kolom pencarian

KTI D3 Kebidanan[1] | KTI D3 Kebidanan[2] | cara pemesanan KTI Kebidanan | Testimoni | Perkakas
PERHATIAN : jika file belum ter-download, Sabar sampai Loading halaman selesai lalu klik DOWNLOAD lagi

09 July 2010

Hidrosefalus (Hidrocephalus)

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Hidrosefalus “
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak dan teman-teman yang telah ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bangun demi kesempurnaan tugas ini di kemudian hari.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber bacaan yang bermanfaat dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.
Padang, Februari 2009
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Hidrosefalus  adalah keadaan dimana  terjadi  akumulasi CSS yang berlebihan pada satu atau lebih ventrikel  dan ruang subarakhnoid. Hidrosefalus  adalah kesatuan klinik yang  dibedakan  oleh tiga  faktor: (1) peninggian tekanan  intraventrikuler, (2) penambahan volume CSS, dan (3) dilatasi rongga CS. 
Secara klinis peninggian tekanan intraventrikuler, volume  CSS, dan ukuran ventrikel menimbulkan  kelainan berikut: pembesaran kepala, penonjolan fontanel,  separasi  sutura, tanda MacEwen positif,  fenomena  setting sun,  scalp yang mengkilap, dilatasi vena scalp, strabismus konvergen atau divergen, tangis yang high pitched, postur opistotonik, dan kegagalan untuk berkembang. 
Pada kebanyakan hidrosefalus dini atau  ringan,  hanya  perubahan ringan pada  sutura,  fontanel, scalp, dan gerak bola mata yang dijumpai. Pada hidrosefalus yang berkembang lambat, gejala mungkin tidak tampil  hingga pasien mulai berjalan, dimana  keadaan  ini dibuktikan dengan langkah berdasar, lebar para paresis, hemianopia bitemporal, dan retardasi mental.
Insiden hidrosefalus antara 0,2- 4 setiap 1000 kelahiran. Insiden hidrosefalus konginetal adalah 0,5- 1,8 pada tiap 1000 kelahiran dan 11 % - 43 % disebabkan oleh stenosis aquaductus serebri.
Oleh karena itu , penulis tertarik untuk mengangkat judul yang berkaitan dengan hidrosefalus ini.
 
 
 
