kolom pencarian

KTI D3 Kebidanan[1] | KTI D3 Kebidanan[2] | cara pemesanan KTI Kebidanan | Testimoni | Perkakas
PERHATIAN : jika file belum ter-download, Sabar sampai Loading halaman selesai lalu klik DOWNLOAD lagi

26 July 2010

ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN PATOLOGIS TERHADAP Ny. D DENGAN ABORTUS INSIPENS DI RB

ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN PATOLOGIS TERHADAP Ny. D DENGAN ABORTUS INSIPENS DI RB: "LANDASAN TEORI

A. Pengertian Abortus
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan oleh akibat-akibat tertentu, pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan (Prof. dr. Abdul Bani Saifudin, SPOG, MPH, Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2001).

Dibawah ini dikemukakan beberapa definisi para ahli tentang abortus
EASTMAN : Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri di luar uterus.Belum sanggup yaitu apabila fetus itu beratnya terletak antara 400-100 gr, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu
JEFFCOAT : Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu, yaitu fetus belum viable by law.
HOLMER : Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke-16, dinamakan proses plasentasi belum selesai.

Ternyata MONRO melaporkan bahwa fetus dengan berat 397 gram dapat hidup terus, jadi definisi tersebut diatas tidaklah mutlak. Berarti bayi dengan BB 700-800 gram dapat hidup, tapi hal ini dianggap sebagai suatu keajaiban. Makin tinggi BB anak waktu lahir, makin besar kemungkinannya untuk dapat hidup terus (Prof. Dr. dr. Rustam Mochtar, MPH, SInopsis, Obstetri, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta, 2002).
Faktor-faktor penyebab sangat banyak. Pada bulan pertama pada kehamilan yang mengalami abortus, hampir selalu didahului oleh matinya fetus.


B. Etiologi
Faktor-faktor yang menyebabkan kematian fetus adalah faktor ovum sendiri, faktor ibu dan faktor bapak (Prof. Dr. dr. Rustam Mochtar, MPH, SInopsis, Obstetri, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta, 2002).
1. Kelainan Ovum
Menurut HERTIG, dkk, pertumbuhan abnormal dari fetus sering menyebabkan abortus spontan. Menurut penyelidikan mereka. Dari 100 abortus spontan 48,9% disebabkan ovum yang patologis, 3,2% disebabkan oleh kelainan letak embrio, dan 9,6% disebabkan plasenta yang abnormal.

2. Kelainan genitalia ibu
Misalnya pada ibu yang menderita :
a. Anomali Kongenital (hipoplasi uteri, uterus bikornis, dll)
b. Kelainan letak dari uterus seperti retroflexi uteri fisika
c. Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum yang sudah dibuahi, seperti kurangnya progesteron atau estrogen, endometritis, mioma submukosa.
d. Uterus terlalu cepat teregang (kehamilan ganda, mola)
e. Distorsio uterus, misalnya karena terdorong oleh tumor pelvis

3. Gangguan sirkulasi placenta
Kita jumpai pada ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi, toksemia gravidarum, anomali plasenta, dan endarteritis oleh karena lues.

4. Penyakit-penyakit ibu
Misalnya pada :
a. Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia, tifoid, pielitis, rubella, demam molta, dsb. Kematian fetus dapat disebabkan karena toksin dari ibu atau invasi kuman atau virus pada fetus.
b. Keracunan Pb, nikotin, gas racun, alkohol dll.
c. Ibu yang asfiksia seperti pada dekompensasi kardis, penyakit paru berat, anemia gravis.
d. Mal nutrisi, avitaminosis, dan gangguan metabolisme, hipotyroid, kekurangan vitamin A, C atau E, Diabetes melitus.
5. Antagonis Rhesus
Pada antogonis resus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus, sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.
6. Terlalu cepatnya korpus luteum menjadi atrofis, atau faktor serviks yaitu inkompetensi serviks, servisitis.
7. Perangsang pada ibu yang menyebabkan uterus berkonraksi; umpamanya sangat terkejut, obat-obat uterotonika, ketakutan, laparotomi, dll. Atau dapat juga karena trauma langsung terhadap fetus, selaput janin rusak langsung karena instrument, benda, dan obat-obatan.
8. Penyakit bapak : umur lanjut, penyakit kronis seperti TBC, anemia, dekompensasi kordis, malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (alkohol, nikotin, dll) sinar rontgen, avitaminosis.

C. Klasifikasi
Abortus dapat dibagi atas dua golongan (Prof. Dr. dr. Rustam Mochtar, MPH, SInopsis, Obstetri, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta, 2002 dan Prof. Dr. dr. Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1992):
1. Abortus spontan
Adapun abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah. Dapat dibagi atas :
a. Abortus kompletus (keguguran lengkap)
Artinya seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus), sehingga rongga rahim kosong.
Gejala : Perdarahan bercak hingga sedang, serviks tertutup/terbuka, uterus lebih kecil dari usia gestasi, sedikit/tanpa nyeri perut bawah, riwayat ekspulsi hasil konsepsi.
Penanganan : Dengan uterotonika

b. Abortus insipeins (keguguran sedang berlangsung)
Abortus yang sedang berlangsung, dengan astium sudah terbuka dan ketuban yang teraba. Kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi.
Gejala : Perdarahan sedang hingga masif/banyak, serviks terbuka, TFU sesuai usia kehamilan, nyeri perut bawah, belum terjadi ekspulsi hasil konsepsi.
Penanganan : Evakuasi hasil konsepsi dengan uterotonika dan kuretase

c. Abortus Inkompletus (keguguran bersisa)
Hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua dan placenta.
Gejala : Perdarahan sedang hingga masif/banyak, servik terbuka, TFU tidak sesuai umur kehamilan, nyeri perut bawah, ekspulsi sebagian hasil konsepsi.
Penanganan : Keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu beri obat-obat uterotonika dan antibiotika.
d. Abortus iminens (keguguran membakat)
Keguguran membakat dan akan terjadi, masih ada harapan untuk mempertahankannya.
Gejala : Terjadi perdarahan bercak, serviks masih tertutup, besar uterus sesuai dengan umur kehamilan, kram bawah perut, uterus lunak.
Penanganan : Tirah baring total, jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan, hindari coitus untuk sementara.
e. Missed abortion
Perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan retensi hasil konsepsi yang telah mati hingga 8 minggu atau lebih.

Gejala : Dijumpai amenoare, perdarahan sedikit-sedikit yang berulang pada permulaannya, serta selama observasi fundus tidak bertambah tinggi, malahan tambah rendah.
Penanganan : Hati-hati melakukan kuretase, plasenta dapat melekat sangat erat di dinding rahim, sehingga akan sulit dan resiko perforasi lebih tinggi, lakukan dilatasi dengan batang laminaris selama 12 jam.
f. Abortus habitualis (keguguran berulang)
Adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut.
Gejala : Dalam triwulan kedua terjadi pembukaan serviks tanpa disertai mules, yang selanjutnya disertai oleh pengeluaran janin yang biasanya masih hidup dan normal, penderita tak jarang mengeluh bahwa ia mengeluh banyak lendir dari vagina.
Penanganan : Penyebab abortus habitualis untuk sebagian besar tidak diketahui, penanganan terdiri atas: memperbaiki keadaan umum, pemberian makanan yang sempurna, anjurkan istirahat cukup banyak, larangan coitus dan olah raga.

2. Abortus Provokatus
Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat

a. Abortus medisinalis
Adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu. (berdasarkan indikasi medis)
b. Abortus kriminalis
Adalah abortus yang terjadi karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.

D. Komplikasi Abortus
1. Perdarahan (hemorrhage)
2. Perforasi
3. Infeksi dan tetanus
4. Payah ginjal akut
5. Syok, pada abortus dapat disebabkan oleh :
a. Perdarahan yang banyak disebut syok hemoragik
b. Infeksi berat atau sepsis disebut syok septic atau endoseptik
(Prof. Dr. dr. Rustam Mochtar, MPH, Sinopsis Obstetri, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2002).














I. Pengumpulan Data Dasar
A. Anamnesa
Tanggal 28 November 2007, Pukul 08.00 WIB
1. Identitas
Nama Istri : Desta retno palupi Nama Suami : Tn.A. Mansur
Umur : 24 thn Umur : 27 thn
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS Pekerjaan : PNS
Alamat : Jln. Kijang 4 Jakarta Alamat : Jln. Kijang 4 Jakarta

2. Keluhan Utama
a. Ibu mengatakan saat ini telah hamil 14 minggu anak ke-1
b. Ibu mengatakan perutnya mulas dan sakit sampai ke pinggang serta mengeluarkan darah dari jalan lahir.
c. Ibu merasa takut dan cemas

3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya : 6-7 hari
Banyaknya : 3 x ganti softek
Keluhan : tidak ada
HPHT : 22 Agustus 2007
TP : 29 Mei 2008
Usia kehamilan saat ini 14 minggu

4. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Tanda-tanda kehamilan (trimester I)
PP test 5 Oktober 2007 : hasil positif
b. Pergerakan fetus belum dirasakan
c. Keluhan yang dirasakan
Mual dan muntah : ya
Nyeri perut : ya
Sakit kepala : tidak ada
Pengeluaran cairan : keluar darah pervaginam
Oedema : tidak ada

5. Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga
a. Data kesehatan ibu
Ibu tidak pernah di rawat di Rumah Sakit, penyakit keturunan tidak ada, tidak ada penyakit menular.
b. Data kesehatan keluarga
Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular dan penyakit keturunan.

6. Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
Sebelum hamil : Makan 3 x sehari dengan porsi sedang 1 piring nasi, lauk 1 potong tahu/tempe, kadang-kadang ikan/daging, dengan 1 mangkok kecil sayur, dan 7-8 gelas air putih.

Saat hamil : Ibu makan 2 x sehari porsi nasi sedikit, lauk kadang mau kadang tidak, minum air putih 6-7 gelas/hari.
b. Eliminasi
Sebelum hamil : BAB 1 x sehari, BAK 3-4 x sehari
Saat hamil : BAB dalam sehari, kadang ya kadang tidak, BAK 6-7 x sehari.
c. Personal Hygiene
Sebelum hamil : Mandi 2 x sehari, pagi dan sore
Saat hamil : Mandi 2 x sehari, pagi dan sore
d. Pola istirahat
Sebelum hamil : Tidur malam 7-8 jam/hari, tidur siang 1-2 jam/hari
Saat hamil : tidur malam 6-7 jam/hari, tidur siang 1-2 jam/hari
e. Seksualitas
Seksualitas antara ibu dan suami terganggu sedikit

7. Imunisasi
Ibu mengatakan sudah mendapatkan imunisasi TT pada tanggal 27 Oktober 2007, di RB Kasih Ibu

8. Riwayat Sosial
a. Ibu mengatakan kehamilannya direncanakan olehnya dan suami
b. Ibu maupun keluarga senang dengan kehamilan ini
c. Status perkawian ibu : ibu menikah 1x, usia pernikahan 7 bulan.
d. Ibu mengatakan tidak ada kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas.






B. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : baik
2. Tanda-tanda vital : TD :110/80 mmHg
Nadi : 85x/menit
Suhu : 36,70C
RR : 20x/menit
3. Tinggi badan : 160 cm
4. Berat badan : sebelum hamil: 49 kg
Saat hamil : 52 kg
Kenaikan BB : 3 kg
5. Ukuran lila : 24 cm
6. Inspeksi
a. Rambut : lurus, tidak ada ketombe, dan tidak mudah rontok, keadaan bersih
b. Muka : bentuk simetris, tidak ada oedema, keadaan bersih
c. Mata : bentuk simetris, tidak ada pembengkakan pada kelopak mata, konjungtifa tidak pucat, sclera tidak ikterik, berfungsi dengan baik.
d. Hidung : bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada polip
e. Mulut dan gigi : tidak ada kelainan bentuk pada mulut, tidak terdapat stomatitis, keadaan gigi bersih, tidak ada caries pada gigi, tidak ada pembesaran tonsil, jumlah gigi atas dan bawah lengkap.
f. Telinga : bentuk simetris, keadaan bersih, fungsi pendengaran baik, daun telinga ada.
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfa, dan tidak ada pembengkakan vena jugularis
h. Dada : bentuk simetris, pergerakan nafas teratur, tidak ada benjolan abnormal
i. Payudara : membesar simetris, putting susu menonjol, keadaan payudara bersih, belum ada hyperpigmentasi, tidak ada benjolan abnormal, colostrum belum keluar.
j. Abdomen : bentuk simetris, membesar sesuai kehamilan, tidak ada bekas operasi, keadaan bersih.
k. Punggung : segitiga signoid simetris, bentuk tulang punggung lordosis,
l. Genetalian :
1) Keluar darah pervaginam
2) Tidak ada bau
3) Tidak ada oedema
4) Tidak ada bekas luka episiotomi
5) Hygiene baik
6) Tidak ada haemoroid
m. Ekstremitas :
Atas : bentuk simetris, tidak ada cacat, tidak ada oedema, keadaan bersih, jari-jari tangan lengkap, keadaan kulit baik, turgor kulit baik, dapat digerakkan dengan baik.
Bawah : bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada cacat, tidak ada oedema, berfungsi dengan baik, jari-jari kaki lengkap, keadaan kulit baik.
7. Palpasi :
Leopold I : TFU 12 cm, 4 jari diatas simfisis
Leopold II : tidak dilakukan
Leopold III : tidak dilakukan
8. Askultasi
Jantung : detak jantung teratur, tidak terdengar mur-mur
Paru-paru : tidak terdengar wheezing dan ronchi
9. Perkusi : reflek patella positif, dan reflek babinski negatif
II. Interprestasi Data Dasar, diagnosa, masalah, dan Kebutuhan
1. Diagnosa
Ibu G1P0A0 hamil 14 minggu dengan abortus insipiens
Dasar
a. Ibu mengatakan hamil anak pertama
b. HPHT : 22-8-2007
c. TP : 29-5-2008
d. TFU : 12 cm
e. Ibu mengatakan nyeri pada perutnya
f. Serviks terbuka
g. Keluar darah pervaginam
2. Masalah
Ibu kelihatan lemas, kesakitan, dan cemas
Dasar
a. Ibu mengatakan nyeri pada perutnya
b. Servik terbuka
c. Keluar darah pervaginam
d. Ibu mengatakan takut apabila terjadi keguguran
3. Kebutuhan
a. Pemenuhan cairan dan nutrisi
b. Istirahat dan kurangi aktivitas
c. Berikan ibu rasa aman dan nyaman
d. Dukungan psikologis
e. Kolaborasi dengan dokter spesialis obstetri dan gynekologi untuk pemberian obat-obatan dan tindakan kuretase


III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Potensial terjadi abortus inklompletus
Dasar :
a. Ibu mengatakan perutnya nyeri
b. Serviks terbuka
c. Keluar darah pervaginam

IV. Identifikasi Kebutuhan Terhadap Tindakan dan Kolaborasi
Evaluasi hasil konsepi, dilakukan kolaborasi dokter untuk penanganan abortus inspiens dengan tindakan kuretase.

V. Rencana Managemen
1. Jelaskan pada ibu kondisinya saat ini
a. Libatkan keluarga agar memberi dukungan pada ibu
b. Berikan ibu rasa aman dan nyaman
c. Anjurkan ibu untuk menenangkan pikiran dan perasaannya
2. Pemenuhan cairan dan nutrisi
a. Pasang cairan infus
b. Anjurkan pada ibu untuk makan dan minum yang cukup
c. Libatkan keluarga agar membantu ibu untuk makan dan minum yang cukup.
3. Dukungan psikologis
a. Anjurkan ibu untuk tetap tenang, beristirahat, dan berdoa
b. Yakinkan pada ibu bahwa tim medis akan membantu ibu dengan baik.
c. Libatkan keluarga untuk terus memberi dukungan pada ibu.
4. Anjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi aktifitas yang berlebihan.
5. Evakuasi hasil konsepsi, kontraksi uterus dan tanda-tanda vital.
6. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan obat-obatan dan tindakan kuretase.

VI. Pelaksanaan
1. Menjelaskan pada ibu kondisinya saat ini
a. Melibatkan keluarga agar memberi dukungan pada ibu
b. Memberi ibu rasa aman dan nyaman
c. Menganjurkan ibu untuk menenangkan pikiran dan perasaannya.
2. Memenuhi cairan dan nutrisi ibu
a. Memasang cairan infus
b. Menganjurkan pada ibu untuk makan dan minum yang cukup.
c. Melibatkan keluarga untuk membantu ibu agar makan dan minum yang cukup
3. Memberi dukungan psiklogis
a. Menganjurkan ibu untuk tetap tenang, bersitigfar, dan berdoa
b. Meyakinkan ibu, bahwa tim medis akan membantu ibu dengan baik.
c. Melibatkan keluarga untuk terus memberi dukungan pada ibu
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi aktifitas yang berlebihan.
5. Mengevaluasi hasil konsepsi, kontraksi uterus dan tanda-tanda vital.
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan dan tindakan kuretase.
a. Rujuk dengan membawa BAKSOKU DO
b. Memberikan obat-obatan antara lain : Ergometrin 0,2 mg IM dan Misoprostol 400 mg per oral.
c. Melakukan tindakan kuretase, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Memberikan obat anestesi sebelum dilakukan tindakan kuretase, obatnya antara lain dapat dipilih; petidin, sulfas atropine, droperidol, dan valium
2) Menentukan letak rahim, yaitu dengan melakukan pemeriksaan dalam.
3) Masukkan penduga rahim (sondage) sesuai dengan letak rahim dan tentukan panjang atau dalamnya penduga rahim.
4) Bila pembukaan serviks belum cukup untuk memasukkan sendok kuret, lakukan terlebih dulu didilatasi dengan dilatator atau bougie hegar.
5) Memakai sendok kuret yang agak besar. Memasukkan dengan melakukan kerokan dimulai di bagian tengah.
6) Memakai cunam abortus untuk mengeluarkan hasil konsepsi dan jaringan lainnya.
7) Mengeluarkan alat dengan menarik alat dengan hati-hati dan lembut.

VII. Evaluasi
1. Ibu mengerti kondisinya saat ini
a. Keluarga berjanji untuk memberikan bantuan psikologis pada ibu
b. Ibu mengatakan sudah merasa lebih aman dan nyaman
c. Ibu mengatakan pikiran dan perasaannya sudah lebih tenang.
2. Kebutuhan cairan dan nutrisi ibu sudah terpenuhi
a. Ibu sudah diberikan cairan infus
b. Ibu sudah minum dan ibu juga berjanji akan makan dan minum cukup
c. Keluarga berjanji akan membantu ibu untuk makan dan minum yang cukup.
3. Cemas ibu berkurang
a. Ibu mengatakan sudah lebih tenang
b. Ibu mengatakan, ia yakin bahwa tim medis akan membantunya dengan baik.
c. Keluarga berjanji akan terus memberikan dukungan pada ibu
4. Ibu mengatakan akan istirahat yang cukup dan akan mengurangi aktifitas yang berlebihan
5. Tanda-tanda vital ibu normal, dan kontraksi uterus tetap terjadi
6. Telah tilakukan kolaborasi dengan dokter, ibu sudah diberikan obat-obatan dan sudah mendapatkan tindakan kuretase dari dokter.

DAFTAR PUSTAKA


Prof. dr. Abdul Bani Saifudin, SPOG, mph, Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2001

Prof. Dr. dr. Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1992

Prof. Dr. dr. Rustam Mochtar, MPH, Sinopsis Obstetri, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2002.

"
BACA SELENGKAPNYA - ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN PATOLOGIS TERHADAP Ny. D DENGAN ABORTUS INSIPENS DI RB

MANAJEMEN KEBIDANAN PATOLOGIS IBU HAMIL Ny. “N” DENGAN MOLAHIDATIDOSA DI RB HARAPAN BUNDA

MANAJEMEN KEBIDANAN PATOLOGIS IBU HAMIL Ny. “N” DENGAN MOLAHIDATIDOSA DI RB HARAPAN BUNDA:
MOLAHIDATIDOSA

A. Pengertian
Molahidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana hampir seluruh vili korialisnya mengalami perubahan hidrofik. Uterus dan berkembang lebih cepat dari usia gestasi yang normal, tidak dijumpai adanya janin, kavum uteri hanya terisi oleh jaringan seperti rangkaian buah anggur (Arif Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, 2000 dan Unpad, Obstetri Patologi, 1984)

B. Etiologi
Belum diketahui pasti ada yang menyatakan akibat infeksi, defisiensi makanan dan genetik. Faktor risiko terdapat pada golongan sosioekonomi rendah, usia di bawah 20 tahun dan paritas tinggi (Arif Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, 2000).

C. Patogenesis
Sebagian dari villi berubah menjadi gelembung-gelembung berisi cairan jernih biasanya tidak ada janin, hanya pada molapartialis kadang-kadang ada janin. Gelembung itu sebesar butir kacang hijau sampai sebesar buah anggur gelembung ini dapat mengisi seluruh cavum uteri.
Di bawah mikroskop nampak degenerasi hydropik dari stroma jonjot, tidak adanya pembuluh darah dan proliferasi trofoblast. Pada pemeriksaan chromosom didapatkan poliploid dan hampir pada semua kasus mola susunan sek chromatin adalah wanita. Pada mola hidatidosa, ovaria dapat mengandung kista lutein. Kadang-kadang hanya pada satu ovarium kadang pada keduanya (UNPAD, Obstetri Patologi, 1984).

D. Manifestasi klinis
1. Aminore dan tanda – tanda kehamilan
2. Perdarahan kadang-kadang sedikit, kadang-kadang banyak, karena perdarahan ini pasien biasanya anemis.
3. Perbesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan
4. Tidak teraba adanya janin, tidak adanya balloment, tidak ada bunyi jantung anak dan tidak nampak rangka janin pada rotgen foto.
Pada mola partialis, keadaan yang jarang terjadi, dapat di ketemukan janin
5. Hiperemisis lebih sering terjadi, lebih keras dan dan lebih lama.
6. Pre eklampsi atau eklamsi yang terjadi sebelum kehamilan 24 minggu
7. Gejala klinik mirip dengan kehamilan muda dan abortus imminens, tetapi gejala mual dan muntah berat.
(Arif Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, 2000)

E. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan sonde uterus (hanifa)
2. Tes acorta sison dengan tang abortus, gelembung mols dapat dikeluarkan
3. Peningkatan kadar beta HCG darah atau urin
4. Ultrasonografi menunjukkan gambaran badai salju (snow flake pattern)
5. Foto torake ada gembaran emboli udara
6. Pemeriksana T3 dan T4 bila ada gejala hiotoksikosis
(Arif Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, 2000)

F. Diagnosis
1. Anamnesis
Perdarahan pervaginam / gambaran NOK, gejala toksemia pada trimester I dan II, hipermisis gravidarum, gejala tirotoksikosis dan gejala emboli paru
2. Pemeriksaan fisik
Uterus lebih besar dari usia kehamilan, kista lotein balotemen negatif denyut jantung janin negatif
3. Pemeriksaan penunjang
(Arif Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, 2000)

G. Diagnosis Banding
Hampir 20% molahidatidosa komplet berlanjut menjadi choriocarcinoma. Sedangkan molahidatidosa parsial jarang. Mola yang terjadi berulang disertai tirotoksikosi atau kista lutein memiliki kemungkinan menjadi ganas lebih tinggi (Arif Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, 2000).

