASI atau susu formula), kenaikan berat badan bayi bisa dipengaruhi beberapa hal seperti:

  1. Faktor genetik, hal ini menunjukkan bayi memiliki tingkat metabolisme berbeda yang berarti kemampuan membakar kalorinya pun berbeda.
  2. Temperamen bayi, bayi yang santai atau mellow cenderung sedikit membakar kalori sehingga berat badannya bertambah lebih cepat. Sedangkan bayi yang aktif cenderung membakar kalori lebih banyak sehingga akan terlihat lebih ramping.
  3. Frekuensi menyusui, seberapa sering bayi tersebut menyusui juga mempengaruhi pertumbuhan berat badannya.
BACA SELENGKAPNYA - Perbandingan Berat Badan Bayi ASI dan Bayi Susu Formula

Penyebab Anak Rentan Alergi

Penyebab Anak Alergi Apa yang perlu diketahui agar bayi Anda sehat? Makanan yang seharusnya membantu anak-anak tumbuh sehat dan kuat ternyata juga perlu diperhatikan. Pasalnya, makanan yang sering dikonsumsi, seperti selai kacang, telur, atau susu bisa menimbulkan gangguan kesehatan dan bisa jadi sumber utama kecemasan orang tua.

Antara 6-8% anak-anak mulai usia 3 tahun rentan terserang alergi terhadap makanan tertentu, dan angka-angka itu diperkirakan akan meningkat. Penelitian menunjukkan jumlah anak-anak dengan alergi kacang tanah telah meningkat dua kali lipat dalam beberapa tahun terakhir.

Para peneliti masih terus mencari tahu apa yang mendorong terjadinya peningkatan alergi pada anak-anak. Mereka menduga, beberapa kombinasi dari faktor keturunan dan lingkungan juga ikut andil menjadi penyebab alergi.

Untuk mencegah agar anak Anda terhindar dari bahaya alergi ada baiknya Anda mengetahui, makanan apa saja yang dikonsumsi si kecil yang menimbulkan reaksi alergi.

Gejala alergi yang disebabkan makanan biasanya terjadi dalam waktu beberapa menit sampai satu jam setelah makan makanan. Gejala yang ditimbulkan biasanya jelas, seperti: gatal-gatal dengan timbul bercak merah, muntah, diare dan pembengkakan di sekitar bibir, lidah, atau mata. Pada kasus berat, seseorang mengalami beberapa gejala sekaligus. Ini bisa mengancam jiwa, alergi jenis ini biasa dikenal sebagai anafilaksis.

Sebagian besar alergi makanan 90% dipicu oleh susu, telur, kacang tanah, kacang-kacangan, gandum, kedelai, kerang, dan ikan .

Ada 8 jenis alergi yang biasa dikenal orang awam. Dan jika seorang anak alergi terhadap satu makanan, ia biasanya alergi terhadap alergen (sumber alergi) lain, kata Scott Sicherer, MD, seorang penulis buku ‘Understanding and Managing Your Child’s Food Allergies’ (Johns Hopkins University Press). Perlu Anda tahu, kacang tanah, kacang-kacangan, dan kerang adalah yang paling mungkin menjadi penyebab anafilaksis.

Anak-anak yang alergi terhadap makanan atau debu biasanya memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah. Proses alergi terjadi biasanya, pertama kali si kecil makan, sistem kekebalan tubuhnya membentuk antibodi yang disebut IgE. Antibodi ini menempel pada sel-sel yang hidup di hidung, tenggorokan, paru-paru, kulit, atau saluran pencernaan. Setiap kali anak Anda mengonsumsi makanan yang membuatnya alergi, sel-sel ini sudah diaktifkan sehingga menyebabkan gejala, seperti gatal-gatal dan bengkak.

Anak-anak cenderung alergi jika orangtua mereka alergi. Seorang anak dengan satu orangtua yang memiliki alergi apapun, termasuk makanan, debu atau alergi musiman, memiliki peluang 30 persen menjadi alergi. Memiliki dua orang tua alergi anak meningkatkan risiko menjadi 60 persen.

vivanews.com>

BACA SELENGKAPNYA - Penyebab Anak Rentan Alergi

Faktor faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

Faktor faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
a. Faktor genetik
Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.

b. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan.
Faktor lingkungan secara garis besar di bagi menjadi :
1) Faktor lingkungan yang mempengaruhi bayi pada waktu masih dalam lingkungan (faktor prenatal), antara lain :
Gizi ibu pada waktu hamil
Gizi ibu yang buruk sebelum maupun pada saat hamil, lebih sering menghasilkan bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) atau lahir mati dan jarang menyebabkan cacat bawaan.
Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan.
Toksin/zat kimia
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat teratogen. Misalnya obat-obatan seperti thalidomide, phetidhine, obat-obat anti kanker dan sebagainya yang dapat menyebabkan kelainan bawaan.
Endokrin
Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin, adalah somamotropin, hormon plasenta, hormon tiroid dan insulin.
Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali atau cacat bawaan lainnya.
Infeksi
Infeksi intra uterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH (Toxo plasmosis, Rubella, cytomegalovirus, Herpes simplex).
Stress
Dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan jiwa dan lain-lain.
Imunitas
Rhesus atau ABO inkomtabilita sering menyebabkan abortus, kernikterus, atau lahir mati
Anoreksia embrio
Menurunnya oksigenisasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat menyebabkan berat badan lahir rendah.

d. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor postnatal ).

1) Lingkungan biologis antara lain :
a) Ras atau suku bangsa
Bangsa kulit putih mempunyai pertumbuhan somatik lebih tinggi dari pada bangsa asia.

b) Jenis kelamin
Walau belum di ketahui secara pasti banyak yang mengatakan bahwa bayi laki laki sering sakit di bandingkan bayi perempuan.
c) Umur
Umur paling rawan adalah masa Batita, oleh karena pada masa itu bayi mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi.
d) Gizi
Makan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang bayi karena makanan bagi anak di butuhkan untuk pertumbuhan.
e) Perawatan kesehatan
Pemeriksaan kesehatan dan menimbang bayi secara rutin setiap bulan akan menunjang tumbuh kembang bayi.
f) Kepekaan terhadap penyakit
Dalam imunisasi, di harapkan anak terhindar dari penyakit-penyakit yang sering menimbulkan cacat atau kematian.
g) Penyakit kronis
Anak yang menderita penyakit menahun akan terganggu tumbuh kembang dan pendidikannya
h) Fungsi metabolisma
Karena perbedaan dalam proses metabolisme pada berbagai umur, maka kebutuhan akan berbagai nutrien harus didasarkan atas perhitungan yang tepat dan memadai.

i) Hormon
Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang antara lain adalah :
Somatotropin atau “ growth hormon “
Merupakan pengatur utama pada pertumbuhan somatis terutama pertumbuhan kerangka
Hormon tiroid
Mempunyai fungsi pada metabolisme protein, karbohidrat dan lemak.
Glukortikoid
Mempunyai fungsi yang bertentangan dengan somatotropin tiroksin serta androgen, karena kortison mempunyai efek anabolik.
Hormon - hormon seks
Mempunyai peranan dalam reproduksi.

2) Faktor fisik antara lain
a) Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah.
Musim kemarau panjang/bencana alam lainnya, dapat berdampak pada tumbuh kembang anak antara lain sebagai gagalnya panen, sehingga banyak anak yang kurang gizi.
b) Sanitasi
Akibat kebersihan yang kurang, maka anak akan sering sakit misalnya diare, hepatitis, malaria, dan sebagainya. Demikian pula polusi udara baik yang berasal dari pabrik, asap kendaraan atau asap rokok, dapat mempengaruhi terhadap tingginya angka kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( ISPA )
c) Keadaan rumah : struktur bangunan, ventilasi, cahaya, dan kepadatan hunian
Keadaan perumahan yang layak dengan kontruksi bangunan yang tidak membahayakan penghuninya serta tidak penuh sesak akan menjamin kesehatan penghuninya.
d) Radiasi
Radiasi yang tinggi dapat mengganggu tumbuh kembang anak
3) Faktor psikososial
a) Stimulasi
Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan tertur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang /tidak mendapat stimulasi.
b) Motivasi belajar
Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini dengan membersihkan lingkungan yang kondusif untuk belajar, misalnya sekolah yang tidak terlalu jauh, buku-buku, suasana yang tenang serta sarana lainnya.
c) Ganjaran atau hukuman
Kalau anak berbuat benar, maka wajib kita beri ganjaran misalnya pujian, ciuman, belaian, dan sebagainya. Sedangkan menghukum dengan cara yang wajar kalau anak berbuat salah, masih dibenarkan.
d) Kelompok sebaya
Untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya anak memerlukan teman sebaya.
e) Stress
Stress pada bayi berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya, misalnya bayi akan menarik diri, rendah diri, terlambat bicara dan sebagainya.
f) Sekolah
Dengan mendapat pendidikan yang baik, maka di harapkan dapat meningkatkan taraf hidup anak-anak tersebut.
g) Cinta dan kasih sayang
Anak memerlukan cinta dan kasih sayang serta perlakuan adil dari orang tuanya agar kelak menjadi anak yang tidak sombong dan bisa memberikan kasih sayangnya pula kepada sesamanya.
h) Kualitas interaksi anak-orang tua
Interaksi timbal balik antara anak dan orang tua akan menimbulkan keakraban dalam keluarga.

4). Faktor keluarga dan adat istiadat, antara lain
a). Pekerjaan /pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik primer maupun sekunder.


b). Pendidikan ayah /ibu
Dengan pendidikan yang baik maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan bayi yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya dan sebagainya.
c). Jumlah saudara.
Jumlah saudara yang banyak pada keluarga dengan sosial ekonomi yang cukup akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak. Sedangkan pada keluarga dengan sosial ekonomi yang kurang, akan mengakibatkan selain kurangnya kasih sayang dan perhatian pada anak, juga kebutuhan primer seperti makanan, sandang dan perumahan pun tidak terpenuhi.
d). Jenis kelamin dalam keluarga
Pada masyarakat tradisional, wanita mempunyai status yang lebih rendah di bandingkan laki laki, sehingga angka kematian bayi karena malnutrisi masih tinggi pada wanita.
e). Stabilitas rumah tangga
Tumbuh kembang anak akan berbeda pada keluarga yang harmonis, dibandingkan dengan mereka yang kurang harmonis.
f). Kepribadian ayah /ibu
Kepribadian ayah dan ibu yang terbuka tentang pengaruhnya berbeda terhadap tumbuh kembang anak, bila dibandingkan dengan mereka yang kepribadianya tertutup.
g). Adat istiadat, norma-norma, tabu-tabu
Adat istiadat yang berlaku di tiap daerah akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
h). Agama
Dengan memahami agama akan menuntun umatnya untuk berbuat kebaikan dan kebajikan.
i) Urbanisasi
Salah satu dampak dari urbanisasi adalah kemiskinan dengan segala permasahannya.
j) Kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran dan lain lain.
BACA SELENGKAPNYA - Faktor faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

03 December 2010

Jika Buah Hati Lahir Lebih Dini

JIKA BUAH HATI LAHIR LEBIH DINI

Bayi prematur sangat rapuh? Ah, enggak juga, kok! Yang penting, lakukan perawatan dengan baik dan jangan lupa konsultasi rutin ke dokter.

Setiap ibu berharap ingin melahirkan “sesuai jadwal”. Meleset-melesetnya, ya,seminggu lebih awal atau lebih lambat. Tapi kadang harapan itu tak sesuai kenyataan. Oleh beberapa sebab, sang jabang bayi lahir sebelum waktunya alias prematur. Bayi prematur umumnya lahir di usia kehamilan (masa gestasi) kurang dari 37 minggu atau kurang dari 259 hari.

Namun karena umumnya para ibu tak ingat hari terakhir haidnya, “Jadi agak susah untuk menentukan masa kehamilannya,” kata Prof. Dr. dr. Nartono Kadri, Sp.A(K). Alhasil, patokan yang kerap dipakai adalah berat badan si bayi. Misalnya, kelompok bayi berat lahir rendah, yaitu kurang dari 2.500 gram. Nah, mereka inilah yang sering dikelompokkan sebagai bayi prematur. “Meski sebenarnya patokan berat ini tak benar karena yang seharusnya jadi patokan, usia kehamilan,” terang Nartono.