2. TUJUAN
2.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui berbagai hal yang berhubungan dengan hidrosefalus dan dapat merancang berbagai cara untuk mengantisipasi masalah serta dapat melakukan asuhan pada kasus hidrosefalus.
2.2 Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian anamnesa pada bayi dengan hidrosefalus
b. Menentukan diagnosa, masalah serta kebutuhan dari data yang telah dikumpulkan terhadap bayi dengan hidrosefalus
c. Menentukan antisipasi terhadap diagnosa dan masalah potensial yang ditemukan pada bayi dengan hidrosefalus
d. Melakukan tindakan segera berdasarkan data yang telah dikumpulkan terhadap bayi dengan hidrosefalus
e. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan kepada bayi berdasarkan interpretasi data yang yang ditentukan
f. Melaksanakan tindakan yang telah direncanakan secara sistematis kepada bai dengan hidrosefalus
g. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan kepada bayi dengan hidrosefalus
BAB II
TINJAUAN TEORI
HIDROSEFALUS
1. DEFENISI
Hidrosefalus adalah keadaan dimana terjadi akumulasi CCS yang berlebihan pada satu / lebih ventrikel dan ruang subarakhnoid.
Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal dengan tekanan intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel.
Hidrosefalus merupakan sindroma klinis yang progresif pada system ventrikuler cerebral dan kompresi gabungan dari jaringan-jaringan serebral selama produksi CSF berlangsung yang meningkatkan kecepatan absorbsi oleh vili arackhnoid.
2. EPIDEMIOLOGI
Insiden hidrosefalus antara 0,2- 4 setiap 1000 kelahiran. Insiden hidrosefalus konginetal adalah 0,5- 1,8 pada tiap 1000 kelahiran dan 11 % - 43 % disebabkan oleh stenosis aquaductus serebri. Tidak ada perbedaan bermakna insiden untuk kedua jenis kelamin, juga dalam hal perbedaan ras. Hidrosefalus dapat terjadi pada semua umur.
Pada remaja dan dewasa lebih sering disebakan oleh toksoplasmosis. Hidrosefalus infantil :
· 46 % adalah abnormalitas perkembangan otak
· 50 % karena perdarahan subarakhnoid dan meningitis
· <>
3. FISIOLOGI CAIRAN CEREBRO SPINAL
  1. Pembentukan CSF
Normal CSF diproduksi + 0,35 ml/menit atau 500 ml/hari dengan demikian CSF diperbaharui setiap 8 jam. pada anak dengan hidrosefalus, produksi CSF ternyata berkurang + 0,3 / menit. CSF dibentuk oleh PPA :
    • plexus choroideus ( yang merupakan bagian terbesar )
    • parenchim otak
    • arachknoid
  1. Sirkulasi CSF
Melalui pemeriksaan radio isotop, ternyata CSF mengalir dari tempat pembentukannya ke tempat absorbsinya. CSF mengalir dari ventrikel lateralis melalui sepasang foramen Monro ke dalam ventrikel III, dari sini melalui aquaductus sylvius menuju ventrikel IV. melalui satu pasang foramen luskha CSF mengalir cerebello pentine dan cisterna prepontis. cairan yang keluar dari foramen magindie menuju cisterna magna. dari sini mengalir ke superior rongga subarachnoid spinalis dan ke cranial menuju cisterna infra tentorial. Melalui cisterna di supratentorial dan kedua hemisfere cortex cerebri. sirkulasi berakhir di sinus Doramatis dimana terjadi absorbsi melalui villi arachnoid.
4. ETIOLOGI
Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran CSS pada salah satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat absorbsi dalam ruang subarackhnoid. akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan CSS diatasnya. Penyumbatan aliran CSS sering terdapat pada bayi dan anak ialah :
1) Kelaina bawaan ( kongenital )
· Stenosis aquaductus sylvii
· Spina bifida dan kranium bifida
· Syndrom Dandy-Walker
· Kista arakhnoid dan anomali pembuluh darah
2) Infeksi
Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen. secara patologis terlihat penebalan jaringan piameter dan arakhnoid sekitar sisterna basalis dan daerah lain. penyebab lain infeksi adalah toksoplasmosis.
3) Neoplasma
Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap tempat aliran CSS. pada anak yang terbanyak menyebabkan penyumbatan ventrikel IV / akuaduktus sylvii bagian terakhir biasanya suatu glioma yang berasal dari cerebelum, penyumbatan bagian depan ventrikel III disebabkan kraniofaringioma.
4) Perdarahan
Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan fibrosis leptomeningfen terutama pada daerah basal otak, selain penyumbatan yang terjakdi akibat organisasi dari darah itu sendiri.
5. PATOFISIOLOGI DAN FATOGENESISI
CSS yang dibentuk dalam sistem ventrikel oleh pleksus koroidalis kembali ke dalam peredaran darah melalui kapiler dalam piameter dan arakhnoid yang meliputi seluruh Susunan Saraf Pusat ( SSP ). Cairan likuor serebrospinalis terdapat dalam satu sistem, yakni sistem internal dan eksternal.
· Orang dewasa : jumlah normal CSS = 90 – 150 ml
· anak umur 8-10 th : 100-140 ml
· bayi : 40-60 ml
· Neonatus : 20-30 ml
· Prematur kecil : 10-20 ml
Hidrosefalus secara teori terjadi sebagai akibat dari 3 mekanisme, yaitu :
1) produksi likuor yang berlebihan
2) peningkatan resistensi aliran likuor
3) peningkatan tekanan sinus venosa
Konsekuensi 3 mekanisme di atas adalah peningkatan tekanan intrakranial sebagai upaya mempertahankan keseimbangan sekresi dan absorbsi. mekanisme terjadinya dilatasi ventrikel cukup rumit dan berlangsung berbeda-beda tiap saat selama perkembangan hidrosefalus. dilatasi ini sebagai berikut :
1) kompresi sistem serebrovaskuler
2) redistribusi dari likuor serebrospinalis atau cairan ekstraseluler
3) Perubahan mekanis dari otak
4) Efek tekanan denyut likuor serebrospinalis
5) Hilangnya jaringan otak
6) Pembesaran volume tengkorak karena regangan abnormal sutura kranial
Produksi likuor yang berlebihan disebabkan tumor pleksus khoroid. gangguan aliran likuor merupakan awal dari kebanyakan kasus hidrosefalus. Peningkatan resistensi yang disebabkan gangguan aliran akan meningkatkan tekanan likuor secara proporsional dalam upaya mempertahankan resorbsi yang seimbang.
Peningkatan tekanan sinus vena mempunyai 2 konsekuensi, yaitu peningkatan tekanan vena kortikal sehingga menyebabkan volume vaskuler intrakranial bertambah dan peningkatan tekanan intrakranial sampai batas yang dibutuhkan untuk mempertahankan aliran likuor terhadap tekanan sinus vena yang relatiuf tinggi. Konsekuensi klinis dari hipertensi vena ini tergantung dari komplikasi tengkorak.
6. KLASIFIKASI
Klasifikasi hidrosefalus bergantung pada faktor yang berkaitan dengannya, berdasarkan :
a. gambaran klinis, dikenal hidrosefalus manifes ( overt hydrosefalus ) dan hidrosefalus tersembunyi ( occult hydrosefalus )
b. Waktu pembentukan, dikenal hidrosefalus kongenital dan hidrosefalus akuisita.
c. proses terbentuknya, dikenal hidrosefalus akut dan hidrosefalus kronik.
d. sirkulasi CSS, dikenal hidrosefalus komunikans dan hidrosefalus non komunikans.
Hidrosefalus interna menunjukkan adanya dilatasi vertikal, hidrosealus eksternal menunjukkan adanya pelebaran rongga subarakhnoid diatas permukaan korteks. hidrosefalus obstruktif menjabarkan kasus yang mengalami obstruksi pada aliran likuor. Berdasarkan gejala, dibagi menjadi hidrosefalus simptomatik dan asimptomatik. hidrosefalus arrasted menunjukkan keadaan dimana faktor-faktor yang menyebabkan dilatasi ventrikel pada saat tersebut sudah tidak aktif lagi. hidrosefalus ex: vacuo adalah sebutan bagi kasus ventrikulomegali yang diakibatkan atropi otak primer, yang biasanya terdapat pada orang tua.
7. MANIFESTASI KLINIS
Tanda awal dan gejala hidrosefalus tergantung pada awitan dan derajat ketidakseimbangan kapasitas produksi dan resorbsi CSS. gejala yang menonjol merupakan refleks adanya hipertensi intrakranial. manifestasi klinis dari hidrosefalus pada anak dikelompokkan menjadi 2 golongan, yaitu :
a. Awitan hidrosefalus terjadi pada masa neonatus
meliputi pembesaran kepala neonatus biasanya adalah 35-40 cm dan pertumbuhan ukuran lingkar kepala terbesar adalah selama tahuin pertama kehidupan. kranium terdistensi dalan semua arah, tetapi terutama pada daerah frontal. tampak dorsum nasi lebih dari biasa. Fontanella terbuka dan tegang, sutura masih terbuka bebas. tulang-tulang kepala menjadi sangat tipis, vena-vena disis samping kepala tampak melebar dan berkelok.
b. Awitan hidrosefalus terjadi pada akhir masa kanak-kanak
pembesaran kepala tidak bermakna, tetapi nyeri kepala sebagai manifestasi hipertensi intrakranial. Lokasi nyeri kepala tidak khas. Dapat disertai keluhan penglihatan ganda ( diplopia ) dan jarang diikuti penurunan visus. secara umum gejala yang paling umum terjadi pada pasien-pasien hidrosefalus dibawah usia 2 tahun adalah pembsaran normal. makrokrania biasanya disertai empat gejala hipertensi intrakranial lainnya, yaitu :
a) Fontanela yang sangat tegang
b) sutura kranium tampak atau teraba melebar
c) kulit kepala livin mengkilap dan tampak vena-vena superfisial menonjol
d) Fenomena “ matahari tenggelam “ ( sunset phenomenom )
Gejala hipertensi intrakranial lebih menonjol pada anak yang lebih besr dibandingkan denghan bayi. Gejalanya mencakup :
» nyeri kepala
» muntah
» gangguan kesadaran
» pada kasus lanjut : gejala batang otak akibat hernia tonsiler (bradikardini aritmia respirasi)
8. DIAGNOSIS
Disamping dari pemeroksaan fisik, gambaran klinis yang samar-samar maupun yang khas, kepastian daignosis hidrosefalus dapat ditagakkan dengan menggunakan alat-alat radiologik yang canggih. pada neonatus, USG cukup bermanfaat untuk anak yang lebih besar, umumnya diperlukan CT scanning. CT scan dam MRI dapat memastikan diagnosis hidrosefalus dalam waktu yang relatif singkat. CT scan merupakan cara yang aman dan dapat diandalkan untuk membedakan hidrosefalus dan penyakit lain yang juga menyebabkan pembesaran kepala abnormal, serta untuk identifikasi tempat obsttruksi aliran CSS.
DIAGNOSIS BANDING
» Makrosefali
» tumor otak
» Abses otak
» Granuloma intrakranial
» Hematoma subdural perinatal
» hidranensefali
9. TERAPI
Pada dasarnya ada 3 prinsip dalam pengobatan hidrosefalus, yaitu :
a) mengurangi produksi CSS
b) Mempengaruhi hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat absorbsi
c) Pengeluaran likuor ( CSS ) kedalam organ ekstrakranial.
Penanganan hidrosefalus juga dapat dibagi menjadi :
1) Penanganan sementara
Terapi konservatif medikamentosa ditujukan untuk membatasi evolusi hidrosefalus melalui upaya mengurangi sekresi cairan dari pleksus khoroid atau upaya meningkatkan resorbsinya.
2) Penanganan alternatif ( selain shunting )
Misalnya : pengontrolan kasus yang mengalami intoksikasi vitamin A, reseksi radikal lesi massa yang mengganggu aliran likuor atau perbaikan suatu malformasi. saat ini cara terbaik untuk malakukan perforasi dasar ventrikel dasar ventrikel III adalah dengan teknik bedah endoskopik.
3) Operasi pemasangan “ pintas “ ( shunting )
Operasi pintas bertujuan mambuat saluran baru antara aliran likuor dengan kavitas drainase. pada anak-anak lokasi drainase yang terpilih adalah rongga peritoneum. baisanya cairan ceebrospinalis didrainase dari ventrikel, namun kadang ada hidrosefalus komunikans ada yang didrain rongga subarakhnoid lumbar. Ada 2 hal yang perlu diperhatikan pada periode pasca operasi, yaitu pemeliharaan luka kulit terhadap kontaminasi infeksi dan pemantauan. kelancaran dan fungsi alat shunt yang dipasang. infeksi pada shunt meningkatkan resiko akan kerusakan intelektual, lokulasi ventrikel dan bahkan kematian.
10. PROGNOSIS
Hidrosefalus yang tidak diterapi akan menimbulkan gejala sisa, gangguan neurologis serta kecerdasan. Dari kelompok yang tidak diterapi, 50-70 % akan meninggal karena penyakitnya sendiri atau akibat infeksi berulang atau oleh karena aspirasi pneumonia. Namun bila prosesnya berhenti ( arreated hidrosefalus ) sekitar 40 % anak akan mencapai keceradasan yang normal. Pada kelompok ytang dioperasi, angka kematian adalah 7 %. Setelah operasi sekitar 51 % kasus mencapai fungsi normal dan sekitar 16 % mengalami retardasi mental ringan. Adalah penting sekali anak hiodrosefalus mendapat tindak lanjut jangka panjang dengan kelompok multidispliner.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal dengan tekanan intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel.
Insiden hidrosefalus antara 0,2- 4 setiap 1000 kelahiran. Insiden hidrosefalus konginetal adalah 0,5- 1,8 pada tiap 1000 kelahiran dan 11 % - 43 % disebabkan oleh stenosis aquaductus serebri. Tidak ada perbedaan bermakna insiden untuk kedua jenis kelamin, juga dalam hal perbedaan ras. Hidrosefalus dapat terjadi pada semua umur.
Pada dasarnya ada 3 prinsip dalam pengobatan hidrosefalus, yaitu :
a) mengurangi produksi CSS
b) Mempengaruhi hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat absorbsi
c) Pengeluaran likuor ( CSS ) kedalam organ ekstrakranial.
Hal yang sangat penting dalam penanganan kasus hidrosefalus ini adalaqh kejadian infeksi akibat penatalaksanaan dan asuhan yang diberikan tidak tepat.
2. Saran
Diharapkan kepada orang tua yang mendapatkan anak dengan kasus hidrosefalus untuk tidak berkecil hati karena ada masih ada cara pengobatan yang dapat dilakukan. Pengobatan tersebut dapat membantu anak tersebut untuk proses tumbuh kembangnya dikemudian hari.
Bagi petugas kesehatan diharapkan dapat melakukan penatalaksanaan dan asuhan yang adekuat dan hati-hati untuk mencegah terjadinya infeksi sehingga dapat menurunkan angka kematian pada bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Haws, paulette s. 2008.”Asuhan neonatal rujukan cepat”.Jakarta: EGC
Subekti, nike budhi. 2007. “Buku saku managemen masalah BBL”. Jakarta : EGC
Surasmi, asriningsih dkk. 2003. “Perawatan bayi resiko tinggi”. Jakarta : EGC
http://www.askep-askeb-kita.blogspot.com/
BACA SELENGKAPNYA - Hidrosefalus (Hidrocephalus)