H. Penatalaksanaan
1. Perbaiki keadaan umum
2. Keluarkan jaringan mola dengan vakum kuretas dilanjutkan dengan kuret tajam. Lakukan kuretas bila tinggi fundus uterus lebih dari 20 minggu sesudah hari ketujuh.
3. Untuk memperbaiki kontraksi, sebumnya berikan uterotonik (20-40 unit oksitosin dalam 250 cc/50 unit oksitosin dalam 500 ml NaCl 0,9%) bila tidak dilakukan vakum kuretase, dapat diambil tindakan histeroktomi.
4. Histeroktomi perlu dipertimbangkan pada wanita yang telah cukup umur dan cukup anak. Batasan yang dipakai ialah umur 35 tahun dengan anak hidup tiga
5. Terapi proflaksis dengan sitostatik metroteksat atau aktinomisin D pada kasus dengan resiko keganasan tinggi seperti umur tua dan paritas tinggi
6. Pemeriksaan ginekologi, radiologi dan kadar Beta HCG lanjutan untuk deteksi dini keganasan. Terjadinya proses keganasan bisa berlangsung antara 7 hari sampai 3 tahun pasca mola. Yang paling banyak dalam 6 bulan pertama, pemeriksaan kadar Beta HCG tiap minggu sampai kadar menjadi negatif selama 3 minggu lalu tiap bulan selama 6 bulan pemeriksaan foto toraks tiap bulan sampai kadar Beta HCG negatif (Taber Benzlon, Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri Dan Ginekologi, 1994)


Tanggal : 12 Februari 2007 Pukul : 08.00 WIB
No. Register : Ruang : Melati

I. Pengumpulan Data Dasar
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. Nia Dani Nama Suami : Tn. Ahmad Dani
Umur : 25 tahun Umur : 26 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Nabang Baru No 13 Alamat : Nabang Baru No 13
Metro Timur Metro Timur

2. Anamnesa
Pada tanggal : 11- 02- 2007 Pukul : 08.00 WIB
Oleh : Bidan

a. Alasan kunjungan saat ini
Ibu mengatakan hamil anak kedua dengan keluhan ibu merasakan keluar darah sedikit-sedikit, ibu merasa pusing penglihatannya kunang-kunang, sering muntah-muntah yang berlebihan dan sering gelisah
b. Riwayat kehamilan ini
HPHT 29 Oktober 2006, lamanya 6-7 hari, siklus 28 hari, banyaknya 2 x ganti pembalut sehari, TP : 6 Agustus 2007
1) Tanda-tanda kehamilan
Hasil tes kehamilan tanggal 18 November 2006, hasil positif (+)
2) Pergerakan fetus dirasakan pertama kali pada umur kehamilan ibu belum merasakan gerakan janin
3) Keluhan yang dirasakan
a) Rasa lelah : tidak ada keluhan
b) Mual dan muntah yang lama : ada
c) Nyeri perut : tidak ada keluhan
d) Saat kepala berat dan panas menggigil : tidak ada keluhan
e) Penglihatan : tidak ada keluhan
f) Rasa nyeri/panas waktu BAK : tidak ada keluhan
g) Rasa gatal panas vagina dan sekitarnya : tidak ada keluhan
h) Pengeluaran pervaginam : darah keluar sedikit
i) Oedema : tidak ada oedema
4) Diet/makan
a) Sebelum hamil : ibu mengatakan biasanya makan 2-3 kali sehari dengan nasi, sayur, ikan atau tempe, minum 7-8 gelas/hari
b) Saat hamil : ibu tidak mengalami perubahan makan 2-3 kali sehari, minum 7-8 gelas/hari
5) Pola eliminasi
a) Sebelum hamil : BAK 10 kali sehari, BAB 1 kali sehari
b) Saat hamil : BAK 10 kali sehari, BAB 1 kali sehari
6) Aktifitas
a) Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidur siang 2 jam dan malam 9 jam dapat melakukan pekerjaan rumah tangga seperti biasa
b) Saat hamil : Ibu mengatakan pola istirahat sama seperti sebelum hamil dan dapat melakkan pekerjaan rumah tangga seperti biasa
7) Personal hygiene
a) Sebelum hamil : mandi dan ganti pakaian 2 x sehari hygiene terjaga
b) Saat hamil : mandi dan ganti pakaian 2 x sehari hygiene terjaga
8) Seksualitas
a) Sebelum hamil : hubungan seksual dilakukan 3 x 1 minggu
b) Saat hamil : hubungan seksual dilakukan 3 x 1 minggu
9) Immunisasi : belum pernah mendapat immunisasi TT
10) Kontrasepsi yang pernah digunakan adalah alat kontrasepsi suntik

c. Riwayat persalinan yang lalu
No Tahun Tempat
Persalinan Usia kehamilan Jenis persalinan Penolong Penyulit Bayi Keadaan
Jk BB PB
1 2000 RB 9 bulan Spontan Bidan Tidak ada Laki-laki 3200 gram 49 cm Sehat

d. Riwayat kesehatan
1) Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita
a) Jantung : tidak ada
b) Tekanan darah tinggi : tidak ada
c) Hepar : tidak ada
d) DM : tidak ada
e) Anemia : tidak ada
f) PMS, HIV, AIDS : tidak ada
g) Campak : tidak ada
h) Tuberculosis : tidak ada
i) Gangguan mental : tidak ada
j) Operasi : tidak ada
k) Lain-lain : tidak ada



2) Perilaku kesehatan
a) Penggunaan alkohol/obat-obat sejenisnya
Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi alkohol atau obat-obat terlarang
b) Obat-obatan yang sering digunakan
Tidak ada
c) Merokok, makan sirih
Ibu mengatakan tidak pernah merokok atau makan sirih
d) Irigasi vagina/ganti pakaian dalam
Ibu mengatakan ganti pakaian dalam 2 x sehari
e. Riwayat sosial
1) Apakah kehamilan ini direncanakan/diinginkan : ya
2) Jenis kelamin yang diharapkan : laki-laki
3) Status perkawinan : sah menurut agama
Jumlah : 1 kali
Lama perkawinan : 3 tahun
4) Susunan keluarga yang tinggal serumah : ibu tinggal berasama suami dan anak nya
5) Tempat ada petugas kesehatan yang diinginkan untuk membantu persalinan : ibu mengatakan ingin bersalin di rumah bidan
f. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada penyakit keturunan
g. Psikologis : ibu mengatakan cemas dan takut kehilangan bayinya

3. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
2) Status emosional : gelisah
3) Tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Suhu tubuh : 380C
Denyut nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
4) Tinggi badan : 164 cm
5) Berat badan :
a) Sebelum hamil : 54 kg
b) Setelah hamil : 57 kg
c) Kenaikan : 3 kg
6) Lila : 25 cm
b. Pemeriksaan fisik
1) Rambut : hitam, bersih, tidak mudah dicabut
2) Telinga : pendengaran baik, bersih, simetris kanan/kiri
3) Mata :
a) Kelopak mata : simetris, tidak ada oedema
b) Konjungtiva : pucat
c) Sclera : tidak ikterus
4) Hidung : septum nasal simetris tidak ada polips,fungsi penciuman normal
5) Mulut dan gigi : lidah tidak terdapat stomatitis, gigi tidak ada lubang dan caries
6) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran vena jugularis
7) Dada :
a) Bentuk : simetris kanan dan kiri
b) Jantung : terdengar lup dup teratur
c) Paru-paru : tidak ada bunyi ronchi dan wheezing
d) Payudara : membesar, putting susu menonjol
e) Pengeluaran : tidak ada pengeluaran
8) Abdomen :
a) Bekas luka operasi : tidak ada bekas luka operasi
b) Pemeriksaan Leopold : TFU 3 jari dibawah pusat
(1) Leopold I : terasa bulat, lebar
(2) Leopold II : tidak teraba bolotemen
(3) Leopold III : tidak dilakukan
(4) Leopol IV : tidak dilakukan
(5) TBJ : TFU – 12 x 155
: 20 - 12 x 155 = 1240 gram
c) Auskultasi
DJJ : tidak terdengar denyut jantung
9) Punggung dan pinggang
a) Posisi tulang belakang : lordosis
b) Nyeri : tidak nyeri
10) Genetalia eksternal : dilakukan pemeriksaan genetalia eksternal menggunakan speculum terlihat adanya pengeluaran darah pervaginam dan terlihat gelembung-gelembung mola seperti buah anggur
11) Ekstremitas
a) Atas : simetris kanan/kiri, tidak ada oedema, tidak ada kelainan, berfungsi dengan baik, kuku jari tidak pucat


b) Bawah : simetris kanan/kiri, tidak ada kelainan, berfungsi dengan baik, kuku jari tidak pucat, tidak ada varices, reflek patella (+) kanan kiri

c. Pemeriksaan panggul : tidak dilakukan
Pemeriksaan dengan speculum, darah atau vesikel yang menyerepuai buah anggur dapat terlihat di dalam vagina atau ostium uteri

d. Pemeriksaan penunjang
1) Laboratorium
HB : 8 gr%
Protein urine : tidak dilakukan
2) Pemeriksaan kadar Beta HCG darah
3) Foto toraks ada gambaran emboli udara
4) USG : tidak terlihat rangka janin, terlihat gelembung-gelembung mola seperti buah anggur gambaran seperti sarang tawon, seperti badai salju
5) Dilakukan percobaan sonde

II. Identifikasi Masalah, Diagnosa dan Kebutuhan
1. Diagnosa
Ibu G2P1A0 umur kehamilan 16 minggu TFU 20 cm dengan molahidatidosa
Dasar :
a. HPHT : 29 Oktober 2006
b. TP : 6 Agustus 2007
c. TFU : 20 cm


d. Palpasi
Tidak teraba adanya balotmen, TFU lebih tinggi dari pada umur kehamilan tidak teraba adanya janin
e. Auskultasi : tidak terdengar denyut jantung janin
f. Ibu mengatakan terjadi perdarahan sedikit terlihat disekitar vagina
g. Pada pemeriksaan dengan speculum tidak ada luka/lesi, terdapat sedikit pengeluaran darah dan kadang-kadang keluar gelembung
h. Peningkatan kadar Beta HCG darah atau urine
i. Pada foto torak terlihat gambaran emboli udara
j. USG tidak terlihat kerangka janin, terlihat adanya gelembung-gelembung mola seperti buah anggur

2. Masalah
a. Gangguan psikologis
Dasar :
1) Ibu mengatakan cemas dengan kehamilannya
2) Ibu nampak lemah dan mata kuyu
b. Keterbatasan beraktifitas
Dasar :
1) Ibu mengatakan malas beraktifitas
2) Ibu mengatakan vaginanya sering keluar darah
c. Gangguan pemenuhan cairan dan nutrisi
Dasar :
1) Ibu malas makan dan minum
2) Ibu tampak lemas
3) Ibu tampak pucat




3. Kebutuhan
a. Dukungan
Dasar :
1) Ibu tampak lemah
2) Ibu merasa cemas dengan kehamilannya
b. Pemenuhan cairan dan nutrisi
Dasar :
1) Ibu malas makan dan minum
2) Ibu tampak lemas
3) Ibu tampak pucat
c. Bedtres
Dasar :
1) Ibu sering mengeluarkan darah dari vaginanya
2) Ibu sulit beraktifitas

III. Identifikasi Masalah Potensial atau Diagnosa Lain
Menyebabkan tumor ganas dari troboflast dan biasanya timbul setelah kehamilan molahidatidosa, ini disebut juga choriocarsinoma

IV. Evaluasi Kebutuhan Segera
Kolaborasi dengan dokter dan rujukan

V. Perencanaan
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini
a. Jelaskan kondisi ibu
b. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan
2. Anjurkan ibu untuk istirahat
a. Beritahu ibu untuk istirahat yang cukup
b. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan
3. Anjurkan ibu untuk memeriksakan keadaannya lebih lanjut
4. Penuhi kebutuhan gizi
a. Beritahu ibu tentang makan makanan yang bergizi
b. Anjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi
5. Anjurkan untuk melakukan rujukan
a. Anjurkan untuk melakukan kuretase isap di Dokter spesialis kandungan
b. Beritahu ibu manfaat kuretase isap
c. Beritahu ibu bahaya molahidatidosa
6. Berikan konseling pada ibu
a. Jelaskan keadaan ibu saat ini
b. Jelaskan pada ibu kapan ibu bisa hamil lagi