Soalnya, jelas Nartono, bayi berat lahir rendah bisa saja lahir di usia kehamilan 40 minggu atau cukup bulan, yaitu yang disebut bayi kecil untuk masa kehamilannya. Penyebabnya? “Antara lain karena pertumbuhan janin di kandungan terganggu. Entah karena nutrisinya yang kurang baik atau ada gangguan plasenta.”

RAGAM PENYEBAB

Kendati para ibu tak mengetahui usia kehamilannya secara pasti dan tepat, masa gestasi masih bisa ditentukan sesudah jabang bayi lahir. Yakni dengan pemeriksaan penampilan bayi (fisik) dan pemeriksaan neurologik. “Jaringan kulit bayi, warna kulit, sikap bayi, dan lainnya akan diperiksa. Dari situ dibuatkan skoring dan grafik sehingga diketahui berapa usia kehamilannya,” terang Nartono.

Tapi kenapa bayi bisa lahir lebih dini? Penyebabnya macam-macam alias multifaktorial. Bisa saja karena faktor ibu dan plasenta, faktor lingkungan, atau faktor bayi itu sendiri. Tapi umumnya, kata staf pengajar Subbagian Perinatologi-Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI ini, disebabkan faktor ibunya.

Karena itu, anjur guru besar Ilmu Kesehatan Anak-Perinatologi FKUI ini, “Untuk mencegah kelahiran prematur, si ibu harus memperhatikan gizi sehingga tak sampai terjadi anemia.” Hal penting lainnya, ibu jangan sampai terkena stres, periksa kehamilan secara rutin, dan menjaga kebersihan. “Terutama bagian vagina agar tak terjadi infeksi.”

RISIKO PENYAKIT

Karena bayi lahir belum cukup waktu, wajar saja jika sejumlah organ tubuhnya masih belum sempurna. Misalnya, kulitnya terlihat bening, tipis (karena kurang lapisan lemak di bawah kulit), daun telinga kadang rata dan terlipat atau menggelantung karena tulang muda yang memberi bentuk telinga belum ada. Karakteristik seksualnya pun belum berkembang secara penuh.

Tapi para ayah dan ibu tak perlu cemas menghadapi semua ini. “Kondisi ini, kan, hanya sementara. Dengan perawatan pascalahir yang cermat, bayi prematur akan menyusul pertumbuhan teman-temannya yang lahir cukup bulan,” terang konsultan Bangsal Bayi Baru Lahir Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo ini.

Kendati demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan masalah kesehatan si bayi. Sebab, dengan kondisi organ tubuh yang belum sempurna, bayi prematur termasuk berisiko tinggi terhadap sejumlah penyakit pascalahir, antara lain:

1. Hipoksia Perinatal (Kekurangan Oksigen)

Hipoksia sering ditemukan pada bayi prematur. Kejadian ini umumnya telah dimulai sejak janin di kandungan, berupa gawat janin atau terjadinya stres janin pada waktu proses kelahirannya. Akibatnya, bayi mengalami asfiksia (kegagalan bernafas spontan dan teratur pada menit-menit pertama setelah lahir).

Jika ini terjadi, dokter akan segera melakukan resusitasi (usaha bernapas kembali dengan pernapasan buatan atau pijat dan rangsang jantung) agar hipoksia tak menimbulkan kerusakan berbagai organ, khususnya otak.

2. Gangguan Napas

Umumnya terjadi akibat belum matangnya paru-paru. Sering disebut penyakit membran hialin (PMH), yakni penyakit akibat kekurangan bahan surfaktan yang berfungsi mempertahankan mengembangnya gelembung paru. Bayi akan mengalami sesak napas atau sindroma gangguan napas (SGN).

Upaya yang harus dilakukan bergantung dari derajat PMH dan berat ringannya SGN, yaitu dengan memakai alat bantu napas mekanik atau pemberian surfaktan eksternal.

Salah satu upaya untuk menghindari PMH ialah dengan menyuntikkan preparat steroid dosis tinggi pada ibu yang menghadapi persalinan prematur. Dengan demikian kekurangan surfaktan paru bayi dapat dikurangi.

Masalah pernapasan yang sering ditemukan pada bayi prematur adalah apnu (henti napas sementara yang berlangsung lebih dari 20 detik dan dapat disertai penurunan frekuensi denyut jantung). Lebih bahaya lagi jika ada kombinasi aspek belum matangnya paru dan sistem saraf, yang dapat menimbulkan apnu secara berulang.

3. Cedera Kedinginan

Lantaran pengaturan suhu tubuhnya belum sempurna, bayi biasanya dimasukkan ke dalam inkubator. Sebab, suhu lingkungan yang terlalu rendah dapat mengakibatkan cedera kedinginan (cold injury) pada bayi. Sedangkan suhu yang terlalu tinggi atau suhu naik turun dapat menyebabkan apnu.

Bayi prematur tak akan menggigil bila kedinginan. Untuk menambah panas tubuhnya, dipecahkan sumber cadangan dari lemak cokelat. Akibat cedera dingin, kulit bayi akan teraba keras pada tempat tertentu.

Untuk menstabilkan suhu bayi, selain dengan inkubator bisa pula dilakukan dengan cara menggendongnya. Lepaskan seluruh pakaian yang melekat di tubuh bayi, lalu dekapkan ke dada sang ibu yang juga tanpa busana. Dengan demikian, si bayi akan merasa hangat. Cara menggendong model ini disebut metode kanguru. Untuk mencegah bayi kena udara dingin, ibu dapat menutupi keseluruhan belakang dan samping tubuh bayi dengan selimut.

4. Masalah Nutrisi

Pengaturan kebutuhan cairan pada bayi prematur memerlukan kecermatan. Sebab, fungsi pencernaan dan ginjalnya masih belum sempurna, sementara permukaan tubuhnya lebih luas dibandingkan berat badannya sehingga penguapan cairan tubuhnya banyak.

Selain itu, kemampuannya untuk mengisap dan menelan mungkin belum sempurna. Jadi, jika ia belum kuat mengisap, ASI harus diberikan lewat pipet.

Sebaiknya bayi prematur tak dipuasakan terlalu lama karena cadangan makanan di tubuhnya sangat terbatas. Idealnya, dalam 24-72 jam pertama, si bayi sudah mendapat tambahan nutrisi. Bila perlu, memakai cairan infus.

Pada bayi prematur yang mengalami asfiksia (kegagalan nafas spontan), dapat dilakukan penundaan pemberian nutrisi melalui oral (mulut) 3-5 hari. Ini dilakukan demi mencegah terjadinya enterokolotis nekrotikans (kerusakan usus).

5. Pertahanan Tubuh

Bayi prematur sangat rentan terhadap infeksi. Tak ada jalan lain, perhatikan selalu kemungkinan terjadinya kontaminasi oleh mikroorganisme di sekitarnya atau yang disebut sebagai infeksi nosokomial.

6. Masalah Kardiovaskular

Masalah kardiovaskular (sirkulasi darah) yang sering ditemui pada bayi prematur adalah belum menutupnya duktus arteriosus, yaitu saluran yang menghubungkan aorta dan arteri paru-paru kiri.

Saluran/duktus ini mengalirkan darah keluar dari paru yang belum berfungsi dan ia tetap terbuka selama kehamilan.

Saat masih dalam perut ibunya, pembuluh darah ini digunakan untuk bernapas. Ketika lahir, bayi akan bernapas secara normal, sehingga pembuluh darah itu akan menutup. Tapi karena gagal napas maka pembuluh darah ini tak menutup.

7. Kuning

Sebagian besar bayi prematur mengalami kuning pada minggu pertama kehidupannya. Ini karena fungsi hatinya belum sempurna. Terlebih bila selama hamil ibu menderita infeksi, khususnya infeksi plasenta, kemungkinan bayi kuning akan lebih besar.

Tindakan pencegahan yang sering dilakukan adalah terapi sinar biru atau bila berat sekali dilakukan transfusi tukar.

8. Masalah Neurologik

Yang kerap ditemukan adalah gangguan konsumsi oksigen yang berkelanjutan, berupa kekurangan oksigen pada jaringan otak yang masih belum sempurna. Ini dapat menimbulkan perdarahan di otak.

Masalah neurologik harus ditangani secara hati-hati mengingat saraf bayi belum sempurna. Alhasil, perkembangan bayi sejak lahir hingga balita harus diperhatikan secara cermat sehingga jika terjadi penyimpangan dapat cepat diperbaiki.

Itulah mengapa diperlukan follow up clinic atau klinik tumbuh kembang karena jika bayi prematur ditangani dengan baik, perkembangannya akan sama dengan bayi normal.

PERAWATAN PASCA RUMAH SAKIT

Sekeluar dari rumah bersalin, pada minggu-minggu pertama di rumah, usahakan agar suhu kamar bayi lebih hangat dari biasanya. Ingat, mekanisme pengaturan suhu tubuhnya belum sempurna sehingga perlu perlu bantuan dari luar untuk mempertahankan kenyamanan tubuhnya.

Jika ia tampak rewel, periksa suhu ruangan, apakah sudah cukup hangat. Juga rasakan lengan, kaki, dan tengkuknya untuk memastikan ia tak terlalu dingin.

Harus diingat pula, si bayi masih sangat peka terhadap infeksi. Karena itu, hati-hatilah terhadap infeksi lingkungan. Jika si bayi minum melalui botol, jangan lupa untuk selalu mensterilkan perlatan minumnya terlebih dulu. Lakukan hingga beberapa bulan atau sampai dokter memberikan izin untuk menghentikan pensterilan.

Sering-seringlah memberinya minum karena bayi prematur memiliki lambung dan volume yang sangat kecil. Pemberian minuman sebaiknya sedikit-sedikit tetapi sering. Mungkin ia juga belum bisa mengisap dengan sempurna, sehingga perlu menyusu lebih lama untuk minum sampai kenyang. Jadi, jangan memberi makan dengan terburu-buru.

Nutrisi yang paling baik untuk bayi prematur adalah ASI karena hanya ASI yang komposisinya sesuai dengan kebutuhan bayi prematur. Komposisi ASI bervariasi sesuai masa gestasi. Dibandingkan dengan ASI cukup bulan, ASI kurang bulan lebih tinggi kandungan energinya (nitrogen, protein, natrium, klorida, magnesium, seng, zat besi, IgA).

Namun setelah 30 hari, kadar nutrien maupun nutrien mikronya menurun, sehingga setelah bayi berusia 2 minggu-1 bulan, harus diberikan penguat air susu ibu (human milk fortifier for the preterm infant). Ini karena nutrisi pada bayi baru lahir, 60 persen kalorinya dibutuhkan untuk otak. Pada bayi dengan tubuh sangat kecil, diperlukan konsentrasi nutrisi yang lebih tinggi.

Bila kebutuhan ASI tak dapat dipenuhi, dapat diganti dengan susu formula konsentrasi tinggi yang dirancang khusus untuk bayi prematur. Tapi jumlah formula khusus ini harus diamati dengan ketat.

Tanyakan pula pada dokter, perlu tidaknya bayi mendapat tambahan multivitamin. Sebab, bayi prematur berisiko kekurangan vitamin lebih besar daripada bayi yang lahir cukup bulan.

Jangan memberi makanan padat sampai dokter membolehkannya. Karena itu, penting sekali untuk selalu mengkonsultasikan pertumbuhan dan perkembangan si bayi ke klinik tumbuh kembang. Begitupun soal pemberian imunisasi, yang jadwalnya tentu berbeda dengan bayi lain. “Yang jelas, perlakukan bayi prematur seperti bayi cukup bulan. Jika rumah sakit sudah berani melepaskan si bayi pulang, berarti kondisinya sudah stabil.”

Jadi, kata penguji tesis peserta Pendidikan Dokter Spesialis Anak FKUI ini, “Orang tua tak perlu terlalu mengkhawatirkannya, seolah-olah bayinya sangat rapuh. Jangan pula terlalu memanjakan atau over protection, sehingga mengganggu tumbuh kembang selanjutnya.”

Perlakuan istimewa dalam arti terlalu melindungi bayi prematur, hanya akan mengganggu perkembangan normalnya. Antara lain, si bayi akan berkembang menjadi anak yang tergantung, menuntut, dan tak bahagia. Nah, segalanya kini menjadi jelas, bukan?