08 July 2010

Materi Kesehatan: Permainan dan Perilaku bermain bagi Anak

Permainan dan Perilaku bermain bagi Anak

Bermain adalah tindakan atau kesibukan suka rela yang dilakukan dalam batas - batas tempat dan waktu, berdasarkan atuan - aturan yang mengikat tetapi diakui secara sukarela dengan tujuan yang ada dalam dirinya sendiri, disertai dengan perasaan tegang dan senang serta dengan pengertian bahwa bermain merupakan suatu yang lain dari biasa.

Dengan bermain anak memenuhi kepuasan fisik, emosi, sosial dan perkembangan mental. Sehingga anak dapat mengekspresikan perasaannya baik itu perasaan kekuatan, kesepian, fantasi ataupun menunjukkan kreatifitasnnya. Disini akan dikemukakan enam teori permainan yaitu :


Teori rekreasi
Dikemukakan oleh schaller ( 1841 ) dan lazarus ( 1884 ).
Teori rekreasi menyebutkan bahwa “permainan adalah suatu kesibukan untuk menenangkan pikiran atau untuk beristirahat.” Contoh : kesibukan bermain akan dilakukan orang ketika dia lelah bekerja, maka bermain untuk memulihkan tenaga kembali atau menyegarkan tubuh yang sedang mengalami kelelahan.


Teori kelebihan tenaga
Dikemukakan oleh herbert spencer
Teori ini juga disebut teori pelepasan atau teori pemunggahan. Teori ini mengatakan bahwa kegiatan bermain pada anak karena adanya kelebihan tenaga pada diri anak. Tenaga atau energi yang menumpuk pada anak perlu digunakan atau dilepaskan dalam bentuk kegiatan bermain. Dengan demikian akanterjadi keseimbangan diri anak.
Teori atavistis
Dikemukakan oleh stanley hall.
Teori ini menyebutkan bahwa didalam bermain akan timbul bentuk - bentuk perilaku sebagaimana bentuk kehidupan yang pernah dialami nenek moyang. Hal hal yang memperkuat teori ini adalah ciri - ciri yang sama dalam bermain pada anak - anak diseluruh dunia. Contoh : permainan berburu, menangkap dan membunuh binatang, bermain kelereng pasa anak - anak zaman yunani kuno sama dengan permainan kelereng pada anak - anak masa kini. Pada masa sekarang ini sudah dapat dikatakan bahwa teori tersebut tidak berlaku lagi karena anak - anak lebih suka bermain mobil - mobilan, kereta - keretaan, kapal terbang yang semuanya tidak dijumpai pada zaman nenek moyang.


Teori biologis
Dikemukakan oleh karl gross ( jerman ) dan Dr maria montessori ( Italia ).
Teori ini mengatakan bahwa permainan mempunyai tugas - tugas biologis untuk melatih bermacam - macam fungsi jasmani dan rohani. Saat anak bermain merupakan kesempatan yang baik untuk melakukan adaptasi dengan lingkungan hidup ataupun hidup itu sendiri, serta dapat melatih jiwa dan raga untuk menghadapi kehidupan yang akan datang. Dalam teori biologis ini dapat dikatakan adanya kemiripan antara permainan yang dilakukan oleh anak manusia dengan anak binatang. Contoh : seekor anak kucing yang bermain main mengejar sepotong kertas, tidak lain adalah suatu latihan agar anak kucing tersebut dapat menangkap seekor tikus. Anak manusia bermain dengan meremas - remas kertas tidak lain sedang melatih untuk memfungsikan jari - jarinya..

Dalam hal ini montessori mengatakan bahwa permainan sebagai latihan fungsi fungsi tubuh. Fungsi tubuh dilatih dengan jalan, berlari - lari, meloncat - loncat,merangkak rangkak dan sebagainya. Dalam bermain hendaknya disertai adanya perasaan senang, karena dengan perasaan senang ini akan dapat membantu dan mendorong untuk menimbulkan kekuatan yang dibutuhkan.


Teori psikologi dalam
Dikemukakan oleh sigmud freud dan adler
Menurut freud permainan adalah pernyataan nafsu - nafsu yng terdapat di daerah bawah sadar dan sumbernya berasal dari dorongan nafsu seksual. Atau dengan kata lain, permainan adalah bentuk pemuasan dari nafsu seksual yang terdapat didaerah bawah sadar.

Menurut adler permainan merupakan usaha untuk mnutupi perasaan harga diri yang kurang. Menurut adler nafsu yang terdapat didaerah bawah sadar bersumber dari adanya dorongan nafsu untuk berkuasa. Jadi pada manusia ada 2 dorongan nafsu yang terpenting yaitu nafsu seksual dan nafsu untuk berkuasa.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dengan permainan dapat memberikan kompensasi terhadap perasan diri lebih yang fiktif dan dapat menyalurkan perasaan yang lemah atau rendah diri. Disamping itu dorongan seksual yang ada pada daerah bawah sadar akan menemukan pemuasan simbolis dalam bentuk bernmacam macam permainan. Dalam bermain ada 2 faktor yang penting yaitu fantasi dan kebebasan.


Teori fenomenologi
Dikemukakan oleh KOHNSTAMM ( belanda )
Bermain merupakan suatu fenomena atau gejala yang nyata, yang mengandung unsur suasana permainan maksudnya bahwa dorongan bermain merupakan dorongan untuk menghayati suasana bermain itu sendiri, tidak khusus bertujuan untuk mencapai prestasi - prestasi tertentu. Jadi tujuan bermain adalah permainan itu sendiri. Dalam suasana permainan terdapat faktor - faktor kebebasan, harapan, kegembiraan, ikhtisar, siasat dll.


Arti dan nilai permainan bagi anak
4. Sarana sosialisasi
5. Sarana mengukur kemampuan dan potensi diri
6. Sarana menunjukkan bakat, fantasi dan kecenderungan.
7. Sarana menghayati emosi
8. Permainan merupakan alat pendidikan
9. Permainan memberikan kesempatan mengenal latihan
10. Sarana menggunakan fuingsikejiwaan dan jasmaniah.

