kolom pencarian

KTI D3 Kebidanan[1] | KTI D3 Kebidanan[2] | cara pemesanan KTI Kebidanan | Testimoni | Perkakas
PERHATIAN : jika file belum ter-download, Sabar sampai Loading halaman selesai lalu klik DOWNLOAD lagi

27 September 2010

MERAWAT PENDERITA HALUSINASI

MERAWAT PENDERITA HALUSINASI

PENGERTIAN

Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada obyek atau rangsangan yang nyata. Misalnya klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara










PROSES TERJADINYA HALUSINASI
Halusinasi berkembang melalui empat fase yaitu :
1. Fase Pertama
Klien mengalami stress, cemas, perasaan perpisahan, kesepian yang memuncak dan tidak dapat diselesaikan. Klien mulai melamun dan memikirkan hal-hal yang menyenangkan, cara ini hanya menolong sementara.
2. Fase Kedua
Kecemasan meningkat, melamun dan berfikir sendiri jadi dominan. Mulai dirasakan ada bisikan yang tidak jelas. Klien tidak ingin orang lain tahu, dan ia tetap dapat mengontrolnya.
3. Fase Ketiga
Bisikan, suara, isi halusinasi semakin menonjol, menguasai dan mengontrol klien. Klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya terhadap halusinasinya.

4. Fase Keempat.
Halusinasinya berubah menjadi mengancam, memerintah dan memarahi klien. Klien menjadi takut, tidak berdaya, hilang kontrol dan tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang lain dilingkungan.

TANDA-TANDA HALUSINASI:
Menarik diri, tersenyum sendiri, duduk terpaku, bicara sendiri, memandang satu arah, menyerang, tiba-tiba marah, gelisah.

JENIS HALUSINASI

1. Halusinasi dengar.
Mendengar suara membicarakan, mengejek, mentertawakan, mengancam tetapi tidak ada sumber disekitar.

2. Halusinasi lihat.
Melihat pemandangan, orang, binatang atau sesuatu yang tidak ada tetapi klien yakin ada.

3. Halusinasi penciuman.
Mengatakan mencium bau bunga, kemenyan dan lain-lain yang tidak dirasakan oleh orang lain dan tidak ada sumber.

4. Halusinasi Kecap.
Merasa mengecap sesuatu rasa dimulut, tetapi tidak ada.

5. Halusinasi Raba.
Merasa ada binatang merayap pada kulit tetapi tidak ada.









PERAN SERTA KELUARGA DALAM MERAWAT HALUSINASI:

1. Bantu Mengenal Halusinasi.
- Bina saling percaya.
- Diskusikan kapan muncul situasi yang menyebabkan (jika sendiri), isi dan frekuensi.

2. Meningkatkan Kontak Dengan Realita.
- Bicara tentang topik yang nyata tidak mengikuti halusinasi.
- Bicara dengan klien secara sering dan singkat.
- Buat jadwal kegiatan sehari-hari untuk menghindari kesendirian.
- Ajak bicara jika tampak klien sedang berhalusinasi.
- Diskusikan hasil observasi anda.















3. Bantu Menurunkan Kecemasan dan Ketakutan.
- Temani, cegah isolasi dan menarik diri.
- Terima halusinasi klien tanpa mendukung dan menyalahkan. Misalnya: “Saya percaya anda mendengar tetapi saya sendiri tidak dengar”.
- Beri kesempatan untuk mengungkapkan.
- Tetap hangat, empati, kalem dan lemah lembut.

4. Mencegah Klien Melukai Diri Sendiri dan Orang Lain.
- Lakukan perlindungan.
- Kontak yang sering secara personal.

5. Tingkatkan Harga diri.
- Identifikasi kemampuan klien dan beri kegiatan yang sesuai.
- Beri kesempatan sukses dan beri pujian atas kesuksesan klien.
- Dorong berespon pada situasi nyata.
from ns.harmoko
INGIN BOCORAN ARTIKEL TERBARU GRATIS, KETIK EMAIL ANDA DISINI:
setelah mendaftar segera buka emailnya untuk verifikasi pendaftaran. Petunjuknya DILIHAT DISINI