VI. Pelaksanaan
1. Menjelaskan ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini bahwa ketika dilakukan pemeriksaan leopold uterus teraba bulat lebar tetapi tidak teraba balotement, tinggi fundus uteri 20 cm, TBJ 1240 gram melebihi umur kehamilan saat ini dan ketika pemeriksaan DJJ tidak terdengar denyut jantung janin, kemudian pada saat dilakukan USG ditemukan gelembung-gelembung mola seperti buah anggur dan gambaran badai salju libatkan keluarga untuk memberikan dukungan pada kehamilan ibu tersebut saat ini
2. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
a. Istirahat tidur lebih kurang 8-9 jam perhari
b. Ibu dilarang untuk melakukan aktifitas yang berat-berat karena dapat menyebabkan perdarahan yang parah pada vagina ibu
3. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan keadaannya lebih lanjut kedokter, agar ibu dan keluarganya mengetahui keadaan kehamilan ibu saat ini
4. Menjelaskan pada ibu tentang gizi yang baik yang mengandung protein, vitamin, karbohidrat, lemak, mineral yang dapat mencukupi kebutuhan kehamilan ibu saat ini seperti nasi, sayur, lauk misal : tempe, tahu, ikan, hati, daging, buah dan susu.
5. Menganjurkan untuk melakukan rujukan
a. Menganjurkan untuk melakukan kuretase isap di dokter spesialis kandungan.
b. Memberitahu ibu manfaat kuretase isap, tujuannya agar ibu dapat hamil lagi dan membersihkan uterus dari sisa jaringan gelembung-gelembung mola yang seperti buah anggur
c. Memberitahu ibu bahaya kehamilan mola atau hamil anggur, kehamilan molahidatidosa ini harus digugurkan segera setelah diagnosa ditentukan karena dapat bertalnjut menjadi choriocarsinoma yaitu tumor ganas dari troboflast yang biasa timbul setelah kehamilan molahidatidosa.
6. Memberikan konseling pada ibu
a. Menjelaskan pada ibu bahwa kehamilan ibu ini adalah kehamilan mola tipe komplet (klasik) yang tidak ditemukan janin yang gelembung itu biasanya sebesar butir kacang hijau sampai sebesar buah anggur, gelembung ini dapat mengisi diseluruh cavum uteri pada pemeriksaan USG juga terlihat seperti sarang tawon, seperti badai salju, terdapat gelembung-gelembung menyerupai buah anggur, kemudian pada pemeriksaan Beta HCG kadar gonadtropin chorion dalam darah dan air kencing sangat tinggi, pada foto toraks terdapat emboli udara.
b. Ibu dapat hamil lagi, bila uterus ibu dilakukan kuretase agar dapat membersihkan jaringan-jaringan mola yang seperti buah anggur tersebut, kehamilan mola ini dapat terjadi pada wanita yang terkena infeksi, defisiensi makanan dan genetik faktor resiko sosial ekonomi rendah, usia dibawah 20 tahun dan paritas tinggi.ibu dapat hamil lagi setelah jarak 2 tahun dari kehamilan ini.

VII. Evaluasi
1. Ibu dan keluarga mengerti tentang kondisi ibu saat ini
2. Ibu bersedia untuk banyak istirahat dan mengurangi aktifitas/pekerjaan berat
3. Ibu bersedia untuk memeriksakan keadaannya lebih lanjut ke dokter
4. Ibu mengerti tentang gizi
5. Ibu bersedia untuk melakukan kuretase isap
6. Ibu mengerti tentang konseling yang diberikan


DAFTAR PUSTAKA

Taber Benzlon, MD. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginakologi. Jakarta:EGC.

Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Media Aeskula Plus.

UNPAD. 1984. Obstetri Patologi. Bandung: Elstar Offser

www.google.com 2007

"
BACA SELENGKAPNYA - MANAJEMEN KEBIDANAN PATOLOGIS IBU HAMIL Ny. “N” DENGAN MOLAHIDATIDOSA DI RB HARAPAN BUNDA

ASUHAN KEBIDANAN KEPADA IBU HAMIL DENGAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

ASUHAN KEBIDANAN KEPADA IBU HAMIL DENGAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

I. PENGUMPULAN DATA
Tanggal: 8 Desember 2007 Pukul: 10.00 WIB
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama Istri : Ny Sugianto Nama Suami : Tn. Joko
Umur : 25 Tahun Umur : 30 Tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Jangli IV Semarang Alamat : Jl. Jangli IV Semarang
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil anak pertama usia kehamilan 3 bulan datang untuk memeriksakan kehamilannya, ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah dengan mengeluarkan darah sedikit (flek) pada celana

3. Riwayat Hidup
Menarche : 13 tahun
Siklus : kurang lebih 28 hari
Banyaknya : 2 x ganti pembalut
Lamanya : 5-7 hari
Sifat darah : encer bercampur gumpalan
HPHT : 22 September 2008
TP : 29 Januari 2009


4. Riwayat Perkawinan
Ibu menikah I kali, status perkawinan syah sebagai istri pertama, usia perkawinan 1 tahun, usia saat pernikahan 24 tahun. Ibu mengatakan pernikahannya cukup bahagia dan dalam keluarga tidak mengalami masalah.
5. Riwayat hamil bersalin dan nifas yang lalu
Ibu hamil anak pertama
6. Riwayat kehamilan sekarang
a. Tanda-tanda kehamilan (trimester I)
PP tes 20 Oktober : hasil positif
b. Pergerakan fetus belum dirasakan
c. Keluhan yang di rasakan
Mual dan muntah : ya
Nyeri perut : ya
Sakit kepala : tidak ada keluhan
Penglihatan : tidak ada keluhan
Rasa nyeri atau panas waktu BAK : tidak ada keluhan
Rasa gatal panas vagina dan sekitarnya : tidak ada keluhan
Pengeluaran pervaginam : ibu mengatakan darah sedikit pada vagina
Oedema : tidak ada oedema
7. Riwayat kesehatan ibu dan keluarga
a. Kesehatan ibu
Ibu tidak pernah di rawat di RS, penyakit keturunan tidak ada, penyakit menular tidak ada, dan penyakit menahun tidak ada.
b. Kesehatan keluarga
Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang menular dan penyakit menular dan penyakit keturunan.


8. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
1) Sebelum hamil : makan 2 x sehari dengan porsi nasi sedikit dan lauk yang sedikit, tidak di sertai dengan buah-buahan dan jarang mengkonsumsi sayuran, tidak minum susu, ibu minum kurang lebih 7-8 gelas/hari.
2) Saat hamil : ibu makan 2 x sehari, porsi nasi sedikit dan sayuran yang kurang, lauk kadang mau kadang tidak, minum susu tidak setiap hari dan buah-buahan yang kurang. Ibu minum kurang lebih 7-8 gelas/hari
b. Eliminasi
1) Sebelum hamil : BAB : 1-2 x/hari BAK : 5-6 x/hari
2) Saat hamil : BAB : 1 x/hari BAK : 10-11x/hari
c. Istirahat
1) Sebelum hamil : ibu tidur malam kurang lebih 7-8 jam / hari, tidur siang 1-2 jam/hari
2) Saat hamil : tidur malam 6 jam / hari , tidur siang 1-2 jam/hari
d. Personal hygiene
Sebelum hamil dan saat hamil ibu mandi 2x/hari, ganti pakaian 2x/hari
e. Aktivitas atau olah raga
Ibu hanya mengerjakan aktivitasnya sebagai ibu rumah tangga, ibu sering jalan-jalan pagi
f. Seksualitas dan kontrasepsi
Seksualitas antara ibu dan suami sedikit terganggu, sebelum hamil, ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
g. Imunisasi
Ibu mengatakan belum pernah mendapatkan imunisasi TT
B. Pemeriksaan
1. Keadaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Tanda-tanda vital
TD : 110/90 mmHg RR : 20 x/menit
Nadi : 80 x/menit Temp : 370C
c. BB sebelum hamil : 43 kg
BB saat hamil : 45 kg
Kenaikan BB : 2 kg
d. Tinggi badan : 157 cm
e. LILA : 21 cm
2. Pemeriksaan fisik
1) Rambut : keriting, tidak ada ketombe, dan tidak mudah rontok, keadaan bersih
2) Mata : kelopak mata: simetris, tidak ada oedema.
3) Konjungtiva : pucat sklera: tidak ikterus
4) Hidung : bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada polip, fungsi penciuman normal
5) Mulut dan gigi: lidah tidak terdapat stomatitis, gigi tidak ada lubang dan caries
6) Telinga : keadaan bersih, bentuk simetris, tidak ada kotoran dan pendengaran baik
7) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
8) Dada : bentuk payudara simetris, nafas teratur, tidak ada benjolan abnormal
9) Payudara : membesar simetris, puting susu menonjol, colostrum belum keluar.
10) Abdomen : tidak ada bekas luka operasi, perut bagian bawah sedikit menggembung dan nyeri tekan
a) Palpasi : Leopold I : TFU 20 cm
: Leopold II : tidak di lakukan
: Leopold III : tidak di lakukan
b) TBJ : TFU – 12 x 155
: 20 – 12 x 155
: 1240 gr
c) Auskultasi : tidak terdengar denyut jantung janin
11) Punggung : keadaan lordosis, michealis simetris
12) Genetalia : dilakukan pemeriksaan genetalia eksterna menggunakan spekulum terlihat adanya darah di kavum douglas dan terdapat sedikit pengeluaran darah atau flek-flek hitam ke coklatan
13) Ekstremitas
Atas : bentuk simetris, keadaan kuku bersih, keadaan kulit turgor kulit baik, dapat digerakan dengan baik, tidak ada kecacatan.
Bawah : bentuk simetris, keadaan kuku bersih, keadaan kulit baik
3. Pemeriksaan laboratorium
HB : 9 gr%
Protein uterus : tidak dilakukan
USG : tidak terlihat kerangka janin dan ditemukan kantung gestasi yang terdapat di lumen tuba.
PP tes : hasil positif
4. Pemerikasaan panggul luar
Distantia cristarum : 27 cm
Distantia spinarum : 26 cm
Konjungtiva external : 20 cm
Lingkar panggul : 89 cm



II. INTERPRESTASI DATA DASAR
1. Diagnosa
Ibu G1 P0 A0 12 minggu dengan KET
Dasar : ibu mengatakan hamil anak pertama
HPHT : 22 September 2007
TP : 29 Juni 2008
a. Palpasi : tidak teraba adanya balotemen perut bagian bawah sedikit mengembung dan tegang.
b. Auskultasi : tidak terdengar denyut jantung janin
c. Pembesaran uterus
d. Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
e. Ibu mengatakan terjadi perdarahan sedikit
f. Hasil pemeriksaan kuldosintesis, terdapat pengeluaran darah
g. Kadar hemoglobin turun hingga 9 gr% karena perdarahan yang banyak di rongga perut
h. Adanya amenorea : amenorea sering ditemukan walaupun hanya pendek saja sebelum di ikuti oleh perdarahan
2. Masalah
a. Gangguan pemenuhan cairan dan nutrisi
Dasar : Ibu terlihat tampak lemah
: Ibu terlihat tampak pucat
: Ibu kurang dan makan dan minum atau tidak nafsu
b. Gangguan Psikologi
Dasar : Ibu mengatakan takut dan cemas dengan kehamilannya
c. Keterbatasan beraktivitas
Dasar : Ibu mengatakan cepat lemah bila beraktivitas
: Ibu mengeluh dengan keluarnya darah
: Ibu mengeluh dengan adanya pegal-pegal

d. Kahamilan yang lemah
Dasar : Ibu mengalami perdarahan di perut bagian bawah
Ibu mengalami pengeluaran darah sedikit-sedikit tapi berlangsung continues
3. Kebutuhan
a. Pemenuhan cairan dan nutrisi
Dasar : Ibu tampak lemas dan pucat
Ibu tidak nafsu makan
b. Memberikan dukungan
Dasar : ibu tampak cemas dan takut dengan kehamilannya
c. Pemberian bedres total
Dasar : ibu sulit beraktivitas dan terus mengeluarkan darah dari vagina
d. Segera lakukan tindakan laparatomi
Dasar : pada kehamilannya ibu kehilangan banyak darah karena mengalami perdarahan di rongga perut.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
a. Abortus iminens : terjadi perdarahan bercak yang menunjukan ancaman terhadap kelangsungan suatu kehamilan
b. Abortus inkomplit : perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah di luar kavum uteri melalui kanalis servikalis
c. Rupture tuba : robekan yang terjadi pada tuba

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN
Rujuk dengan kolaborasi dokter.