Permainan dan bermain mempunyai arti dan nilai tersendiri bagi anak. Permainan mempunyai arti sebagai sarana mensosialisasikan anak, artinya permainan dipergunakan untuk sarana membawa anak ke alam masyarakat, mengenalkan anak menjadi anggota suatu masyarakat, mengenal dan menghargai masyarakat manusia. Permainan sebagai sarana untuk mengukur kemampuan dan potensi diri anak. Anak akan menguasai berbagai macam benda, memahami sifat sifatnya maupun peristiwa yang berlangsung didalam lingkungannya. Dalam situasi bermain, anak akan menunjukkan bakat, fantasi dan kecenderungan kecenderungannya. Ditengah - tengah situasi bermain, anak menghayati macam macam emosi misalnya gembira, senang, tegang dan lain - lain. Permainan merupakan alat pendidikan, karena memberi rasa kepuasan, kegembiraan dan kebahagiaan. Permainan memberikan kesempatan pra latihan untuk mengenal aturan - aturan, mematuhi norma - norma dan larangan - larangan dan bertindak secara jujur maupun setia ( loyal ). Dalam permainan, anak menggunakan semua fungsi kejiwaan dan jasmaniah dengan suasana kesungguhan.


Permainan dan bermain bagi anak mempunyai beberapa fungsi dalam proses tumbuh kembangnya. Fungsi bermain terhadap sensoris motoris anak penting untuk mengembangkan otot dan energi. Aktifitas sensorik motorik adalah komponen yang paling besar pada semua umur, tetapi paling dominan pada bayi. Pada bayi akan diperoleh dari stimulasi visual, stimulasi pendengaran, sentuhan dan stimulasi kinetic

Fungsi bermain bagi anak
1. Mengembangkan fungsi sensoris motoris
2. Mengembangkan fungsi kognitif
3. Mengembangkan fungsi social
4. Mengembangkan kesadaran diri
5. Mengembangkan moral
6. Mengembangkan kreativitas

Dalam perkembangan kognitif aktivitas bermain bagi anak berfungsi untuk belajar berhubungan dengan lingkungannya, belajar mengenai objek dan bagaimana menggunakannya. Anak belajar berpikir abstrak, dapat meningkatkan kemampuan bahasa dan dapat mengatasi masalah dan menolong anak membandingankan fantasi dan realitas. Bermain juga berfungsi untuk menciptakan dan meningkatkan kreativitas anak. Melalui bermain untuk menjadi kreatif, anak mencoba ide - ide baru dalam bermain. Kalau anak merasa puas dari kreatifitas baru, maka anak akan mencoba pada situai yang lain.

Dengan bermain akan mengembangkan dan memperluas sosialisasi anak sehingga anak cepat mengatasi persoalan yang akan timbul dalam hubungan sosial. Dengan sosialisasi akan berkembang nilai - nilai moral dan etik. Anak belajar yang benar dan yang salah serta bertanggung jawab atas kehendaknya.
Bermain berfungsi juga sebagai alat untuk memupuk kesadaran diri anak karena dengan bermain anak akan sadar tentang kemampuan, kelemahan dan tingkah lakunya. Perkembanggan moral diperoleh dari guru dan orangtua serta orang sekitarnya. Anak akan menunjukkan tingkah laku yang dapat diterima oleh temannya.

Salah satu bentuk permainan adalah menggunakan simbol - simbol. Penggunaan simbol - simbol ini mulai muncul pada anak umur satu tahun karena anak mulai ikut dalam kegiatan keluarga seperti makan, minum bersama. Pada anak pra sekolah penggunaan simbol ini lebih dominan, karena anak mulai berfantasi dan belajar dari model keluarga, misalnya peran guru, ibu dan perawat.
Menurut H. Hetzer ( Jerman ), macam - macam permainan pada anak dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu : permainan fungsi ( dengan gerakan gerakan tubuh, anggota badan), permainan konstruktif ( mobil - mobilan dari tanah, kuda - kudaan dari pelepah pisang,dll ), permainan reseptif ( mis, sambil mendengar cerita atau melihat gambar, anak berfantasi dan menerima kesan - kesan yang membuat jiwanya sendiri aktif), permainan peranan ( anak memegang peranan sebagai apa yang sedang dimainkan, contoh bermain sebagai dokter ), permainan sukses ( yang diutamakan adalah prestasi sehinggga diperlukan keberanian, ketangkasan, kekuatan,dll. Contoh meniti jembatan, meloncati parit, memanjat pohon ). Berikut ini akan diuraikan beberapa hal menentukan jenis permainan sesuai usia anak.


Jenis jenis permainan menurut H Hetzer

4. Permainan fungsi
5. Permainan konstruktif
6. Permainan reseptif
7. Permainan peranan
8. Permainan sukses


Dalam memilih permainan orang tua harus memperhatikan setiap anak, sehingga anak dapat bertumbuh dan berkembang sesuai dengan usiannya. Disamping itu latar belakang budaya, jenis kelamin, dan status kesehatan serta lingkungannya merupakan hal yang tidak boleh diabaikan dalam menentukan jenis permainan.

Permainan pada bayi 0 – 2 bulan
Permainan yang paling baik adalah memotivasi perkembangan bayi melalui stimulasi yang tepat dengan bermain. Petrillo menggambarkan bahwa permainan sebagai fenomena alam yang cenderung untuk belajar,. Karakteristik yang menonjol pada bayi adalah social affective play dan sense of pleasure play

Permainan pada bayi 3 bulan
Pada usia ini stimulasi visual dengan memberi objek warna terang. Membawa bayi keruangan yang berbeda, dan meletakkan bayi yang dapat memandang daerah sekitarnya. Stimulasi pendengaran dengan berbicara pada bayi, bernyanyi atau musik ( suara lonceng, gemerincing, mendengar pembicaraan keluarga ). Stimulasi sentuhan yaitu membelai waktu memandikan, menyisir rambut, menggosok dengan lotion dan memberi kehangatan. Stimulasi kinetik yaitu meletakkan bayi dalam mobil yang dijalankan, latihan tubuh melalui gerakan ekstremitas misalnya berenang.

Permainan pada bayi 4 –6 bulan
Untuk stimulasi visual dengan meletakkan bayi di depan kaca, membawa bayi menonton TV bersama keluarga dan dengan memberikan permainan yang berwarna terang dan cukup mudah dipegang. Stimulasi pendengaran yaitu dengan mengajar bayi bicara dan menggulangi suara yang dibuatnya, memanggil namanya, ikut tertawa bila bayi tertawa dan meremas kertas dekat telinganya, dapat juga meletakkan bel ditangannya dan beri contoh mengoyangkannya. Stimulasi sentuhan dengan memberikan bayi bermain air dengan menceburkannya ke dalam bak, dan dengan meletakan bayi telanjang diselubungi selimut halus dan gerakan ekstremitas. Stimulasi kinetik yaitu dengan mendirikan bayi pada paha orang tuanya, membantu bayi tengkurap dan menyokong waktu bayi duduk
.
Permainan pada bayi 7 –9 bulan
Stimulasi visual dengan memberikan mainan yang agak besar dengan warna terang, memberikan kaca dan membiarkan main dengan kaca serta berbicara sendiri, mengajak bermain ciluk ba. Memberikan bola yang diikat dengan tali serta dapat dengan memberikan kertas. Stimulasi pendengaran dengan memanggil nama anak dengan namanya, mengulangi kata - kata yang diucapkannya seperti mama, papa, dada, memberitahu apa yang sedang dilakukannya, berbicara jelas serta dengan menyebutkan nama bagian tubuhnya, orang dan makanan. Stimulasi sentuhan dengan memberikan kesempatan kepada bayi untuk mempermainkan bahan dari bermacam - macam tekstur, membiarkan main pada air mengalir merupakan motivasi untuk berenang, memberikan mangkok makan ukuran dan tekstur berbeda. Stimulasi kinetik dengan meletakkan bayi dilantai dan membiarkan tengkurap atau merangkak dilatih berdiri serta belajar meloncat - loncat sambil kedua tangannya dipegang, serta dapat meletakkan mainan di tempat yang agak jauh kemudian menyuruh anak untuk mengambolnya

Permainan bayi 10 – 12 bulan
Usia ini stimulasi visual dengan membawa anak ketempat yang berbeda, misalnya kepasar atau ke kebun binatang, memperlihatkan anak gambar - gambar berwarna terang dalam buku, mengajak bermain bola dan memperlihatkan cara melempar. Stimulasi pendengaran dengan membunyikan suara binatang tiruan atau dapat juga dengan menunjuk bagian tubuh dan menyebutnya. Stimulasi sentuhan dengan membiarkan anak merasakan dingin dan hangat, membiarkan anak merasakan angin, memberikan makanan yang dapat dipegang dengan bentuk berbeda. Stimulasi kinetik dengan memberikan anak mainan besar yang dapat ditarik ataupun didorong untuk melatih berjalan, misalnya kereta atau sepeda.