Indah Mulatsih.Foto:Rohedi(nakita)

Faktor Kelahiran Prematur

1. FAKTOR IBU

Antara lain karena:

Antroprometris

Bila postur ibunya kerdil (short stature) dapat mempengaruhi janin di rahimnya, yaitu tak bisa mengembang dengan sempurna.

Masalah Gizi

Semisal kurang gizi atau anemia pada ibu sehingga menyebabkan pertumbuhan janin terhambat. Pertumbuhan janin terhambat dalam waktu lama akan mempengaruhi kelahiran bayi sebelum waktunya.

Kondisi Servik Uteri

Yaitu leher rahim yang lemah. Misal, setiap bayinya berkembang besar, servik uteri ibunya ingin membuka terus, sehingga bayi terpaksa lahir.

Infeksi

Semisal infeksi vagina yang disebut vaginosis bakterial. Bakteri ini akan naik ke atas menyebabkan ketuban mudah pecah. Akibatnya, bayi lahir cepat. Selain itu, harus diwaspadai juga infeksi TORCH (Toxoplasma, Others Hepatitis B, HIV/AIDS, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes). Infeksi TORCH, selain dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dan kelahiran prematur, juga berdampak terhadap tumbuh kembang anak di kemudian hari.

Penyakit

Semisal pre-eklampsia.

Persalinan Spontan

Atau disebut spontaneous preterm labor. Persalinan prematur spontan ini tak dapat diduga sebelumnya, tapi biasanya berhubungan dengan latar belakang ibunya, yaitu umur ibu (terlalu tua atau terlalu muda), anak pertama (nuliparitas) atau banyak anak (multiparitas), adanya riwayat kelahiran prematur atau riwayat abortus, perdarahan pada kehamilan muda, ketuban pecah dini, kenaikan berat badan ibu selama hamil tak sesuai, kehamilan ganda, ibu perokok berat, faktor pekerjaan, dan ibu yang mengalami stres berat.

2. FAKTOR SOSIO EKONOMI

Yaitu menyangkut keadaan sosio-ekonomi keluarga tersebut, tingkat pendidikan, sifat aktivitas pekerjaan ibu, hubungan keluarga, dukungan psikologis suami selama hamil, dan stres lingkungan.

3. FAKTOR LINGKUNGAN HIDUP

Contohnya faktor pemukiman dan kesehatan lingkungan. Konon, wanita hamil yang mengalami paparan timah hitam (asap knalpot) mempunyai risiko melahirkan bayi prematur.

4. FAKTOR PELAYANGAN KESEHATAN

Misalnya, pemeriksaan kehamilan yang masih terbatas atau sarana pelayanan kesehatan yang belum dimanfaatkan secara optimal.
BACA SELENGKAPNYA - Jika Buah Hati Lahir Lebih Dini

NUTRISI PADA ANAK

NUTRISI PADA ANAK


A. PENGERTIAN
Nutrisi atau zat makanan adalah merupakan bagian dari makanan termasuk didalamnya air, protein dan asam amino yang membentuknya, lemak dan asam lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin.




ZAT GIZI YANG TERKANDUNG DALAM MAKANAN
1. Air
Kebutuhan tubuh akan air merupakan urutan kedua setelah kebutuhan oksigen. Fungsi dari air bermacam-macam. Air merupakan komponen terpenting dari struktur tubuh dan dalam fungsinya sebagai pelarut, maka air memainkan peranan dasar dalam reaksi seluler. Air mengatur suhu tubuh dengan mengambil panas yang dihasilkan pada reaksi seluler dan mendistribusikannya ke seluruh tubuh. Air penting sebagai pelumas tubuh misalnya saliva, memungkinkan makanan masuk ditelan.

2. Protein dan Asam Amino
Fungsi protein adalah :
a. Penunjang pertumbuhan, protein merupakan bahan padat utama dari otot, organ dan glandula endokrin. Merupakan unsur utama dari matrix tulang dan gigi, kulit, kuku, rambut, sel darah dan serum.
b. Pengaturan proses tumbuh, protein mempunyai fungsi yang sangat khusus dalam pengaturan proses-proses tubuh misalnya, Hb melakukan peranan vital membawa oksigen ke jaringan
c. Energi, protein merupakan sumber energi potensial, setiap gramnya menghasilkan 4 Kkal (0,01 MJ), jika protein digunakan untuk energi maka tidak akan dipakai untuk kebutuhan sintesis.
Sumber protein :
• Kandungan protein tinggi pada susu, daging, ikan, unggas, keju, biji-bijian
• Kandungan protein menengah pada telur, kacang-kacangan, tepung, biji-bijian, susu cair.
• Kandungan protein rendah sebagian besar pada buah-buahan dan sayur-sayuran.

3. Lemak dan Asam Lemak
Fungsi utama lemak adalah memberikan energi, Lemak bertindak sebagai karier dari vitamin A,,D ,E, K, yang larut dalam air dan memberikan rasa yang menyenangkan dan memberikan perasaan kenyang karena kecepatan pengosongan dari lambung.
Sumber makanannya adalah baik susu ASI dan sapi mengandung sekitar 50% kal lemak. Sekitar 4% dari kalori total dalam ASI diberikan oleh asam linoleat. Sumber makanan lain adalah minyak, LARD, mentega, margarine dan bumbu selada yang merupakan sumber lemak yang paling pekat.

4. Karbohidrat
Gula dan zat tepung merupakan sumber utama energi manusia.
Fungsi karbohidrat :
a. energi, setiap gram karbohidrat yang dioksidasi rata-rata menghasilkan 4 kal. Sejumlah karbohidrat dalam bentuk glukose, akan digunakan secara langsung untuk memenuhi kebutuhan energi jaringan. Sebagian kecil disimpan sebagai glikogen dalam hepar dan otot dan beberapa akan disimpan sebagai jaringan adiposa.
b. Aksi pencadangan protein, tubuh akan menggunakan karbohidrat sebagai sumber utama energi, karena itu jika terdapat defisiensi kalor dalam diet maka akan digunakan jaringan adiposa dan protein
c. Pengaturan metabolisme lemak, diperlukan sejumlah karbohidrat dalam diet sehingga oksidasi lemak dapat berlangsung dengan normal. Jika karbohidrat dalam diet terbatas, maka lemak akan dimetabolisir lebih cepat daripada penanganan tubuh terhadap produk metabolisme ini. Jika lemak tidak dioksidasi dengan lengkap maka akan terbentuk keton.
d. Peranan dalam fungsi gastrointestinal, diduga laktosa mempercepat pertumbuhan bakteri yang diperlukan dalam usus kecil, bakteri ini berguna untuk sintesis vit B kompleks dan vit K.
Sumber Karbohidrat : pada diet bayi muda laktosa merupakan karbohidrat predominan yang ditemukan dalam ASI dan susu sapi. Dengan semakin besarnya anak-anak ditambahkan biji-bijian, roti dan makanan lain seperti kentang.

CARA PEMBERIAN MAKAN SELAMA ANAK SAKIT DAN SEHAT
1. Umur 0 – 4 Bulan
• Berikan Air Susu Ibu (ASI) sesuai dengan keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari, siang maupun malam.
• Jarngan diberikan makanan atau minuman lain selain ASI

2. Umur 4 – 6 Bulan
• Berikan Air Susu Ibu (ASI) sesuai dengan keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari, siang maupun malam.
• Beri makanan pendamping ASI 2 kali sehari, tiap kali 2 sendok makan
• Pemberian makanan pendamping ASI dilakukan setelah pemberian ASI
• Makanan pendamping ASI adalah :
 Bubur tim lumat ditambah kuning telur/ayam/ikan/tempe/tahu/daging sapi/wortel/bayam/kacang hijau/santan/minyak.

3. Umur 6 – 12 Bulan
• Berikan Air Susu Ibu (ASI) sesuai dengan keinginan anak
• Berikan bubur nasi ditambah telur / ayam / ikan / tempe / tahu / daging sapi/ wortel / bayam / kacang hijau / santan / minyak.
• Makanan tersebut diberikan 3 kali sehari. Setiap kali makan diberikan sebagai berikut :
Umur 6 Bulan : 6 sendok makan
Umur 7 Bulan : 7 sendok makan
Umur 8 Bulan : 8 sendok makan
Umur 9 Bulan : 9 sendok makan
Umur 10 Bulan : 10 sendok makan
Umur 11 Bulan : 11 sendok makan
• Berikan juga makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan seperti : bubur kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari dan sebagainya.

4. Umur 12 – 24 Bulan
• berikan Air Susu Ibu (ASI) sesuai keinginan anak
• Berikan nasi lembik yang ditambah telur/ayam/ikan/tempe/tahu/daging sapi/wortel/bayam/kacang hijau/santan/minyak.
• Berikan makan tersebut 3 kali sehari
• Berikan juga makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan seperti:
• Bubur kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari dan sebagainya.

5. Umur 2 Tahun atau Lebih
• Berikan makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang terdiri dari nasi, lauk,pauk,sayur dan buah.
• Berikan juga makanan yang bergizi sebagai selingan 2 kali sehari diantara waktu makan seperti :
 Bubur kacang hijau
 Biskuit
 Nagasari.

Catatan : Cucilah tangan sebelum menyuapkan makanan anak).
Gunakan bahan makanan yang baik dan aman, peralatan masak yang bersih dan cara memasak yang benar).

Anjuran Pemberian Makan untuk anak dengan Diare Persisten :
• Jika masih mendapatkan ASI, berikan lebih sering dan lebih lama, siang dan malam.
• Jika anak mendapat susu selain ASI :
 Gantikan dengan meningkatkan pemberian ASI atau
 Gantikan dengan setengah bagian susu dengan bubur nasi dan ditambah tempe
 Jangan diberi susu kental manis.
• Untuk makanan lain, ikuti anjuran pemberian makanan yang sesuai dengan umur anak.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI kerjasama dengan WHO dan UNICEF, Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Indonesia., Jakarta, 1998.
Markum, A.H., Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1991
Sacharin, Rosa M., Prinsip Keperawatan Pediatrik Edisi 2, EGC, Jakarta, 1994
BACA SELENGKAPNYA - NUTRISI PADA ANAK

Sulit Makan Pada Anak Ditinjau Secara Psikologis

Sulit Makan Pada Anak Ditinjau Secara Psikologis: "
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Sepanjang masa kanak-kanak terutama saat usia balita terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang amat peat. Pertumbuhan terjadi berkenaan dengan adanya perubahan kuantitatif pada suatu aspek seperti bertambah tinggi dan berat badan anak, sedangkan perkembangan menunjukan pada adanya perubahan kualitatif, seperti perubahan cara berpikir, perubahan kepribadian anak, misalnya anak yang pemalu menjadi luwes bergaul dsb.
Pertumbuhan tubuh, otak, kemampuan penginderaan dan keterampilan motorik adalah bagian dari perkembangan fisik. Perkembangan fisik tersebut akan berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan maupun perkembangan kepribadian anak. Sementara itu pertumbuhan dan perkembangan individu selain dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal juga dipengaruhi oleh faktor kematengan dan proses belajar atau latihan. Faktor internal mencakup segala sesuatu yang ada dalam diri anak itu sendiri, baik merupakan faktor bawaan maupun yang diturunkan oleh orangtuanya. Sedangakan faktor eksternal mencakup perlakuan, pengasuhan ataupun pengalaman seseorang selama hidupnya.
Kesiapan seseorang untuk melakukan kegiatan atau aktivitas fisik tidak hanya dipengaruhi oleh kematangan sel-sel otak, tetapi juga kematangan otot dan sistem tulang. Bila kematangan belum tercapai, latihan tidak ada gunanya. Sebaiknya bila kesiapan telah tercapai, latihan atau proses belajar akan mempercepat peningkatan keterampilan fisik seseorang. Misalnya anak usia 18 bulan sudah dapat memegang sendok untuk makan sendiri walaupun masih belum sempurna.
Sepanjang masa usia bayi.perkembangan anak amat erat kaitannya dengan perkembangan fisiknya. Dengan demikian perwatan kesehatan anak danpemberian nutrisi yang baik amat berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Perkembangan kecerdasan dan informasi selama masa bayi terutama terjadi melalui panca inderanya, karena itu faktor pemberian perangsangan yang tepat amat menentukan agar aspek-aspek fisik motorik, sosial-emosi, kepribadian dan kecerdasan dapat berkembang. Perangsangan untuk mengembangkan kemampuan bayi terjadi selama orangtua atau pengasuhnya berinteraksi dengan bayi dalam kegiatan merawat, memandikan, menidurkan, dalam aktivitas bermain, ataupun saat memberi makan.