V. RENCANA
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini
a. Menjelaskan kondisi ibu
b. Jelaskan tentang kehamilan ibu saat ini
c. Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan
2. Berikan konseling pada ibu saat ini
a. Anjurkan ibu untuk segera rujuk
b. Beritahu ibu bahwa akan dilakukan tindakan laparatomi
3. Anjurkan ibu untuk istirahat
a. Beritahu ibu untuk istirahat cukup
b. Beritahu ibu untuk makan secara rutin
4. Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan gizi
a. Memberitahu ibu untuk makan-makanan yang bergizi
b. Memberitahu ibu untuk makan secara rutin
5. Berikan konseling untuk pasca tindakan
a. Kelanjutan fungsi produksi
b. Resiko hamil ektopik ulangan
c. Kontrasepsi yang sesuai

VI. PELAKSANAAN
1. a. Menjelaskan pada dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini, bahwa ketika dilakukan pemeriksaan Leopold uterus teraba bulat lebar tetapi tidak teraba balotemen. Tinggi fundus 20 cm kemudian pada saat USG ternyata kehamilan berimplantasi dan tumbuh di luar rahim yaitu di tuba.
b. Jelaskan pada ibu bahwa kehamilan ibu ini adalah kehamilan di luar rahim, janin tumbuh di tuba kehamilan ini biasanya tidak bertahan berakhir dengan abortus.
c. Anjurkan untuk keluarga, agar selalu memberi dukungan pada kehamilan ibu
2. a. Ibu segera memeriksakan kehamilannya lebih lanjut ke dokter spesialis kandungan agar ibu dan keluarga lebih jelas dengan tindakan lebih lanjut untuk kehamilannya
b. Beritahu ibu tentang tindakan laparatomi yaitu pembedahan di bagian perut dan segera lakukan tindakan laparatomi di rumah sakit oleh dokter untuk menghilangkan sumber perdarahan.
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat
a. Istirahat tidur 8-9 jam / hari
b. Melarang ibu untuk melakukan aktivitas yang berat karena dapat terjadi perdarahan yang berat.
4. a. Jelaskan pada ibu tentang makan-makanan yang banyak mengandung gizi yaitu makanan yang mengandung protein, vitamin, karbohidrat, lemak, mineral. Misalnya makanan sehari-hari; nasi, sayur, buah-buahan. Sayur misalnya; wortel, tomat, bayam, katu. Lauk misal; tempe, tahu, telur, hati, daging. Buah misalnya; jeruk, apel, melon, pepaya, dan di tambah minum susu.
b. Beritahu ibu agar makan teratur 3x sehari, dan minum 7-8 gelas / hari
5. a. Jelaskan pada ibu tentang kelanjutan fungsi reproduksinya kelenjar fungsi reproduksi ibu hanya 60% dari wanita yang pernah dapat KET menjadi hamil lagi, walaupun angka kemandulannya akan jadi lebih tinggi.
b. Menjelaskan pada ibu tentang resiko kehamilan yang berulang itu dilaporkan berkisar antara 0-14,6% kemungkinan melahirkan bayi cukup bulan adalah 50%
c. Memberitahu tentang kontrasepsi yang baik digunakan yaitu dengan menggunakan kondom atau dengan KB kalender.

VII. EVALUASI
a. Ibu mengerti tentang keadaannya saat ini
b. Ibu mengatakan cukup istirahat
c. Melakukan kolaborasi dengan dokter
d. Ibu dilakukan tindakan laparatomi oleh dokter di rumah sakit.
e. Ibu mengatakan nyeri pada perut hilang
f. Ibu mengerti tentang resiko kehamilan ulang
g. Ibu tahu alat kontrasepsi yang baik digunakan
h. Cemas ibu sudah berkurang

"
BACA SELENGKAPNYA - ASUHAN KEBIDANAN KEPADA IBU HAMIL DENGAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

Penilaian Pertumbuhan Bayi dan Balita

Penilaian Pertumbuhan BAyi dan Balita: "
Penilaian terhadap pertumbuhan bayi dan anak balita yang dapat digunakan untuk mendeteksi tumbuh kembang, diantaranya pengukuran antropometrik, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi. Pada bagian ini hanya di bahas pengukuran antropometrik.

Pengukuran Antropometrik
Pengukuran antropometrik meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan (panjang badan), lingkar kepala, dan lingkar lengan atas. Terdapat dua cara pcngukuran antroppometrik yaitu pengukuran berdasarkan umur dan pengukuran tidak berdasarkan umur. Contoh pengukuran berdasarkan umur antara lain pengukuran berat badan berdasarkan umur, panjang badan berdasarkan umur dan sebagainya. Sedangkan pengukuran tidak berdasarkan umur contohnya adalah berat badan berdasarkan tinggi badan, lingkar lengan atas berdasarkan tinggi badan dan sebagainya.

Penilaian berat badan merupakan bagian dari antropometrik yang digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh misalnya tulang, otot, lemak, dan cairan tubuh sehingga akan dapat diketahui status keadaan giri anak atau tumbuh kembang anak. Selain menilai status gizi dan tumbuh kembang anak, berat badan dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis dan makanan yang diperlukan dalam tindakan pengobatan. Adapun cara penilaian berat badan dapat dilakukan dengan melihat grafik (berat badan berdasarkan umur dibawah ini sesuai dengan Gambar 3.14¬3.17), dengan penilaian sebagai berikut:
  1. Penilaian berat badan berdasarkan umur menurut WHO dengan baku NCHS dengan cara persentil, adalah sebagai berikut persentil ke 50-3 dikatakan normal dan kurang atau sama dengan tiga masuk katagori malnutrisi (abnormal).
  2. Penilaian berat badan berdasarkan tinggi badan menurut WHO dengan cara persentase dari median, adalah sebagai berikut antara 85-80 % malnutrisi sedang dan kurang dari 80 % adalah malnutrisi akut (wasting).
  3. Penilaian berat badan berdasarkan tinggi badan baku NCHS dengan cara persentil adalah sebagai berikut persentil ke 75-25 dikatakan normal, persentil ke 10-5 dikatakan malnutrisi sedang dan kurang dari persentil kf: 5 dikatakan malnutirisi berat.
Penilaian Tinggi Badan
Penilaian tinggi badan juga dapat dilakukan dengan melihat grafik (finggi badan berdasarkan umur di bawah ini sesuai dengan gambar 3.14-3.17), dengan penilaian berdasarkan umur menurut WHO dengan baku NCI-IS dengan cara persentase dari median adalah sebagai berikut lebih dari atau sama dengan 90 % adalah normal dan kurang dari 90 % malnutrisi kronis (abnormal).

Penilaian Lingkar Kepala
Penilaian lingkar kepala dapat digunakan untuk menilai pertumbuhan otak. Apabila pertumbuhan otak kecil (mikrosefali) maka dapat mcngindikasikan kc:mungkinan adanya retardasi mental, sebaliknya apabila otaknya besar (volume kepala meningkat) dapat mengindikasikan kemungkinan penyumbatan pada aliran c:airan serebrospinalis. Penilaian ini dapat dilakukan dc-:ngan menggunakan kurva lingkar kepala pada gambar di bawah ini, dcngan nilai normal antara -2 SD-± 2SI).

Penilaian Lila
Penilaian ini bertujuan untuk menilai jaringan lemak dan otot akan tetapi penilaian ini tidak banyak berpengaruh pada keadaan jaringan tubuh apa.bila dibandingkan dengan berat badan. Penilaian ini juga dapat dipakai untuk menilai status gizi pada anak usia prasekolah.


"
BACA SELENGKAPNYA - Penilaian Pertumbuhan Bayi dan Balita

25 July 2010

Kehamilan Ganda (Gamelli)

Kehamilan Ganda (Gamelli)
Pengertian

Kehamilan ganda atau hamil kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih.

Etiologi

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah: bangsa, umur, dan paritas, sering mempengaruhi kehamilan kembar 2 telur.

2) Faktor obat-obat induksi ovulasi: Profertil, Clomid, dan horrnon gona­dotropin dapat menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari dua.

3) Faktor keturunan.

4) Faktor yang lain belum diketahui.

Jenis Gemeli

1. Kehamilan kembar monozigotik

Kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur disebut kembar monozigotik atau disebut juga identik, homolog atau univoler. Kira-kira sepertiga kehamilankembar adalah monozigotik. Jenis kehamilan kedua anak sama, rupanya sama atau bayangan cermin, mata, kuping, gigi, rambut, kulit dan ukuran antropologik pun sama. Sidik jari dan telapak sama, atau terbalik satu terhadap lainnya. Satu bayi kembar mungkin kidal dan lainnya biasa karena lokasi daerah motorik di korteks serebri pada kedua bayi itu berlawanan. Kira-kira satu pertiga kehamilan kembar monozigotik mempunyai 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta; kadang-kadang 2 plasenta tersebut menjadi satu. Keadaan ini tak dapat dibedakan dengan kembar dizigotik. Dua pertiga mempunyai 1 plasenta, 1 korion, dari 1 atau 2 amnion.

2. Kehamilan kembar dizigotik
Kira-kira dua pertiga kehamilan kembar adalah dizigotik yang berasal dari 2 telur; disebut juga heterolog, binovuler, atau fraternal. Jenis kelamin sama atau berbeda, mereka berbeda seperti anak-anak lain dalam keluarga. Kembar dizigotik mempunyai 2 plasenta, 2 korion dan 2 amnion. Kadang-kadang 2 plasenta menjadi satu.
Letak pada presentasi Janin

Pada hamil kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan posisi kedua janin. Begitu pula letak janin kedua dapat berubah setelah janin pertama lahir, misalnya dari letak lintang berubah jadi letak sungsang atau letak kepala. Berbagai kombinasi letak, presentasi dan posisi bisa terjadi, yang paling sering dijumpai adalah:

- Kedua janin dalam letak membujur; presentasi kepala (44-47%)

- Letak membujur, presentasi kepala bokong (37-38%)

- Keduanya presentasi bokong (8-10%)

- Letak lintang dan presentasi kepala (5-5,3)

- Letak lintang dan presentasi bokong (1,5-2%)

- Dua-duanya letak lintang (0,2-0,6%)

- Letak dan presentasi '69' adalah letak yang berbahaya, karena dapat terjadi kunci-mengunci (interlocking).


Diagnosis Kehamilan Kembar
1. Anamnesis

- Perut lebih buncit dari semestinya sesuai dengan umur tuanya kehamil­an

- Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil

- Uterus terasa lebih cepat membesar

- Pernah hamil kembar atau ada riwayat keturunan kembar.

1. Inspeksi dan palpasi

- Pada pemeriksaan pertama dan ulangan ada kesan uterus lebih besar dan lebih cepat tumbuhnya dari biasa

- Gerakan-gerakan janin terasa lebih sering

- bagian-bagian kecil teraba lebih banyak

- Teraba ada 3 bagian besar janin

- Teraba ada 2 balotemen.

2. Auskultasi

Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan dengan perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut permenit atau bila dihitung bersamaan terdapat selisih 10.

3. Rontgen foto abdomen

Tampak gambaran 2 janin.

4. Ultrasonografi

Bila tampak 2 janin atau dua jantung yang berdenyut yang telah dapat di­tentukan pada triwulan I.

5. Elektrokardiogram total

Terdapat gambaran dua EKG yang berbeda dari kedua janin.

6. Reaksi kehamilan

Karena pada hamil kembar umumnya plasenta besar atau ada 2 plasenta, maka produksi HCG akan tinggi, jadi titrasi reaksi kehamilan bisa positif, kadang-kadang sampai 1/200. Hal ini dapat dikacaukan dengan mola hidatidosa.

Kadangkala diagnosa baru diketahui setelah bayi pertama lahir, uterus masih besar dan ternyata ada satu janin lagi dalam rahim. Kehamilan kem­bar sering terjadi bersamaan dengan hidramnion dan toksemia gravi­darum.

Pengaruh terhadap Ibu dan Janin

1. Terhadap Ibu

- Kebutuhan akan zat-zat bertambah, sehingga dapat menyebabkan ane­mia dan defisiensi zat-zat lainnya

- Kemungkinan terjadinya hidramnion bertambah 10 kali lebih besar

- Frekuensi pre-eklamsi dan eklamsi lebih sering

- Karena uterus yang besar, ibu mengeluh sesak napas, sering miksi, serta terdapat edema dan varises pada tungkai dan vulva

- Dapat terjadi inersia uteri, perdarahan postpartum, dan solusio plasenta sesudah anak pertama lahir.