Mainan yang dianjurkan untuk bayi
4. Buku gambar terang dengan warna menyolok
5. Cangkir, sendok
6. Bola besar
7. Boneka
8. Binatang binatang dengan bentuk yang berbeda
9. Mainan yang dapat didorong dan ditarik


Anak yang bermain dengan cara toodler adalah anak yang bermain secara spontan, dan bebas bermain dan berhenti sesukanya. Disamping itu karena Kondisi motorik masih kurang sehingga anak sering merusak alat - alat permainannnya. Perlu diingatkan juga bahwa anak memilih autonomi dan kemandirian, sehingga penting diperhatikan keamanan atau keselamatannya antara lain alat - alat permainan yang runcing, tidak menimbulkan keracunan ( cat ), karakteristik pada masa toodler adalah paralel play dan solitary play

Permainan anak prasekolah
Karakteristik mainannya adalah asosiative play, dramatik play dan skill play. Jenis - jenis mainanya adalah sepeda roda 3, truk, alat - alat masak. Olahraga berenang dan ski, balok balok besar dengan bermacam - macam ukuran, menghitung, crayon, cat air, buku gambar dengan kata - kata sederhana, boneka tangan, mobil dan kapal terbbang. Pada anak pra sekolah dimana proses motorik sudah mulai meningkat, anak sangat aktif dan imajinatif.

Permainan usia sekolah
Untuk anak usia sekolah, anak bermain dengan dimensi, anak tidak hanya senang dengan permainan fisik tetapi juga keterampilan intelektual, fantasi serta terlibat dalam kelompok atau tim yang mulai timbul. Anak belajar sendiri dan perilaku mulai dapat diterima serta anak sudah mulai mampu menyesuaikan diri. Bermain tim menolong anak untuk belajar tentang persaingan alamiah. Karakteristik mainannya adalah cooperative play. Pada anak laki - laki senang alat mekanik dan anak perempuan senang dengan peran ibu, misalnya menjahit, memasak. Untuk memperluas cakrawala dunia anak usia sekolah ini senang membaca dan olahraga.

Permainan masa remaja
Pada masa remaja, anak lebih dekat dengan kelompoknya ( teman sebaya 0. Permainan pada masa ini adalah olahraga dan musik. Bentuk - bentuk permainannya adalah terapeutik yaitu permainan keahlian, pada keadaan anak tidak mampu bersosialisasi atau tidak mampu mengekspresikan perasaan karena sesuatu hal yang menakutkan, anak - anak dapat diberikan permainan sebagai penjual/tukang. Dengan berperan sebagi tukang / pedagang penjual, anak akan mengekspresikan stress yang dihadapi. Permainan waktu makan, permainan ini dimaksudkan untuk meningkatkan nafsu makan serta mencegah kebosanan terhadap makanan yang satu jenis saja sesuai dietnya. Dalam permainan ini anak dibentuk dalam satu kelompok dan mereka ikut meladeni teman - temannya waktu makan serta bergantian. Pada waktu makan ini diciptakan suasana nyaman dan menyenangkan, misalnya dengan membunyikan musik. Permainan video, komputer, bermain drama, bermain balok ( akan meningkatkan keahlian serta kontrol sensorik anak ) dan buku - buku bergambar.

Jenis jenis mainan anak usia sekolah
Usia 6 – 8 tahun
 Puzzle
 Kartu
 Buku
 Alat untuk mencatat/menulis
 Sepeda


Usia 8 – 12 tahun
 Buku
 Pengumpulan perangko
 Mainan kartu
 Pekerjaan tangan
 Olahraga


Sikap orang tua atau pendidik dalam aktivitas bermain anak
4. Tidak menggangu anak bila mereka sedang bermain
5. Memberikan kesempatan bermain yang cukup
6. Memberikan ruangan cukup lusuntuk brmain
7. Memberikan kesempatan bermain yang kreatif, untuk mencegah anak bermain yang sifatnya merusak ataupun kriminal.
8. Memberi prmainan yang ideal bagi anak anakadalah permainan yang mudah dibentuk untuk berbagai tujuan
9. Memberikn jenis permainan sesuai dengan usia anak.


DAFTAR PUSTAKA
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/

BACA SELENGKAPNYA - Materi Kesehatan: Permainan dan Perilaku bermain bagi Anak

Askep Anak dengan BBLR

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

A. DEFINISI

Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram ( berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir ).

Ada dua macam BBLR yaitu :





1. Bayi yang kurang bulan ( KB / SMK ) : bayi yang dilahirkan dengan umur kurang dari 37 minggu.

2. Bayi kecil masa kehamilan ( KMK ) : bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir kurang dari persentie ke-10 kurva pertumbuhan janin.



Sedangkan Bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram disebut bayi berat lahir sangat rendah ( BBLSR ).



B. ETIOLOGI

Faktor Ibu :

1. Umur ibu pada dibawah 20 tahun dan diatas 35 th

2. Perdarahan antepartum

3. Bahan teratogonik ( alcohol, radiasi, obat )

4. Penyakit kronis

5. Keadaan penyebab Infusifiensi plasenta ( penyakit jantung, ginjal, paru, hipertensi, dll )

6. Malnutris

7. Kelainan uterus

8. Hidramnion

9. Trauma

10. Jarak kehamilan terlalu dekat

11. Pekerjaan berat semasa hamil





Faktor Plasenta

• Penyakit Vaskuler

• Kehamilan ganda

• Malformasi

• Tumor

• Plasenta privea





Faktor Janin

• Kelainan kromosom

• Malformasi

• Infeksi congenital ( missal : rubella )

• Kehamilan ganda

• Ketuban pecah dini





C. TANDA – TANDA KLINIS



Gambaran klinis BBLR secara umum adalah :

• Berat kurang dari 2500 gram

• Panjang kurang dari 45 cm

• Lingkar dada kurang dari 30 cm

• Lingkar kepala kurang dari 33 cm

• Umur kehamilan kurang dari 37 minggu

• Kepala lebih besar

• Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang

• Otot hipotonik lemah

• Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea

• Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus

• Kepala tidak mampu tegak

• Pernapasan 40 – 50 kali / menit

• Nadi 100 – 140 kali / menit





D. PROBLEMATIK BBLR



Dengan kurang sempurnanya alat-alat dalam tubuhnya baik anatomis maupun fisiologis maka mudah timbul beberapa kelainan seperti berikut ini :





1. Suhu tubuh yang tidak stabil oleh karena kesulitan mempertahankan suhu tubuh yang disebabkan oleh penguapan yag bertambah akibat dari kurangnya jaringan lemak dibawah kulit, permukaan tubuh relatif lebih luas dibandingkan dengan berat badan, otot yang tidak aktif,produksi panas yang berkurang oleh karena lemak coklat (brown fat) yang belum cukup serta pusat pengaturan suhu yang belum berfungsi sebagaimana mestinya.