POLA MAKAN
Pola makan dan kebiasaan makan antara satu keluarga dengan keluarga lain atau antaraseseorang dengan orang lain tidak selalu sama. Perbedaan ini antara lain disebabkan karena adanya perbedaan tempat tinggal, ketersediaannya makanan, keadaan kesehatan anak, selera makan, kemampuan daya beli, kebiasaan hidup danmakan keluarga.
Perbedaan pola makan yang terjadi sebenarnya lebih banyak ditentukan oleh orangtua yang meneruskan nilai-nilai keluarga dan masyarakat dimana mereka tinggal. Dalam hal ini memang tokoh ibu yang lebih sering memegang peranan. Ibu akan menyajikan makanan yang diyakininya baik bagi anaknya berdasarkan pengalman sejak ia masih kecil dan pengetahuan yang didapatnya mengenai pemberian makanan yang baik bagi anak. Perubahan pola makan pada keluarga jarang terjadi jika tidak terjadi perubahan pandangan sikap dan kepercayaan terhadap makanan tertentu. Perubahan sikap ini baru akan terjadi bila pengetahuan seseorang akan nilai suatu makanan cukup baik dan ia berkehendak untuk mengubah pola makannya. Akan tetapi perubahan sikap itu sendiri sering mengalami hambatan karena orang malas untuk berubah, atau tidak melihat adanya manfaat dari perubahan yang dilakukan ataupun telalu berpegang pada tradisi.
Sesungguhnya banyak orangtua terutama ibu-ibu yang telah mengetahui tentang nilai gizi dari suatu makanan, akan tetapi karena keengganan untuk berubah. Bahkan dapat terjadi sebaliknya, makanan dan pola makan yang diberikan sudah memadai, namun pengetahuan ibu ini menjadi tidak berarti karena anak mengalami kesulitan makan.


MASALAH SULIT MAKAN
Pentingnya energy yang tepat dan pemasukan nutrisi di dalam situasi “mencintai dan mendukung” selama masa bayi tidak dapat dibantah. Sejak lahir sampai usia 1 tahun, berat bayi 3 kali lebih berat dari saat lahir dan panjangnya bertambah 50%.
Sampai usia 6 bulan ASI atau susu formula tetap menjadi sumber utama nutrisi. Perubahan terbesar di dalam kebiasaan makan adalah memberi makanan padat. Dalam pemberian makan, bayi tidak langsung diperkenalkan makanan padat, namun secara bertahap dimulai dari makanan semi-padat hingga makanan padat.
Sejak anak memasuki usia prasekolah, orangtua sering mengeluh bahwa anaknya sulit makan atau sedikit sekali mengkonsumsikan makanan atau hanya makan makanan tertentu saja . Nafsu makan seorang anak memang berfluktuasi selama masa pertumbuhannya, demikian juga kebutuhan kalorinya. Pada usia ini tampak bahwa pertumbuhan fisiknya mulai lambat dibandingkan pada usia sebelumnya. oleh karena itu dapat dimengerti bahwa kebutuhan nutrisi dan nafsu makan menjadi berkurang. Selain itu dalam perkembangan kepribadiannya anak mulai ingin menunjukan dirinya dan indepensinya, sehingga ia mempunyai keinginan untuk menentukan sendiri apa yang hendak dimakan. Seringkali sulit makan ini hanya sebagai bentuk ungkapan ekspresi diri, anak ingin menunjukan kemandiriannya atau juga kemarahan pada orangtuanya.
Menurut teori psikoanalisis, pengalaman makan pada anak terkait erat dengan pemuasan di daerah oral (mulut). Tercapainya pemuasan di daerah oral ini ikut berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak kelak. dengan demikian gangguan dalam hal makan dapat mengganggu pemuasan oral dan diperkirakan kelak akan dapat mengganggu perkembangan kepribadian anak.
Sejauh bahwa anak masih memperlihatkan kesehatan yang memadai serta kelincahan bergerak, orangtua tidak mempermasalahkan asupan yang masuk pada anak. Masih dianggap wajar bila anak kadang rewel dan makan sedikit, mungkin anak sedang tidak sehat, bosan atau merasa tidak suka dengan makanan yang disajikan. Masalah sulit makan akanbenar-benar menjadi masalah bila anak makan sedikit sekali, rewel atau suka “ngemut” dalam waktu yang relatif lama ataupun usianya sudah memungkinkan makan makanan padat namun anak menolak. Sulit makan pada anak yang seperti ini sering terjadi sebagai protes atau reaksi emosional terhadap orangtua. Anak bereaksi karena jenuh sebab orangtua sering mengancam atau menghukum anak saat menyuruh atau memberi makan. Selain itu juga pengalaman yang tidak menyenangkan saat anak mulai dikenalkan makanan padat dapat pula menyebabkan anak merasa makan sebagai suatu hukuman, akibatnya anak menjadi menolak untuk makan atau sulit makan.
Orangtua yang sering memaksa makan tanpa memperhatikan kebutuhan anak akan makanan, membuat anak tidak pernah dapat membedakan antara rasa lapar dan keharusannya untuk makan, serta menganggap makanan sebagai hukuman bagi anak. Orangtua atau pengasuh yang sering memaksa anak makan, menyebabkan anak tidak menghargai makanan dan dapat mempermainkan makanan tersebut, sehingga anak tidak pernah belajar makan dengan benar. Demikian pula bila makan diberikan bukan dalam situasi makan tetapi bersama aktivitas lain, misalnya sambil bermain berjalan-jalan atau menonton TV.
Selain itu juga, pemberian makanan yang kurang berfariasi dapat pula menyebabkan anak sulit menyesuaikan dengan makanan baru. anak usia kanak-kanak awal yang masih dibiasakan makan makanan halus karena orangtua demikian takut tidak ada makanan yang masuk padanya dapat menyebabkan anak sulit menerima makanan padat atau keras.


BEBERAPA KESULITAN MAKAN PADA ANAK
Ada beberapa kesulitan makan pada anak, antara lain :

1. Menolak Makan
Kebiasaan menolak makan sudah mulai tampak sejak masa bayi. Biasanya anak yang demikian pola makannya kacau dan kenaikan berat badannya tidak teratur, bahkan ada yang tidak bertambah berat badannya untuk beberapa bulan.
Kesulitan makan dalam hal ini biasanya terjadi karena orangtua terlalu menekankan secara kaku agar anak makan dalam jumlah makanan yang telah ditetapkan tanpa memperhatikan kebutuhan makan dan selera anak. Orangtua biasanya memaksakan dengan berbagai cara agar anaknya mau makan. Penolakan anak terhadap makanan akan menyulutkan kemarahan orangtua, dan tidak jarang orang tua menggunakan ancaman, bahkan kekerasan dan pukulan pada anak. Sebaliknya, bila hal ini berlangsung terus menerus, maka anak justu belajar bahwa dengan menolak makan mereka mendapat perhatian dari orangtuanya atau anak belajar bahwa duduk makan bersama orangtua bukanlah merupakan sesuatu yang menyenangkan.

2. Mengemut Makanan
Ada anak yang suka mengemut makanan, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk makan menjadi berjam-jam. Biasanya anak yang demikian adalah anak yang mempunyai sejarah sering menolak makanan dan umumnya anak-anak yang demikian juga lambat dalam melakukan kegiatan-kegiatan lain, seperti mandi, dan berganti baju.Mengemut makan ini juga merupakan suatu cara untuk menarik perhatian orangtua atau cara menolak melakukan sesuatu kegiatan yang biasanya dilakukan setelah kegiatan makan selesai, misalnya tidur.

3. Memuntahkan Makanan
Muntah biasa terjadi pada bayi. Hal ini disebabkan karena adanya udara yang mendesak keluar yang masuk saat anak menyusu, atau karena kebanyakan makan, alergi ataupun menderita infeksi. Dapat pula anak muntah karena adanya perubahan lingkungan atau stress yang diderita akaibat makan.

PENANGANAN
Menghadapi masalah sulit makan pada anak hendaknya orangtua tidak bersikap panik. Perhatikan apakah yang menjadi penyebab utama keluhan tersebut. Berikut ini ada beberapa langkah yang perlu dilakukan orangtua dalam menghadapi kesulitan makan pada anak :

Pertama, “jangan khawatir”, dengan mengetahui perkembangan dan kebutuhan nutrisi pada masa usia kanak-kanak awal ini adalah wajar bila nafsu makan anda berkurang.
Perhatikan anak, bila mereka bersemangat, tonus otot baik, mata bercahaya, rambut bersinar, maka sesungguhnya nutrisi anak termasuk cukup. Perlu diperhatikan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya masalah sulit makan, misalnya adanya penyakit yang diderita anak, anak yang tidak sehat biasanya menolak makan. Bisa pula karena kelelahan yang dialami anak, misalnya karena pemberian latihan yang berlebihan, atau karena lelah bermain.
Hitunglah semua makanan yang dimakan anak selama satu hari penuh, hitunglah beberapa kalori yang masuk. seringkali orangtua menjadi terkejut bahwa sesungguhnya makanan yang dimakan anak sudah memenuhi persyaratan kebutuhan kalori anak, hanya karena belum makan atau sedikit sekali memakan “makanan utama” maka orangtua menganggap anak makan sedikit.
Jangan memaksa anak untuk makan lebih banyak dari yang mereka inginkan.
Jika mungkin tawarkan pada anak untuk memilih makanan yang disenangi, yang tentu saja dimungkinkan.
Bila diperhatikan makanan yang dimakan anak sepanjang hari, maka mungkin anak terlalu banyak diberikan makanan cemilan (snacks). Walaupun makanan tersebut termasuk makanan yang menyehatkan, akan tetapi karena diberikan terlalu sering sehingga anak tidak merasakan adanya perasaan lapar. tentu saja hal ini menyebabkan kebiasaan makan anak menjadi tidak baik.
Beberapa anak mungkin menjadi cepat bosan dengan pemberian makanan yang sama setiapkali. Berikan makanan yang bervariasi, terutama pada jenis, bentuk dan tekstur makanan.
Selain itu amat penting memperbaiki hubungan antara orangtua dan anak, juga mengubah suasana saat pemberian makan.
Pada anak yang menolak makan, maka mulailah memberikan makanan yang paling disukai anak dengan suasana yang menyenangkan. Kemudian secara bertahap memberikan variasi makanan.
Selain itu beberapa hal yang juga perlu dihindari adalah pemberian makan yang berlarut-larut. Hentikan pemberian makan bila anak sudah mempermainkan makanan yang ada dipiringnya atau anak menjadi rewel. Pada saat menyingkirkan makanan itu, lakukanlah tanpa marah-marah dan hindari perkataan yang menunjukan emosi tidak senang orangtua atau pengasuh. Hendaknya orangtua jangan terlalu menekankan anak dengan keras untuk makan, sehingga suasana makan atau pun pemberian makan diartikan oleh anak sebagai bentuk untuk mendapatkan perhatian dari orangtua.
Jangan memberikan makanan cemilan sampai waktu makan yang berikutnya sebagai pengganti karena anak tidak menghabiskan makanannya tadi, atau memberikan makanan tambahan sebab dapat menghilangkan selera makan anak.