2. Terhadap Janin

- Usia kehamilan tambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin pada kehamilan kembar: 25% pada gemeli; 50% pada triplet; dan 75% pada quadruplet, yang akan lahir 4 minggu sebelum cukup bulan. Jadi kemungkinan terjadinya bayi prematur akan tinggi.

- Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasentae, maka angka kematian bayi kedua tinggi.

- Sering terjadi kesalahan letak janin, yang juga akan mempertinggi angka kematian janin.

Penanganan dalam Kehamilan

1. Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah komplikasi yang timbul, dan bila diagnosis telah ditegakkan pemeriksaan ulangan harus lebih sering (1 x seminggu pada kehamilan lebih dari 32 minggu).

2. Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh sebaiknya dihindari, karena akan merangsang partus prematurus.

3. Pemakaian korset gurita yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya terasa lebih ringan.

4. Periksa darah lengkap, Hb, dan golongan darah.

Penanganan Dalam Persalinan

1. Bila anak pertama letaknya membujur, kala I diawasi seperti biasa, di­tolong seperti biasa dengan episiotomi mediolateralis.
2. Setelah itu baru waspada, lakukan periksa luar, periksa dalam untuk me­nentukan keadaan anak kedua. Tunggu, sambil memeriksa tekanan darah dan lain-lain.
3. Biasanya dalam 10-15 menit his akan kuat lagi. Bila anak kedua terletak membujur, ketuban dipecahkan pelan-pelan supaya air ketuban tidak mengalir deras keluar. Tunggu dan pimpin persalinan anak kedua seperti biasa.
4. Waspadalah atas kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum, maka sebaiknya pasang infus profilaksis.
5. Bila ada kelainan letak pada anak kedua, misalnya melintang atau terjadi prolaps tali pusat dan solusio plasenta, maka janin dilahirkan dengan cara operatif obstetrik:

- Pada letak lintang coba versi luar dulu, atau lahirkan dengan cara versi dan ekstraksi

- Pada letak kepala, persalinan dipercepat dengan ekstraksi vakum atau forseps.

- Pada letak bokong atau kaki, ekstraksi bokong atau kaki.

6. Indikasi seksia saesarea hanya pada:

- Janin pertama letak lintang

- Bila terjadi prolaps tali pusat

- Plasenta previa

- Terjadi interlocking pada letak janin 69, anak pertama letak sungsang dan anak kedua letak kepala.


Kala IV diawasi terhadap kemungkinan terjadinya perdarahan postpar­tum: berikan suntikan sinto-metrin yaitu 10 satuan sintosinon tambah 0,2 mg methergin intravena.
"
BACA SELENGKAPNYA - Kehamilan Ganda (Gamelli)

Panduan Senam Hamil

diagram81Senam hamil adalah latihan-latihan olahraga bagi Ibu hamil yang bertujuan untuk

  • Penguatan otot -otot tungkai, mengingat tungkai akan menopang berat tubuh ibu yang makin lama makin berat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.

  • Mencegah varises, yaitu pelebaran pembuluh darah balik (vena) secara segmental yang tak jarang terjadi pada ibu hamil.

  • Memperpanjang nafas, karena seiring bertambah besarnya janin maka dia akan mendesak isi perut ke arah dada. hal ini akan membuat rongga dada lebih sempit dan nafas ibu tidak bisa optimal. dengan senam hamil maka ibu akan dajak berlatih agar nafasnya lebih panjang dan tetap relax.

  • Latihan pernafasan khusus yang disebut panting quick breathing terutama dilakukan setiap saat perut terasa kencang.

  • Latihan mengejan, latihan ini khusus utuk menghadapi persalinan, agar mengejan secara benar sehingga bayi dapat lancar keluar dan tidak tertahan di jalan lahir.

  • Yang terpenting, konsultasikan kepada Dokter Kandungan anda sebelum melakukan senam hamil.


Senam hamil ini terdiri dari 4 bagian yaitu:



  1. Latihan umum. Yang boleh dilakukan oleh ibu hamil yang usia kehamilannya lebih dari 22 minggu dan diijinkan oleh Dokter Kandungan untuk senam hamil.

  2. Latihan khusus untuk usia kehamilan 22-30 minggu.

  3. Latihan khusus untuk usia kehamilan 30-36 minggu.

  4. Latihan khusus untuk usia kehamilan 36-40 minggu.


SENAM HAMIL


Latihan Umum


1. Latihan Pernafasan Dada


Ibu telentang dengan lutut ditekuk dan tangan terjalin di atas dada. Tiupkan nafas dari mulut sepanjang mungkin sambil kedua tangan menekan dada pada hitungan 5-6-7-8. Kemudian tarik nafas dalam dengan mengembungkan dada pada hitungan 1-2-3-4. Ulangi sampai 8 X 8 hitungan.


2. Latihan Pernafasan Diafragma


Posisi seperti di atas dan tangan di atas perut, lakukan hal yang sama dan dimulai pada hitungan yang sama. Ulangi sampai 8 X 8 hitungan.


3. Latihan Penguatan Dan Perlemasan Otot Dasar Panggul


Ibu telentang dengan lutut ditekuk dan tangan di samping badan. Kerutkan otot-otot yang ada dikedua paha hingga dengan sendirinya pantat terlepas dari alat tidur. Jangan melakukan gerakan mengangkat paha dengan sengaja agar latihan ini efektif. Kemudian lepaskan kerutan pelan-pelan sehingga pantat kembali menyentuh alas tidur (1-2). Ulangi sampai 8 X 8 hitungan.


4. Latihan Penguatan Dan Perlemasan Otot Tungkai


Ibu telentang dengan lutut kiri ditekuk dengan tungkai kanan lurus, tangan di samping badan. Angkat lurus tungkai kanan kemudian gerakkan pergelangan kaki ke depan dan ke belakang kemudian luruskan kembali dalam hitungan 1-2-3-4. Ulangi sampai 8 X 8 hitungan. Lakukan hal yang sama pada tungkai kiri dengan lutut kanan ditekuk.


5. Latihan Penguluran Danperlemasan Otot Pinggang,Perut Paha


Gerakan 1 :


Ibu telentang dengan lutut kiri ditekuk dan tungkai kanan lurus, tangana di samping badan. Gerakkan tungkai secara rata dengan alas tidur, ke arah pantat (sehingga tungkai seperti pendek) dan ke arah mata kaki (sehingga tungkai seperti panjang) dalam hitungan 8 X 8 hitungan.


Lakukan hal yang sama pada tungkai kiri dengan menekuk lutut kanan.


Gerakan 2 :


Ibu telentang lutut kanan ditekuk dan tungkai kiri lururs serta tangan di samping badan. Dengan menjinjitkan telapak kaki kanan, gerakan lutut ke arah kaki (sehingga paha seperti memanjang) kemudian tapakkan lagi kaki kanan dan lutut tetap lurus. Dalam hitungan 1-2.


Ulangi sampi 8 X 8 hitungan.


Gerakan 3 :


Ibu telentang dengan kedua lutut ditekuk dan kedua lengan membuka di samping badan (seperti sayap pesawat terbang) kemudian gulingkan kedua lutut ke kanan dengan menjaga badan tetap pada posisinya, kemudian gulingkan ke kiri dalam hitungan 1-2.


Ulangi sampai 8 X 8 hitungan.


Gerakan 4 :


Ibu duduk dengan tangan bertelekan di belakang badan, kedua tungkai lurus terbuka selebar bahu. Gerakan pergelangan kaki ke depan dan ke belakang bergantian, dalam hitungan 1-2.


Ulangi sampai 8 X 8 hitungan.


Gerakan 5 :


Posisi ibu seperti di atas hanya gerakan pergelangan kaki ke samping luar dan ke dalam. Dalam hitungan 1-2.


Ulangi sampai 8 X 8 hitungan.


6. Latihan Sendi Bahu Dan Payudara


Ibu duduk bersila, kedua tangan memgang bahu sisi yang sama. Gerakan bahu memutar ke arah dalam dengan mempertemukan kedua siku ke depan dada dan dengan menekankan lengan atas ke payudara dan bahu diputar dengan putaran penuh (sampai ketiak terbuka) : satu kali putaran penuh dalam satu hitungan. Ulangi sampai 8 X 8 hitungan. Kemudian lakukan hal yang sama dengan memutar bahiu ke arah luar.


7. Latihan Koreksi Sikap


Latihan ini bertujuan untuk mengurangi beban yang harus disangga pinggang selama ibu mengandung.


Ibu berdiri dengan kedua kaki lurus namun rileks. Agar posisi ibu tidak terlalu tegak maka aturlah agar dada dan perut agak terdorong ke belakang dan pantat agak terdorong ke depan. Pertahankanlah posisi ini samampu mungkin setiap saat.


8. Latihan Rileksasi Umum


Gerakan-gerakan ini dilakukan saat ibu beristirahat agar tercapai rileksasi bagi otot-otot perut dan tungkai yang merupakan otot-otot yang sangat berperan selama ibu mengandung. Gerakan-gerakan di bawah ini bisa menjadi pilihan ibu di saat beristirahat.


Gerakan 1 :


Tidur telentang kepala disangga bantal, dan kedua tungkai disangga guling hampir ke arah pantat.


Gerakan 2 :


Tidur miring kepala disangga bantal, tungkai yang sisi atas disangga bantal (baik tertumpang di atas tungkai sebelah bawah maupun bertumpu pada alas tidur). Bila perut sudah cukup besar pada sisi antara perut dan alas tidur diganjal bantal tipis atau selimut yang terlipat.


Gerakan 3 :


Posisi duduk pada kursi yang ada sandaran punggungnya namun muka menghadap ke arah sandaran kursi. Kedua tungkai ada di samping-samping kursi, kedua lengan terlipat di atas puncak sandaran kursi untuk tempat menyandarkan kepala.


LATIHAN KHUSUS


Usia Kehamilan 22 – 30 Minggu


1. Latihan Umum Diulang


2. Latihan-Latihan Untuk Penguatan – Perlemasan Otot Tungkai Pinggang Dan Perut.


Gerakan 1 :


Posisi ibu merangkak, lengan dan tungkai atas tegak lurus dengan lantai. Cembungkan punggung bawah sambil menundukkan kepala, kemudian cekungkan punggung bawah sambil menengadahkan kepala dengan hitungan 1 – 2 . ulangi sampai 8 X 8 hitungan.


Gerakan 2 :


Posisi ibu merangkak, lengan dan tungkai atas tegak lurus dengan lantai.


Angkat lengan kiri, kemudian belokkan tubuh ke kanan dan kembali lagi ke posisi semula. Hitungan 1 – 2.


Angkat lengan kanan, kemudian belokkan tubuh ke kiri dan kembali lagi ke posisi semula. Hitungan 3 – 4. ulangi sampai 8 X 8 hitungan.


Gerakan 3 :


Posisi ibu berdiri atau duduk (di kursi atau di tempat tidur), keduan tangan di pinggang, angkat lengan kiri ke atas, belokkan badan ke kanan, kembali lagi ke posisi semula. Hitungan 1 – 2.


Angkat lengan kanan ke atas dan belokkan badan ke kiri. Hitungan 3 – 4. ulangi sampai 8 X 8 hitungan.


3. Latihan Otot Pinggang (Pelvic Tilting Laterally)


Posisi ibu berdiri lengan lurus di samping badan dan tangan membuka ke samping.


Gerakan panggul kanan ke atas dengan tungkai tetap lurus sehingga telapak kaki kanan lebih tinggi dari telapak kaki kiri, kemudian kembali ke posisi semula.


Hitungan 1 – 2.


Lakukan gerakan yang sama untuk panggul kiri, dengan hitungan 3 – 4.


Ulangi sampai 8 X 8 hitungan.


4. Latihan otot perut – otot dasar panggul – otot punggung dan penguluran Otot paha


bagian dalam serta peningkatan gerakan sendi pangkal paha (pelvic rocking forward and backward).


Ibu berdiri tungkai dibuka selebar bahu dan lutut sedikit ditekuk. Letakkan tangan memegang tulang panggul (SIAS) dengan jari-jari di sisi depan dan ibu jari di sisi belakang. Gerakkan panggul ke depan dan ke belakang dengan hitungan 1 – 2 – …Ulangi sampai 8 X 8 hitungan.