2. Gangguan pernafasan yang sering menimbulkan penyakit berat pada BBLR. Hal ini disebabkan kekurangan surfactan(rasio lesitin/sfingomielin kurang dari 2), pertumbuhan dan pengembangan paru yang belum sempurna, otot pernafasan yang masih lemah yang tulang iga yang mudah melengkung(pliable thorak)





3. Penyakit gangguan pernafasan yang sering pada bayi BBLR adalah penyakit membran hialin dan aspirasi pneumoni.



4. Gangguan alat pencernaan dan problema nutrisi, distensi abdomen akibat dari motilitas usus berkurang, volume lambung berkurang sehingga waktu pengosongan lambung bertambah, daya untuk mencernakan dan mengabsorbsi lemak, laktosa,vitamin yang larut dalam lemakdan bebberapa mineral tertentu berkurang. Kerja dari sfingter kardio esofagus yang belum sempurna memudahkan terjadinya regurgitasi isi lambung ke esofagus dan mudah terjadi asspirasi.





5. Immatur hati memudahkan terjadinya hiperbilirubinemia dan defisiensi vitamin K.



6. Ginjal yang immatur baik secara anatomis maupun fungsinya. Produksi urine yang sedikit, urea clearence yang rendah, tidak sanggup mengurangi kelebihan airtubuh dan elektrolit dari badan dengan akibat mudah terjadi edema dan asidosis metabolik.





7. Perdarahan mudahbterjadi karena pembuluh darah yang rapuh(fragile), kekurangan faktor pembekuan seperti protrombine, faktor VII dan faktor christmas.



8. Gangguan imunologok, daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahya kadar Ig G gamma globulin. Bayi prematur relatif belum sanggup membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap infeksi masih belum baik





9. Perdarahan intraventrikuler, lebih dari 50% bayi prematur menderita perdarahan intraventrikuler. Hal ini disebabkan oleh karena bayi BBLR sering menderita apnea,asfuksia berat dan sindroma gangguan pernafasan. Luasnya perdarahan intraventrikuler ini dapat



10. Retrolental Fibroplasia : dengan menggunakan oksigen dengan konsentrasi tinggi(PaO2 lebih dari 115 mmHg : 15 kPa) maka akan terjadi vasokonstriksi pembuluh darah retina yang diikuti oleh proliferasi kapiler-kapiler baru kedaerah yang iskemi sehingga terjadi perdarahan, fibrosis, distorsi dan parut retina sehingga bayi menjadi buta. Untuk menghindari retrolental fibroplasia maka oksigen yang diberikan pada bayi prematur tidak boleh lebih dati 40%. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan oksigen dengan kecepatan 2 liter permenit.





E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK



• Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia

• Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan

• Titer Torch sesuai indikasi

• Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi

• Pemantauan elektrolit

• Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan ( missal : foto thorax )





F. PENATALAKSANAAN



 Penanganan bayi

Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator



 Pelestarian suhu tubuh

Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d 370 C.

Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal. Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu perawatan harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan sampai 300 C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram



 Inkubator

Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi terhadap pernafasan lebih mudah.



 Pemberian oksigen

Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR, akibat tidak adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi O2yang diberikan sekitar 30- 35 % dengan menggunakan head box, konsentrasi o2 yang tinggi dalam masa yang panjang akan menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan



 Pencegahan infeksi

Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi, memakai masker, gunakan gaun/jas, lepaskan semua asessoris dan tidak boleh masuk kekamar bayi dalam keadaan infeksi dan sakit kulit.





 Pemberian makanan

Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah terjadinya hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama, dapat diberikan melalui kateter ( sonde ), terutama pada bayi yang reflek hisap dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah secara relative memerlukan lebih banyak kalori, dibandingkan dengan bayi preterm.







G. PROGNOSIS

Pada saat ini harapan hidup bayi dengan berat 1501- 2500 gram adalah 95 %, tetapi berat bayi kurang dari 1500 gram masih mempunyai angka kematian yang tinggi. Kematian diduga karena displasia bronkhopulmonal, enterokolitis nekrotikans, atau infeksi sekunder.



BBLR yang tidak mempunyai cacat bawaan selama 2 tahun pertama akan mengalami pertumbuhan fisik yang mendekati bayi cukup bulan dengan berat sesuai masa gestasi.



Pada BBLR , makin imatur dan makin rendah berat lahir bayi, makin besar kemungkinan terjadi kecerdasan berkurang dan gangguan neurologik.





H. MEMULANGKAN BAYI

Sebelum pulang bayi sudah harus mampu minum sendiri, baik dengan botol maupum putting susu ibu. Selain itu kenaikan berat badan berkisar antara 10 – 30 gram / hari dan suhu tubuh tetap normal diruang biasa. Biasanya bayi dipulangkan dengan berat badan lebih dari 2000 gram dan semua masalah berat sudah teratasi.





I. PENGKAJIAN

 Sirkulasi :

Nadi apikal mungkin cepat dan atau tidak teratur dalam batas normal(120-160 dpm). Mur-mur jantung yang dapat didengar dapat menandakan duktusarteriosus paten(PDA).

 Makanan/cairan

Berat badan kurang 2500(5lb 8 oz).

 Neuroensori

Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut.

Ukuran kepala besar dalam hubungannya dengan tubuh, sutura mungkin mudah digerakan, fontanel mungkin besar atau terbuka lebar.

Edema kelopak mata umum terjadi, mata mungkin merapat(tergantung usia gestasi).

Refleks tergantung pada usia gestasi ; rooting terjadi dengan baik pada gestasi minggu 32; koordinasi refleks untuk menghisap, menelan, dan bernafas biasanya terbentuk pada gestasi minggu ke 32; komponen pertama dari refleks Moro(ekstensi lateral dari ekstremitas atas dengan membuka tangan)tampak pada gestasi minggu ke 28; komponen keduaa(fleksi anterior dan menangis yang dapat didengar) tampak pada gestasi minggu ke 32.

Pemeriksaan Dubowitz menandakan usia gestasi antara minggu 24 dan 37.



 Pernafasan

Skor apgar mungkin rendah.

Pernafasan mungkin dangkal, tidak teratur; pernafasan diafragmatik intermiten atau periodik(40-60x/mt).

Mengorok, pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan substernal, atau berbagai derajat sianosis mungkin ada.

Adanya bunyi “ampelas” pada auskultasi, menandakan adaya sindrom distress pernafasan (RDS).



 Keamanan

Suhu berfluktuasi dengan mudah.

Menangis mungkin lemah.

Wajah mungkin memar, mungkin ada kaput suksedoneum.

Kulit kemerahan atau tembus pandang, warna mungkin merah. muda/kebiruan, akrosianosis, atau sianosis/pucat.

Lanugo terdistribusi secara luas diseluruh tubuh.

Ekstremitas mungkin tampak edema.

Garis telapak kaki mungkin tidak ada pada semua atau sebagian telapak.

Kuku mungkin pendek.



 Seksualitas

Genetalia : Labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia mayora, dengan klitoris menonjol ; testis pria mungkin tidak turun, rugae mungkin banyak atau tidak ada pada skrotum.







J. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengankelemahan otot pernafasan.

2. Resiko tinggi tidak efektifnya terumoregulasi : hipotermi berhubungan dengan mekanisme pengaturan suhu tubuh immatur.

3. Resiko tinggi infeksi sekunder berhubungan dengan immaturitas fungsi imunologik.

4. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan lemahnya daya cerna dan absorbsi makanan.





K. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN













NO

TUJUAN

INTERVENSI

1.





















2.

















3.

























4.

