kolom pencarian

KTI D3 Kebidanan[1] | KTI D3 Kebidanan[2] | cara pemesanan KTI Kebidanan | Testimoni | Perkakas
PERHATIAN : jika file belum ter-download, Sabar sampai Loading halaman selesai lalu klik DOWNLOAD lagi

22 April 2010

Pengetahuan ibu bersalin tentang rawat gabung di ruang kebidanan rumah sakit umum

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Garis – Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999 – 2004 dan Program Pembangunan Nasional (Propenas) mengamanatkan bahwa pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu sumber daya manusia. Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan disertai dengan pemberian air susu ibu sejak usia dini. “Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Indah Sukmaningsih melaporkan, berdasarkan penelitian WHO 1,5 juta bayi di dunia meninggal karena tidak diberi air susu ibu” (www. Glorianet, 2000).
Pentingnya rawat gabung untuk memudahkan pemberian ASI, karena pemberian ASI ekslusif memberi dampak positif, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian di RSCM yaitu “angka mortalitas bayi pada rawat pisah 0,4%, sedangkan pada rawat gabung 0,05%. Angka morbiditas bayi pada rawat pisah 17,9% sedangkan pada rawat gabung 2,13%. Dan lama perawatan pada rawat pisah 4,7 + 2,6 hari sedangkan pada rawat gabung 2,5 + 1,5 hari”. (FKUI, 1992 : 8).
Rawat gabung merupakan metode perawatan yang merawat bayi baru lahir disamping ibunya, hingga ibu dan bayinya dirawat dalam satu kesatuan. Diharapkan tujuan yang diperoleh dengan cara rawat gabung ini ialah memberi kesempatan kepada ibu mendapat pengalaman cara merawat bayinya sedini mungkin. Menurut ISA (dalam FKUI : 1992, 28) tujuan lain yang diperoleh dari rawat gabung ialah meningkatkan penggunaan ASI dalam rangka meningkatkan pemberian ASI pada bayi “Dengan adanya rawat gabung diharapkan hubungan batin ibu dan bayi yang ditimbulkan oleh kontak kulit paling sensitif 12 jam pertama terjalin, makin dini dan makin lama kontak bayi dan ibu, makin banyaklah produksi air sus09u ibu “ (FKUI, 1992 : 1)
Konvensasi hak – hak anak tahun 1990 antara lain menegaskan bahwa tumbuh kembang secara optimal merupakan salah satu hak anak. Berarti ASI selain merupakan kebutuhan, juga merupakan hak azasi bayi yang harus dipenuhi oleh orang tuanya. “Hal ini telah dipopulerkan pada pekan ASI sedunia tahun 2000 bahwa memberikan ASI adalah merupakan hak azasi ibu, sedangkan mendapatkan ASI juga merupakan hak azasi bayi”. (www.BKKBN, 2000)
Air Susu Ibu (ASI) telah dibuktikan dan diakui sebagai makanan utama bagi bayi baru lahir yang mampu memenuhi kebutuhan zat gizi bagi pertumbuhan bayi hingga usia 4 – 6 bulan, dengan tehnik menyusui yang benar dan jangka waktu lamanya pemberian ASI. “Menurut WHO pemberian selain ASI akan mempunyai resiko 17 kali lebih besar mengalami diare, dan 3 sampai 4 kali lebih besar kemungkinan terkena infeksi Saluran Pernafasan dibandingkan bayi mendapat ASI” (Saifuddin, 2002 : 1).
Menurut WHO pemberian ASI ekslusif diberikan dengan batas usia 0 – 6 bulan (Depkes RI, 2003 : 3). Hal ini didukung dengan adanya Undang – Undang RI No. 25 tahun 2000 tentang tingkat pencapaian pemberian ASI Ekslusif ibu kepada bayinya harus mencapai 80% (Saifuddin, 2003 : 3). “Menurut SDKI 1997 di Indonesia menunjukkan sebanyak 8,3% bayi baru lahir mendapat air susu ibu dalam 1 jam setelah lahir dan 53% bayi mendapat air susu ibu pada hari pertama” (www.BKKBN, 2000). “Pada Propinsi Lampung pemberian ASI ekslusif pada bayi 0 – 4 bulan adalah 24,2 – 32% (Profil Kesehatan Lampung, 2003).
Dari data prasurvey yang diperoleh di Rumah Sakit Umum Ahmad Yani Metro, ibu yang melahirkan normal pada bulan Maret 2004 sebanyak 19 orang, yang semuanya dilakukan rawat gabung, 3 diantara 5 orang ibu yang bersalin tidak segera memberikan ASI dengan alasan ASI belum keluar, dan sebagian ibu belum mengerti manfaat kontak kulit sedini mungkin.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimanakah pengetahuan ibu bersalin tentang rawat gabung di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Ahmad Yani Metro ?

C. Ruang Lingkup
Dalam rangka penelitian ini ruang lingkup penelitian sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian : Deskriptif
2. Subjek Penelitian : Ibu bersalin yang dilakukan rawat gabung di
Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Ahmad Yani Metro.
3. Objek Penelitian : Pengetahuan ibu bersalin tentang Rawat Gabung.
4. Lokasi Penelitian : Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Ahmad
Yani Metro.
5. Waktu Penelitian : Tanggal 4 Mei 2004 sampai dengan 30 Mei 2004
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran tentang pengetahuan ibu bersalin tentang rawat gabung di Rumah Sakit Umum Ahmad Yani Metro.

2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran pengetahuan ibu bersalin pada tingkat tahu tentang rawat gabung di Rumah Sakit Umum Ahmad Yani Metro.
b. Diketahuinya gambaran pengetahuan ibu bersalin pada tingkat memahami tentang rawat gabung di Rumah Sakit Umum Ahmad Yani Metro.
c. Diketahuinya gambaran pengetahuan ibu bersalin pada tingkat aplikasi tentang rawat gabung di Rumah Sakit Umum Ahmad Yani Metro.

E. Manfaat Penelitian
Pada penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Untuk Dilahan Praktek Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Ahmad Yani Metro.
Sebagai masukan bagi rumah sakit khususnya kepada kepala Rumah Sakit agar meningkatkan fungsi rawat gabung dalam upaya gerakan sayang ibu dan bayi sehingga pemberian ASI sedini mungkin dapat ditingkatkan.

2. Untuk Petugas Kesehatan
Informasi yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan peran petugas kesehatan dalam memberikan informasi tentang rawat gabung sehingga ibu bersalin dapat mengerti dan memahami serta menyadari pentingnya menyusui sedini mungkin dan pentingnya kontak kulit sedini mungkin.
INGIN BOCORAN ARTIKEL TERBARU GRATIS, KETIK EMAIL ANDA DISINI:
setelah mendaftar segera buka emailnya untuk verifikasi pendaftaran. Petunjuknya DILIHAT DISINI