5. Latihan Rotasi Tubuh


Ibu berdiri dan tungkai dibuka selebar bahu, tangan di pinggang. Putar badan ke kanan dan pandangan tetap lurus ke depan serta tungkai tetap lurus, kembali ke posisi semula dengan hitungan 1 – 2. Lakukan gerakan yang sama ke arah kiri dengan hitungan 3 – 4. Ulangi sampai 8 X 8 hitugan.


6. Latihan Pernafasan


Gerakan 1 :


Latuihan pernafasan pada saat latihan umum diulang.


Gerakan 2 (panting quick breathing) :


Tiupkan nafas dengan cepat dan keras lewat mulut kemudian tariknafas dalam lewat hidungdengan mulut terkatup, hitungan 1 – 2. ulangi sampai 8 X 8 hitungan.


LATIHAN KHUSUS


Usia Kehamilan 30 – 36 Minggu



  1. Latihan umum diulang.

  2. Gerkan pada usia 22 – 30 minggu diulang sampai 4 X 8 hitungan.

  3. Mengatasi keluhan :


Nyeri punggung bawah


a. Infra merah


b. Meratakan kurva tulang belakang 4 X 5.


Bengkak kedua tungkai


a. Penguluran otot betis


b. Meninggikan kedua tungkai pada saat istirahat.


LATIHAN KHUSUS


Usia kehamilan 36 – 40 minggu


1. Duduk bersila kedua tumit bertemu sedekat mungkin dengan selangkangan. Dengan bantuan berat badan tekan kedua lutut dengan telapak tanagan 4 X 8 hitungan.


2. Berpegangan pada sesuatu yang berat (meja, dll) kemudian berjongkok samapi ke tumit tanpa mengangkat tumit kemudian kembali ke posisi berdiri, lakukan 4 X 8 hitungan.


3. Latihan nafas saat mulai terjadi pembukaan jalan lahir (mulas-mulas) diulangi lagi (panting quick breathing) 4 X 8 hitungan.


4. Latihan meneran/ mengejan (valsava).


Ibu tidur telentang dengan bantal agar tinggi. Sebelum melakukan gerakan mengejan tarik nafas dulu, ditahan di daerah dada, diikuti lutut ditekuk dibuka ke samping dan kedua tangan memegang pergelangan kaki, angkat kepala dengan mendorong kepala ke arah jalan lahir. Gerakan ini dipertahankan samapi tidak kuat lagi. Kemudian nafas dikeluarkan lewat mulut secara tiba-tiba.


5. MengMassage payudara 1 X sehari.


6. Kurangi nyeri punggung bawah dengan kompres hangat.


gambar senam hamil


30 - 36 minggu, 36 - 40 minggu, Latihan, Panduan, senam hamil, usia kehamilan 22 - 30 minggu
BACA SELENGKAPNYA - Panduan Senam Hamil

INFEKSI NIFAS DAN KETUBAN PECAH DINI

INFEKSI NIFAS DAN KETUBAN PECAH DINI

INFEKSI NIFAS

A. PENDAHULUAN
Istlah infeksi nifas mencakup semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat-alat genetal pada waktu persalinan dan nifas. Infeksi ini merupakan penyebab kematian maternal, di negara-negara sedang berkembang, dengan pelayanan kebidanan yang masih jauh dari sempurna, peran infeksi nifas masih besar (Sarwono, 2006. hal : 690).

B. PENYEBAB TERJADINYA INFEKSI NIFAS DAN PENANGGULANGAN
1. Penyebab
Infeksi nifas dapat terjadi karena tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan pada pemeriksaan dalam atau operasi membawa bakteri yang sudah ada dalam vagina kedalam uterus. Kemungkinan lain adalah sarung tangan atau alat-alat terkena kontaminasi bakteri yang berasal dari hidung atau tenggorokan dokter atau pembantu-pembatunya. (Sarwono, 2006, hal : 691).
Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain : kurangnya gizi atau malnutrisi, anemia, kelelahan, proses persalinan bermasalah yakni partus lama/macet, persalinan traumatik, kurang baiknya proses pencegahan infeksi, manipulasi yang berlebihan dan dapat berlanjut dalam masa nifas, (Abdul Bari Saifuddin, 2006. hal : 260).

2. Penanggulangan
Usaha-usaha pencegahan terdiri dari atas membatasi sebanyak mungkin kuman-kuman dalam jalan lahir, menjaga supaya persalinan tidak berlarut-larut, menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin.
Pengobatan dengan antibiotik memegang peranan yang sangat penting dalam pengobatan infeksi nifas. Jenis antibiotika yang baik yang mempunyai khasiat yang nyata terhadap kuman-kuman yang menjadi penyabab infeksi nifas. Disamping pengobatan dengan antibiotika, tindakan-tindakan untuk mempertinggi daya tahan tubuh tetap di perlukan. Perawatan sangatlah penting, makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan hendaknya diberikan dengan cara yang cocok dengan keadaan penderita, bila perlu tranfusi darah dilakukan. (Sarwono, 2006, hal : 699).
Bila infeksi dalam dan melibatkan otot dan menyebabkan nekrosis halus berlubang, lakukan jahitan sekunder 2 – 4 minggu setelah infeksi membaik. Berikan nasehat kebersihan dan pemakaian pembalut yang bersih dan sering di ganti. (Abdul Bari Saifuddin, 2006, hal : 264).

C. KESIMPULAN
Infeksi nifas adalah mencakup semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat-alat genital pada waktu persalinan dan nifas, infeksi nifas dapat terjadi karena kuman pemeriksa atau penolong, penanggulangan membatasi sebanyak mungkin kuman-kuman dalam jalan lahir.



DAFTAR PUSTAKA


Prawirohardjo, Sarwono, 2006, Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.

Saifuddin, Abdul Bari, 2006, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.
KETUBAN PECAH DINI

A. PENDAHULUAN
Ketuban pecah dini (KPD) adalah suatu keadaan dimana selaput ketuban pecah pada kehamilan yang telah viable dan 6 jam setelah itu tidak diikuti dengan terjadinya persalinan (Achadiat, Chrisdiono M, 2004 : 81).
Kebanyakan ibu dengan KPD akan mengalami persalinan spontan dan hasilnya baik. Namun, ada bahaya yang berhubungan dengan ketuban pecah meliputi infeksi, tali pusat menumbung, infeksi latrogenik, asenden dari pemeriksaan vagina dan perlunya indukasi atau augmentasi persalinan dengan intervensi yang sesuai. (Chapman, Vicky, 2006 : 6).

B. MASALAH DAN PENANGULANGAN
1. Masalah
a. Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu.
b. Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung.
c. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm.
2. Penanggulangan
a. Penanganan umum
1) Konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG.
2) Lakukan pemeriksaan inspekulo (dengan spekulum DTT) untuk menilai cairan yang keluar (jumlah, warna,bau) dan membedakannya dengan urin.
3) Jika ibu mengelum perdarahan pada akhir kehamilan (setelah 22 minggu), jangan lakukan pemeriksaan dalam secara digital.
4) Tentukan ada tidaknya infeksi.
5) Tentukan tanda-tanda inpartu.
b. Penanganan khusus
1) Bau cairan ketuban yang khas
2) Jikamkeluarnya cairan ketuban sedikit-sedikit, tampung cairan yang keluar dan nilai satu jam kemudian.
3) Dengan spekulum DTT, lakukan pemeriksaan inspekulo. Nilai apakah cairan keluar melalui ostium uteri atau terkumpul di forniks posterios. Jangan lakukan pemeriksaan dalam dengan jari, karena tidak membantu diagnosis dan dapat mengundang inspeksi.
4) Jika mungkin, lakukan :
- Tes lakmus (tes nitrazin), jika kertas lakmus merah berubah berubah menjadi biru menunjukkan adanya cairan ketuban (alkalis) darah dan infeksi vagina dapat menghasilkan tes yang positif – palsu.
- Tes pakis, jangan meneteskan cairan ketuban pada gelas objek dan biarkan kering. Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan kristal cairan amnion dan gambaran daun pakis. (Syaefuddin, Abdul Bari, 2002 ; M – 112 – M – 114).

C. KESIMPULAN
Pengelolaan ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah yang masih konstraversial dalam kebidanan. Pengelolaan yang optimal dan baku masih belum ada, selalu berubah. KPD seringkali menimbulkan konsekuensi yang dapat menimbulkan mordibitas dan mortalitas pada ibu maupun bayi terutama kematian perinatal yang cukup tinggi ini antara lain di sebabkan karena kematian akibat kurang bulan dan kejadian infeksi yang meningkat karena partus tak maju, partus lama dan partus buatan yang sering dijumpai pada pengelolaan kasus KPD terutama pada pengelolaan konservatif. .

DAFTAR PUSTAKA
Achadiat, Chrisdiono M, 2004, Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi, Jakarta : EGC.
Chapman, Vicky, 2006, Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran, Jakarta : EGC.
Saifuddin, Abdul Bari, 2006, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.

BACA SELENGKAPNYA - INFEKSI NIFAS DAN KETUBAN PECAH DINI

Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem Perkemihan

Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem Perkemihan

Pada masa hamil, perubahan hormonal yaitu kadar steroid tinggi yang berperan meningkatkan fungsi ginjal. Begitu sebaliknya, pada pasca melahirkan kadar steroid menurun sehingga menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita melahirkan. Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12 – 36 jam sesudah melahirkan


Hal yang berkaitan dengan fungsi sistem perkemihan, antara lain:



  1. Hemostatis internal.

  2. Keseimbangan asam basa tubuh.

  3. Pengeluaran sisa metabolisme.



Hemostatis internal.

Tubuh, terdiri dari air dan unsur-unsur yang larut di dalamnya, dan 70% dari cairan tubuh terletak di dalam sel-sel, yang disebut dengan cairan intraselular. Cairan ekstraselular terbagi dalam plasma darah, dan langsung diberikan untuk sel-sel yang disebut cairan interstisial. Beberapa hal yang berkaitan dengan cairan tubuh antara lain edema dan dehidrasi. Edema adalah tertimbunnya cairan dalam jaringan akibat gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh. Dehidrasi adalah kekurangan cairan atau volume air yang terjadi pada tubuh karena pengeluaran berlebihan dan tidak diganti.


Keseimbangan asam basa tubuh.

Keasaman dalam tubuh disebut PH. Batas normal PH cairan tubuh adalah 7,35-7,40. Bila PH >7,4 disebut alkalosis dan jika PH < 7,35 disebut asidosis.


Pengeluaran sisa metabolisme, racun dan zat toksin ginjal.

Zat toksin ginjal mengekskresi hasil akhir dari metabolisme protein yang mengandung nitrogen terutama urea, asam urat dan kreatinin.


Ibu post partum dianjurkan segera buang air kecil, agar tidak mengganggu proses involusi uteri dan ibu merasa nyaman. Namun demikian, pasca melahirkan ibu merasa sulit buang air kecil.

Hal yang menyebabkan kesulitan buang air kecil pada ibu post partum, antara lain:



  1. Adanya odema trigonium yang menimbulkan obstruksi sehingga terjadi retensi urin.

  2. Diaforesis yaitu mekanisme tubuh untuk mengurangi cairan yang teretansi dalam tubuh, terjadi selama 2 hari setelah melahirkan.

  3. Depresi dari sfingter uretra oleh karena penekanan kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulus sfingter ani selama persalinan, sehingga menyebabkan miksi.


Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen akan menurun, hilangnya peningkatan tekanan vena pada tingkat bawah, dan hilangnya peningkatan volume darah akibat kehamilan, hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk mengatasi kelebihan cairan. Keadaan ini disebut dengan diuresis pasca partum. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.


Kehilangan cairan melalui keringat dan peningkatan jumlah urin menyebabkan penurunan berat badan sekitar 2,5 kg selama masa pasca partum. Pengeluaran kelebihan cairan yang tertimbun selama hamil kadang-kadang disebut kebalikan metabolisme air pada masa hamil (reversal of the water metabolisme of pregnancy).