Setelah mendapat tindakan keparawatan 3x24 jam tidak terjadi gangguan pola nafas(nafas efektif)

Kriteria Hasil :

§ Akral hangat

§ Tidak ada sianosis

§ Tangisan aktif dan kuat

§ RR : 30-40x/mt

§ Tidak ada retraksi otot pernafasan





Setelah mendapatkan tindakan keperawatan 3x24 jam tidak terjadi gangguan terumoregulasi

Kriteria Hasil :

§ Badan hangat

§ Suhu : 36,5-37oC







Setelah mendapat tindakan keperawatan 3x24 jam tidak terjadi infeksi

Kriteria Hasil :

§ Tidak ada tanda-tanda infeksi(tumor,dolor,rubor,calor,fungsiolaesa)

§ Suhu tubuh normal (36,5-37oC)













Setelah tindakan keperawatan 3x24 jam tidak terjadi gangguan nutrisi

Kriteria Hasil :

§ Diet yang diberikan habis tidak ada residu

§ Reflek menghisap dan menelan kuat

§ BB meningkat 100 gr/3hr.

1.1. Monitor pernafasan (kedalaman, irama, frekuensi )

1.2. Atur posisi kepala lebih tinggi

1.3. Monitor keefektifan jalan nafas, kalau kerlu lakukan suction.

1.4. Lakukan auskultasi bunyi nafas tiap 4 jam

1.5. Perthankan pemberian O2

1.6. Pertahankan bayi pada inkubator dengan penghangat

1.7. Kolaborasii untuk X foto thorax



2.1. Pertahankan bayi pada inkubator dengan kehangatan 37oC

2.2. Beri popok dan selimut sesuai kondisi

2.3. Ganti segera popok yang basah oleh urine atau faeces

2.4. Hindarkan untuk sering membuka penutup karena akan menyebabkan fluktuasi suhu dan peningkatan laju metabolisme

2.5. Atur suhu ruangan dengan panas yang stabil

3.1. Monitor tanda-tanda infeksi(tumor,dolor,rubor,calor,fungsiolaesa)

3.2. Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi

3.3. Anjurkan kepada ibu bayi untuk memakai jas saat masuk ruang bayi dan sebelum dan/sesudah kontak cuci tangan

3.4. Barikan gizi (ASI/PASI) secara adekuat

3.5. Pastikan alat yang kontak dengan bayi bersih/steril

3.6. Berikan antibiotika sesuai program

3.7. Lakukan perawatan tali pusat setiap hari



4.1. Kaji refleks menghisap dan menelan

4.2. Monitor input dan output

4.3. Berikan minum sesuai program lewat sonde/spin

4.4. Sendawakan bayi sehabis minum

4.5. Timbang BB tiap hari.





II. TERMOREGULASI PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH

A. PERANAN HIPOTALAMUS

Suhu tubuh hampir seluruhnya diatur oleh mekanisme persarafan, dan hampir semua mekanisme ini terjadi melalui pusat pengaturan suhu yang terletak pada hipotalamus

Pada bayi baru lahir pusat pengatur suhu tubuhnya belum berfungsi dengan sempurna, sehingga mudah terjadi penurunan suhu tubuh, terutama karena lingkungan yang dingin.



B. PENGATUR PANAS

Pengatur panas atau temperatur regulasi terpelihara karena adanya keseimbangan antara panas yang hilang melalui lingkungan, dan produksi panas. Kedua proses ini aktifitasnya diatur oleh susunan saraf pusat yaitu hipotalamus.

Dengan prinsip adanya keseimbangan panas tersebut bayi baru lahir akan berusaha menstabilkan suhu tubuhnya terhadap faktor-faktor penyebab hilangnya panas karena lingkungan.



Pada saat kelahiran, bayi mengalami perubahan dari lingkungan intra uterin yang hangat ke lingkungan ekstra uterin ynag relatif lebih dingin. Hal tersebut menyebabkan penurunan suhu tubuh 2o-3oC, terutama hilangnya panas karena evaporasi atau penguapan cairan ketuban pada kulit bayi yang tidak segera dikeringkan. Kondisi tersebut akan memacu tubuh menjadi dingin yang akan menyebabkan respon metabolisme dan produksi panas.



Pengaturan panas pada bayi baru lahir berhubungan dengan metabolisme dan penggunaan oksigen.

Dalam lingkungan tertentu pada batas suhu maksimal, penggunaan oksigen dan metabolisme minimal, karena itu suhu tubuh harus dipertahankan untuk keseibangan panas.



Bayi cukup bulan dalam keadaan tanpa pakaian dapat bertahan pada suhu lingkungan sekitar 32-34oC. Sedangkan batas pada orang dewasa 26-28oC. Oleh karena itu bayi baru lahir normal memerlukan suhu lingkungan yang lebih hangat dan suhu lingkungan tersebut harus dipelihara dengan baik.

Pada bayi baru lahir lemak subkutannya lebih sedikit dan epidermis lebih tipis dibandingkan pada orang dewasa. Pembuluh darah pada bayi sangat mudah dipengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan dan semua ini dibawah pengaruh hipotalamus sebagai pusat pengatur suhu.



Kelenturan pada tubuh bayi menurun pada daerah permukaan sehingga akan mempercepat hilangnya panas. Hal tersebut dipengaruhi panjang badan bayi, perbandingan permukaan utbuh dengan berat badan dari usia bayi, yang semua ini dapat mempengaruhi batas suhu normal. Pada bayi dengan berat badan lahir rendah(BBLR) jaringanadiposa sedikit dan kelenturan menurun sehingga memerlukan suhu lingkungan yang lebih panas untuk mencapai suhu yang normal.



Jika suhu lingkungan turun dibawah suhu yang rendah, bayi akan merespon dengan meningkatkan oksigen danmemperbesar metabolisme sehingga akan meningkatkan produksi panas.

Bila bayi berada ditempat terbuka dengan lingkugan yang dingin dapat menyebabkan habisnya cadangan glikogen dan menyebabkan asidosis.





C. PRODUKSI PANAS ATAU THERMOGENESIS



Ditempat yang terbuka dan lingkungan yang dingin bayi baru lahir memerlukan penambahan panas.

Bayi mempunyai mekanisme fisiologi untuk meningkatkan produksi panas dipengaruhi oleh karena : Meningkatnya Metabolisme Rate, Aktifitas otot dan Thermogenesis Kimiawi :



a. Basal Metabolisme Rate

Basal metabolisme rate adalah jumlah energi yang digunakan tubuh selama istirahat mutlak dan keadaan sadar.

Pada bayi baru lahir, gerakan tubuh, menggigil merupakan mekanisme penting untuk memproduksi panas. Gerakan menggigil terjadi ketika reseptor kulit menurun pada suhu lingkungan yang dingin, dan kondisi tersebut akan diteruskan kesusunan saraf pusat yang akan menstimuli sistem saraf simpatis untuk menggunakan cadangan lemak coklat, yang merupakan sumber panas yang utama untuk mengatasi stres dingin.

Pelepasan norephineprin oleh kelenjar adrenal dan saraf lokal berakhir pada lemak coklat yang menyebabkan trigliserid dapat dimetabolisme menjadi gliserol dan fatty acid (asam lemak). Oksidasi asam lemak ini meningkatkan produksi panas. Jika suplai lemak coklat habis maka respon metabolisme terhadap keadaan dingin akan berkurang.

Oksidasi asam lemak pada bayi tergantung dari tersedianya oksigen, glukosa, Adenosin Tri Phospat (ATP) dan kemampuan bayi untuk mengubah menjadi panas.

Kemampuan bayi untuk menghasilkan oanas dapat berubah pada keadaan patologis seperti hipoksia, asidosis, dan hipoglikemi.



b. Aktifitas otot

Menggigil adalah bentuk dari aktifitas otot yang disebabkan karena suhu yang dingin. Produksi panas terjadi melalui peningkatan metabolisme rate dan aktifitas otot. Jika bayi tidak menggigil berarti metabolisme rate pada bayi sudah cukup.



c. Thermogenesis Kimiawi

Disebabkan karena pelepasan norephineprin dan ephineprin oleh rangsang saraf simpatis.