BEBERAPA PETUNJUK UNTUK MENAMBAH SELERA MAKAN ANAK
Sajikan makanan-makanan sederhana, makanan yang mudah dikenali. Anak usia Kanak-kanak awal ini biasanya ingin mengetahui apa yang dimakannya dan menolak makan yang dicampur, sehingga mereka tidak mengenal bentuknya.
Jika mungkin sajikan makanan yang dapat dipegang, misalnya kentang goreng.
Setiap kali hanya mengenalkan satu jenis makanan baru.
Sajikan dalam porsi kecil, terutama makanan yang baru dikenal atau yang tidak disenanginya.
Perhatikan penampilan dan bentuk, tekstur, warna dan rasa dari makanan. Kreatiflah dalam menyajikan makanan, misalnya membuat dadar telur yang dihias sehingga menampilkan wajah yang lucu atau menyenangkan.
Buatlah suasana makan itu menyenangkan dengan pembicaraan yang menarik bagi anak. Kurangi pembicaraan mengenai makan itu sendiri. Suasana yang “mencintai dan mendukung” amat diperlukan. Terimalah bila anak tidak menghendaki suatu jenis makanan tertentu, tetapi jelaskan nutrisi yang terkandung dalam makanan tersebut tanpa terkesan ‘memaksa’.
Bagi anak yang sudah cukup mengerti, ikut sertakan anak untuk menentukan menu makanan yang hendak dimakan. Jika anak merasa menjadi bagian dari aktivitas, maka biasanya mereka menjadi lebih tertarik. Gunakan lembar berisi informasi tentang makanan beserta gambar, misalnya daging, telur, ayam, ikan dan sayur-sayuran. Bantu anak merencanakannya dengan gambar piring yang akan diisi dengan makanan apa yang hendak dimakan hari ini. Namun perlu diingat tidak terlalu banyak macamnya, dan bersikap tegas untuk tidak mengganti saat anak tidak mau memakannya, cukup disingkirkan dan tidak dengan marah-marah.
Berilah contoh makan yang baik bagi anak. Orangtua yang tidak bersemangat untuk makan atau rewel makan akan menjadi contoh yang buruk bagi anak, sebab anak biasa meniru tokoh yang berarti baginya. Demikian pula pada orangtua yang menolak untuk suatu jenis makanan tertentu, misalnya sayuran.
Hindari pemberian permen yang keras, kacang-kacangan dan makanan lain yang akan mengurangi selera makan.
Jangan memaksa anak untuk makan dengan cara yang sempurna seperti orang dewasa, misalnya makan dengan rapih tanpa berserakan.


KEPUSTAKAAN
Garber, S.W, garber, M.D & Spizman, R.F : GOOD BEHAVIOR MADE EASY 1992, Great Pond Publishing Ltd. USA
Miller, K; AGES AND STAGES 2001, Telsher Publishing Co, Inc, Florida
Nurdadi,S: SULIT MAKAN PADA ANAK BALITA DAN PENANGANANNYA
1996, YKAI, hari Anak Nasional. Semarang.
Nurdadi, S: MASALAH MAKAN PADA ANAK BALITA DAN PENANGANANNYA 2000. Temu Muka & Konsultasi di Klinik Anakku Kelapa Gading.
Santrock. J.W : LIFE SPAN DEVELOPMENT, 7TH Ed. 1999. McGraw-Hill, Boston.
Santrock. J.W : CHILDREN, 2nd Ed. 1990. Wm. C. Brown Publisher. Texas.


"
BACA SELENGKAPNYA - Sulit Makan Pada Anak Ditinjau Secara Psikologis

Pengaruh Program KB Terhadap Pengendalian Penduduk


PENGARUH PROGRAM KB TERHADAP PENGENDALIAN PENDUDUK


1. Pengertian Penduduk
Penduduk adalah :
Ƙ Semua orang yang mendiami suatu daerah dalam suatu waktu atau jangka waktu tertentu. ( Sarwono, “ Ilmu Kebidanan “ Hal 900 ).
2. Latar Belakang Program KB
" Sejarah KB
Program yang berjalan sekarang ini di prakarsai oleh beberapa orang tokoh di dalam dan luar negeri yang menarh perhatian terhadap masalah kesehatan ibu Pada awal abad 19, di inggris usaha untuk Keluarga Berencana di pelopori oleh Maria Stopes ( 1880 – 1950 ), sedangkan di Amerika diupayakan oleh Margareth Sanger ( 1883 – 1966 ) dengan programnya birth control dan merupakan pelopor keluarga berencana modern. Sejak saat itu dimulailah pendirian berbagai macam organisasi dan perkumpulan Keluarga Berencana. Organisasi dan perkumpulan ini sering mengadakan konferensi untuk membicarakan berbagai masalah dan upaya tentang keluarga berencana di dunia.
Di Indonesia sendiri pencanangan tentang program KB juga sudah dimulai, ini dibuktikan dngan berdirinya Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), walaupun sebelumnya telah ada usaha – usaha untuk mengatasi kehamilan karena tingginya Angka Kematian Bayi ( AKB ) yang diupayakan oleh Berbagai pihak terutama para dokter dari Rumah Sakit di daerah Jawa. Pada 23 Desember 1957 PKBI resmi didirikan dengan Dr.R.Soeharto sebagai ketua. PKBI memperjuangkan terciptanya keluarga sejahtera dengan 3 macam usaha :
1. Mengatur dan menjarangkan kehamilan.
2. Mengobati kemandulan.
3. Memberi nasehat kehamilan.
Pemerintah kemudian mendirikan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melalui Kepres RI no.8 tahun 1970.
1
Program KB mulai dilaksanakan secara nasional pada tahun 1970, yang bertujuan :
1. Untuk mengendalikan jumlah penduduk, karena pada saat itu Indonesia mengalami ledakan penduduk ( baby boom ) dengan pertumbuhan hampi 5 % per tahun.
2. Meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak.
Semua ini bermuara pada tujuan yang lebih besar yakni mewujudkan keluarga Indonesia yang berstruktur kecil dan sejahtera.
Setelah sukses mengendalikan laju dan pertumbuhan penduduk menjadi 1,49 % per tahun pada 2003 lalu dari 2,34 % tahun 1970 – 1980 serta telah mampu menurunkan rata – rata angka kelahiran atau total fertility rate dari 5,6 anak per Wanita Usia Subur (WUS) pada tahun 70-an menjadi 2,6 anak per WUS tahun 2002-2003 (Sumber:SDKI.
" PENGERTIAN KB
1. Keluarga Berencana adalah :
Ƙ Perencanaan kehamilan , sehingga kehamilan itu terjadi pada waktu seperti yang diinginkan, jarak antara kelahiran diperpanjang, untuk membina kesehatan yang sebaik – baiknya bagi seluruh anggota keluarga, apabila jumlah anggota keluarga telah mencapai jumlah yang dikehendaki (WHO technical series).
2. Keluarga Berencana adalah :
Ƙ Suatu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjararangan kehamilan.
( Buku Perawatan III Unit F hal 132 )
3. Keluarga Berencana :
Ƙ Merupakan suatu usaha untuk membantu mengatur jumlah anak dalam keluarga agar terwujud keluarga sejahtera. ( http/mediaonline.co.id )
2
4. Keluarga Berencana merupakan :
Ƙ Upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. ( http/www.bkkbn.go.id).
" TUJUAN PROGRAM KB
a. Tujuan Umum :
Ƙ Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan keluarga kecil yang bahagia, sejahtera yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengenalikan kelahiran, sekaligus dalan rangka menjamin terkenalinya pertumbuhan penduduk di Indonesia.
b. Tujuan Khusus :
Ƙ Menurunkan angka kelahiran kasar setiap tahunnya, maka untuk mencapai tujuan tersebut Program KB diarahkan pada dua sasaran :
1) Sasaran lansung dengan pemakaian kontrasepsi pada pasanagan usia subur (PUS/ELCO:Eligablo couple) secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif dan dampaknya lansung penurunan fertilitas.
2) Sasaran tidak lansung yang mendukung program KB, diantaranya Organisasi – organisasi, LSM, PKK, Organisasi profesi, dan bernagai pihak yang mendukung pelembagaan NKKBS.
" SASARAN PROGRAM KB
1. Sasaran Umum
· PUS usia muda yang belum ber-KB.
· PUS istirahat yang sudah ber-KB.
· Pelaksana dan pengelola KB.
· Pemuda terutama remaja yang mencakup penanaman dan penghayatan NKKBS.
· Kelompok masyrakat yang masih sukar diajak ber-KB dan keluarga masyarakat di daerah terpencil. 3
· Kaum pria sebagai usaha dalam pelaksana pogram dan melembagakan NKKBS.
· Program kesejahteraan ibu dan anak yang mengarah pada kesejahteraan bayi dan ibunya.
2. Sasaran Pelayanan Keluarga Berencana
· PUS yang ingin mencegah kehamilan karena alasan pribadi.
· PUS yang ingin menjarangkan kehamilan demi kesehatan ibu dan anak.
· PUS yang ingin membatasi jumlah anak.
· Keluarga yang memiliki lebih dari 5 anak.
" MANFAAT KB
Ƙ Menurunkan angka kematian maternal dengan adanya perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan.
Ƙ Mencegah terjadinya kanker uterus dan ovarium dengan mengkonsumsi pil kontrasepsi.
Ƙ Memberikan kontribusi bagi pembangunan berkelanjutan yang berwawasan kependudukan.Proggram keluarga berencana nasional adalah program untuk membantu keluarga termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik sehingga dapat mencapai keluarga berkualitas. Dengan terbentuk keluarga berkualitas maka generasi mendatang sebagai sumber daya manusia yang berkualitas akan dapat melanjutkan pembangunan. Program keluarga berencana dalam pembangunan berkelanjutan yang berwawasan kependudukan dapat memberikan kontribusi dalam empat hal, yaitu :
a. Mengendalikan jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk juga dengan peningkatan kualitas penduduk.
b. Peningkatan kualitas penduduk sebagai sumber daya yang handal dilakukan dengan mengarahkan pembangunan pada penurunan kematian ibu dan bayi dengan menurunkan kelahiran atau kehamilan melalui penggunaan kontrasepsi.
4
c. Berusaha dan menjunjung tinggi perwujudan hak – hak asasi manusia dalam hal kesehatan reproduksi pasangan usia subur untuk merencanakan kehidupan berkeluarga.
d. Mendukung upaya pemberdayaan perempuan dengan menyadari sepenuhnya akan hak dan kewajiban perempuan serta sebagai sumber daya manusia yang tangguh.
" PENGARUH KB TERHADAP PENGENDALIAN PENDUDUK
Program Keluarga Berencana merupakan usaha lansung yang bertujuan untuk mengurangi tingkat kelahiran melalui penggunaan alat kntrasepsi. Berhasil atau tidaknya Pelaksaan Program Keluarga Berencana akan menetukan pula berhasil atau tidaknya usaha untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Pertambahan penduduk yang cepat, tidak seimbang dengan peningkatan produksi akan mengakibatkan ketegangan – ketegangan sosial dengan segala akibat yang luas.
1. Pengaruh positif Program KB
Ƙ Dengan adanya program KB maka laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan untuk menghindari terjadinya peledakan penduduk yang luar biasa, karena diperkirakan jika angka persentase kesetaraan jumlah penduduk yang ber-KB dapat dinaikkan 1 % per tahun, maka diprediksikan jmlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 sekitar 237,8 juta jiwa, ini masih di bawah dari angka proyeksi penduduk tahun 2015 yang diperkirakan sekitar 248 juta jiwa.
Tingkat keberhasilan program KB ini dibuktikan dari data yang di dapat yakni angka kelahiran total dari 2,7 % (SDKI 2000) turun menjadi 2,5 % (SUsenas 2004), sedangkan laju pertumbuhan penduduk menunjukkan angka 2,86 % (SP 1990) menjadi 1.17 % ( 2000 ).
Dengan adanya kebijakan pemerintah unutk pengaturan laju pertumbuhan penduduk dan pengaturan jumlah kelahiran di Indonesia merupakan bagian dari kebijakan kependudukan nasional, yang dalam hal ini pelaksanaan program KB di daerah pada era otonomi perlu ditentukan sasaran kinerja program untuk mewujudkan keserasian kependudukan di berbagai bidang pembangunan. 5
Dengan terkendalinya jumlah penduduk, maka akan tercipta generasi yang berkualitas, sehingga dapat meneruskan pembangunan Indonesia yang berkualiatas.
2. Pengaruh negatif Program KB
Ƙ Selain mendatangkan pengaruh yang positif, program KB juga memiliki pengruh yang kurang menguntungkan, ini dilihat dari semakin meningkatnya partisipasi masyarakat dalam ber-KB, maka penggunaan metode KB berupa penggunaan AKDR, implant, suntik KB, pil KB juga semakin meningkat, maka biaya yang harus di keluarkan pemerintah untuk pengadaan alat – alat dan obat untuk kontrasepsi di Indonesia dapat dikatakan cukup tinggi.
Ƙ Menurut penelitian, dengan peggunaan metode untuk ber-KB maka dapat mempercepat penuaan pada akseptornya, sehingga dapat dikatakan jumlah usia lanjut akan semakin bertambah setiap tahunnya, sehingga biaya yang juga harus dikeluarkan pemerintah untuk kesejahteraan para Usila juga meningkat.
BACA SELENGKAPNYA - Pengaruh Program KB Terhadap Pengendalian Penduduk

KONSEP KEPERAWATAN GERONTIK II

TEORI BIO PSIKO SOSIAL
SPIRITUAL
PADA TEORI AGING
MIME-Version: 1.0
Content-Type: text/plain; charset=UTF-8
Content-Transfer-Encoding: quoted-printable

Geriatri
Dari kata yunani yang artinya =E2=80=9C umur tua =E2=80=9C adalah cabang da=
ri kedokteran yang mempelajari masalah atau penyakit pada lansia.
Gerontologi .
Dari kata Geron ( orang tua ) adalah imu yang mempelajari proses penuaan da=
n masalah pada orang tua dan mempelajari dari aspek =E2=80=93 aspek biologi=
, sosiologi,psikologi dan spritual.
Gerontological Nursing .
Kekhususan pada keperawatan yang memperhatikan pengkajian kesehatan dan sta=
tus fungsional pada lanjut usia, merencanakan, dan mengimplementasikan pera=
watan kesehatan dan pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan mengevaluasi keef=
ektifan perawatan yang siberikan.
Gerontik Nursing.
Lebih luas dari geriatrik atau gerontologik nursing karena memperhatikan un=
sur =E2=80=93 unsur carring dan kenyamanan.