Rortveit dkk (2003) menyatakan bahwa resiko inkontinensia urine pada pasien dengan persalinan pervaginam sekitar 70% lebih tinggi dibandingkan resiko serupa pada persalinan dengan Sectio Caesar. Sepuluh persen pasien pasca persalinan menderita inkontinensia (biasanya stres inkontinensia) yang kadang-kadang menetap sampai beberapa minggu pasca persalinan. Untuk mempercepat penyembuhan keadaan ini dapat dilakukan latihan pada otot dasar panggul.


Bila wanita pasca persalinan tidak dapat berkemih dalam waktu 4 jam pasca persalinan mungkin ada masalah dan sebaiknya segera dipasang dower kateter selama 24 jam. Bila kemudian keluhan tak dapat berkemih dalam waktu 4 jam, lakukan kateterisasi dan bila jumlah residu > 200 ml maka kemungkinan ada gangguan proses urinasinya. Maka kateter tetap terpasang dan dibuka 4 jam kemudian , bila volume urine < 200 ml, kateter dibuka dan pasien diharapkan dapat berkemih seperti biasa.


Referensi
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 81)
Dessy, T., dkk. 2009. Perubahan Fisiologi Masa Nifas. Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta.
scribd.com/doc/16287636/ASUHAN-KEPERAWATAN-MATERNITAS
diunduh 12 Feb 2010, 04:30 PM.
scribd.com/doc/21899776/BAB-I?secret_password=&autodown=pdf
diunduh 9 Feb 2010, 07:58 PM.
scribd.com/doc/24817163/Postpartum-Normal diunduh 12 Feb 2010, 04:46 PM.
Kuliahbidan. 2008. Perubahan dalam Masa Nifas. kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/19/perubahan-dalam-masa-nifas/ diunduh 6 Feb 2010, 02:25 PM.
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 59).
http://askep-askeb.cz.cc/
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 80-82).
Widjanarko, B. 2009. Masa Nifas. obfkumj.blogspot.com/ diunduh 9 Feb 2010, 04:07 PM.
Zietraelmart. 2008. Perubahan Fisiologi Masa Nifas. zietraelmart.multiply.com/journal/item/22/PERUBAHAN_FISIOLOGIS_MASA_NIFAS diunduh 6 Feb 2010, 02:35 PM.

BACA SELENGKAPNYA - Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem Perkemihan

Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem Reproduksi (Part 2)

Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem Reproduksi (Part 2)

Perubahan Ligamen


Setelah bayi lahir, ligamen dan diafragma pelvis fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan saat melahirkan, kembali seperti sedia kala. Perubahan ligamen yang dapat terjadi pasca melahirkan antara lain: ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi; ligamen, fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendor.


Perubahan pada Serviks


Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendor, terkulai dan berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan korpus uteri berkontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga perbatasan antara korpus dan serviks uteri berbentuk cincin. Warna serviks merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah. Segera setelah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukan 2–3 jari dan setelah 1 minggu hanya 1 jari saja yang dapat masuk.


Oleh karena hiperpalpasi dan retraksi serviks, robekan serviks dapat sembuh. Namun demikian, selesai involusi, ostium eksternum tidak sama waktu sebelum hamil. Pada umumnya ostium eksternum lebih besar, tetap ada retak-retak dan robekan-robekan pada pinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya.


Lokia


Akibat involusi uteri, lapisan luar desidua yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa cairan. Percampuran antara darah dan desidua inilah yang dinamakan lokia.

Lokia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa/alkalis yang membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal.


Lokia mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Lokia mengalami perubahan karena proses involusi. Pengeluaran lokia dapat dibagi menjadi lokia rubra, sanguilenta, serosa dan alba. Perbedaan masing-masing lokia dapat dilihat sebagai berikut:




































Lokia



Waktu



Warna



Ciri-ciri


Rubra1-3 hariMerah kehitamanTerdiri dari sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekoneum dan sisa darah
Sanguilenta3-7 hariPutih bercampur merahSisa darah bercampur lendir
Serosa7-14 hariKekuningan/ kecoklatanLebih sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi plasenta
Alba>14 hariPutihMengandung leukosit, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati.

Umumnya jumlah lochia lebih sedikit bila wanita postpartum dalam posisi berbaring daripada berdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina bagian atas saat wanita dalam posisi berbaring dan kemudian akan mengalir keluar saat berdiri. Total jumlah rata-rata pengeluaran lokia sekitar 240 hingga 270 ml.


Perubahan Pada Vulva, Vagina dan Perineum


Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan, setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam keadaan kendor. Rugae timbul kembali pada minggu ke tiga. Himen tampak sebagai tonjolan kecil dan dalam proses pembentukan berubah menjadi karankulae mitiformis yang khas bagi wanita multipara. Ukuran vagina akan selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat sebelum persalinan pertama.

Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun dilakukan episiotomi dengan indikasi tertentu. Meskipun demikian, latihan otot perineum dapat mengembalikan tonus tersebut dan dapat mengencangkan vagina hingga tingkat tertentu. Hal ini dapat dilakukan pada akhir puerperium dengan latihan harian.


Referensi
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 73-80)
Bambang, W. 2009. Masa Nifas. obfkumj.blogspot.com/ diunduh 9 Feb 2010, 04:07 PM.
Dessy, T., dkk. 2009. Perubahan Fisiologi Masa Nifas. Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta.
scribd.com/doc/17226035/Post-Partum-Oke diunduh 8 Feb 2010, 11:46 PM.
scribd.com/doc/21899776/BAB-I?secret_password=&autodown=pdf diunduh 9 Feb 2010, 07:58 PM.
Kuliahbidan. 2008. Perubahan dalam Masa Nifas. kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/19/perubahan-dalam-masa-nifas/ diunduh 6 Feb 2010, 02:25 PM.
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 53-57).
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 77-79).
http://askep-askeb.cz.cc/
Zietraelmart. 2008. Perubahan Fisiologi Masa Nifas. zietraelmart.multiply.com/journal/item/22/PERUBAHAN_FISIOLOGIS_MASA_NIFAS diunduh 6 Feb 2010, 02:35 PM

BACA SELENGKAPNYA - Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem Reproduksi (Part 2)

Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem Pencernaan

Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem Pencernaan

Sistem gastrointestinal selama kehamilan dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya tingginya kadar progesteron yang dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolestrol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos. Pasca melahirkan, kadar progesteron juga mulai menurun. Namun demikian, faal usus memerlukan waktu 3-4 hari untuk kembali normal.


Beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan pada sistem pencernaan, antara lain:



  1. Nafsu makan.

  2. Motilitas.

  3. Pengosongan usus.


Nafsu Makan

Pasca melahirkan, biasanya ibu merasa lapar sehingga diperbolehkan untuk mengkonsumsi makanan. Pemulihan nafsu makan diperlukan waktu 3–4 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari.


Motilitas

Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anastesia bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.


Pengosongan Usus

Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan awal masa pascapartum, diare sebelum persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang makan, dehidrasi, hemoroid ataupun laserasi jalan lahir. Sistem pencernaan pada masa nifas membutuhkan waktu untuk kembali normal.


Beberapa cara agar ibu dapat buang air besar kembali teratur, antara lain:



  1. Pemberian diet / makanan yang mengandung serat.

  2. Pemberian cairan yang cukup.

  3. Pengetahuan tentang pola eliminasi pasca melahirkan.

  4. Pengetahuan tentang perawatan luka jalan lahir.

  5. Bila usaha di atas tidak berhasil dapat dilakukan pemberian huknah atau obat yang lain.


Referensi
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 80)
Dessy, T., dkk. 2009. Perubahan Fisiologi Masa Nifas. Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta.
scribd.com/doc/17226035/Post-Partum-Oke diunduh 8 Feb 2010, 11:46 PM.
scribd.com/doc/24817163/Postpartum-Normal diunduh 12 Feb 2010, 04:46 PM.
http://askep-askeb.cz.cc/
Kuliahbidan. 2008. Perubahan dalam Masa Nifas. kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/19/perubahan-dalam-masa-nifas/ diunduh 6 Feb 2010, 02:25 PM.
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 58-59).
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 80).
Zietraelmart. 2008. Perubahan Fisiologi Masa Nifas. zietraelmart.multiply.com/journal/item/22/PERUBAHAN_FISIOLOGIS_MASA_NIFAS diunduh 6 Feb 2010, 02:35 PM.

BACA SELENGKAPNYA - Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem Pencernaan

Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem Reproduksi (Part 1)

Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem Reproduksi (Part 1)

Perubahan alat-alat genital baik interna maupun eksterna kembali seperti semula seperti sebelum hamil disebut involusi. Bidan dapat membantu ibu untuk mengatasi dan memahami perubahan-perubahan seperti:



  1. Involusi uterus.

  2. Involusi tempat plasenta.

  3. Perubahan ligamen.

  4. Perubahan serviks.

  5. Lochia.

  6. Perubahan vulva, vagina dan perineum.


Involusi Uterus


Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil.

Proses involusi uterus adalah sebagai berikut:



  1. Iskemia Miometrium – Hal ini disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta sehingga membuat uterus menjadi relatif anemi dan menyebabkan serat otot atrofi.

  2. Atrofi jaringan – Atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi penghentian hormon esterogen saat pelepasan plasenta.

  3. Autolysis – Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot uterus. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah mengendur hingga panjangnya 10 kali panjang sebelum hamil dan lebarnya 5 kali lebar sebelum hamil yang terjadi selama kehamilan. Hal ini disebabkan karena penurunan hormon estrogen dan progesteron.

  4. Efek Oksitosin – Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterus sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan.


Ukuran uterus pada masa nifas akan mengecil seperti sebelum hamil. Perubahan-perubahan normal pada uterus selama postpartum adalah sebagai berikut:




































Involusi Uteri



Tinggi Fundus Uteri



Berat Uterus



Diameter Uterus



Plasenta lahir



Setinggi pusat



1000 gram



12,5 cm



7 hari (minggu 1)



Pertengahan pusat dan simpisis



500 gram



7,5 cm



14 hari (minggu 2)



Tidak teraba



350 gram



5 cm



6 minggu



Normal



60 gram



2,5 cm



Dibawah ini dapat dilihat perubahan tinggi fundus uteri pada masa nifas.


Gambar. Tinggi fundus uterus pada masa nifasGambar. Tinggi fundus uteri pada masa nifas


Involusi Tempat Plasenta


Uterus pada bekas implantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan menonjol ke dalam kavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, dengan cepat luka mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. Penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali. Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh thrombus. Luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut. Hal ini disebabkan karena diikuti pertumbuhan endometrium baru di bawah permukaan luka. Regenerasi endometrium terjadi di tempat implantasi plasenta selama sekitar 6 minggu. Pertumbuhan kelenjar endometrium ini berlangsung di dalam decidua basalis. Pertumbuhan kelenjar ini mengikis pembuluh darah yang membeku pada tempat implantasi plasenta hingga terkelupas dan tak dipakai lagi pada pembuangan lokia.


Referensi

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 73-80)
http://askep-askeb.cz.cc/
Bambang, W. 2009. Masa Nifas. obfkumj.blogspot.com/ diunduh 9 Feb 2010, 04:07 PM.
Dessy, T., dkk. 2009. Perubahan Fisiologi Masa Nifas. Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta.
scribd.com/doc/17226035/Post-Partum-Oke diunduh 8 Feb 2010, 11:46 PM.
scribd.com/doc/21899776/BAB-I?secret_password=&autodown=pdf diunduh 9 Feb 2010, 07:58 PM.
Kuliahbidan. 2008. Perubahan dalam Masa Nifas. kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/19/perubahan-dalam-masa-nifas/ diunduh 6 Feb 2010, 02:25 PM.
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 53-57).
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 77-79).
Zietraelmart. 2008. Perubahan Fisiologi Masa Nifas. zietraelmart.multiply.com/journal/item/22/PERUBAHAN_FISIOLOGIS_MASA_NIFAS diunduh 6 Feb 2010, 02:35 PM.

BACA SELENGKAPNYA - Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem Reproduksi (Part 1)
INGIN BOCORAN ARTIKEL TERBARU GRATIS, KETIK EMAIL ANDA DISINI:
setelah mendaftar segera buka emailnya untuk verifikasi pendaftaran. Petunjuknya DILIHAT DISINI