D. ALIRAN DARAH KE KULIT



Kecepatan aliran darah yang tinggi menyebabkan konduksi panas yang disalurkan dari inti tubuh ke kulit sangat efisien. Efek aliran darah kulit pada konduksi panas dari inti tubuh permukaan kulit menggambarkan peningktan konduksi panas hampir delapan kali lipat. Oleh karena itu “Kulit merupakan sistem pengatur radiator panas yang efektif “, dan aliran darah ke kulit adalah mekanisme penyebaran panas yang paling efektif dari inti tubuh ke kulit.

Dengan meletakan bayi telungkup didada ibu akan terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi sehingga bayi akan memperoleh kehangatan karena ibu merupakan sumber panas yang baik bagi bayi.







E. HILANGNYA PANAS PADA BAYI



Hilangnya panas pada bayi merupakan keadaan yang merugikan, karena itu suhu tubuh normal pada bayi harus dipelihara. Menurut buku Maternal and Neonatal Nursing, 1994, hilangnya panas pada bayi baru lahir melalui empat cara yaitu :



a. Radiasi

Radiasi yaitu : transfer panas dari bayi kepermukaan yang lebih dingin, dan obyek yang tidak berhubungan langsung dengan bayi.

Hal tersebut dapat diartikan, panas tubuh bayi memancar ke lingkungan sekitar bayi yang lebih dingin.

Contoh : 1. Udara dingin pada dinding luar dan jendela

2. Penyekat tempat tidur bayi yang dingin



b. Evaporasi

Evaporasi yaitu : hilangnya panas ketika air dari kulit bayi menguap.

Kondisi tersebut disebabkan karena adanya cairan ketuban yang membasahi kulit bayi menguap.

Contoh : 1. Bayi lahir tidak langsung dikeringkan dari cairan ketuban.

2. Selimut atau popok basah bersentuhan dengan kulit bayi.



c. Konduksi

Konduksi yaitu : transfer panas yang terjadi ketika bayi kontak langsung dengan permukaan obyek yang dingin.

Pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung kontak dengan permukaan yang lebih dingin.

Contoh : 1. Tangan perawat yang dingin

2. Tempat tidur, selimut, stetoskop yang dingin





d. Konveksi

Konveksi yaitu : Hilangnya panas pada bayi yang terjadi karena aliran udara yang dingin menyentuk kulit bayi

Hal tersebut terjadi karena aliran udara sekliling bayi yang dingin.

Contoh : 1. Bayi diletakan didekat pintu atau jendela yang terbuka

2. Aliran udara dari pipa AC.





F. RESPON BAYI TERHADAP HIPOTERMI

Pada saat suhu kulit mulai turun, thermoreseptor menyebarkan impuls kesusunan saraf pusat, distimuli sistem saraf simpatis, norephineprin dilepaskan oleh kelenjar adrenal dan saraf setempat yang berakhir dengan lemak coklat dimetabolisme untuk memproduksi panas.





G. PENILAIAN HIPOTERMI BAYI BARU LAHIR

a. Gejala Hipotermi Bayi Baru Lahir

 Bayi tidak mau minum atau menetek

 Bayi tampak lesu atau mengantuk saja

 Tubuh bayi teraba dingin

 Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras(Skleremia)





b. Tanda-Tanda Hipotermi Sedang (Stress Dingin)

 Aktifitas berkurang, letargis

 Tangisan lemah

 Kulit berwarna tidak rata

 Kemampuan menghiisap lemah

 Kaki teraba dingin





c. Tanda-Tanda Hipotermi Berat (Cedera Dingin)

 Sama dengan hipotermi sedang

 Bibir dan kuku kebiruan

 Pernafasan lambat

 Pernafasan tidak teratur

 Bunyi jantung lambat

 Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemi dan asidosis metabolic





d. Tanda-Tanda Stadium Lanjut Hipotermi

 Muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang

 Bagian tubuh lainnya pucat

 Kulit memgeras dan timbul kemerahan pada punggung, kaki dan tangan (Sklerema)







H. TINDAKAN PENCEGAHAN HIPOTERMIA

Upaya mencegah hipotermi pada bayi baru lahir sangat penting dan merupakan prioritas agar bayi terhindar dari kondisi yang tidak dikehendaki.

Hipotermi dapat terjadi setiap saat apabila suhu sekeliling bayi rendah dan upaya mempertahankan suhu tubuh tetap hangat tidak diterapkn dengan tepat, terutama pada masa stabilisasi yaitu 6-12 jam pertama setelah lahir. Contoh, terjadi hipotermi karena bayi baru lahir dibiarkan basah dan telanjang selama menunggu plasenta lahir.

Bayi baru lahir mudah sekali terkena hipotermi. Hal ini disebabkan oleh karena :

a. Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna

b. Permukaan tubuh bayi relatif lebih luas

c. Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas

d. Bayi belum mampu mengatur posisi tubuh dan pakaiannya agar tidak kedinginan





Untuk mencegah terjadinya hipotermia pada bayi baru lahir perlu dilakukan upaya pencegahan yaitu :



a. Ibu melahirkan bayi ditempat yang hangat

Ruangan tempat ibu melahirkan harus hangat dan tertutup dengan sirkulasi udara yang cukup baik serta penyinaran cukup terang.



b. Segera mengeringkan tubuh bayi

Bayi lahir dengan tubuh basah oleh ketuban akan mempercepat terjadinya penguapan dan bayi lebih cepat kehilangan panas tubuh, akibatnya dapat timbul serangan dingin(cold stress)

Bayi baru lahir yang kedinginan biasanya tidak memperlihatkan gejala menggigil oleh karena pusat pengatur suhunya belum sempurna. Hal ini menyebabkan gejala awal hipotermi yang sering tidak terdeteksi oleh ibu atau perawat.





Untuk mencegah timbulnya serangan dingin tindakan yang dilakukan yaitu :

 Setelah lahir bayi diletakan pada tempat yang diberi alas haduk kering, bersih dan hangat

 Segera keringkan bayi dengan haduk, lakukan dengan tepat mulai dari kepala kemudian seluruh tubuh. Bila handuk basah harus diganti yang kering, bersih dan hangat.

 Bungkus bayi dengan kain kering dan hangat bayi diberi topi atau tutup kepala dan diberi kaos tangan dan kaos kaki.





c. Segera letakan bayi pada dada ibu.

Kontak langsung kulit ibu dan bayi agar mendapatkan kehangatan. Ibu merupakan sumber panas yang baik bagi bayi baru lahir.

d. Menunda memandikan bayi.

Memandikan bayi dilakukan setelah suhu tubuh bayi setabil, bayi tampak aktif dan sehat. Memandikan bayi ditunda selama 24 jam setelah kelahiran.





I. Teknik meningkatkan suhu bayi.

a. Bayi ditempatkan pada inkubator dengan yang dilengkapi dengan alat pengatur suhu.

b. Couves yang diberi lampu penghangat.

c. Membedong bayi .

d. Metode kanguru.







DAFTAR PUSTAKA





1. Berhman, Kliegman & Arvin. (1996). Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Alih Bahasa : A. Samik Wahab. Jilid 1. Jakarta : EGC.

2. A.H Markum. (2002). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : FKUI

3. Staf pengajar IKA FKUI. (1995). Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 3. Jakarta : IKA FKUI.

4. Persis Mary Hamilton. (1999). Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 2. Jakarta : EGC.

5. Purnawan,J,dkk ( 1989 ) Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 2, Jakarta : Media Aeusculapius FKUI

6. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. (2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal da Neonatal, jakarta : JNPKKR-POGI.

7. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. (2002). Ilmu Kebidanan, jakarta : JNPKKR-POGI.

8. Mochtar, Rustam. (1998).Sinopsis Obstetri : Obstetri fisiologi, obstetri patologi, edisi 2, jakarta : EGC..

9. http://askep-askeb-kita.blogspot.com/



BACA SELENGKAPNYA - Askep Anak dengan BBLR
INGIN BOCORAN ARTIKEL TERBARU GRATIS, KETIK EMAIL ANDA DISINI:
setelah mendaftar segera buka emailnya untuk verifikasi pendaftaran. Petunjuknya DILIHAT DISINI