Latar belakang mempelajari lansia :=20
Proses penuaan merupakan proses penting yang akan dilewati oleh semua indiv=
idu yang mengalami usia panjang
Jumlah populasi lansia meningkat karena peningkatan ilmu pengetahuan termas=
uk ilmu pengetahuan kesehatan sehingga meningkatkan angka harapan hidup man=
usia.
Peningkatan sarana kesehatan dirumah sakit maupun diluar rumah sakit menyeb=
abkan masyarakat mudah memperoleh pelayanan kesehatan sehingga akan meningk=
atkan jumlah populasi lansia.
Dikatakan lansia apabila usia lebih dari 54 tahun.

Lansia menurut UU no 23 tahun 1992.
Manusia usia lanjut adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubaha=
n biologik, fisik, kejiwaan dan sosial. Perubahan ini akan memberikan penga=
ruh pada aspek kehidupan termasuk kesehatannya. Oleh karena itu kesehatan m=
anusia usia lanjut perlu mendapat perhatian khusus dengan tetap dipelihara =
dan ditingkatkan agar selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai d=
engan kemampuannya, sehingga dapat berperan aktif di dalam pembangunan.
Dampak peningkatan populasi lansia pada keperawatan.=20
AGEISM : anggapan bahwa umur sudah tua.
Prektek keperawatan.
Pendidikan keperawatan.
Penelitian keperawatan.
Setting pelayanan kesehatan.
Seting pelayanan akut.
Fasilitas keperawatan.
Home care.
Perawatan berkelanjutan.

Keperawatan gerontik .
Pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu keperawatan gerontik dengan=
kiat tentang keperawatan lansia dalam bentuk pelayanan bio, psiko, sosio, =
spiritual yang komprehensif ditujukan pada orang dewasa menjelang lanjut us=
ia ( 45 =E2=80=93 54 tahun ), lanjut usia ( 55 =E2=80=93 64 tahun ) dan la=
nsia resiko tinggi ( > 64 tahun ) baik sehat maupun sakit dalam konteks kel=
uarga.

TEORI MENUA / AGING
Teori Stochastik.
Error Teori.
Teori berdasar ide bahwa kekacauan atau keresahan terjadi didalam transkrip=
si pada sintesa DNA, keresahan ini menyebabkan sistem tidak dapat berfungsi=
secara optimal sehingga kematian dan penuaan terjadi.
b. Free radikal / bebas.
Radicak free diproduksi oleh metabolisme. Ketika hasil metabolisme=
/ produksi terakumulasi maka akan merusak membran sel sehingga akan mengur=
angi efisiensi tubuh menghasilkan antioksidan yang akan mencari radikal beb=
as.

c. Cros Linkage Teory / ikatan silang.
Penambahan umur menyebabkan ikatan silang, sehingga protein tuidak=
dapat melakukan aktifitas metabolisme secara normal dan sampel terakumulas=
i dalam sel, hasil jaringan tidak dapat berfungsi secara optimal.
Wear and Tear Teory.
Adanya persamaan antara manusia dengan mesin, hipotesa dari penuaan adalah =
berkaitan dengan menggunakan karang setiap jaringan yang sudah dipakai tida=
k setiap waktu dapat diperbaiki kembali.


Teori Non =E2=80=93 Stochastic
a. Programed Teory.
Hayfick dan Moore Head mendemontrasikan bahwa sel normal dibagi dal=
am jumlah terbatas, sehingga harapan hidupnya diprogram dahulu.
Immunity Teory.
Proses sistem immun paling spesifik pada limposit. Perubahan ini menyebabka=
n individu lebih mudah terserang penyakit.
Peningkatan auto antibody karena gangguan pengaturan sistem immun merupa=
kan predisposisi dari penyakit.
Menurunnya proliferasi limposit T.
Berkurangnya respon terhadap benda asing dan generalisasi dari fungsi li=
mposit T
Emergency Teory.
Pase Maker Teory / Neuro Endokrin kontak.
Kontrol sistem neuroendokrin penting untuk pertumbuhan dan perkembangan hip=
otalamus dan DHEA ( DEHIDROEPIANDROSTERON) dan melatonin berpesan pada pro=
ses penuaan.
b. Metabolik Teory of AGING / Calori Restriction. =20
Setiap organisme mempunyai waktu hidup melebihi orang dengan metab=
olisme lebih tinggi mempunyai rentang hidup lebih cepat.
c. DNA Related Research.
Pemetaan genom dan diidentifikasikan adanya proses penuaan.
Penemuan telomese dan ditentukan diujung kromosom, tempat fungsi biologi te=
rkunci.
Teori Sosiologi .
Disengegement Teory.
Sebagai individu yang tua akan menghindar dari masyarakat dan masyarakat=
mendukung juga proses proses penghindaran tersebut.
Activity / Developmental Task Teory.
Individu membutuhkan aktifitas tetap untuk mencapai keberhasilan. Aktifitas=
diperlukan untuk mempertahankan kepuasaan hidup dan konsep diri yang posit=
if
c.=09Continuity Teory.
Individu akan berespon dengan penuaan sama dengan ketika berespon pada keja=
dian hidup sebelumnya, persamaannya adalah kebiasaan selama perkembangan me=
njadi dewasa akan dipertahanlan ketika lansia

d.=09Age Stratification Teory.
Masyarakat terdiri dari kelompok pengikut pada umur yang sama, orang dan pe=
ran dalam perubahan anggota dan pengaruh yang lain sesuai dengan besarnya m=
asyarakat sehingga adanya ketergantungan antara lanjut usia dengan lingkung=
an
Person Environment Teory.
Individu yang mempunyai kompetensi akan membantu didalam tawar menawar deng=
an lingkungan. Kemampuan ini berubah sesuai dengan umur, tentunya berdampak=
pada kemampuan orang tua dalam berhubungan dengan lingkungan

Teori psikologi.
a. Hirarki maslow.
Motivasi manusia dilihat dari hirarki kebutuhan pada titik kritis pertumbu=
han dan perkembangan pada semua manusia. Individu dilihat pada partisipasi =
aktif dalam hidup sampai aktualisasi diri. =20
b.=09Jung=E2=80=99s Teory of Individualism
perkembangan dilihat sampai dewasa dengan relisasi tujuan perkembangan kepr=
ibadian.Pada beberapa individu akan mentranformasikan kepada hal-hal spirit=
ual.

c.=09Selective Optimalization with Compensation.
Kemampuan fisik dikurangi oleh umur. Individu dengan yang berhasil pada usi=
anya akan mengkompensasi kekurangan dengan seleksi, optimasi dan kompensasi=
.
d.=09Erikson=E2=80=99s Eight Stage of Life.
Setiap orang mengalami tahap perkembangan selama hidupnya. Pada beberapa ta=
hap akan ada krisis tujuan yang mengintegrasikan kematangan fisik dengan ke=
inginan psikologisnya. Pada beberapa tahap orang berhasil mengatasi krisis =
tersebut. Keberhasilan tersebut akan membantu perkembangan pada tahap selan=
jutnya.Individu ingin selalu memperoleh peluang untuk bekerja kembali sesu=
ai perasaannya untuk mencapai kesuksessannya.
e.=09Peck=E2=80=99s Ekspansion of Erikson=E2=80=99s Teory.
Tahap kritis tugas perkembangan pada usia lanjut adalah ego differensiation=
V.Work role preoccupation body transverence VS body preoccupation, Ego tra=
nsedence VS ego preoccupation.

Perkembangan Moral dan Spriritual.
Spiritual adalah sintesa dari pengalaman kontemplatetif,
Kesakitan, krisis hidup atau kejadian didunia adalah terbatas, menyebabkan =
manusia mendekatkan pada spiriyual.
Perawat membantu klien menemukan arti dalam krisis hidup.

BACA SELENGKAPNYA - KONSEP KEPERAWATAN GERONTIK II

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

A. PENDAHULUAN
Dalam lokakarya Nasional Keperawatan di Jakarta (1983) telah disepakati bahwa keperawatan adalah " suatu bentuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual yang didasarkan pada pencapaian kebutuhan dasar manusia". Dalam hal ini asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien bersifat komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat, baik dalam kondisi sehat dan sakit yang mencakup seluruh kehidupan manusia. Sedangkan asuhan yang diberikan berupa bantuian-bantuan kepada pasien karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemampuan dan atau kemauan dalam melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri.
Pada makalah ini akan dibahas secara singkat asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia di tatanan kliniK (clinical area), dimanan pendekatan yang digunakan adalah proses keperawatan (Yura and Walsh,1983) yang meliputi pengkajian (assessment), merumuskan diagnosa keperawatan (Nursing diagnosis), merencanakan tindakan keperawatan (intervention), melaksanakan tindakan keperawatan (Implementation) dan melakukan evaluasi (Evaluation)

LANDASAN HUKUM PENANGANAN LANJUT USIA
Filsafat Negara/P4
UUD 1945, pasal 27 ayat 2 dan pasal 34
UU No.9 tahun 1960, tentang pokok-pokok Kesehatan Bab I Pasal 1 ayat 1
UU No 4 tahun 1965, tentang pemberian Bantuan penghidupan orang tua
No.5 tahun 1`974, tentang pokok-pokok pemerintah di daerah
UU No.6 tahun 1974, tentang ketentuan-ketentuan pokok Kesejahteraan Sosial.
Keputusan Presiden RI No.44 tahun 1974
Program PBB tentang lansia, anjuran kongres International WINA tahun 1983
GBHN 1983/Pelita IV
Keputusan Menteri Sosial RI No 44 tahun 1974, tentang organisasi dan tata kerja Departemen Sosial Propinsi
UU No 10 tahun 1992, tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera.
UU No.11 tahun 1992 tentang dana pension
UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan
Ketetapan MPR
Keputusan Menteri Sosial RI No. 27 tahun 1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Sosial Propinsi
Delapan jalur pemerataan dan pelayanan kesehatan
Hari Lanjut Usia Nasional yang di canangkan oleh Bapak Presiden tanggal 29 Mei 1996 di Semarang
Undang Undang Kesejahteraan No. 13 tahun 1998, tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
Tahun Lanjut Usia Internasional tahun 1999
Sasaran WHO tahun 2000


BEBERAPA ALASAN TIMBULNYA PERHATIAN KEPEDA LANJUT USIA
Meliputi:
Pensiunan dan masalah-masalahnya
Kematian mendadak karena penyakit jantung dan stroke
Meningkatnya jumlah lanjut usia
Pencemaran pelayanan kesehatan
Kewajiban Pemerintahterhadap orang cacat dan jompo
perkembangan ilmu:
Program PBB
Konfrensi Internasional di WINA tahun 1983
Kurangnya jumlah tempat tidur di rumah sakit
Mahalnya obat-obatan
Tahun Lanjut Uaia Internasional 1 Oktober 1999

KEGIATAN ASUHAN KEPERAWATAN DASAR BAGI LANSIA
Kegiatan ini menurut Depkes (1993 1b), dimaksudkan untuk memberikan bantuan, bimbingan pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia secara individu maupun kelompok, seperti di rumah / lingkungan keluarga, Panti Wreda maupun Puskesmas, yang diberikanoleh perawat. Untuk asuhan keperawatan yang masih dapat dilakukan oleh anggota keluarga atau petugas social yang bukan tenaga keperawatan, diperlukan latihan sebelumnya atau bimbingan langsung pada waktu tenaga keperawatan melakukan asuhan keperawatan di rumah atau panti (Depkes, 1993 1b).
Adapun asuhan keperawatan dasar yang diberikan, disesuaikan pada kelompok lanjut usia, apakah lanjut usia aktif atau pasif, antara lain:
Untuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan keperawatan dapat berupa dukungan tentang personal hygiene: kebersihan gigi dan mulut atau pembersihan gigi palsu: kebersihan diri termasuk kepala, rambut, badan, kuku, mata serta telinga: kebersihan lingkungan seperti tempat tidur dan ruangan : makanan yang sesuai, misalnya porsi kecil bergizi, bervariai dan mudah dicerna, dan kesegaran jasmani.
Untuk lanjut usia yang mengalami pasif, yang tergantung pada orang lain. Hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia pasif pada dasarnya sama seperti pada lanjut usia aktif, dengan bantuan penuh oleh anggota keluarga atau petugas. Khususnya bagi yang lumpuh, perlu dicegah agar tidak terjadi dekubitus (lecet)

Dekubitus merupakan keadaan yang dapat di cegah , namun bila telah terlanjur terjadi akan memerlukan perawatan khusus. Adapun pengertian dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan di bawah kulit bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat.

Lanjut usia mempunyai potensi besar untuk menjadi dekubitus karena perubahan kulit berkaitan dengan bertambahnya usia, antara lain:
berkurangnya jaringan lemak subkutan
berkurangnya jaringan kolagen dan elastisitas
Menurunnya efisiensi kolateral capital pada kulit sehingga kulit menjadi lebih tipis dan rapuh
Adanya kecenderungan lansia imobilisasi sehingga potensi terjadinya dekubitus.

Disamping itu, factor intrinsic (tubuh sendiri) juga berperan untuk terjadinya dekubitus, yakni:
Status gizi (bias underweight atau overweight)
Anemia
Adanya hipoalbuminemia
Adanya penyakit-penyakit neurologik
Adanya penyakit-penyakit pembuluh darah
Adanya dehidrasi

Factor ekstrinsik, yakni:
Kurang bersihnya tempat tidur
Alat-alat yang kusut dan kotor
Kurangnya perawatan/perhatian yang baik dari perawat


Dekubitus dapat dibagi dalam 4 derajat, yakni:
Derajat I: Reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis. Daerah yang tertekan nampak kemerah-merahan/eritema atau lecet saja
Derajat II: Reaksi lebih dalam sampai mencapai dermis bahkan sampai ke subkutan. Di sini tampak ulkus dangkal dengan tepi yang jelas dan ada perubahan pigmen kulit
Derajat III: Untuk menjadi lebih dalam meliputi jaringan lemak subkutan dan cekung , berbatasan dengan fascia dari otot-otot: sudah dimulai didapat infeksi dengan jaringan nekrotik yang berbau.
Derajat IV: Ulkus meluas sampai menembus otot sehingga di dasar ulkus terlihat tulang yang bias terinfeksi dan berakibat osteomelitus.

Bila sudah terjadi dekubitus , segera tentukan stadium atau derajatnya, dan beikan tindakan medik dan keperawatannyasesuai apa yang dihadapi (Vander Cammen), 1991: My Kyta).

Dekubitus derajat I
Kulit yang kemerahan dibersuhkan hati-hati dengan air hangat dan sabun, diberi lotion, kemudian di masase 2-3 kali/hari, dan dilakukan posisi tidur secara selang seling (miring kanan, terlentang dan miring kiri).

Dekubitus derajat II
Disini sudah terjadi ulkus yang dangkal: perawatan luka harus memperlihatkan syarat-syarat aseptic dan antiseptic. Daerah bersangkutan di gosok-gosok dengan sedan dihembus dengan udara hangat bergantian untuk merangsang sirkulasi. Dapat diberikan salep topical, mungkin juga untuk merangsang granulasi. Pergantian balut dan salep ini jangan terlalu sering karena dapat merusak pertumbuhan jaringan yang diharapkan.

Dekubitus derajat II
Ulkus yang sudah dalam, menggaung , atau cekung pada bungkus otot dan sering sudah ada infeksi: usahakan luka selalu bersih dan eksudat diusahakan dapat mengalir keluar. Balut jangan terlalu tebal dan sebaliknya transparan sehingga permeable untuk masuknya udara / oksigen dan penguapan. Kelembaban luka dijaga tetap basah kalau perlu dikompres karena akan mempermudah regenerasi sel-sel kulit. Jika luka kotor dapat di kunci dengan larutan NaCl fisiologis, dan kalau perlu diberikan antibiotic sistemik.

Dekubitus derajat IV
Ulkus meluas sampai pada dasar tulang dan sering pula disertai jarinagan nekretik maka semua langkah-langkah diatas tetap dikerjakan dan jaringan nekrotik yang ada harus dibersihkan dan jika perlu dibuang, sebab akan menghalangi pertumbuhan jaringan/epitelisasi. Setelah jaringan necrotic dibuang dan luka bersih, penyembuhan luka secara alami dapat diharapkan. Beberapa usaha mempercepat antara lain dengan memberikan oksigenasi pada luka, tindakan dengan ultrason untuk membuka sumbatan-sumbatan pembuluh darah, dan sampai pada transplantasi kulit setempay. Mortalitas dekubitus derajat IV ini dapat 40 %. Oleh karena itu, walaupun ulkus telah sembuh harus diperhatikan kemungkinan timbul kambuh di daerah tersebut.

Perawatan rehabilitasi dasar juga dapat diberikan, misalnya: latihan menggerakkan sendi, perawatan pernafasar, dan otot-otot (Depkes, 1993Ib)

PENDEKATAN PERAWATAN LANJUT USIA
Pendekatan fisik
Perawatan yang memperhatikan kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadian-kejadian yang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bias di capai dan dikembangkan, dan penyakit yang yang dapat di cegah atau di tekan progresifitasnya.
Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia dapat dibagi atas dua bagian yaitu:
Klien lanjut usia yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhannya sehari-hari masih mampu melakukan sendiri.
Klien lanjut usia yang pasif atau yang tidak dapat bangun, yang keadaan fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit. Perawat harus mengetahui dasar perawatan klien usia lanjut ini terutama tentang hal-hal yang berhubungan dengan keberhasilan perorangan untuk mempertahankan kesehatannya. Kebersihan perorangan sangat penting dalam usaha mencegah timbulnya peradangan , mengingat sumber infeksi dapat timbul bila keberhasilan kurang mendapat prhatian.
Disamping itu kemunduran kondisi fisik akibat proses ketuaan, dapat mempengaruhi ketahanan tubuh terhadap gangguan atau serangan infeksi dari luar.
Untuuk klien lanjut usia yang masih aktifdapat diberikan bimbingan mengenai kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan rambut dan kuku , kebersihan tempat tidur serta posisi tidurnya, hal makanan, cara memakan obat, dan cara pindahdari tempat tidur ke kursi atau sebaliknya. Hal ini penting meskipun tidak selalu keluhan-keluhan yang dikemukakan atau gejala yang ditemukan memerlukan perawatan, tidak jarang pada klien lanju usia dihadapka pada dokter dalam keadaan gawat yang memerlukan tindakan darurat dan intensif, misalnya gangguan serebrovaskuler mendadak, trauma, intoksikasi dan kejang-kejanh, untuk itu perlu pengamatan secermat mungkin .

Adapun komponen pendekatan fisik yang lebuh mendasar adalah memperhatikan ayau membantu para klien lanjut usia untuk bernafas dengan lancer, makanminum, melakukan eliminasi, tidur, menjaga sikap tubuh waktu berjalan , tidur, menjaga sikap, tubuh waktu berjalan, duduk, merubah posisi tiduran , beristirahat, kebersihan tubuh, memakai dan menukar pakaian, mempertahankan suhu badab, melindungi kulit dan keclakaan

Toleransi terhadap kakurangan O2 sangat menurun pada klien lanjut usia, untuk itu kekurangan O2 yang mendadak harus disegah dengan posisi bersandar pada beberapa bantal, jangan melakukan gerak badanyang berlebihan.

Seorang perawat harus mampu memotifasi para klien lanjut usi agar mau dan menerima makanan yang disajikan.Kurangnya kemampuan mengunyah sering dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan. Untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menghidangkan makanan agak lunak atau memakai gigi palsu. Waktu makan yang teratur, menu bervariasi dan bergizi, makanan yang serasi dan suasana yang menyenangkan dapat menambah selera makan, bila ada penyakit tertentu perawat harus mengatur makanan mereka sesuai dengan diet yang dianjurkan.

Kebersihan perorangan sangat penting dalam usaha mencegah timbulnya peradangan, mengingat sumber infeksi bisa saja timbul bila kebersihan kurang mendapat perhatian. Oleh karena itu , kebersihan badan , tempat tidur, kebersihan rambut, kuku dan mulut atau gigi perlu mendapatperhatian perawatan karena semua itu akan mempengaruhi kesehatan klien lanjut usia.

Perawat perlu mengadakan pemeriksaan kesehatan , hal ini harus dilakukan kepada klien lanjut usia yang diduga menderita penyakit tertentu atau secara berkala bila memperlihatkan kelainan, misalnya: batuk, pilek, .

Perawat perlu memberikan penjelasan dan penyuluhan kesehatan, jika ada keluhan insomnia , harus dicari penyebabnya, kemudian mengkomunikasikan dengan mereka tentang cara pemecahannya.

Perawat harus mendekatkan diri dengan klien lanjut usia membimbing dengan sabar dan ramah, sambil bertanya apa keluhan yang dirasakan, bagaimana tentang tidur, makan, apakah obat sudah dimminum, apakah mereka bisa melasanakan ibadah dsb. Sentuhan (misalnya gangguan tangan) terkadang sangat berarti buat mereka.
Pendekatan psikis
Disini perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter , interpreter terhadap segal sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab. Perawat hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberikan kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar para lanjut usia merasa puas. Perawat harus selalu memegang prinsip " Tripple", yaitu sabar, simpatik dan service.

Pada dsarnya klien lanjut usia membutuhkan rsa aman dan cinta kasih saying dari lingkungan, termasuk perawat yang memberikan perawata.. Untuk itu perawat harus selalu menciptakan suasana yang aman , tidak gaduh, membiarkan mereka melakukan kegiatan dalam batas kemampuan dan hobi yang dimilikinya.

Perawat harus membangkitkan semangat dan kreasi klien lanjut usia dalam memecahkan dan mengurangi rasa putus asa , rendah diri, rasa keterbatasan sebagai akibat dari ketidakmampuan fisik, dan kelainan yang dideritanya.

Hal itu perlu dilakukan karena perubahan psikologi terjadi karena bersama dengan semakin lanjutnya usia. Perubahan-perubahan ini meliputi gejala-gejala, seperti menurunyya daya ingat untuk peristiwa yang baru terjadi, berkurangnya kegairahan atau keinginan, peninngkatan kewaspadaan , perubahan pola tidur dengan suatu kecenderungan untuk tiduran diwaktu siang, dan pergeseran libido.

Perawat harus sabar mendengarkan cerita dari masa lampau yang membosankan, jangan mentertawakan atau memarahi klien lanjuusia bila lupa melakukan kesalahan . Harus diingat kemunduran ingatan jangan dimanfaatkan untuk tujuan tertentu.

Bila perawat ingin merubah tingkah laku dan pandangan mereka terhadap kesehatan , perawat bila melakukannya secara perlahan –lahan dan bertahap, perawat harus dapat mendukung mental mereka kea rah pemuasan pribadi sehinga seluruh pengalaman yang dilaluinya tidak menambah beban, bila perlu diusahakan agar di masa lanjut usia ini mereka puas dan bahagia.

Pendekatan social
Mengadakan diskusi , tukar pikiran,dan bercerita merupakan salah satu upaya perawat dalam pendekatan social. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama dengan sesame klien usia berarti menciptakan sosialisasi kereka. Jadi pendekatan social ini merupakan suatu pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalah makhluk social yang membutuhkan orang lain

Penyakit memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para lanjut usia untuk mengadakan konunikasi dan melakukan rekreasi, misa jalan pagi, nonton film, atau hiburan lain.

Tidak sedikit klien tidak tidur terasa , stress memikirkan penyakitnya, biaya hidup, keluarga yang dirumah sehingga menimbilkan kekecewaan , ketakutan atau ke khawatiran, dan rasa kecemasan .
Tidak jarang terjadi pertengkarav dan pperlahian diantara lanju usia , hal ini dapat diatasi dengan berbagai cara yaitu mengadakan hak dan kewajiban bersama. Dengan demikian perawat tetap mempunyai hubungan komunikasi baik sesama mereka maupun ter hadap pepetugas yang secara langsunga berkaitan dengan pelayanan kesejahteraan social bagi lanjut usia di Panti Wreda.


Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan ketenagan dan kepuaran batinn dalam hubungannya dengan Tuhan atau agama yang dianutnua dalam kedaan sakit atau mendeteksikematian.

Sehubungan dengan pedekatan spiritual bagi klien lanjut usia yang menghadapi kematian , DR. Tony styobuhi mengemukakn bahwa maut sering kali menggugah rasa takut. Rasa semacam ini didasari oleh berbagai macam factor, seperti ketidak pastian akan pengalaman selanjutnya, adanya rasa sakit dan kegelisahan kumpul lagi bengan keluatga dan lingkungan sekitarnya.

Dalam menghadapi kematian setiap klien lanjut usia akan memberikan reaksi yang berbeda, tergantung dari kepribadian dan cara dalam mengahadapi hidup ini.
Adapun kegelisahan yang timbul diakigatkan oleh persoalan keluargaperawat harus dapat meyakinkan lanjut usia bahwa kalaupun kelurga tadi di tinggalkan , masih ada orang lain yang mengurus mereka. Sedangkan rasa bersalah selalu menghantui pikiran lanjut usia.

Umumnya pada waktu kematian akan dating agama atau kepercayaan sesorang merupakan factor yang penting sekali. Pada waktu inilah kelahiran seorang iman sangat perlu untuk melapngkan dada klien lanjut usia.

Dengan demikian pendekatan perawat pada klien lanjut usia bukan hanya terhadap fisik saja, melainkan perawat lebih dituntut menemukan pribadi klien lanjut usia melalui agama mereka.

TUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA
Agar lanjut usia dapat melaukan kegiatan sehari –hari secara mandiri dengan:
Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya telah lanjut dengan jalan perawatan dan pencegahan.
Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangat hidup klien lanjut usia (life support)
menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit atau gangguan tmaupun akut)
Merangsang para petugas kesehatan untuk dapat mengenal dan menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila mereka menjumpai kelainan tertentu
Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang menderita suatu penyakit , masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu suatu pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal)

FOKUS KEPERAWATAN LANJUT USIA
Peningkatan kesehatan (helth promotion)
Pencegahan penyakit (preventif)
Mengoptimalkan fungsi mental
Mengatasi gangguan kesehatan yang umum.

PENGKAJIAN
Tujuan:
Menentukan kemampuan klien untuk memlihara diri sendiri
Melengkapi dasar-dasar rencana perawatan individu
Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien
Memberi waktu kepada klien untuk menjawab.

Meliputi aspek:
Fisik
Wawancara:
Pandangan lanjut usia tentang kesehatannya
Kegiatan yang mampu dilakukan lanjut usia
Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri
Kekuatan fisik lanjut usia: otot,sendi, penglihatan, dan pendengaran
Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, BZAB/BAK
Kebiasaan gerak badan / olah raga/senam lanjut usia
Perubahan fungsi tubuh yang sanga bermaknang dirasakan
Kebiasaan lanju usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam minum obat.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi , perkusi, dan auskultasi untuk mengetahui perubahan fungsi tubuh
Pendekatan yang digunakan untuk pemeriksaan fisik, yaitu:
Head to tea
Sistem tubuh

Psikologis
Apakah mengenal masalah-masalah utamanya
Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan
Apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak
Apakah optimis dalm memandang suatu kehidupan
Bagaimana mengatasi stress yang dialami
Apakah mudah dalam menyesuaikan diri
Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan
Apakah harapan pada ssaat ini akan dating
Perlu dikaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat, prosespikir, alam perasaan, orientasi, dan kemampuan dalam penyelesaian masalah.

Sosial ekonomi
Dari man sumber keuangan lanjut usia
Apa saja kesibukan lanju usia dalam menisci waktu luang
Dengan siapa dia tinggal
Kegiatan organisasi apa yang diikutu lanjut usia
Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya
Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain diluar rumah
Siap saj yang mengunjungi
Seberapa besar ketergantungannya
Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginannya dengan fasilitas yang ada.

Spiritual
Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya
Apakah secara teratur mengikuti atu terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan, misalnya pengajian dan penyantunan anak yatim atau fakir miskin
Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalh apakah dengan berdoa
Apakah lanjut usia terlihat sabar dan tawakal

Pengkajian dasar
Temperatur
Mungkin serendah 95 F (hipotermi) kurang lebih 35 C
Lebih teliti dperiksa di sublingual
Pulse (denyt nadi)
kecepatan, irama, dan volume
Aplika, radial, pedal

Respirasi
Kecepatan, irama, dan kedalaman
Tidak terturnya pernafasan
Tekanan darah
Saat baring, duduk, berdiri
Hipotensi akibat posisi tubuh
BB hilang pada tahun-tahun terahir
Tingkat orientasi
Memory (ingatan)
Pola tidur
Penyesuaian psikososial


Sistem persyarafan
Kesimetrisan raut wajah
Tingkat kesadaran adanya perubahan dari otak
Mata: kejelasan melihat, adanya katarak
Pupil: kesamaan, dilatasi
Ketajaman penglihatan penurunan karena menua
Gangguan sensori (sensory deprivarion)
Ketajaman mendengaran
Adanya sakit dan nyeri

Sistem kardiovaskuler
status gizi
pemasukan diet
anoreksia, tidak direka , mual, dan mulut
mengunyah dan menelan
keadaah gigi, rahang, mual muntah
auskultasi bising usus
palpasi apakah perut kembung dan perlebatran kolon
apakah ada kondstipakl

Siatem gastrointertinal
warna dan bau urine
Distensi kandeng kemih, inkontinensia
Frekuensi, tekanan, atau desakan
Pemasukancairan dan pengeluarkan cairan
Disuria
Seksualitas.

Sistem kulit
Kulit
temperature, tingkat kelembaban
Keutuhan luka, luka terbakar, robekan
Turgor
Perubahan pigmen
Adanya jaringan parut
Keadaan kuku
Keadaan rambut
Adanga ganttuan umu

Sistem musculoskeletal
Kontraktur
atrofi otot
mengecilkan tendo
ketidakadekuatannya gerakan sendi
tingkat mobilisasi
ambulasi dengan atau tanpa bantuan/peralatan
keterbatasan gerak
kekuatan otot
kemampuan melangkah atau berjalan
gerakan sendi
paralysis
kifosis

Psikososial
Menunjukkan tanda-tanda meningkatnya ketergantungan
Fokus pada diri bertambah
Memperlihatkan semakin sempitnya perhatian
Membutuhkan bukti nyata akan rasa kasih saying yang berlebihan.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Fisik/Biologis
Gangguan nutrisi :kurang/lebih dari kebutuhan tubuh b/d pemasukan yang tidak adequate
Gangguan persepsi sensorik : Pendengaran, penglihatan b/d hambatan penerimaan dan pengiriman rangsangan
Kurangnya perawatan diri b/d penurunan minat dalam merawat diri
Potensial cedera fisik b/d penurunan fungsi tubuh
Gangguan pola tidur b/d kecemasan atau nyeri
Perubahan pola eliminasi b/d kecemasan atau nyeri
Perubahan pola eliminasi b/d penyempitan jalan nafas atau adanya secret pada jalan nafas
Gangguan mobilitas fisik b/d kekuatan sendi

Psikososial
Isolasi social b/d perasaan curiga
Menarik diri dari lingkungan b/d perasaan tidak mampu
Depresi b/d isolasi social
Harga diri rendah b/d perasaan ditolak
Coping tidak adequate b/d ketidakmampuan mengemukakan perasaan secara tepat
Cemas b/d sumber keuangan yang terbatas

Spiritual
Reaksi berkabung atau berduka cita b/d ditinggal pasangan
Penolakan terhadap proses penuaan b/d ketidakstabilan menghadapi kematian
Marah terhadap tuhan b/d kegagalan yang dialami
Perasaan tidak tenang b/d ketidakmampuan melakukan ibadah secara tepat


RENCANA KEPERAWATAN
Meliputi :
Melibatkan klien dan keluarganya dalam perencanaan
Bekerjasama dengan profesi kesehatan yang lainnya
Tentukan prioritas :
Klien mugkin puas dengan situasio demikian
Bangkitkan perubahan tetapi jangan memaksakan
Keamanan atau rasa aman adalah utama yang merupakan kebutuhan
Cegah timbulnya masalah-masalah
Sediakan klien cukup waktu untuk mendapat input atau pemasukan
Tulis semua rencana jadwal


Perencanaan
Tujuan tindakan keperawatan lansia diarahkan pada pemenuhan kebutuhan dasar, antara lain :
Pemenuhan kebutuhan nutrisi
Peningkatan keamanan dan keselamatan
Pemeliharaan kebersihan diri
Pemeliharaan keseimbangan istirahat/tidur
Meningkatnya hubungan interpersonal melalui komunikasi

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Penyebab gangguan nutrisi pada lansia :
Penurunan alat penciuman dan pengecap
Mengunyah kurang sempurna
Gigi yang tidak lengkap
Rasa penuh pada perut dan susah BAB
Melemah otot lambung dan usus
Masalah gizi yang timbul pada lansia :
Gizi berlebihan
Gizi kurang
Kekurangan vitamin
Kelebihan vitamin

Kebutuhan Nutrisi pada lansia :
Kalori pada lansia :
Laki – laki = 2.100 kalori
Perempuan = 1.700 kalori
Dapat dimodifikasi tergantung keadaan lansia, missal gemuk atau kurus atau disertai penyakit demam.
Karbohidrat, 60 % jumlah karbohidrat yang dibutuhkan
Lemak, tidak dianjurkan karena menyebabkan hambatan pencernaan dan terjadi penyakit, 15%-20% dari total kalori yang dibutuhkan.
Protein, untuk mengganti sel-sel yang rusak, 20-25% dari total kalori yang dibuhkan
Vitamin dan mineralsama dengan kebutuhannya pada usia muda
Air, 6-8 gelas perhari

Rencana makanan untuk lansia
Berikan makanan porsi kecil tapi sering
Banyak minum dan kurangi makanan yang terlalu asin
Berikan makanan yang mengandung serat
Batasi pemberian makanan yang tinggi kalori
Membatasi minum kopi dan teh

Meningkatkan keamanan dan Keselamatan lansia
Penyebab kecelakaan pada lansia :
Fleksibilitas kaki yang kurang
Fungsi penginderaan dan pendengaran menurun
Pencahayaan yang kurang
Lantai licin dan tidak rata
Tangga tidak ada pengaman
Kursi atau tempat tidur yang mudah bergerak
Tindakan Mencegah Kecelakaan :
Klien/Lansia :
Biarkan lansia menggunakan alat Bantu untuk meningkatkan keselamatan
Latih lansia untuk pindah dari tempat tidur ke kursi
Biasakan menggunakan pengaman tempat tidur, jika tidur
Bila mengalami masalah fisik, misalnya rematik, latih klien untuk menggunakan alat Bantu untuk berjalan
Bantu ke kamar mandi terutama untuk lansia yang menmggunakan obat penenang /diuretic
Menggunakan kacamata bila berjalan atau melakukan sesuatu
Usahakan ada yang menemani, jika berpergian.

Lingkungan
Tempatkan klien di ruangan khusus dekat kantor sehingga mudah diobservasi bila lansia tersebut di rawat
Letakkan bel di bawah bantal dan ajarkan cara penggunaannya
Gunakan tempat yang tidak terlalu tinggi


http://askep-askeb.cz.cc/

BACA SELENGKAPNYA - KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
INGIN BOCORAN ARTIKEL TERBARU GRATIS, KETIK EMAIL ANDA DISINI:
setelah mendaftar segera buka emailnya untuk verifikasi pendaftaran. Petunjuknya DILIHAT DISINI